NovelToon NovelToon
Bianglala Negeri Impian

Bianglala Negeri Impian

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Agung Riyadi

kisah cerita Randu, seorang anak korban musibah tanah longsor di kampungnya dan hanya dia satu satunya yang selamat, kemudian mendapatkan anugerah kesaktian yang tiada taranya dari jiwa leluhur, menjalani liku liku kehidupannya dan berusaha menggapai semua impian dan cintanya.
berhasilkah Randu, please check it out the story

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agung Riyadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Senyuman Bidadari

"Eh ayah sudah tiba rupanya, maaf ayah tadi mama sedang di dapur bantuin Sumi masak buat makan malam, eh ini anak yang kemarin di katakan kang Sumitra itu kah ?" ujar seorang wanita dewasa cantik yang terlihat sebaya dengan mendiang emak Randu sendiri.

Randu sebenarnya sudah bisa mengira bahwa wanita inilah ibu angkatnya itu dan bernama Yeni yang nama itu beberapa kali ia ikut dengar saat Pak Priyatna sedang bercakap cakap dengan Bu Sumitra maupun Pak Sumitra kemarin.

"Mama sudah mendingan ? sudah ke klinik belum ?" tanya Pak Priyatna sambil mengulurkan tangannya menyambut uluran tangan dari istrinya yang ingin menyalaminya.

"Alhamdulillah sudah ayah, di belikan obat warung saja sama Tiara kemarin ?" jawab Bu Yeni setelah menyalami tangan suaminya itu dengan menciumnya di keningnya.

"Ah harusnya mama, ke klinik saja biar diperiksa sekalian tekanan darah mama. Oh iya benar mah, kenalkan ini Randu anak malang yang jadi korban musibah di Margahayu kemaren dan ini juga keponakannya Wiguna mah ?" ujar Pak Priyatna pada istrinya yang semuanya juga didengar oleh Randu.

Randu menurunkan karung beras yang dipanggul di pundak kecilnya itu perlahan sebelum menyapa dan menyalami ibu angkatnya itu dengan sopan.

Bu Yeni yang memang sangat merindukan kehadiran anak laki laki langsung semringah wajahnya dan tersenyum kepada Randu.

"Mungkin rumah ini tak sebesar rumah keluarga Sumitra nak, tapi mama harap kamu baik baik dan betah disini ya nak," ujar Bu Yeni yang semakin tertarik dengan Randu yang sangat sopan menurutnya dan penampilannya juga cukup bersih terawat apalagi wajah Randu terlihat mirip dengan Wiguna sahabat yang hampir bisa dikatakan telah ikut menyelamatkan hidupnya ketika ia menderita sakit cukup parah beberapa waktu yang telah lampau.

"Terimakasih banyak mama karena telah bersedia menerima Randu jadi bagian keluarga bapak dan mama," ujar Randu sembari dihiasi oleh senyuman manisnya.

"Ya sudah ayo masuk dulu nak !" ujar Bu Yeni yang kemudian melangkah duluan sambil menjinjing sebuah kardus barang bawaan pemberian Bu Sumitra yang isinya entah apa.

"Oh iya sekarang sekolah kamu kelas berapa nak ?" tanya Bu Yeni ramah dan langsung bisa akrab dengan Randu.

"Kelas lima mama, sekelas dengan Gandi," jawab Randu.

"Oh berarti nanti kamu panggil Tiara kakak yah karena ia satu tahun lebih tua dari kamu," ujar Bu Yeni yang kemudian memanggil nama anak perempuan satu satunya yang juga anak semata wayangnya yang beliau lahir kan.

Dan tak lama kemudian dari balik sebuah kamar di ruang tengah muncul seorang gadis yang menginjak remaja berparas sangat cantik dan manis yang sama tingginya dengan Randu sendiri.

Sesaat kemudian baik gadis itu maupun Randu saling bertatapan mata sebelum kemudian Randu yang memilih untuk menundukkan kepalanya.

"Tiara ini kenalkan adik baru kamu yah namanya Randu," ujar Bu Yeni.

Gadis kecil yang beranjak remaja kemudian tersenyum manis sesaat kepada Randu, yang bagi Randu itu merupakan sebuah pemandangan terindah yang pernah dilihatnya yang ia dapat dari anak sebayanya.

Tiara yang memang terlihat lebih dewasa daripada Randu itu kemudian dengan gontai melangkah menghampiri Randu dan kemudian mengulurkan tangannya kepada Randu.

Randu tentu saja langsung menyambutnya dengan senang hati dan kemudian menyalaminya dengan menciumnya dengan bibirnya, yang sekilas membuat rona merah pada wajah gadis bernama Tiara itu.

Baik Tiara maupun papa mamanya sebenarnya sudah melihat Randu di televisi yang memberitakan perihal musibah tanah longsor yang merenggut puluhan korban jiwa yang semuanya adalah keluarga Randu itu, kala itu mereka semua melihat Randu yang menangis pilu tampak sangat menyedihkan.

"Aku turut bersedih atas musibah di Margahayu itu," gumam Tiara pelan saja karena ia masih merasa malu malu.

"Terimakasih banyak kak Tiara," jawab Randu.

"Kamu sekarang kelas berapa ?"

"Kelas lima kak, satu kelas sama Gandi,"

"Gandi ? oh iya gimana kabar mereka ?" tanya Tiara yang entah kenapa merasa langsung bisa akrab dengan Randu.

"Baik kak, semuanya baik bapak dan ibu lurah juga sehat semua Alhamdulillah," jawab Randu.

Pak Priyatna dan istrinya hanya saling tersenyum saja melihat kedua anak itu ternyata sangat cepat mengakrabkan diri masing masing.

"Tiara sebaiknya Randu diantarkan ke kamarnya saja dulu biar bisa istirahat," ujar Pak Priyatna pada anak gadisnya itu.

"Ayo ku antar ke kamar kamu !" kata Tiara.

"Terimakasih kak," ujar Randu yang kemudian mengikuti gadis cantik yang paling cantik yang pernah dilihatnya itu, bahkan beberapa mendiang saudara sepupunya yang termasuk bunga desa di Margahayu juga kalah manis sama Tiara menurutnya.

Randu sebenarnya sangat jarang sekali berada di dalam kamar untuk waktu yang cukup lama, karena kebiasaannya yang lebih senang berada di luar rumah, namun hari ini ia benar benar hanya ingin berada di dalam kamar saja.

Keesokan paginya dimana kebetulan hari masih libur karena hari minggu, Randu senang sekali ketika Tiara mengajaknya jalan jalan lari pagi ke sebuah taman bermain yang ternyata ramai sekali menurut Randu, banyak anak kecil bersama orang tuanya dan anak anak sebayanya yang beraktivitas di tempat itu mulai dari sekedar lari lari kecil maupun senam ataupun hanya sekedar duduk duduk saja di kursi yang ada di taman itu.

Hari itu juga Randu, langsung mendapatkan beberapa teman baru anak anak sebaya mereka yang tinggal di kompleks perumahan dimana mereka tinggal yang artinya anak anak itu saling bertetangga dengan mereka.

Seperti biasanya meskipun Randu tergolong anak yang cukup ramah namun karena sifatnya yang pendiam dia tidak banyak berbicara jika tak ada yang mengajaknya bicara.

"Randu kamu nanti mau sekolah dimana? didekat sini ada dua SD dan satu madrasah," tanya Niar yang nama lengkapnya adalah Yuniar Sukmawati Pratiwi salah satu teman barunya yang merupakan teman sekelas Tiara.

"Nggak tau kak, terserah bapak saja kalo soal itu," jawab Randu yang memang sudah sangat ingin kembali masuk ke sekolah lagi setelah hampir tiga minggu lamanya ia vakum dari kegiatan wajib bagi anak anak seusianya itu.

"Masuk di sekolahku saja Randu, di Madrasah nanti banyak pelajaran agamanya," sambung Andika yang diketahui sebagai anak seorang ustadz yang juga berprofesi sebagai salah satu pengajar di Madrasah yang di maksud itu.

"Iya Dika nanti gimana bapak saja," jawab Randu sama seperti jawabannya atas pertanyaan Niar.

"Eh aku mau beli ketoprak dulu ya kalian mau beli juga nggak ?" ujar Andika.

Tiara menatap Randu yang menggelengkan kepalanya.

"Aku mau makan di rumah saja Dik," ujar Tiara yang di setujui oleh Randu.

"Aku juga Dik, maaf ya nggak bisa menemani," sambung Yuniar.

Akhirnya dengan raut wajah agak kecewa, Andika meninggalkan mereka untuk menghampiri penjual ketoprak yang ikut mencari peruntungannya di taman kecil itu.

Mereka bertiga kemudian melanjutkan perjalanan mereka sampai kemudian Yuniar memisahkan dirinya di persimpangan tengah kompleks untuk pulang ke rumahnya sendiri.

1
Agung Riyadi
luar biasa
Laelia
Ngangenin deh ceritanya.
Agung Riyadi: makasih 🙏🙏
total 1 replies
Phoenix Ikki
Bingung mau baca apa lagi sekarang. 🤷‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!