Light Of The Mandogarian

Tiba saatnya dimana hari yang dinantikan banyak orang telah tiba, Hari dimana babak pertama Kompetisi Jiwa tak terbatas dimulai, semua orang dari peserta, Juri, Pemerintah, serta penonton tampak antusias terhadap Kompetisi yang diadakan 3 tahun sekali ini.

Tampak banyak orang sedang menuju ke beberapa Universitas untuk menyaksikan pertandingan yang melegenda ini, terutama  di Universitas Daja tampak banyak sekali orang dari berbagai Organisasi Swasta ataupun pemerintah mendatangi Universitas tersebut, mereka menduga kalau seseorang yang menyebabkan guncangan karena tekanan Hikari pada waktu itu berasal dari universitas Daja.

tampak Vergyl yang memandangi para peserta dengan ekspresi  mengerikan dan memancarkan Aura yang membuat orang lain begidik ngeri. kemudian di kampus Banji tampak Aloy memandangi dan mewaspadai seorang peserta yang menggunakan jubah hitam serta topeng yang menyeramkan seperti iblis.

lalu di kampus Kane tampak Merick dengan ekspresi liciknya menelpon seseorang, ia berkata "Bagaimana?, apa sudah kalian kerjakan?."

lalu balas suara pria lain "sudah tuan, anda tidak perlu khawatir untuk melewati babak ini tidak ada makhluk yang tidak bisa saya urus."

"HAHAHA, Bagus kalau begitu, kalian bisa beristirahat dengan santai untuk sekarang." Balas Merick sambil mematikan teleponnya.

lalu Diny yang datang dari arah lain segera memegang pundak Merick, Diny menunjukkan ekspresi yang bimbang kepada Merick.

"ada apa sih sayang?." tanya Merick kepada Diny.

"aku cuma ingin kamu menggunakan kekuatanmu sendiri di kompetisi jiwa tak terbatas yang cuma diadakan 3 tahun sekali ini."

"Diny cukup, kamu gaperlu ikut campur dalam hal ini, cukup ketahuilah aku cuma ingin menghemat energiku ketika berhadapan dengan musuh yang kuat nanti." Jawab Merick dengan tegas.

Dini hanya diam kecewa karena tak mampu menasehati Merick yang melakukan suatu rencana liciknya.

Lalu berpindah ke kampus Kaiha tampak banyak orang berjalan memasuki kampus tersebut, semua penonton, peserta, juri, wali mahasiswa, mahasiswa, orang-orang pemerintahan, beberapa orang militer, bahkan alumni yang sudah lulus juga memasuki kampus dengan antusias.

Semua orang menuju ke gedung pertandingan dan segera mengisi tempat duduk yang kosong hingga memenuhi ruangan, bahkan tidak sedikit orang yang harus berdiri di belakang untuk menonton karena tidak kebagian tempat duduk.

Tampak gerombolan pasukan Arga yang memasuki gedung memancarkan aura kengerian yang mengalihkan pandangan para penonton.

"Arga, jadi gimana persiapanmu untuk pertandingan nanti?." Tanya Kenzo.

Lalu Arga menjawab "segalanya telah aku persiapkan, aku sudah tahu list peserta dan akan berhadapan dengan siapa nantinya, aku juga sudah mengaturnya untukmu, tapi sepertinya Aran kurang beruntung bertemu dengan Leya di awal nanti."

"Hah apa maksudmu aku kurang beruntung? Dia hanya seorang wanita." Sahut Aran.

Lalu Arga menjelaskan

"kau kira aku jatuh hati pada Leya hanya karena dia cantik? Dia juga seorang petarung ahli, walau aku menyukainya aku sarankan kau untuk mengeluarkan seluruh kekuatanmu nanti."

Aran menyahut dengan raut wajah kesal

"baiklah kalau begitu, kau sendiri yang mengizinkan aku untuk tidak segan-segan pada pujaan hatimu."

Arga hanya tersenyum meledek dan bergumam dalam hati.

"Leya saat kau pernah membuatku terpojok ketika pertama kali kita berlatih bersama kau benar-benar membuatku terkagum sampai menaruh hati kepadamu, aku ingin melihat sejauh apa kau berkembang sekarang."

Di sisi lain tampak ke 4 sahabat kita masuk dengan penuh senyum dan antusias tidak sabar dengan pertandingan nanti.

"Wah ramai sekali, pasti kompetisi tahun ini lebih banyak penonton karena perubahan peraturan yang gila itu." Ucap Alfa.

Lalu Kenny menyahut "sepertinya begitu, karena pertandingan saat ini semua peserta pasti akan mengerahkan seluruh kemampuannya di dalam pertandingan."

Satyra dengan ekspresi masam menjawab "Kenny, Gerdy, Alfa jika kalian nanti bertemu lawan yang menurut kalian dia terlalu kuat untuk kalian, cukup menyerah saja, peraturan lain menyebutkan jika 1 peserta mengaku menyerah kepada peserta lain maka dia akan di nyatakan kalah, kompetisi tahun ini aku memiliki firasat buruk, pasti seluruh peserta tidak akan segan-segan untuk membunuh lawannya dengan kekuatan penuh."

Alfa dan Kenny hanya diam mengangguk sedangkan Gerdy tampak fokus memandang kearah lain.

"Gerdy... Kenapa?." Tanya Satyra.

"Rein, dia terlihat aneh." Jawab Gerdy dengan wajah serius dan penasaran.

Rein adalah mahasiswa kampus Kaiha dan hanya seorang manusia murni, dia memiliki paras berbadan tinggi besar dengan tubuh yang dempal, dia selalu ceria ketika di kampus dan dikenal sebagai mahasiswa yang ramah. Namun kini Rein tampak memiliki paras mengerikan, seluruh otot-ototnya tegang seolah-olah dia ingin mengamuk kapan saja.

"Ada apa dengannya?, dia tak biasanya tampak seperti itu." Sahut Satyra.

Lalu Kenny juga menambahkan "Aura Rein bahkan lebih mengerikan daripada Arga, dia kenapa?."

Tak lama seorang wanita menyapa dari belakang. "Heii Tyraaa."

Ke 4 sahabat itu segera menoleh kebelakang dan melihat kearah suara yang memanggil Satyra.

Tampak Leya dan Dara yang sedang bergegas menuju kearah mereka, Dara adalah sahabat Leya juga seorang mahasiswi kampus Kaiha yang memiliki paras cantik mempesona tak kalah dengan Leya, dia juga seorang Mandogarian namun bukan seorang petarung.

Saat Leya dan Dara menuju kearah mereka, tampak Alfa yang melihat Dara dengan mata berbinar-binar dan berkata dalam hati.

"Cantik banget, apa dia bidadari yang berasal dari surga?."

Tak lama Leya dan Dara berada di depan ke 4 sahabat itu.

Dara berkata dengan penuh senyum dan antusias

"Tyra, nih aku bawain ayangmu, titip Leya ya semoga kalian menang nanti."

"Sembarangan, jangan dengerin omongan Dara." Sahut Leya dengan malu.

Satyra juga tampak malu tersenyum, tapi ketiga sahabatnya tampak tersenyum meledek.

"Ah tenang aja kalo support sistemnya si Tyra pasti bakal kami jagain kok." Jawab Gerdy yang semakin mendalami suasana.

"Hahaha iya kalo ayangnya Tyra ini bersama kita pasti aman kok." Sahut juga Kenny.

Satyra dan Leya tampak semakin malu lalu Leya berkata dengan tersenyum dan memejamkan matanya

"Hehe kalian berdua bakal aku hajar sampai mati kalau bertemu aku di pertandingan nanti."

"Eh eh udah udah, makasih ya Dara udah nganterin Leya, ngomong-ngomong kamu bakal nonton kami nggak?." Ucap Satyra yang masih merasa malu mencairkan suasana.

Lalu Dara menjawab "iyaa kok nanti aku nonton kalian sambil dukung kalian, semangat ya."

Leya, Satyra, Gerdy, dan Kenny lantas mengucapkan terima kasih kepada Dara, namun Alfa tampak hanya diam dan melamun dengan mata berbinar-binar. Sontak kelima orang ini segera memindahkan pandangannya ke Alfa.

"Woi Alfa, ngelamun apaan?." Tanya Gerdy.

Lalu Kenny juga menyahut "Tumben diem aja, biasanya paling jago kalo ngebully Leya sama Satyra, mikirin apaan?."

Alfa segera sadar dan refleks tersenyum menjawab pertanyaan mereka. "Nggak kok ga mikirin apa-apa, makasih ya Dara."

"Kalo gitu aku pamit dulu ya, dadah teman-teman." Jawab Dara.

Dara segera pergi meninggalkan kelima orang ini lalu Alfa, Satyra, Leya, Kenny, dan Gerdy juga segera pergi kearah para peserta berkumpul di suatu ruangan.

Satyra tiba-tiba mengulurkan tangannya ke Leya dan segera Leya juga menggenggam tangan Satyra.

"Kalian bertiga kalo kelamaan sendiri entar tangannya berdebu." Ucap Satyra yang meledek tiga sahabatnya.

Leya tampak tersenyum tertawa, sedangkan Kenny dan Gerdy tersenyum kesal.

"Woi sialan." Seru Gerdy sambil mengejar Satyra dan Leya.

Lalu Kenny juga mengumpat "Tyra Kampret."

Sedangkan Alfa hanya diam melamun memikirkan senyum Dara yang baru di lihatnya tadi.