DANGKAL
Malam terasa dingin sekali! Nayla sedang asik membaca buku diari milik nya. Dalam buku diari itu tentang perasaannya yang terpendam sejak lama.
"Andai dia mengerti perasaan ku sejak awal masuk sekolah SMA" ucap Nay yang sudah membaca diari nya hingga lembaran diari mulai menipis.
"huft ..." desah nafasnya sambil memeluk buku diari.
Malam pun semakin larut dan tetesan air hujan mulai turun secara perlahan dan mulai terdengar bising di atap rumah Nayla. Pertanda hujan akan turun lebat. Tiupan angin pun membuat gorden kamar Nayla menari-nari secara tak teratur.
Nay hanya menatap gorden itu dengan polos sambil menaruh dagunya yang manis di atas guling berwarna pink. Tatapan Nayla pun terlihat seolah sedang menghitung air hujan yang turun serta kedua telinganya mulai menyusun irama air hujan yang bising namun romantis.
Cukup lama Nayla menatap air hujan yang berjatuhan di sela-sela gorden. Pikirannya pun mulai terbawa arus terhadap lelaki idamannya. Senyum manis terpajang seakan ia sedang berduaan dengan pujaannya.
"Dekap aku sayang ..." celetuk Nay mulai tinggi dengan khayalannya.
Dalam khayalan itu, ia sedang di peluk hangat oleh lelaki idamannya. Dalam pelukan itu begitu merasakan kenyamanan yang tak pernah ia rasakan dan tak ingin melepasnya dengan cuma-cuma.
"Jangan lepas aku sayang ...."
Lelaki itu hanya menatapnya dengan tajam seolah menyimpan sesuatu terhadap Nayla yang teramat cantik malam ini. Nayla pun membalas tatapannya dengan mata berbinar yang di keliling pelangi setelah hujan. Seketika keduanya mulai hilang ingatan sekejap tentang dunia luar yang saat ini tak begitu penting, bahkan tergeser oleh hangatnya pelukan itu.
"Nay ..." ungkap lelaki itu.
Nay tak menjawabnya selain ia menunjukan lesung pipi yang membentuk cekungan tipis dan memerah. Lelaki itu terkesima dengan lesung pipi milik nayla.
Diam tanpa kata, hanya itu saja yang di lakukannya tak bisa melanjutkan perkataannya tadi.
"Kamu mau bicara apa?" Tanya Nayla setelah dipanggil namanya tadi.
"Oh ..., tidak jadi Nay!" Jelasnya.
Dalam isi kepala lelakinya ingin sekali mencumbu kedua bibir manis milik Nayla. Warna kemerahan bagai buah delima membuatnya sangat tergiur. Tapi apa lah daya, keberaniannya menghilang tiba-tiba, bahkan rasa ketakutan semakin terlihat jelas.
"Hmm ..., aku pikir kamu akan me .... me "
"Me ...apa?" Terpotongnya kata-kata Nayla.
"Me ..me ...!" Kata Nayla tak sanggup melanjutkannya dan ia malah memejam kan kedua matanya seolah siap di kecupnya lelaki idaman.
"Sepertinya Nayla ingin sekali di kecup bibirnya oleh ku?" ungkap dalam hati lelaki.
"Apa aku bisa ya?" sambungnya harus berpikir berulang kali sebelum melakukan kesalahan saat bertindak.
Termakan waktu sudah cukup panjang, mereka berdua hanya berpelukan hangat tanpa melakukan apa-apa. Tapi, Nayla sudah memasang wajah beserta kedua bibir manisnya yang siap di kecup. Lelakinya.
"Aku harus bagaimana ini?" Ragu Lelakinya sampai keringat dingin tak mampu mengecupnya.
"Sayang .....," ucap Nayla dengan membentuk kedua bibirnya seperti love-love mini.
"Ta ... Ta ... Tapi, Nay ..!" keraguannya mulai jelas.
Nayla pun merasa kesal dengan lelaki idamannya yang tak berani bertindak. Dan akhirnya ia memutuskan untuk mencuri kecupan pada lelaki itu dengan menarik kuat leher belakang lelakinya.
"Cup ...." suara cup oleh Nayla.
Seketika Jiwanya melayang menuju langit ke tujuh dalam hitungan detik. Dampak dari kecupan yang terjadi membuat Nayla hilang ingatan dalam beberapa detik. Lalu, lelakinya berdetak hebat jantung serta nadinya, bahkan hampir mati suri setelah tersentuh bibirnya oleh bibir Nayla.
"Dug ..dug ..." suara detak jantung serta nadinya.
"Sensasional ..." seru dalam hati mereka tetap bertahan dalam kecupan. Lalu, saat menikmati masa kecupan yang tak ingin di lepasnya. Dengan tiba-tiba terdengar suara petir yang begitu menggelegar hingga mengembalikan kesadaran Nayla seketika, bahwa yang di lakukannya itu hanya sebuah khayalan bukan nyata. Lalu, terlintas wajah dungu milik Nayla dengan jelas di balik cermin yang menghadap ranjang miliknya.
Seketika, "tuttttttttttttt tut tulalit ....!"
Tatapan Nayla di balik cermin dengan wajah dungunya bagai keledai polos. Ia merasakan sesuatu yang aneh dalam tatapan di balik cermin dan ia berusaha mengingat kecupan tadi dan terus mengingatnya kembali kecupan itu dan ternyata?
"Hah ..., sial-sial" ucap kesal kembali Nay mulai mengingat soal kejadian itu hanyalah khayalan yang tiba-tiba terjadi karena terlalu menikmati rintihan hujan. Padahal ia merasakan nyata sekali sedang di peluk hangat olehnya dan mengecup bibir lelaki idamannya.
"Hampir aku merasakan pelukan hangat dan kecupan bibir mu! Tapi, kenapa tiba-tiba menghilang begitu saja, dasar payah ...!" ungkapnya dengan kesal.
Batinnya merasa kusut dan ia terpaku diam sambil mengurai isi kepalanya yang terpenuhi oleh kata Dewasa yang dimana mengarah kepada percintaan Dewasa.
"Apa aku benar-benar sudah tumbuh dewasa?" Ucap Nay dalam hatinya.
Candu benar-benar candu dibuatnya dengan kejadian itu! Padahal hanya sebuah dekapan dan kecupan dalam khayalannya. Tapi, sesuatu hal yang paling indah mengalahkan keindahan seisi Dunia nyata.
"Betapa bahagianya dan nikmat sekali rasanya dipeluk mu serta mengecup mu ..." kata dalam hati Nay dengan penuh candu.
Semakin menggila dibuatnya, Nayla mulai mengkhayal kembali dengan dekapan serta kecupan. Hingga tangannya bergerak sendiri mengarah ke arah lehernya yang tampak putih. Tangannya mengelus dengan perlahan sampai ia merasakan letak sesuatu berada di sana tepat di bawah kedua telinganya. Tak hanya itu saja yang dilakukannya, bahkan ia mulai menggigit kedua bibirnya dengan perlahan hingga berbekas jejak giginya yang gingsul.
"Hhmm ..." desah nafasnya terengah-engah.
Lambat laun Nayla mulai merasuk jauh meninggalkan dekapan dan kecupan berganti ke arah yang lebih sesuatu. Khayalannya melambung tinggi meninggalkan kesadarannya di luar batas. Ia mulai melepaskan benang satu persatu seraya ingin merajut kain yang rusak dan bolong karena termakan usia.
"Oh ..., my god" celetuk dalam desahan Nayla.
Cermin itu pun, menjadi saksi bisu melihat tingkah aneh Nayla seorang diri seolah melakukan hubungan percintaan layaknya orang dewasa. Dibalik cermin itu, tampak jelas keindahan tubuh milik Nayla yang tak pernah tersentuh oleh siapapun. Putih warna kulitnya mampu membinasakan raut wajah lelaki yang penuh dendam.
"Bening in de hoy perawan ting-ting" celoteh penulis yang geger akan isi kepalanya🤣🤣
Lanjutkan ceritanya gaes ...!
Dari mimik wajahnya yang bergulir seorang diri di atas ranjang dan dibalik cermin, sepertinya Nayla ingin merasakan sesuatu yang nyata oleh lelaki idamannya serta menghabiskan waktu berduaan sampai kenikmatan itu benar-benar nyata bukan khayalan semata. Namun, itu mustahil.
"Jangan kan bercinta! Jalinan hubungan status pun masih tertunda. Jadi, jangan ngarep ye Nay ..." kata penulis dan tetap lanjutkan berkarya.😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
ErisGTR
selamat menikmati pecinta novel
2024-05-02
1