NovelToon NovelToon
Sunflower

Sunflower

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Wa Yana

Menjadi diri sendiri bukanlah hal yang mudah bagi Sebagian orang bahkan untuk beberpa tidak menyadari dan mengenali dirinya seperti apa. Namun bagi Haikal menjadi diri sendiri adalah versi terbaik dalam hidup yang tidak menuntut diri untuk menjadi terbaik dimata orang lain atau menjadi pribadi yang di inginkan orang lain.
Namun entahlah kedepannya seperti apa, bukankah pikiran orang akan berubah sesuai dengan apa yang ditemukan ke depannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wa Yana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21 Jeno

“Kalian kenapa bisa berurusan dengan Rafa?” tanya Haikal yang tatapannya tetap fokus dengan jalanan, entah kenapa Gisel merasakan aura Haikal yang tidak seperti biasanya.

“Gue nggak tahu, dia tiba-tiba aja muncul dan minta gabung” ucap Gisel dengan hati-hati, Apalagi setelah mendengar ucapan Candra dan Jigar mengenai Haikal dan teman-temannya.

“Gue nggak mau dengar Lu berurusan dengan Rafa dan teman-temannya” ucap Haikal seolah membatasi Gisel bergaul dengan orang lain, seolah Gisel adalah kekasihnya yang harus mengikuti ucapannya.

“Emang mereka sejahat itu yah, Gue liat ada salah satu mereka nggak se emosian itu kok” Gisel mencoba memberikan pendapatnya, Ia tidak tau yang mana Rafa yang dimaksud oleh Haikal, namun Ia melihat salah satu mereka yang emosinya cukup terkendali

Haikal melirik Gisel dengan tatapan yang sulit diartikan oleh Gisel, tidak lama kemudian Haikal menepikan mobilnya dengan sedikit kasar karena merem mobilnya mendadak.

“Kak Haikal mau mati yah, kalau mau mati nggak usah ngajak Gue, Gue masih punya banyak Impian yah mana masih muda lagi” protes Gisel dengan kelakuan Haikal yang tiba-tiba menghentikan mobil.

Haikal kini menatap Gisel yang tampak pucat karena terkejut dengan tatapan yang lekat.

Gisel yang merasa ditatap pun juga menolehkan kepalanya pada Haikal dan melihat bagaimana tatapan Haikal yang sedikit kalut.

“Okey Gue nggak ngerti kenapa Kak Haikal tiba-tiba berhenti, kalau misalnya omongan Gue menyinggung hati Kak Haikal Gue minta maaf, Gue refleks karena terkejut” jelas Gisel, yang tidak mengingat jelas apa yang telah Ia katakana pada Haikal karena ras terkejutnya.

“Gue nggak mau Lu berurusan sama mereka, mereka berbahaya buat Lu dan juga teman-teman Lu” ucap Haikal dengan tegas yang membuat Gisel terkejut karena ucapan Haikal kembali mengulang dan menegaskan bahwa Ia tidak ingin Gisel berurusan dengan kedua pria yang sebelumnya Ia temui.

Gisel berpikir bahwa mereka hanya bermusuhan dengan Haikal dan teman-temannya, kenapa menjadi urusan Gisel dan juga harus ikut menghindari mereka, bukan tidak mau patuh hanya Ia bingung saja dengan ucapan Haikal yang seolah posesif padanya.

“I-iya, Gue ngerti Kak” ucap Gisel sedikit gugup, entah kenapa jantungnya kini berdetak lebih kencang saat ditatap Haikal dengan tajam dibandingkan sebelumnya saat Ia Haikal memberhentikan mobil dengan tiba-tiba.

Haikal pun kembali melajukan mobilnya setelah meyakinkan Gisel untuk tidak berurusan dengan Rafa dan geng motornya.

'Abah banget, Gue kaya ceweknya aja di larang buat berurusan dengan pria lain' gumam Gisel dalam hati.

.

"Kak, maaf yah ngerepotin" Ucap Nia yang tidak enak membuat Juan harus mengantarnya pulang hanya karena pertemuan mereka dengan dua pria asing yang katanya anak geng motor.

"Justru Gue yang kuatir kalau misalnya kalian harus pulang sendiri-sendiri. Apalagi mereka sudah tahu kalau kalian mempunyai hubungan dengan kami" Jawab Juan dengan senyum manisnya.

'Pantesan si Jigar manja banget, orang kakaknya selembut ini' gumam Nia sembari melirik Juan yang kini sedang fokus mengendarai mobil.

"Oiya Lu tadi nggak berantem lagi sama Candra kan? " Tanya Juan yang masih mengingat bagaimana Nia dan Candra yang cek cok saat bersama di dapur.

"Ahh, nggak kok Kak, Candra anaknya baik kok cuma emang kadang nyebelin aja" Jawab Nia dengan senyum yang sedikit canggung mengingat bagaimana image nya dimata Juan yang menyaksikan perdebatan yang tidak bermanfaat bersama dengan Candra

.

"Lu berdua yakin kan kalau kita bakalan aman nih" Tanya Wina yang tampak sedikit takut, Ia jelas mendengar apa yang dibisikkan Haikal pada Candra sebelum mereka pergi.

"Aman Lu pada tenang aja" ucap Candra yang sudah mengetahui ada dua motor yang mengikuti mobilnya.

Seperti dugaan Candra yang kini berhenti di samping sebuah mobil yang terparkir dipinggir jalan.

“Kok Lu berhenti?” tanya Karin dan Wina bersamaan, bukan tanpa alasan mereka terkejut, karena saat ini mereka berhenti ditempat yang cukup sepi namun didepan mereka ada sebuah mobil yang tampak tidak asing dimata Karin.

“Itu mobil Kak Jeno bukan sih” ucap Karin dengan lirih dan hanya didengar oleh dirinya dan tentu Wina yang juga ada disampingnya.

“Lu kenal mobilnya?” Tanya Wina dengan sedikit berbisik pada Karin.

“Seperti mobil Kak Jeno, tapi mungkin sama doang” jawab Karin yang juga dengan berbisik.

“Ingat Lu berdua jangan buka pintu mobil sebelum kita yang buka okey” ucap Candra yang keluar dari mobil dan juga disusul oleh Jigar.

Karin dengan cepat mengambil kunci mobil Candra dan mengunci mobil dari dalam agar mereka aman.

Dan benar saja, tidak jauh dari mobil mereka ada beberapa motor yang terparkir didepan mobil yang mereka tumpangi saat ini.

“Gimana nih Gue takut banget” ucap Karin yang gemetar karena melihat beberapa motor dengan boncengan masing-masing. Sepertinya aka nada dua puluh orang lebih yang kini sedang menghadang mereka, dan yang bersama mereka saat ini adalah Jigar dan Candra. Dengan Riwayat Candra yang pernah di keroyok dan Jigar si anak manja, apa mungkin mereka bisa menghadapi orang sebanyak itu.

“Gue juga takut Rin, tapi kita berdoa aja agar mereka nggak papa” Wina mencoba menguatkan Karin yang tampaknya lebih takut dibanding dirinya. Atau mungkin Ia yang kini sedang berusaha untuk tidak ikut takut demi Karin.

Tidak lama kemudian mereka melihat ke dua pemuda yang juga keluar dari mobil yang jelas mereka kenali.

“Kak Jeno”

“Kak Riza”

Ucap Karin dan Wina bersamaan kerena melihat kedua pria itu yang sudah memegang tongkat base ball yang diseret menuju kerumunan motor yang ada didepan mobil mereka saat ini.

‘Dor dor dor’ Suara ketukan dari luar mobil membuat Karin dan Wina terkejut.

Dua diantara lainnya kini menggedor-gedor pintu mobil yang ditumpangi Karin dan Wina.

“Gimana ini Win” tanya Karin yang sudah ketakutan.

Ke empat pria itu sedang bertarung didepan mereka dan kini mereka malah di datangi dua orang yang sudah menggedor-gedor mobil

.

“Lu semua emang nggak pernah kapok yah” ucap Jeno setelah menumbangkan setengah dari mereka dan memperlihatkan senyum yang menyeramkan dan mengintimidasi mereka semua.

“Gue sebenarnya males banget mengotori tangan Gue, tapi gimana lagi, Lu pada yang udah mengusik kita-kita” ucap Riza yang kembali melayangkan tongkat base ball nya memukuli satu persatu lawan yang ada di depannya.

Mereka yang datang dengan tangan kosong tentu saja kewalahan menghadapi dua orang yang tampak seperti kesetanan menghantam satu persatu dari mereka. Sementara Jigar dan Candra juga tidak kalah mau kalah, sehingga mereka juga sudah menumbangkan beberapa orang musuh.

Setelah menumbangkan semua, Riza menahan leher salah satu dari mereka yang sudah terkapar.

“Dimana bos kalian Rafa, apa dia se pengecut itu hingga hanya menyuruh kalian turun dan membuat kalian babak belur seperti ini?” Tanya Riza dengan rasa kesalnya dan sedikit menekan tongkatnya sehingga membuat orang terebut meringis.

“Akhhh” teriakan dari mobil Candra yang tidak jauh dari mereka.

Yah saat ini kaca mobil Candra telah hancur setelah dihantam oleh batu besar dan membuat kedua gadis yang ada didalamnya menjerit dan berteriak histeris.

“Brengsek” ucap Jeno yang segera menghampiri mobil dan memukul keduanya dengan ayunan tongkatnya yang tepat pada bagian kepalanya dan satunya lagi Ia tendang sehingga merosot di jalanan.

“Kalian nggak akan selamat ditangan Gue” ucap Jeno yang membuang tongkatnya dan menarik kerah baju salah satu dari mereka yang masih sadar.

Jeno memukulnya dengan membabi buta tanpa mempedulikan bagaimana kondisi orang itu, saat ini Ia betul-betul marah pada keduanya yang sudah keterlaluan.

Riza yang mengenal bagaimana temperamen temannya segera menghampiri dan melerai.

“Lu bakal bunuh anak orang jen” Riza menarik tangan Jeno untuk menjauh dari orang tersebut, yang kini sudah tidak sadarkan diri.

Candra dan Jigar juga ikut menyusul, sedangkan anak-anak geng motor itu segera bangun dan saling membantu satu sama lain untuk kabur dan membiarkan kedua orang temannya yang sudah terkapar karena Jeno.

Candra mengetuk dan meminta Karin untuk membuka pintu mobil, namu saat ini Karin sudah meringkuk ketakutan dan gemetar sedangkan Wina yang masih lebih terkontrol berusaha menenangkan Karin dan mencoba membuka kunci mobil yang dari dalam.

“Ayo kalian keluar dulu biar bisa lebih tenang, diluar udah aman kok” ucap Jigar meyakinkan Karin dan Wina.

Karin dan Wina keluar perlahan, dengan kondisi Karin yang begitu ketakutan membuat Karin kesulitan berdiri. Jeno yang melihat hal tersebut segera menarik Karin dalam pelukannya untuk menenangkannya. Ia yakin Karin juga menyaksikan kegilaanya dan Riza membantai orang-orang didepannya ditambah bagaimana Ia membabi buta orang yang baru saja merusak mobil Candra.

1
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
orok gak tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!