NovelToon NovelToon
Memeluk Cinta

Memeluk Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Genta Senja

Alena harus melunasi hutang kakaknya dan juga membayar tebusan kakaknya yang dipenjara akibat fitnah. Akhirnya Alena meminjam uang pada bosnya, Bima si CEO. Ia diberi pinjaman dengan syarat nikah kontrak dan berikan keturunan laki-laki.

Celakanya Alena tidak tahu kalau Bima sudah menikah sebelumnya dan hanya membutuhkan anak darinya saja. Begitu anak lahir, Alena dipisahkan dari anaknya. Perawatan yang tidak maksimal membuat anaknya meninggal dunia.

Melihat keterpurukan Alena dan dendam membara membuat Bima membongkar bahwa semua hanya skenario keluarganya. Ia terpaksa mengikuti dan tidak pernah bermaksud menjebak Alena sebab ia benar2 mencintainya.

Akankah Alena memaafkan semua kesalahan Bima saat akhirnya laki-laki itu menceritakan semua fakta yang terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Genta Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14 Aku Menikah

Alena menatap dirinya di cermin. Gaun putih melekat cantik di tubuhnya. Ia pandangi kebaya kutu baru yang ia beli sendiri hanya tergantung di pintu almari. Bima tidak menyukai pakaian yang Alena pilih. Ia sangat tahu, itu hanya memilih secara asal.

"Kamu simpan baju itu. Saya siapkan pakaian yang lebih bagus." Kalimat Bima masih terngiang.

Bibi Meri berjalan mendekat, katanya berkaca-kaca. Entah haru atau apa, Alena tidak mengerti.

"Bibi kenapa?"

Bibi Meri menggeleng. "Nona cantik sekali."

Alena tidak tahu harus senang atau meluapkan ekspresi sesungguhnya. Rasa tertekan ingin menghilang saja sebab ia belum siap melakukan ini.

"Acaranya di bawah, Nona. Mari Bibi antar. Tuan Bima sudah menunggu."

Alena mengangguk. Siap tidak siap, ini harus terjadi. Dia tidak mungkin membatalkan sepihak isi perjanjian itu sementara uangnya sudah habis digunakan untuk pembebasan kakaknya.

Setibanya di pantai bawah, hanya ada Bima dan beberapa orang saja. Sekitar lima orang. Alena sama sekali tidak mengenal mereka.

"Kita akan menikah beda agama. Jadi, ikuti saja caranya dan jangan debatkan dengan keyakinanmu."

Pernikahan berlangsung dengan khidmat. Jangan bayangkan seperti pernikahan mewah ala sultan. Jangan pula bayangkan seperti ijab qabul yang sakral. Ini hanya pernikahan sipil.

"Saya, Bima Narendra dengan ini bersedia mengikat janji suci dengan saudari Alena Prameswari sebagai pasangan suami istri yang sah secara hukum."

"Saya, Alena Prameswari dengan ini bersedia mengikat janji suci dengan saudara Bima Narendra sebagai pasangan suami istri yang sah secara hukum."

"Anda berdua resmi menjadi pasangan suami istri. Silakan menandatangani berkas pernikahan berikut," ujar lelaki yang bertugas menikahkan Alena dan Bima.

Setelah menandatangi berkas-berkas pernikahan, keduanya secara hukum resmi menjadi suami istri.

Alena terdiam. Ditatapnya Bima. "Apa kita tidak menikah secara agama?"

Bima tertawa menatap balik Alena,"Saya tidak punya agama, Alena. Bagaimana mungkin kita menikah secara agama?"

"Tapi saya beragama," tandas Alena tidak terima.

"Lalu?"

"Saya mau kita menikah secara Islam. Siri juga tidak apa-apa."

"Tapi saya bukan muslim."

"Syahadat dulu. Baru bisa nikah."

Bima terdiam. Dia tidak habis pikir dengan jalan pikiran Alena. Apa perlu menikah secara agama padahal jelas dirinya penganut agnostik.

"Pak Bima, harga mahal yang harus saya bayar untuk ini setidaknya perlu lebih disahkan lagi menurut keyakinan yang buat saya nyaman. Setidaknya saya tidak akan merasa lebih berdosa lagi setelah semua ini berakhir."

Bima menghembuskan nafas panjang. "Saya tidak menyangka kamu akan meminta ini."

"Bagi saya, ini bukan pernikahan."

Malas berdebat, ia tatap tajam kedua mata Alena. "Ingat! Semua peraturan ada di saya. Jadi...kamu harus..."

"Baik saya turuti, tapi kalau saya gagal hamil lantaran stress dengan proses pernikahan ini..."

"Maka kamu akan terima konsekuensinya karena saya anggap kami telah melanggar perjanjian. Ingat Alena! Aturan ada di tangan saya. Just enjoy...my wife." Bima tersenyum menyeringai. Ia berjalan berlalu meninggalkan Alena. Sementara para tamu yang hadir satu per satu keluar ruangan, pulang sebab acara sudah selesai.

"Ya Allah...apakah ini benar?" batin Alena sedih. Secara iman, jelas keduanya belum sah. Dalam Islam harus dinikahkan secara Islam.

Alena terduduk lemas. Ini benar-benar terasa berat. Rupanya ia harus menikah secara hukum saja tanpa mengindahkan hukum agama yang ia anut.

"Ampuni hamba ya Allah, sesungguhnya hamba tidak berdaya," bisik Alena. Air mata menetes membasahi pipi.

"Nona." Bibi Meri berjalan mendekat. "Acara sudah selesai, mari Bibi temani ganti baju."

"Bentar lagi, Bi." Alena masih menangis. Bibi Meri diam tak berkata apapun. Dipeluknya tubuh gadis yang rapuh itu.

"Non jangan nangis. Dijalani pelan-pelan, pasti akan indah pada waktunya."

"Apa yang indah dari pernikahan seperti ini, Bi? Ale nikah juga karena demi bayar hutang."

Bibi Meri mengangguk paham. "Bibi paham, Non. Tuan Bima sudah bicara sama Bibi soal ini. Sejujurnya secara pribadi, Bibi juga tidak setuju dengan keputusan Tuan Bima. Terkesan mempermainkan agama."

"Apa pernikahan ini disebut sah secara agama, Bi?"

"Non yang sabar. Sementara ikuti saja dulu Tuan Bima. Masalah hukum agama, Allah pasti paham dengan kondisi Non."

Sekali lagi Bibi Meri mengajak Alena untuk ganti pakaian. Kali ini Alena mengangguk setuju. Keduanya berjalan menuju kamar Alena.

Usai melepas baju pengantin, Alena memutuskan untuk berendam sejenak di kamar mandi. Meredakan segala pikiran yang sumpek. Sebelum Bibi Meri keluar kamar, ia menyampaikan kalau Bima pergi sebab ada urusan penting.

Waktu Alena bertanya urusan apa, Bibi Meri menjawab tidak tahu. Bima hanya bilang ada urusan penting dan akan kembali dua hari lagi.

"Pergi aja terus, aku lebih seneng kalau kita jarang bertemu," gumam Alena. Tubuhnya ia rendam di bathup dengan air hangat. Tak lupa sabun aromaterapi ia campur di dalamnya.

"Semoga Bima pergi dan tidak akan kembali...tapi nggak mungkin. Setidaknya aku masih bisa mengulur waktu kalau dia lebih sering pergi."

Beberapa saat kemudian, Alena keluar dari kamar mandi dengan mengenakan bathrobe. Rambutnya ia balut dengan handuk khusus rambut.

Teringat Tegar, ia raih HP di atas nakas. Mengirim pesan untuk kakaknya soal pernikahan aneh yang baru saja ia jalani.

From: Alena

To: Tegar

Kak, Alena baru saja melangsungkan pernikahan di sini. Cuman secara hukum sipil saja tanpa prosesi nikah secara agama. Apa ini bener, Kak?

Tak lama kemudian, telpon masuk berdering. Dari Tegar. Begitu ia membaca pesan dari Alena, ia langsung menelfon adeknya itu.

"Ale...dengerin Kakak. Jangan pikirin masalah itu. Saat ini hanya fokus pada proses kita melunasi hutang berdasarkan perjanjian itu. Jangan mikir sah tidaknya soal agama. Oke?"

Alena menghela nafas panjang. "Tapi Alena kepikiran...apa ini tidak ada bedanya dengan jual diri?"

Tegar langsung menegur ucapan Alena barusan. Ia menekankan bahwa pernikahan itu hanya syarat melunasi hutang. Syarat untuk bisa meminjam uang. Jangan anggap menikah sungguhan.

"Ale, kamu hanya menikah setahun saja. Kakak janji. Sebelum sempat kamu hamil, Kakak sudah jemput kamu. Jangan pikirkan soal sah tidaknya. Pikirkan saja bagaimana cara kamu mengulur waktu selama setahun. Oke?"

"Semoga Ale bisa mengulur waktu, Kak. Lagian Ale juga belum siap kalau harus melayaninya sebagai istri. Ale tidak cinta sama Bima."

"Iya. Kakak janji. Cukup setahun kamu berjuang untuk tidak disentuh sedikitpun sama atasan kamu itu. Buat alasan apapun supaya tidak ada waktu untuk tidur bersama. Oke?"

"Ale tidak punya pilihan lain selain mencoba saran Kakak. Pokok Ale usahakan untuk tidak melayani Bima di ranjang."

Komunikasi berakhir. Alena menghembuskan nafas panjang. Di depan cermin ia berjanji akan melakukan apa yang diminta oleh kakaknya.

"Aku janji akan ulur waktu, Kak."

1
Roeswartini
karya yg bagus setidaknya ada p.pesan moral yg tersampaikan lewat karya ini
Lina Yanti
alena bima
Genta Senja: 🥰😍 "Terima kasih sudah mampir, Kak. Jangan bosan untuk datang lagi," jawab Alena dan Bima bersamaan.
total 1 replies
Genta Senja
makasih... kita sehari dan sepemikiran
Bilqies
sama sama menemukan sosok orang yang mereka rindukan
Genta Senja: betul banget... sisi ini Thor bener2 ikut merasa terharu. dua orang yang sama2 kehilangan menemukan teman untuk saling mengisi kekosongan...
total 1 replies
Bilqies
sabar Alena, semoga kakak mau cepat dapat uang untuk menebus mu yaa
Genta Senja: aamiin... doakan yang terbaik buat Alena, ya
total 1 replies
Bilqies
baik banget sih Sendy
Genta Senja: asiaaaaaap.... hehehehe
Bilqies: entah Thor semua keputusan ada di tanganmu 🤣🤣🤣
total 5 replies
Bilqies
hmm entar bakalan tumbuh Dnegan sendirinya juga kok
Genta Senja: kita lihat nanti... akan berakhir dimana... hehehehe.... hhh... 😄
Bilqies: benih2 cinta 😀😀
total 3 replies
Bilqies
selamat yaaa...
Genta Senja: "Terima kasih Kak Bliqies...," ujar Alena dengan senyum tulus terkhusus untukmu.
Bilqies: harus donk 😀😀😀😀
total 3 replies
Bilqies
kasihkan aku aja Thor 🤣🤣🤣
Genta Senja: 😍😍😍😍😍😍😍😍🥰🥰🥰
Bilqies: 😀😀😀😀😀😀
total 3 replies
Bilqies
aku mampir lagi Thor,
Genta Senja: makasih kakak... selalu nyempetin mampir... jangan kapok mampir terus...
total 1 replies
Bilqies
sinis banget sih...
udah tau keles
Genta Senja: sabar kak... sabar...
total 1 replies
Genta Senja
yuk... dukung karya aku.... kasih penilaian di sini ya...
Lina Yanti
Elena bima
Genta Senja: ehem... Alena
total 1 replies
Lina Yanti
rahasia rukmini
Genta Senja: rahasia gelap
total 1 replies
Bilqies
aku mampir kak
Genta Senja: siap kakaaaaak
total 1 replies
xoxo_lloovvee
semangat thor, jangan lupa mampir ya 🤗
Genta Senja: siap... makasiiih... jangan lupa mampir lagi... nanti Thor juga akan mampir
total 1 replies
Bilqies
semangat terus Thor menulisnya...

jangan lupa mampir juga di karyaku
Genta Senja: siaaaaap
total 1 replies
Bilqies
gak nyangka kalau Bima beda agama dengan Alena...
Genta Senja: yaaah.... dunia akan selalu memiliki kejutan di setiap ceritanya... ☺
total 1 replies
Bilqies
aku mampir lagi Thor /Smile/
Genta Senja: makasih.... nanti Thor juga mampir lagi di karyanya Kak Bliqies
total 1 replies
Bilqies
awas bima nanti cemburu lagi ngeliat Alena Deket sama cowo lain 😬😬😬
Genta Senja: well.... jadi makin deg deg an...
Bilqies: pasti itu...
Karena kalau udah cemburu tandanya bima udah ada rasa sama Alena dan bima gak bakalan biarin yang udah jadi miliknya dekat sama cowo lain 😬😬😬
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!