𝐒𝐢𝐧𝐨𝐩𝐬𝐢𝐬:
Hanya sepenggal kisah seorang pria yang membutuhkan cahaya sebagai harapan nya.
Kisah tentang pria yang di kurung di ruang gelap, karena penyakit mental yang ia alami dan seorang gadis yang tiba - tiba datang sebagai malaikat penolong nya, membawa nya keluar dari kegelapan.
"Memang.. Masih ada cahaya buat gue?"
.
.
"Gue boleh tanya sesuatu?"
"Lo.. Nyata kan?"
"Mereka bilang, semua yang gue denger, liat atau rasakan, semua itu cuma khayalan. Mereka bilang, gue gila."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cerita Kuh123, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14
[ WARNING ]
1. BANYAK KATA - KATA KASAR.
2. KARYA PERTAMA, MAKLUMI KALAU ADA KESALAHAN DALAM DIKSI.
3. MAKLUMI TYPO.
4. KOMENTAR YANG SOPAN.
5. HARGAI KARYA PENULIS.
TERIMAKASIH!!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -...
"E-eh?? Lo kenapa?!" Aurel menatap panik Alvarez. "G-gue nepuk nya kekenceng-an?"
Alvarez tak merespon pertanyaan Aurel itu, "Varez mau jalan - jalan sama Aurel.."
Aurel terdiam sejenak. 'Oh..'
Tersenyum tipis, "Iya, tunggu lo bebas ya."
"Tugas gue hampir selesai."
Alvarez menganggukkan kepala nya cepat, ia tidak mengerti tugas apa yang di katakan Aurel. Tapi yang pasti, Aurel nya akan segera membebaskan nya. Ia percaya itu.
...----------------...
Beberapa hari berlalu, Aurel berhasil mengumpulkan bukti - bukti yang di minta Alina. Kini, Aurel bersama Alina sedang bertemu di apartemen, merencanakan berjalan nya rencana mereka.
"Jadi, kapan?"
"Minggu depan. Tepat saat acara ulangtahun Robert."
Aurel mengangguk mengerti, "Bawa mobil lebihan. Kita harus sekalian bawa Alvarez dari sana."
"Iya.." Alina menyenderkan tubuh nya, memandang langit - langit ruangan. Mata nya menerawang jauh, mengingat kenangan nya bersama Alvarez. Tersirat rasa kerinduan dari mata nya. Sudah bertahun - tahun, kini putra nya tumbuh tanpa diri nya.
Ceklek..
Pintu terbuka, menampilkan sosok pria bertubuh tinggi jangkung itu. Itu Rion.
"Habis dari mana Yon?" Tanya Aurel melirik Rion.
"Nih, di suruh tante siapin video - video di flashdisk." Jawab Rion sembari menunjukkan flashdisk di tangan nya.
"Sini mana." Alina meraih flashdisk yang di sodorkan Rion. "Makasih ya Rion."
"Yo'i."
"Beres semua kan?"
Aurel dan Alina serentak mengangguk.
.
Beberapa hari kemudian, keluarga Elizabeth dengan antusias menyiapkan pesta ulangtahun Robert. Undangan - undangan mulai di sebar ke teman - teman pengusaha nya. Aurel juga di suruh ikut andil untuk membagi - bagikan undangan itu. Acara di persiapkan di mansion keluarga Elizabeth sendiri.
Tak terasa, hari ini sudah tanggal 19 bulan April, tepat hari ulangtahun Robert. Mansion keluarga Elizabeth sudah di dekorasi sedemikian rupa. Banyak makanan - makanan mewah yang terpampang saat memasuki mansion itu. Tamu - tamu sudah mulai berdatangan, begitu juga para media.
"Selamat ulang tahun tuan."
"Terimakasih Tio." Ucap Robert dengan senyum khas nya.
"Robert.." Robert menoleh, menatap sang istri yang berjalan mendekati nya. Kinara mengenakan dress selutut berwarna merah, rambut nya ia biarkan tergerai, dan sepatu hak berwarna senada. Kinara memeluk suami nya itu, "Selamat ulang tahun sayang.."
Robert membalas pelukan istri nya, "Makasih Kinara.."
"Happy birthday pa."
"Makasih Renza." Robert melepas pelukan sang istri.
Robert mengalihkan pandangan nya pada gadis di sebelah Renza, Aurel. Aurel menunjukkan senyum manis nya, "Selamat ulang tahun, tuan.." Senyum itu terlihat manis, mungkin orang - orang akan terpesona dengan senyum itu, tapi, nyata nya, ada sirat tersembunyi dari senyuman yang di tampilkan Aurel.
"Terimakasih Aurel."
"Wah.. Kamu ternyata cantik kalau dandan begini." Ujar Robert memuji Aurel.
Aurel hanya merespon dengan senyuman, ia mengenakan dress semata kaki, berwarna putih dengan motif bunga dan sedikit renda. Rambut nya ia ikat kuda, dengan riasan tipis di wajah nya, membuat ia terlihat cantik, tapi juga tetap sopan.
"Para tamu juga media sudah siap, tuan." Ujar Tio.
"Iya, ayo kita keluar." Robert berjalan keluar, menuju tempat acara di laksanakan.
...----------------...
Robert mendekatkan mic pada mulut nya, tersenyum dengan percaya diri, menatap sekitar nya, "Selamat sore semua nya.."
"Terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk menghadiri acara ulangtahun saya yang sederhana ini."
"Bertahun - tahun saya membangun karir, bekerja keras, ga terasa, umur saya sudah semakin tua."
"Mungkin sebentar lagi, saya akan melepas kerja keras saya untuk di lanjutkan oleh putra saya, haha."
Aurel mengamati sekeliling, mencari seseorang. Sesaat setelah menemukan orang itu, ia mengangguk dan orang itu pun pergi menghilang dari keramaian, entah kemana. Pandangan Aurel kembali fokus pada Robert.
"Saya harap, saya bisa merayakan ulangtahun saya berikut - berikut nya seperti ini."
"Sudah, itu saja yang ingin saya sampaikan sebagai pembuka. Semoga kalian bisa menikmati acara ini."
"Sekali lagi, terimakasih." Robert mengakhiri kata sambutan nya dan acara pun di mulai. Robert menghampiri beberapa tamu yang merupakan teman - teman bisnis nya.
Para tamu mulai makan dan menikmati acara, sampai---
Ctrek...
Lampu tiba - tiba mati, membuat orang - orang sedikit terkejut.
"Kenapa mati lampu?" Gumam Renza yang masih bisa di dengar oleh Aurel di samping nya.
"Ada apa? Tio! Coba cek ada masalah apa dengan lampu nya." Perintah Robert.
"Baik tuan." Baru saja Tio melangkah untuk memeriksa kabel listrik, suara tepuk tangan berbunyi, menggema ke seluruh ruangan seiring dengan suara hentakan langkah dari heels.
PROKK.. PROKK.. PROKK..
Seseorang datang dari keramaian dengan senyum manis di wajah nya.
.
.
.
...•BERSAMBUNG•...
