NovelToon NovelToon
Obsessed With My Handsome Duke

Obsessed With My Handsome Duke

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:17.2k
Nilai: 5
Nama Author: Melsbay

Emily terkejut saat menyadari bahwa dia telah transmigrasi ke dalam sebuah novel yang dia baca sebelumnya. Lebih mengejutkan lagi, dia menyadari bahwa dia tidak menjadi tokoh utama seperti yang dia harapkan, melainkan menjadi seorang putri pendukung yang sombong, bernama Adeline. Adeline dikenal sebagai seorang putri sombong dan arogan yang akhirnya mati keracunan karena perselisihan cinta antara protagonis wanita, yang disebabkan oleh ulah antagonis wanita.

"Kenapa aku harus mati konyol?" batin Emily. "Dari pada hanya menjadi pemeran pendukung, sekalian saja aku yang jadi protagonis! Hey, aku seorang putri raja!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melsbay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terikat oleh Tanggung Jawab

Adeline duduk dengan anggun di seberang meja dari Raja, Ratu, dan Putra Mahkota Nathaniel. Makan malam di ruang makan istana berlangsung dengan penuh kehangatan, hingga Raja menyampaikan berita yang mengejutkan.

Dengan kedua tangan bertumpu di atas meja, Raja menyampaikan pengumuman yang membuat suasana terasa tegang.

"Dengan senang hati saya sampaikan bahwa, sesuai dengan kesepakatan antara kerajaan dan Kuil Suci, Putra Mahkota Nathaniel telah dipilih untuk bertunangan dengan Saintess Elisa," kata Raja dengan suara yang tenang namun berwibawa.

Adeline, yang sebelumnya sedang tersenyum, tiba-tiba memicingkan mata dalam keterkejutan. Dia menatap Nathaniel, yang tampak terkejut dengan berita tersebut.

Wajah Putra Mahkota mencerminkan campuran antara keterkejutan dan ketidakpercayaan.

"Saya yakin bahwa ini adalah langkah yang bijaksana untuk kedamaian dan kemakmuran Splendora," lanjut Raja, mencoba menenangkan suasana.

"Saya berharap kedua belah pihak dapat menerima keputusan ini dengan hati terbuka dan mengikuti takdir yang telah ditetapkan bagi mereka."

Ratu mengangguk setuju, meskipun terlihat sedikit cemas. "Kami percaya bahwa Nathaniel akan menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab," ujarnya, mencoba memberi semangat pada putranya.

Nathaniel menatap ayahnya dengan mata berkobar ketika ia mengangkat suaranya.

"Ayah," katanya dengan suara lantang, "saya tidak bisa menerima keputusan ini!"

Suara gebrakan meja menyebabkan perhatian semua orang tertuju pada Putra Mahkota yang berdiri dengan tegar di tempatnya.

"Bagaimana mungkin Anda membuat keputusan besar seperti ini tanpa mempertimbangkan pendapat saya?" lanjutnya, suaranya penuh dengan kekecewaan yang dalam.

Raja Windsor menatap putranya dengan ekspresi yang serius, namun juga penuh dengan kehalusan.

"Nathaniel, ini adalah keputusan yang telah kami pikirkan dengan matang," jawab Raja dengan tenang.

"Kami percaya bahwa ini adalah langkah terbaik untuk kepentingan kerajaan dan untuk keamanan Splendora."

Namun Nathaniel tetap teguh pada pendiriannya. "Tapi saya tidak mencintai Saintess Elisa, Ayah," ujarnya, suaranya gemetar sedikit karena amarah dan frustrasi.

"Saya tidak bisa diatur seperti ini. Saya ingin memilih jalan hidup saya sendiri."

Adeline melihat dengan simpati pada Nathaniel, merasakan keputusasaannya yang mendalam. Meskipun demikian, dia juga paham bahwa Nathaniel tidak bisa menentang ayahnya dengan begitu terbuka.

Raja Windsor menatap Nathaniel dengan ekspresi yang tegas.

"Putra ku, ini bukanlah keputusan yang kami ambil dengan sembarangan," katanya dengan suara tegas.

"Kami telah mempertimbangkan dengan matang dan percaya bahwa ini adalah langkah yang bijaksana untuk kebaikan kerajaan."

Nathaniel merasakan kemarahan membara di dalam dirinya saat mendengar penjelasan ayahnya.

"Tapi Ayah," protesnya, suaranya penuh dengan frustrasi, "bagaimana mungkin pernikahan ini akan memberi kita perlindungan dari naga iblis? Saintess Elisa belum terbukti memiliki kekuatan untuk melawan ancaman seperti itu."

Ratu Windsor mencoba menenangkan suasana.

"Nathaniel, sayang," ucapnya dengan suara lembut, "kita harus percaya pada keputusan yang telah dibuat oleh para pemimpin kerajaan dan kuil suci. Mereka tahu apa yang terbaik untuk kita semua."

Namun, Nathaniel tidak tergoyahkan.

"Ini tidak masuk akal," desisnya dengan suara keras, tatapan matanya menatap tajam ke arah ayahnya.

"Saya tidak akan menjadi alat politik dalam permainan kepentingan kerajaan. Saya akan menentang keputusan ini dengan segala cara yang saya miliki."

Adeline melihat keadaan yang semakin tegang dengan cemas. Konflik antara Nathaniel dan ayahnya semakin dalam, dan dia merasa gelisah dengan bagaimana hal ini akan mempengaruhi kehidupan mereka semua.

"Ini telah di putuskan!" seru raja dengan tegas, membuat suasana menjadi hening.

"Ayah... tolong diskusikan kembali tentang hal ini. Tolong pertimbangkan perasaan kak Nathan." seru Adeline dengan perasaan simpati pada Kakanya, Nathaniel.

Raja Windsor mengangguk tegas, tidak ada keraguan dalam kata-katanya.

"Keputusan ini telah final, Adeline. Tidak ada yang bisa mengubahnya," katanya dengan suara yang tegas.

"Pertunangan Nathaniel dengan Saintess Elisa akan diumumkan bersamaan dengan pernikahanmu dengan Duke Emeric Bethel."

Adeline merasa kecewa melihat reaksi keras ayahnya. Namun, dia tidak bisa berbuat banyak selain mencoba memahami situasi yang sulit ini.

"Tapi Ayah," katanya dengan lembut, "Kak Nathan tidak setuju dengan keputusan ini. Mungkin ada cara untuk memperhitungkan perasaannya?"

Raja menggelengkan kepalanya. "Tidak, Adeline. Aku harus berpegang teguh pada keputusan yang telah dibuat. Kehormatan dan stabilitas kerajaan tergantung pada itu."

Nathaniel bergerak dari kursinya dengan gerakan tegas, wajahnya memancarkan kemarahan dan kekecewaan yang mendalam. Tanpa berkata sepatah kata pun, dia meninggalkan ruang makan dengan langkah teguh.

Adeline merasa sedih melihat kakaknya pergi begitu saja. Dia menoleh pada ayahnya dengan tatapan penuh harap.

"Tolong, Ayah," pintanya dengan suara gemetar, "pikirkan kembali keputusan ini. Kak Nathan tidak layak untuk diabaikan begitu saja."

Raja Windsor menghela nafas berat. "Adeline, sayang," katanya dengan nada yang penuh penyesalan, "aku mengerti perasaanmu. Tapi ini adalah keputusan yang sulit, dan aku tidak bisa mengubahnya. Kesejahteraan kerajaan harus menjadi prioritas utama. Ini adalah tanggung jawab Nathaniel sebagai Putra Mahkota Splendora dan calon Raja berikutnya."

Adeline merasa putus asa, tapi dia tahu tidak ada yang bisa dia lakukan untuk mengubah pikiran ayahnya. Dengan hati yang berat, dia mengikuti langkah kakaknya yang meninggalkan ruang makan.

Adeline berusaha mengejar Nathaniel namun Nathaniel begitu cepat menghilang. Adeline menuju taman belakang Istana putra mahkota, tempat Nathaniel merenung jika sedang mengalami kesulitan.

Dan benar saja ketika adeline tiba di taman belakang istana putra mahkota, Nathaniel terlihat duduk di bangku taman dengan wajah yang kosong.

Adeline melangkah perlahan menuju bangku taman di mana Nathaniel duduk sendirian, hatinya penuh kekhawatiran untuk kakaknya yang tampak begitu terpukul.

Dengan langkah-hatinya yang ragu, dia mendekati Nathaniel dan berdiri di depannya dengan penuh perhatian.

"Kak Nathan," panggil Adeline dengan suara lembut, mencoba menembus keheningan yang menyelimuti kakaknya.

Nathaniel menoleh perlahan, tatapannya kosong, seakan tenggelam dalam alam pikirannya sendiri. Dia tidak langsung merespons, membuat Adeline semakin cemas.

Namun, akhirnya, dia mampu menangkap sorot mata Adeline dan mengeluarkan suara pelan.

"Adeline," ucapnya, suaranya terdengar penuh dengan kehampaan dan ketidakpastian.

Adeline merasakan getaran emosi dalam suara Nathaniel, dan hatinya terasa teriris melihat kakaknya dalam keadaan seperti ini.

"Aku tahu ini sulit kak Nathan." seru Adeline dengan lembut, mencoba mengajak Nathaniel untuk berbicara tentang perasaannya.

Nathaniel menggelengkan kepala perlahan, ekspresinya suram. "Semuanya begitu kacau, Adeline," ucapnya dengan suara yang gemetar, "aku tidak tahu harus berbuat apa."

Adeline memeluk Nathaniel dengan penuh kehangatan, mencoba memberinya dukungan yang dia butuhkan.

"Kita akan melewati ini bersama, Kak Nathan," ucapnya dengan mantap, "aku akan selalu ada untukmu."

"Bagaimana aku bisa di paksa bertunangan dengan wanita yang baru aku lihat beberapa hari yang lalu?! Aku bahkan tidak memiliki kebebasan untuk jatuh cinta." seru nya dengan suara yang hampir berbisik.

"Adeline, sebentar lagi kau akan pergi meninggalkanku sendiri dari istana dan bersama Emeric Bethel. Dan aku harus bersama dengan wanita yang tidak ku kenal." lanjut nya dengan penuh kesedihan dan kekecewaan yang dalam.

"Aku tahu ini sulit bagimu, Nathaniel," ucap Adeline dengan lembut, mencoba menghibur kakaknya yang sedang terluka, "namun, kita tidak akan pernah tahu apa yang bisa terjadi di masa depan. Mungkin, segalanya akan berjalan lebih baik dari yang kita bayangkan."

Nathaniel menggelengkan kepala dengan murung, tatapannya terpaku ke kejauhan.

"Tapi bagaimana jika itu tidak terjadi, Adeline?" ujarnya dengan nada yang terdengar putus asa, "Bagaimana jika aku tidak dapat mencintai wanita yang dipilihkan oleh ayah?"

Adeline merasa haru melihat kesedihan yang begitu mendalam dalam diri Nathaniel. Dia merangkulnya dengan lebih erat, mencoba memberikan sedikit kehangatan dan harapan dalam kegelapan yang dirasakan kakaknya.

"Kita akan mencari jalan keluar bersama-sama, Kak Nathan," kata Adeline dengan mantap, "aku akan selalu mendukungmu, apa pun yang terjadi."

Disisi lain, Kuil Suci

"APA?"

Elisa, dengan wajah yang pucat dan ekspresi yang terkejut, mencoba menahan gejolak emosinya saat mendengar berita yang mengejutkan dari Paus Suci.

Mata terbelalak, dan suaranya gemetar ketika dia menyuarakan ketidakpercayaannya.

"Ini tidak mungkin," desis Elisa, suaranya bergema di dalam aula kuil yang luas, menciptakan suara yang mengejutkan. Dia mencoba mempertanyakan keputusan yang telah diambil tanpa memperhitungkan perasaannya.

Namun, keberatan Elisa hanya disambut dengan keheningan yang memenuhi ruangan, menekankan beratnya situasi yang dihadapinya.

Paus Suci, dengan kehadiran yang kokoh dan suara yang tegas, mengingatkan Elisa bahwa keputusan itu tidak dapat diganggu gugat.

"Kamu tidak memiliki pilihan, Elisa," ucap Paus Suci dengan tegas, mematahkan keberatan Elisa dengan satu kalimat. Suaranya menggema di aula kuil suci, menciptakan aura yang memaksa dan membebani suasana.

"Ini semua demi kedamaian Splendora. Dan tanggungjawab mu sebagai Saintes di kerajaan ini."

"Tapi, Yang Mulia Bapa..." seru Elisa, namun segera di potong oleh Paus Suci.

"Berhentilah, Elisa. Kau sudah lelah, kembali ke kamarmu."

Elisa keluar dari aula kuil suci dipenuhi dengan kesedihan dan kekecewaan yang mendalam. Pikirannya terombang-ambing oleh pikiran-pikiran yang rumit dan pikirannya dipenuhi oleh beban yang berat.

Sebagai seorang saintes dengan latar belakang rakyat biasa tanpa status, Elisa menyadari akan kesulitan dan tekanan yang akan dia hadapi di lingkungan bangsawan.

Bertunangan dengan Putra Mahkota kerajaan Splendora, sebuah pernikahan yang telah diputuskan tanpa pertimbangan perasaannya, hanya menambahkan beban pada pundaknya.

Dalam kebingungannya, Elisa tidak bisa mengabaikan kontradiksi yang mungkin muncul dari para bangsawan yang berusaha merebut posisi putri mahkota.

Dia merasa terjebak dalam lingkaran konflik dan ekspektasi yang tak terhindarkan, merasa hampa di tengah hiruk-pikuk kehidupan kerajaan.

"Oh Dewa, Splendora... apa yang harus ku lakukan?" gumamnya sambil menatap langit malam.

1
Narimah Ahmad
💪💪
Narimah Ahmad
lanjutt 👍
salwi
/Chuckle/
Melsbay
Halo... terima kasih sudah menjadi pembaca setia. Untuk mendukung author, mohon di like, subscribe, komentar, kasih bintanng dan di vote ya... terima kasih banyak...
Melsbay
mohon di like, subscribe, bintang dan follow akun ya gaess ya...😇 biar authir lebih semangat up karya dan jangan lupa di komen juga ya😇😇😇 Sankyuuu...
Olive
/CoolGuy//CoolGuy/
Niaa🥰🥰
Luar biasa
Niaa🥰🥰
😁😁🥰🥰
Melsbay
mohon bantu support author dengan like, subscribe, follow dan bintang ya... jangan lupa dikomen ya, teman2... sankyu😇😇😇
Bird
👣👣👣
Keyzie
👣👣👣👣
Pembaca Setia
update terus ya thor👍👍
Pembaca Setia
gentle👍👍
Pembaca Setia
/Hey//Facepalm/
Ryfca
🥰🥰🥰
Vallleri Abel
up up up
Suryavajra
Saintes itu apa kak?
Melsbay: sama sama😄
Suryavajra: wah keren.. insight baru.. thanks kak
total 3 replies
Suryavajra
buat aku, author yang bisa bikin cerita kerajaan itu sesuatu banget.. keren ah kak.. baca pelan2 ah 👍👍👍
Suryavajra
wow.. produktif sekali kak.. udah keluar karya baru lagi 👍👍👍👍👍
Ryfca
🥰🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!