Asyifa Khaerunnisa Hafidz, gadis berusia 21 tahun yang berasal dari keluarga tidak berada. Harus menjadi tulang punggung keluarga menghidupi Ibu dan adiknya. Hingga suatu ketika, Asyifa harus menerima pernikahan dengan seorang lelaki kaya raya yang tidak pernah ia kenal sebelumnya.
Arkana Ksatria Wiratama, adalah pewaris dari perusahaan keluarganya. Tampan, kaya raya dan mapan yang berusia 25 tahun. Arkana adalah incaran para gadis muda di sekelilingnya. Namun hati lelaki itu hanya milik dari Tatjana Abigail, kekasih tercintanya. Keduanya sudah menjalin hubungan sejak 5 tahun lalu.
Namun, tiba-tiba saja Asyifa dan Arkana harus menerima paksaan untuk menikah. Disaat kedua orang itu sama sekali tidak saling mencintai
Lantas akan seperti apa kehidupan pernikahan mereka? Mampukah Asyifa melukuhkan hati Arkana? Menunjukkan ketulusannya pada sang suami?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PRINCESSNOVITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SAH!
Syifa pun sama terkejutnya. Dia masih mengingat jelas sosok Arka yang menyebalkan baginya
"Tuan itu?" Gumam Syifa
Arka menolehkan kepalanya pada Putri yang sejak tadi terus tersenyum. Arka menatap Syifa dan Putri secara bergantian
'Selama ini dia sengaja mendekatiku? Dia dan Mama sudah saling mengenal? Pantas saja,hari itu aku berpapasan dengannya di atas lift. Dia pasti habis mengunjungi Mama' batin Arka
'Jadi Tuan itu adalah putra dari Nyonya Putri? Bagaimana bisa?' Batin Syifa
Arka menyeringai. Menunjukkan smirknya di depan Syifa
'Kenapa ekspresinya seperti itu? Apa dia memikirkan hal buruk?' Batin Syifa
Di tengah keterkejutan kedua sejoli itu. Acara tetap dilanjutkan hingga akhir.
"Arkana Ksatria Wiratama dan Asyifa Khaerunissa Hafidz. Semoga Allah melindungi kalian. Dan semoga melancarkan apa yang menjadi niat baik kalian" ujar sang MC
Semua orang yang hadir di tempat itu mengaminkan perkataan si MC.
Pada saat ini juga. Tanggal pernikahan keduanya ikut di tetapkan
Arkana dan Asyifa akan menikah 7 hari dari sekarang.
Tidak ada rona kebahagiaan sama sekali diantara kedua pasangan itu. Mereka sama-sama terpaksa melakukan semua ini
Setelah acara selesai. Arka memutuskan untuk bicara dengan Syifa. Calonn istrinya
"Nona Nasi goreng. Ah tidak,haruskah aku memanggilmu Nona Muda?" Tanya Arka sambil menaik turunkan alisnya
Syifa hanya terdiam. Entah mengapa namun setiap perkataan Arka seolah terdengar tidak ramah di telinganya
"Syifa,panggil aku Asyifa" ujar Syifa
Arka tersenyum miring lalu mendekatkan tubuhnya dengan Syifa. Syifa memundurkan tubuhnya saat Arka mendekat
Arka mengunci tubuh Syifa. Membuatnya bersandar pada tembok
"Dengarkan aku baik-baik. Aku tidak tahu apa yang sudah kamu rencanakan di belakangku. Apa yang sudah kamu lakukan hingga Mamaku sangat menginginkan kita menikah"
"Tapi ingatlah satu hal. Aku tidak akan pernah mencintaimu. Aku hanya mencintai satu wanita yaitu,Tatjana. Tapi kehadiranmu membuatku berpisah darinya. Kamu boleh mendapatkan apa yang kamu mau. Tapi kamu tidak akan pernah mendapatkan hatiku" tegas Arka
Syifa tercengang mendengarnya. Dia baru saja mendapatkan penolakan dari calon suaminya
"Harusnya sejak awal aku sadar,kalau kamu memang sengaja mendekatiku. Entah apa tujuanmu yang sebenarnya" ketus Arka
Lelaki itu berlalu begitu saja meninggalkan Syifa yang masih tercengang di tempatnya. Syifa meneteskan air matanya
"Astagfirullah,tuduhan apa itu?" Lirih Syifa
"Aku bahkan belum di nikahi. Tapi calon suamiku sudah menolakku" gumamnya terdengar lirih
****
...7 Hari kemudian, Hari Pernikahan Arka dan Asyifa...
7 hari telah berlalu sejak acara lamaran yang mengejutkan Arka dan Asyifa. Dan hari ini adalah hari besar mereka
Hari pernikahan mereka akan di gelar hari ini juga. Akad nikah akan di langsungkan di kediaman milik Syifa.
Resepsinya akan dilangsungkan di sebuah hotel mewah dan akan di siarkan ke seluruh penjuru negeri
Putri sengaja melakukan ini. Dia ingin agar Tatjana menyaksikannya dan melihat betapa bahagianya Arka dan Asyifa. Dia ingin gadis itu sadar diri dan enyah dalam kehidupan mereka
Kakak lelaki Arka juga ikut menghadiri hari sakral ini. Hari bahagia adik lelaki semata wayangnya
Putri sudah selesai bersiap. Dia memutuskan untuk berdiam diri di kamar sejenak. Dia memegang bingkai foto milik mendiang sang suami di tangannya
"Mas,hari ini Arka. Putra kesayangan kamu akan menikah. Aku tahu,dia melakukan ini karena terpaksa. Tapi aku mohon,Mas. Berikan ridho dan restumu untuk pernikahan ini. Biarkan putra kita bahagia selamanya. Jaga kami dari atas sana,Mas."
Putri memeluk erat bingkai foto itu ke dalam pelukannya. Rasa rindu terhadap sosok yang telah lama tiada itu rasanya kian membuncah dalam dadanya
Setelah itu,Putri memutuskan untuk masuk ke dalam kamar Arka. Lelaki itu sudah selesai sejak tadi.
Dia menggunakan setelan jas berwarna hitam. Rambutnya sudah disisir rapi meski nanti tetap akan tertutup dengan peci. Arka juga menggunakan sepatu hitam yang mengkilap
Alvaro juga ada di kamar adik lelakinya. Memberikan wejangan dan nasehat pernikahan.
"Kamu harus jadi pemimpin keluarga yang baik. Ingatlah,masa depan istri dan anakmu kelak ada padamu" kata Alvaro
'Cih,istri katanya? Istri darimana? Istri yang entah apa tujuannya untuk menikah denganku' batin Arka
Arka enggan menanggapi perkataan Alvaro. Dia lebih memilih untuk memalingkan wajahnya
"Al,kamu disini?" Tanya Putri
Alvaro langsung berdiri lalu menghampiri sang Mama.
"Iya,Ma. Al sedang memberikan nasehat pada putra Mama yang nakal ini" ujar Alvaro
"Arka,dengerin apa yang dikatakan Kakak padamu. Dia lebih senior darimu" celetuk Putri
Arka mendesah dengan kesal, "Iya,Mama"
Putri meminta agar kedua anak lelakinya duduk di tengah-tengahnya. Alvaro di kanan dan Arka di kiri
Putri mengamati kedua putranya satu-persatu. Keduanya bak pinang di belah dua. Garis wajah mereka sama-sama menurun dari Almarhum Bagas. Bagas seolah hidup lagi dalam diri kedua putranya
"Anak Mama. Semoga kebahagiaan selalu meliputi kalian. Selesai sudah tugas Mama untuk membesarkan kalian. Kalian sudah punya hidup kalian masing-masing. Terimakasih,Nak. Terimakasih sudah jadi penguat Mama selama ini. Mama mencintai kalian berdua" ujar Putri
Wanita paru baya itu memeluk kedua putranya lalu mengecup pucuk kepala mereka bergantian
"Terimakasih juga atas seluruh perjuangan Mama dalam membesarkan kami. Kami akan selalu menjaga Mama" sahut Alvaro
"Mama adalah segalanya buat kami. Apapun akan kami lakukan demi kebahagiaan mama. Mama harus sehat dan panjang umur. Jangan tinggalkan kami seperti Papa." sahut Arka
Putri menganggukkan kepalanya, 'Mas Bagas,permata hati kita mereka sudah benar-benar jadi lelaki dewasa'
*****
Di kediaman Syifa
Acara Akad nikah akan di gelar di rumah ini. Semua sudah siap,hanya tinggal menunggu kedatangan mempelai lelaki dan keluarganya
Syifa juga sudah selesai di rias. Dia menggunakan kebaya modern berwarna putih lengkap dengan hijab berwarna putih dan mahkota kecil yang menghias kepalanya
Syifa tidak bahagia. Bagaimana dia bisa bahagia saat calon suaminya terang-terangan tidak menyukainya. Sejak hari itu,Syifa sangat ingin membatalkan pernikahan ini andai dia bisa
Aida masuk dan mendekati Syifa, "Nak,setelah ini kamu akan jadi istri orang. Setelah ini,surgamu ada pada suamimu. Lakukan tugas dan kewajibanmu sebagai istri sebaik mungkin. Layani suamimu dengan layanan yang terbaik. Kamu harus menerima dan menghormatinya dalam keadaan apapun itu. Kamu tidak boleh melawan ataupun membantahnya apalagi meninggikan suaramu di depannya. Apapun yang menjadi masalah dalam pernikahan kalian. Jangan pernah mengumbarnya pada orang lain. Jadilah istri yang bisa menjaga marwah suaminya."
"Insyaallah,Bun. Syifa akan mendengarkan nasehat Bunda" sahut Syifa
Gadis itu coba menampilkan senyuman terbaiknya. Meski hatinya tengah menjerit. Syifa tidak bisa membayangkan, kehidupan pernikahan seperti apa yang sudah menunggunya di depan sana
2 jam kemudian,
Akad Nikah akan dilangsungkan saat ini juga. Arka dan keluarganya sudah tiba di rumah Syifa
Arka sudah duduk di depan penghulu. Paman Syifa yang akan menjadi wali nikah disini. Sudah ada saksi juga di hadirkan di depan meja akad akan dilangsungkan
Tidak lama,Syifa keluar dengan Putri dan Aida yang menggandeng tangannya. Gadis itu menunduk namun wajahnya masih bisa terlihat
Untuk sesaat,Arka merasa terpana dengan kecantikan Asyifa. Lelaki itu bahkan tidak berkedip hingga Asyifa di dudukkan tepat di sampingnya barulah dia sadar. Arka mengutuk perbuatannya sendiri
Aida dan Putri kembali ke kursi mereka. Putri duduk tepat di samping Reza yang langsung menggenggam tangannya
"Papanya Arka pasti ikut melihat dari atas sana,kan?"
"Pasti,Ma. Kakakku itu pasti ikut menyaksikan pernikahan putra kesayangannya" sahut Reza
Putri tersenyum mendengarnya. Wanita paru baya itu kembali fokus untuk menyaksikan pernikahan putranya
"Bisa kita mulai akad nikahnya sekarang?" Tanya Penghulu yang diangguki oleh semua orang.
"Baiklah. Saudara Mempelai Pria,tolong jabat tangan dari wali nikah" kata Penghulu
Arka menurut,lelaki itu menjabat tangan dari Paman Syifa.
'Nana,maafkan aku. Aku akan menikahi gadis lain saat ini juga' batin Arka
"Saudara Arkana Ksatria Wiratama bin Almharhum Ardianto Bagas Wiratama. Saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan keponakan kandung saya yang bernama Asyifa Khaerunnissa Hafidz binti Almarhum Hafidz Kurniawan dengan emas kawin berupa emas dan logam mulia seberat 10Kg. Uang tunai sejumlah 100 juta rupiah serta seperangkat alat sholat dibayar tunai!"
Arka memejamkan kedua matanya erat. Lelaki itu menarik nafas panjang lalu membuangnya
"Saya terima nikah dan kawinnya, Asyifa Khaerunnissa Hafidz binti Almharhum Hafidz Kurniawan dengan emas kawin tersebut di bayar tunai!"
Seketika seluruh orang yang hadir menghela nafas lega. Tidak kecuali,Syifa. Gadis itu meneteskan air mata tepat setelah Arka mengucapkan ijab qabul atas dirinya. Dia masih tidak menyangka kalau lelaki yang secara tidak sengaja dia temui beberapa waktu lalu kini jadi suamimya. Imam dalam hidupnya dengan cara seperti ini
"Bagaimana para saksi?"
"Sah!" Sahut para saksi
"SAH!"