NovelToon NovelToon
Don'T Kill Me, Mr. Psycho

Don'T Kill Me, Mr. Psycho

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:64.2k
Nilai: 5
Nama Author: Tokubetsuna josei

Anna Vyatcheslavovna, gadis muda asal Rusia yang dibesarkan di kota Abaza Republik Khakassia. Sebuah kesalahan membuat ia harus terus berurusan dengan tuan muda kedua Baranov, keluarga yang menerima Sergey Vyatcheslav sang ayah bekerja dikebunnya.


Tuan muda kedua Baranov yaitu, Nikolai Ivanovich Baranov atau kerap di sebut Psycho Rusia, tertangkap basah tengah menyiksa seorang pria di dalam hutan. Saksi mata itu adalah Anna yang diberi tempat tinggal di hutan kecil milik keluarga Baranov.


"Kau akan jadi korban berikutnya. Larilah seperti kelinci, dan aku akan menangkapmu!" Nikolai


Bagaimana Anna yang melarikan diri dari sosok Nikolai? Penasaran? Yuk baca dan jangan lupa beri Like dan dukungan kalian..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tokubetsuna josei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengembalikan barang

Violetta langsung tertegun. Apa yang Nikolai katakan memang benar, setiap incinya tak ada yang salah. Violetta, wanita yang dijodohkan, karna sang ayah sangat ingin bekerja sama dengan tuan Baranov dalam pengembangan senjata barunya.

"Kamu benar, apa aku bagimu. Aku mungkin hanya seorang wanita yang tiba-tiba masuk ke dalam kehidupanmu dan jadi pengganggu." Lirihnya.

Mendengar ucapan Violetta yang terlihat begitu lemah, entah kenapa Anna jadi merasa bersalah. Sementara itu, Nikolai malah memasang wajah bosan dengan mata yang terus berfokus pada tempat lain.

"Baguslah kau sadar." Ia mulai berjalan pergi, meninggalkan kekasihnya yang masih menunduk sendu.

Setelah kepergian Nikolai, Violetta langsung berlari menuju kamarnya. Sambil berlari ia mengusap air mata yang terus berderai tanpa bisa ia tahan.

"Kasihan sekali."

"Bukankah tuan Nikolai terlalu kasar pada nona Violetta? Kata-katanya benar-benar sudah kelewatan."

"Kau benar. Jika aku jadi nona Violetta, aku pasti sudah menangis dari tadi."

Bisik beberapa pegawai halaman yang tadi mengintip keduanya. Disana terdapat Anna yang masih berdiri mematung, tenggelam dalam pikirannya. Ia memikirkan hal yang sama, betapa kasarnya sikap Nikolai pada Violetta yang merupakan calon pasangan hidupnya.

...***...

Di jam makan siang, Anna memutuskan untuk mengembalikan dasi dan tie clip milik Nikolai yang tertinggal di rumahnya. Ia melihat sekeliling halaman, untuk menemukan keberadaan Nikolai. Karna di jam tersebut, Nikolai pasti sedang merokok di luar mansion.

Tak butuh waktu lama mencari, akhirnya ia dapati pria itu tengah bersantai sambil membaca buku di area taman. Tak berani mendekat karna itu taman keluarga Baranov, jadi Anna hanya mencoba membuat Nikolai mengetahui keberadaanya dengan cara melambai.

Ia terus berusaha menyadarkan Nikolai, tapi pria itu malah terus fokus pada bukunya. Hal itu membuat Anna kesal dan menghentikan tingkah konyolnya. Ia lalu memutuskan untuk kembali.

Tapi saat ia berbalik, tiba-tiba di belakangnya ada Damian yang entah muncul dari mana, mengagetkan Anna karna kedekatan jarak keduanya.

"Ahh!" Ia memekik terkejut, sampai fokus Nikolai langsung beralih padanya.

"Anna, apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Damian sambil menenangkan Anna yang barusan begitu terkejut.

Ia memegang lengan bagian atas Anna, sambil perlahan naik ke arah pundak.

"Maaf atas ketidak sopanan saya tuan. Saya akan kembali ke kebun." Anna menunduk, takut Damian memarahinya karna berani berkeliling mansion tanpa di perintah.

"Itu bukan masalah besar, lakukan apapun yang kamu mau, Anna." Damian perlahan mendekatkan wajahnya pada rambut Anna sambil berseringai nakal.

Sementara itu, Nikolai yang kini masih duduk di taman sambil memegang buku langsung menggeram. Ia menatap tajam ke arah Damian, sambil mengepal kuat di antara bukunya. Bahkan buku tersebut langsung kusut karna di pegang terlalu kuat.

"Kamu bahkan bisa bermain ke kamarku jika kamu mau, Anna.." Damian kembali berucap sambil berseringai nakal di atas rambut Anna.

Tapi matanya melirik Nikolai. Ia sengaja melakukan itu, untuk melihat reaksi sang adik yang katanya tak tertarik pada Anna.

"Tidak. Itu benar-benar tak sopan, tuan." Anna menolak sambil beringsut mundur.

"Aku tidak keberatan kamu datang ke kamarku." Damian angkat bahu, sambil melipat kedua tangannya.

"Menjijikan, tuan muda bejat sepertimu yang harusnya dikirim ke amerika." Saut Nikolai yang tiba-tiba muncul di antara mereka.

Ia masih menatap tajam Damian, tapi hal itu malah semakin membuat Damian memiliki keinginan untuk membuat emosi adiknya meledak.

"Benarkah? Kau pikir siapa yang bejat disini? Hm?"

Keduanya saling bertukar pandang penuh permusuhan. Satunya memiliki mata tajam bak elang, satunya lagi bermata redup tapi seringainya tergambar begitu angkuh.

"Aku tak tertarik untuk menyimpan seorang pelayan di kamarku. Jadi tentu kau yang bejat disini." Balas Nikolai sambil ikut berseringai sombong.

"Anna, pergilah." Titah Damian sambil berbalik menatap Anna yang kini tengah menonton keduanya.

"Baik, tuan."

Ia dengan cepat berbalik lalu berlari. Dari tadi ia memang merasa canggung karna kedua saudara sedarah itu malah meributkan hal yang sepele.

Saat sosok Anna mulai jauh, Damian kembali menatap sang adik yang masih bertampang sombong.

"Nikolai, kau harus sadar." Ucapnya yang seketika membuat ekspresi Nikolai berubah.

"Aku tau kau tertarik pada Anna kan?" Ia melanjutkan.

Sementara itu, Nikolai masih terdiam sambil mengerutkan dahi, menolak fakta bahwa ia memang begitu tertarik pada Anna.

"Omong kosong. Gadis itu tak menarik sama sekali." Bantahnya percaya diri.

Meski dari lubuk hati yang paling dalam, ucapannya begitu bertolak belaka. Hal itu ia lakukan untuk menghilangkan kecurigaan Damian.

"Kalau begitu, mulai sekarang Anna milikku. Sebagai pemilik, aku bebas melakukan apapun kan?" Tekan Damian

Mendengar ucapan Damian yang menurutnya seenak jidat, ia tak bisa menahan diri lagi. Ia lalu menarik kerah Damian, membuat sang kakak mendekat ke arahnya.

"Coba saja, dan aku akan memo-tong tanganmu."

Mata Nikolai mulai melebar, urat dirahang yang mengeras, kerutan dalam terbentuk diantara alis, dan bahkan urat tebal pun muncul di dahi. Ia menggeram sambil mengencangkan cengkraman tangannya di kerah Damian.

"Lihat ini, kau masih mau bilang bahwa kau tak tertarik?" Bukannya merasa takut, Damian malah terus memprovokasi Nikolai yang diambang batas kesadarannya.

"Kau benar. Sepertinya aku memang tertarik." Nikolai balas menyeringai kecil.

"Dengan begitu, aku punya alasan untuk membuat Anna menjadi milikku." Tak mau kalah, Damian ikut berseringai.

"Aku tak yakin."

Nikolai melepas kembali kerah Damian, lalu berbalik dan mulai melangkah pergi.

"Jika aku berhasil, apa yang akan kau lakukan?" Tanya Damian yang membuat langkah Nikolai terhenti. Ia kembali berbalik lalu mengangkat jari tengahnya sambil menggeram.

"Mimpi saja."

Ia lalu melanjutkan langkahnya dengan angkuh. Bahu yang kokoh bergerak begitu percaya diri dengan busungan dada yang membuat ia terlihat begitu gagah dari sudut manapun.

...***...

Malam hari, saat semua pekerja berniat pulang, Anna sekali lagi memutuskan untuk bertemu Nikolai dan memeberikan barang miliknya.

Anna meminta izin pada Sergey untuk pergi ke perpustakaan terlebih dahulu sebelum pulang. Ia terpaksa berbohong karna ia yakin, Sergey tak mungkin memberinya izin bertemu pria psycho tersebut.

Setelah berjalan kesana kemari, akhirnya ia dapati Nikolai sedang meroko di atas balkon kamarnya. Ia tak sadar, padahal dari tadi Nikolai memperhatikannya yang berjalan mencurigakan.

"Tuan!" Seru Anna pelan.

Ia lalu merogoh tasnya dan mengeluarkan barang tersebut. "Tuan meninggalkan ini kemarin."

Nikolai berseringai kecil sesaat, tak kuat melihat tingkah gemas Anna. Padahal ia tak perlu repot-repot mengantarkan barang yang tak begitu penting bagi Nikolai.

"Oke-oke, aku kesana."

Tak butuh waktu lama, Nikolai turun dari kamarnya dan keluar. Begitu tampan wajahnya yang kini disinari cahaya bulan, dipadu jubah mandi hitam setinggi lutut dengan dada yang sedikit terbuka. Begitu sempurna sosoknya saat ia berjalan santai sambil menghisap rokok.

Anna membelalak. Entah kenapa ia merasakan hal yang sama, bahwa pria yang kini berjalan mendekat padanya begitu rupawan.

"Aku tau aku begitu sempurna, jadi tolong berhenti menatapku seperti itu."

1
@Biru791
hduhh nikolaiii
@Biru791
cemungutt uppp doble up ke thour
Lyn
klo Nikolai nurut gtu kok malah gemes bangett sihh
T o R a 21
pawange Iki../Joyful/
Lusie
luluh sma anna doang ya bang
Eci Rahmayati
bucinnnn akut🤣
T o R a 21
bang bucin dah../Facepalm/
Lusie
sa ae lu buaya buntung
Eci Rahmayati
dapet gadis perawan ya bang 🤭
imel
up lagi thor 🥰
@Biru791
double upp thour
@Biru791
aku nunggu up muu
Lusie
duhh ini mh emg udh jdi psychopat sejak dini/Toasted/
Lusie
ohh jdi pernah jdi buronan jga pas masih muda/Facepalm/ bang nikol ini hobinya emg lari larian kali ya
Lusie
pantesan dpt gelar psycho rusia bangggg
Lusie
ngerii amat bangg
Eci Rahmayati
wadidaw tida bisa meroko tapi bisa melumat haaaaa
imel
beeuuh tidak mau rugi ternyata 🤣🫣🙈
imel
jadi??
imel
sereeem
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!