Siapa sangka malam pertama yang seharusnya indah bagi pasangan yang baru saja menikah justru menjadi malam yang sangat mengerikan sekaligus menyakitkan karena suaminya tak sengaja terbunuh dalam perkelahian menyelamatkan dirinya.
Apa motif pembunuhan yang sebenarnya,siapa yang membunuh dan bagaimana nasib istrinya itu?
Ikuti kisah selengkapnyaa karna akan ada ketegangan,air mata,cinta dan juga dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 33
Amira dah Ahmad memutuskan untuk langsung kekantor polisi guna menemui Natan.Sesampainya disana Amira berpapasan dengan Azra yang kebetulan baru saja keluar.
Azra berniat menyapa Amira namun rupanya Amira melewatinya begitu saja tanpa ada niat ingin menyapa.Mereka seperti orang yang tak pernah saling mengenal.Berbeda dengan Ahmad yang tersenyum kepada Azra saat bertatap muka dengannya.
Hati Azra sedikit menghangat setidaknya Ahmad masih mau menyapanya.
Sesampainya didalam dan sudah mendapatkan izin Amira langsung menemui Natan diruangan yang sama seprti saat Azra menemuinya.
Melihat Amira Natan yang sedang termenung langsung bangkit dan berjalan menghampiri Amira yang berdiri diambang pintu.
" Mami maafkan aku mi maafkan Natan mii, bukan Natan yang membunuh mas Abrar mi Natan bersumpah mi!" ucap Natan dengan bersimpuh dikaki Amira bahkan Natan sampai mencium kaki Amira.
" Tidak nak,bangunlah." Amira menuntun Natan untuk bangun.
" Liat mata mami nak,tatap mami!"pinta Amira.
Dengan air mata yang sudah berlinang Natan menatap wajah Amira.Hati Amira terasa sakit harus melihat keponakan yang sudah dia anggap seprti anaknya sendiri harus memakai baju tahanan layaknya seorang penjahat.Amira masih tidak percaya dengan berita yang ia dengar.
" Katakan nak,semua itu tidak benar kan? Kamu tidak membuhun mas Abrar kan Natan?" Tanya Amira dengan suara tercekat ditenggorokan.
Lidahnya seakan kelu,ia tak mampu menyelesaikan kalimatnya.Hanya air mata yang terus berjatuhan membasahi pipinya.
" Mami maaf,jika mungkin ini akan menyakiti mami.Tapi aku siap mendapatkan hukuman atas apa yang sudah Natan lakukan mi,Natan..."
" Mii ampuni Fandi mi,disini Fandi yang bersalah mi.Fandi gak sengaja numpuk kepala mas Abrar pake fas mi.Keadaannya saat itu benar-benar sulit.Ruangannya gelap Fandi gak bisa liat siapa orang yang Fandi serang,Fandi gak tau kalau itu mas Abrar Fandi...Hiks mi maafkan Fandi mi!" ucap Fandi menceritakan tentang apa yang sebenarnya terjadi.Walaubagaimana pun Fandi tidak ingin Amira menyalahkan Natan atas apa yang sudah terjadi.
Melihat Fandi bersimpuh didepan Amira ,ardipun mendekat ia melakukan hal yang sama.Meminta maaf dan ampun pada seorang ibu yang anaknya sudah direnggut nyawanya tanpa sengaja.
Natan dan kedua temannya masih berlutut didepan Amira,Ahmad yang tak kuasa menahan sesak didadanya lantas keluar.
Ia sangat menyayangkan apa yang sudah ketiga pemuda itu lakukan,namun mendengar cerita dari Fandi dan Adri ,Ahmad tak bisa sepenuhnya menyalahkan ketiganya.Tapi dia juga tidak membenarkan apa yang mereka lakukan.
Amira masih mematung ditempatnya,ia tak kuasa lagi menahan sesak dalam dadanya.
" Natan kamu..."
" Maaf Bu jam besuk sudah habis silahkan tinggalkan tempat ini.Jika ada yang perlu dikatakan lagi saya kasih waktu lima menit dari sekarang." Ucap kepala sipir yang berjaga didepan ruang tahanan Natan dan kedua temannya.
" Sudah tidak ada lagi yang perlu saya bicarakan pak, terimakasih permisi!" Ucap Amira pada akhirnya.
Dengan langkah gontai Amira keluar dari ruangan tersebut.Amira memang sangat menyayangi Natan,namun apa yang Natan perbuat sungguh sangat menyakitkan hatinya.Meskipun bukan tangan Natan yang merenggut nyawa Abrar namun Natan ikut serta dalam pembunuhan itu.
" Maafkan Natan mih!" Lirin Natan yang kini hanya bisa menatap punggung Amira yang semakin menjauh dan menghilang dibalik tembok.
...****************...
Tok tok tok
" Buu,ibu buka pintunya Bu?" Teriak bi Mun didepan pintu rumah Azra.
" Bi,Mun! Iya itu suara bi Mun,ko bi Mun sudah ada disini,bukannya dia pulang kampung karna suaminya sakit." Gumam Azra.
Tok tok tok
" Ibu,ini bibi Bu!" Teriak bi Mun lagi karna Azra tak kunjung membuka pintu.
Tak lama terdengar suara langkah kaki menuju kearah pintu.
Ceklek
" Bu,ibu baik-baik saja Bu.Bibi langsung kesini setelah melihat berita ditv Bu.Apa itu benar Bu,apa betul mas Natan yang sudah membunuh bapak?Rasanya bibi tidak yakin Bu,orang sebaik itu sampai mencelakai orang lain,apa lagi orang itu adalah kakanya sendiri.Bibi benar-benar tidak percaya Bu?" Ucap Bi Mun begitu melihat Azra.
" Masuk dulu bi,bibi kan baru sampai." Ucap Azra,Azra mencoba bersikap tenang.
Azra membawa bi Mun masuk dan mempersilahkan duduk.Azra juga mengambilkan segelas air putih untuk bi Mun karna bi Mun mungkin saja sangat kehausan,terdengar dari nafasnya yang memburu.
" Diminum dulu bi!" Ucap Azra sembari menyodorkan segelas air putih untuk bi Mun.
" Terimakasih Bu." bi Mun menerima gelas dari Azra dan meminum segelas penuh air itu hingga tandas.
" Mau bibi percaya atau tidak tapi itu faktanya bi,Natan yang sudah membunuh mas Abrar.Natan yang sudah membuatku menjadi janda,Natan yang sudah memisahkan ku dari suamiku Bu,semua gara-gara Natan bi NATAN!" seru Azra karna tak mampu lagi menahan semua itu didalam dadanya.
Hiks hiks
" Bii,semua gara-gara Natan bii!" Isak Azra sembari menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Bi Mun beralih duduk disebelah Azra dan meraih tubuh majikannya,memeluknya dan mengusap pundaknya.
" Menangislah Bu,menangislah sampai ibu benar-benar lega.Dalam keadaan emosi dan kalut ibu tidak akan bisa berfikir dengan jernih.Bibi tau ibu sangat emosi,ibu sangat marah,kecewa dan terluka.Tapi terkadang apa yang kita lihat dan kita dengar belum tentu itu sebuah kebenarannya.Setelah ibu tenang nanti,coba ibu renungkan baik-baik lihat dan fikirkan dari berbagai sisi pertimbangan semuanya,jangan mudah membuat kesimpulan hanya berdasarkan katanya tanpa ibu belum tau buktinya.Maaf ya Bu,bibi hanya mengingatkan.Bibi tau seprti apa mas Natan." Ucap Bi Mun.
Ingatannya menerawang jauh pada kebaikan Natan dimasalalunya.Bi Mun berhutang nyawa dan berhutang budi pada Natan.
Azra melerai pelukannya,ia mengusap kasar airmata.
" Bi,kenapa bibi bisa seyakin itu? Kenapa bibi begitu membelanya,apa karna dia sudah memberikan bibi ponsel?berapa harga sebuah ponsel Bi,dia penjahat bi dia monster bi!" ucap Azra dengan gigi menggeratuk.
Bi Mun menghela nafas kasar,kemudian membuka tasnya dan mengambil secarik kertas dari dalam tasnya.
" Dua tahun lalu..."
Bersambung dulu ya gaiiss 😜😜
lebih baik kamu cari dulu kebenarannya jangan asal tuduh aja
𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚖𝚎𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚛𝚓𝚊 𝚋𝚎𝚗𝚐𝚔𝚎𝚕 𝚉𝚊, 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚐𝚊𝚔 𝚝𝚊𝚑𝚞 𝚜𝚒𝚊𝚙𝚊 𝚗𝚊𝚝𝚊𝚗
aku jadi penasaran Thor bagaimana nasib bang Natan dan dkk