NovelToon NovelToon
Kisah Kita Telah Usai

Kisah Kita Telah Usai

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikah Kontrak / Anak Yatim Piatu / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:196.1k
Nilai: 5
Nama Author: yaya_tiiara

Lintang Pertiwi hanya bisa diam, menyaksikan suaminya menikah kembali dengan cinta pertamanya. Ia gadis lugu, yang hanya berperan sebagai istri pajangan di mata masyarakat. Suaminya Dewa Hanggara adalah laki-laki penuh misteri, yang datang bila ia butuh sesuatu, dan pergi ketika telah berhasil mendapatkan keuntungan. Mereka menikah karena wasiat dari nyonya Rahayu Hanggara, ibunda Dewa juga merupakan ibu angkatnya. Karena bila Dewa menolak semua harta warisan,akan jatuh pada Lintang. Untuk memuluskan rencananya, Dewa terpaksa mau menerima perjodohan itu dan meninggalkan Haruna Wijaya kekasihnya yang sudah di pacari selama dua tahun.
Akankah Lintang bisa meluluhkan hati Dewa? Atau suaminya akan lebih memilih Haruna. Dan jangan lupa,ada seorang secret admire yang selalu ada bila Lintang bersedih.
Yuk! Pantengin terus kelanjutan dari cerita ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yaya_tiiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

"Tante Rosa?!" teriak Dewa dan Frans berbarengan.

"Keponakan-keponakan Tante, lagi berebut apa sih?" tanyanya, sambil masuk ke ruang tamu. Ia duduk dengan anggun, pada sofa tunggal berlengan.

"Ini Tan, Dewa mau nimpuk bibir seksinya aku" ucap Frans, dengan ekspresi wajah merayu.

"Hei, sejak kapan kamu berubah kemayu begitu?" Tante Rosa melotot, menatap Frans yang kini duduk mendekatinya. "Hih...Tante jadi takut, dekat-dekat kamu" ucapnya bergidik.

"Aduh Tan, gitu aja takut. Aku cuma bercanda, gak mungkinlah belok. Kasihan sama cewek-cewek jomblo, yang berharap aku kencani" dalih Frans, dengan senyum simpul.

"Kapan datang dari Eropa?" tanya Tante Rosa. "Sepertinya, mulai bosan dengan gemerlap malam di sana" tuturnya lagi, ketika melihat Frans hanya diam.

"Frans baru datang semalam, tapi sudah membuat keributan" adu Dewa, yang kini juga ikut bergabung bersama di kursi sofa.

"Oh ya, kenapa dengan hidung mu?" Tante Rosa mengalihkan perhatian pada Dewa.

"Hehehe! Kita semalam sparing partner, Tan" ujar Frans terkekeh geli. "Abis udah lama, kita gak berantem lagi."

"Hadeuh! Kalian ini masih seperti anak kecil, padahal udah pada dewasa. Apalagi kamu Dewa, sebentar lagi bakal punya momongan."

Dewa menggaruk kepala yang tak gatal, emang Frans paling jago kalo sudah berbohong. 'Enak banget ia ngomong, muka aku bukan samsak kali' oceh hati Dewa keki.

"Kenapa kamu pasang muka kusut gitu?" celetuk Frans jahil. "Kayak baju belum di setrika, kusut banget."

Dewa melotot sempurna, matanya benar-benar hampir keluar. Namun demi menghormati tamunya, perasaan dongkol itu ia tekan sendiri.

"Sudah...sudah, Tante ke sini bukan mau di suguhi dengan pertengkaran kalian. Tetapi ada yang lebih penting dari urusan kalian, yang gak pernah akur sesama saudara" ucap Tante Rosa, yang melihat keduanya seperti sedang menyimpan bara permusuhan. Matanya tidak bisa di bohongi, ada perseteruan juga permusuhan yang tengah mereka tutupi.

"Maaf Tan, datang-datang udah liat kekacauan di sini" Dewa sebagai tuan rumah, memohon maaf pada sahabat almarhum ibunya.

"Tante sudah biasa melihat kalian berkelahi, semenjak kecil sampai sekarang sudah dewasa" sindir Tante Rosa,sambil tersenyum tipis. "Tapi itulah yang namanya saudara, keributan-keributan kecil yang membuat hubungan persaudaraan semakin erat."

"Iya Tan. Jadi maksud kedatangan Tante ke sini, dalam rangka apa ya?" tanya Dewa lembut.

"Ini juga kalo boleh, Tante mau ajak Lintang ke makam orangtuanya. Kebetulan ,Tante memang mau berkunjung ke pantai asuhan di sana."

"Baiklah, aku ijinkan. Tapi jangan sampai menginap ya ,Tan...."

"Aku ikut!" seru Frans sumringah. "Barangkali aja, Tante dan Lintang butuh bodyguard?"

"No! Kamu jangan ikut mereka, masih ada urusan yang mesti kita selesaikan" sergah Dewa pada Frans, yang terlihat memaksa ingin ikut.

"Biarkan saja, di rumah ini juga jadi pengacau" Haruna yang sedari tadi hanya diam, menyimak obrolan mereka terlihat kesal, karena Dewa sepertinya mau menahan Frans agar tetap tinggal. "Lagipula, Lintang juga butuh suasana baru."

"Dengar Dewa, istri siri mu juga menyetujui" ujar Frans, sambil menaik-turunkan alisnya. "Adanya aku dan Lintang, hanya akan menjadi pengganggu di rumah."

"Oke, aku titip Lintang."

"Jangan takut, ia akan Tante kembalikan utuh tanpa kurang apa pun" Tante Rosa, menghentikan perdebatan yang terjadi.

"Runa, tolong kasih tau Lintang agar segera bersiap untuk berangkat bersama Tante Rosa."

"Kok aku sih, biar Frans aja yang bilang ke Lintang" tolak Haruna sengit. Ia duduk membelakangi Dewa, hatinya kesal luar biasa. Suaminya selalu menghawatirkan Lintang, sementara dirinya selalu di acuhkan. Semenjak satu atap bersama kakak madunya, Haruna jadi sering curiga dan ilfil pada Dewa.

****

Perjalanan menuju makam orang tua Lintang di luar kota Jakarta, hanya di isi keheningan serta deru roda kendaraan melaju kencang di jalan bebas hambatan yang terdengar. Mobil-mobil saling berseliweran dengan kecepatan maksimal, seolah berlomba mengejar kesempatan. Lintang duduk bersama Tante Rosa, di kursi penumpang bagian belakang. Sementara di depan, Pak Umar yang mengendarai mobil fokus menatap jalanan. Frans yang berambisi ikut bersama mereka, harus pupus harapannya karena ia mendapat telpon dari Om Edo.

"Lintang, kamu harus terjun mengelola bisnis peninggalan orang tua mu" Tante Rosa, tiba-tiba berbicara seperti itu. "Tante harap, kamu bisa mandiri secara finansial. Jangan tergantung Dewa, fikiran laki-laki itu sering berubah-ubah."

"Aku tau Tan, semenjak dua tahun lalu kak Dewa memang sudah berubah. Ibunya saja gak di dengar, apalagi aku" ucap Lintang, menyetujui pendapat Tante Rosa. "Aku ingin Tante jadi mentor ku, dalam menjalankan bisnis."

"Tentu cantik, Rahayu menitipkan mu pada Tante pastinya dengan banyak pertimbangan."

Kembali suasana hening, mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing. "Nyonya, bagaimana kalo kita istirahat dulu di rest area?" tanya Pak Umar, pada Tante Rosa.

"Oo ya Pak, sekalian kita shalat ashar terus cari tempat makan."

"Baik Nyonya."

Pak Umar memarkirkan kendaraannya, di sebuah restoran cepat saji. Mereka semua keluar menuju musholla, yang letaknya berdekatan dengan K*C.

Selesai menunaikan ibadah wajib, Tante Rosa menuntun Lintang untuk mengisi perut. Sementara Pak Umar meminta ijin, untuk berkumpul bersama para sopir di sebuah kedai kopi.

Karena hari menjelang petang, Tante Rosa memutuskan untuk singgah terlebih dahulu di sebuah panti asuhan. Ia memang mengenal dekat pemilik tempat tersebut, lagi pula tempatnya tidak begitu jauh dari tempat tujuan.

"Assalamualaikum" Tante Rosa mengucap salam, saat tiba didepan pintu masuk panti.

Terdengar suara langkah kaki mendekat, di ikuti dengan terbukanya pintu. "Waalaikumsalam" jawab perempuan paruh baya, berjilbab lebar itu ramah. "Siapa ya?" tanyanya, sembari melihat sang tamu dari atas ke bawah. Keningnya berkerut, seolah sedang mengingat-ingat.

"Aku Rosa, Halimah. Masa gak ingat" jawabnya singkat.

"Rosa yang temannya Rahayu, bukan?"

"Iya, betul sekali."

"Ya Allah, pangling aku liatnya. Kamu sudah banyak berubah, dari yang dulu tomboy jadi anggun begini" ucapnya, memeluk Tante Rosa lalu kembali menatap penampilannya yang anggun. "Masuk...masuk, dengan siapa kamu ke sini?"

"Aku bersama Lintang, Imah."

"Putrinya Rahayu."

"Iya."

Lintang cepat-cepat menyalami perempuan paruh baya, yang bernama Halimah itu. "Assalamualaikum Bu, aku Lintang."

"Waalaikumsalam, cantik. Wah udah besar, ya. Dulu ibu mu selalu ke sini, ketika kamu masih berusia tujuh tahun. Sekarang, apa kabarnya beliau?"

"Ibu sudah meninggal, seminggu yang lalu..."

"Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un" potong Halimah cepat. "Sakit apa beliau?" tanyanya, dengan mata berkaca-kaca.

"Ibu meninggal, karena sakit paru-paru menahun."

"Ya Allah, mudah-mudahan Rahayu diterima di sisi Tuhan dan diampuni segala dosanya."

"Aamiin" ucap mereka berbarengan.

"Imah, boleh aku menginap di sini?" tanya Tante Rosa, memohon ijin pada Halimah.

"Tentu saja. Banyak hal yang ingin aku tanyakan, mengenai kehidupan kamu. Bagaimana kabar suami, juga anak-anak mu?"

"Iya, aku kangen dengan suasana di sini."

"Assalamualaikum" tiba-tiba terdengar suara seorang pria, memasuki gendang telinga mereka.

Terlihat seorang pemuda tampan seumuran Lintang, masuk kemudian menyalami Halimah. "Ibra, kenalkan teman Bunda dari kota" kata Halimah, menunjuk pada tamunya.

"Anak mu tampan sekali, Imah" ucap Tante Rosa, menyambut salam dari putra Halimah.

Pria bersorban dan memakai peci hitam di kepalanya, hanya tersenyum di kulum mendapat pujian itu.

"Terimakasih Tante."

"Nih kenalin Lintang, putri Tante Rahayu. Kamu masih ingat,gak? Dulu ia sering di bawa Tante Rahayu, dan kamu selalu menggodanya."

Ibra menatap Lintang sekilas, sepertinya ia pernah mengenal gadis imut ini. Tapi di mana? Ah ya, ia ingat sekarang.

"Lintang yang dulunya item, dan suka nangis kejer kalo aku godain, kan?!"

"Apa kamu bilang?"

****

1
Dewi Dama
cerita nya sangat membosankan...malas baca nya..lagi...
Ita Mariyanti
hadeuh....g abis2 jja*ang d putaran Dion
Bintang Yafi
istrinya om ahmad linda apa sandra thor?
Ita Mariyanti
🔥🔥🔥🔥🔥
Ita Mariyanti
apa si Dion tukang celup yach bnyk bgt wanita yg cr
Ita Mariyanti
lakik modelan dewa gt ksh rok ae g ada teges2 nya jd lakik...bodoh g ketulungan....diem bae d kadalin ja*ang
Jumiah
klo Dewa gk merubah sipat x ,gk akan pernah damai rmh tangganya ,
yg ad hidupx sendirian nnt x
Ita Mariyanti
wah kl PTC kurleb 15mnt dr rmh ku Thor, smngt Lin 💪💪
Ita Mariyanti
bs jdi jodoh Lintang si Dion ini tp kq aq suka sm Zian ae jodoh nya Thor 🤭
Ita Mariyanti
sukak wanita kek Lintang yg g mdh d tindas dan teguh pendirian ❤️❤️❤️
Ita Mariyanti
😂😂😂❤️❤️❤️ bnrn ki Dion
Ita Mariyanti
slmt menikmati kotaku SBY yg panas bgt yaa Lin 😍😍
Ita Mariyanti
waduh kyk e lakik d bus kmrn ki 😁😁
Ita Mariyanti
prgi ae Lin ngpain bertahan dsitu kan g bkln jg Dewa dpt warisan ibunya
Ita Mariyanti
knpa pedes gt yach omongan Ibra...ati2 kang tar Sinta e d ambl org tar km nyesel
Dewi Dama
perfect
Merina Hu
Luar biasa
Merina Hu
Kecewa
Ita Mariyanti
d lah ja*ang ba*ingan pula, mg dewa tau kl si Har pembunuh t lsg ibunya
Ita Mariyanti
sukak karakter lintang yg g mudah d tindas...smngt Lin ja*ang kui 😘😘💪💪💪🤗🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!