Terjebak menikah dengan seseorang yang tidak pernah diinginkan adalah sebuah musibah besar, terlebih jika keduanya mempunyai latar belakang sosial yang berbeda. Tak ada cinta tapi harus hidup seatap adalah hal yang harus dilakoni Marvin Andrian dan Malena Rachman.
"Terang saja Miss mau menikah denganku karena aku ini siswa terpopuler di sekolah!" Marvin Andrian.
"Meskipun aku dapat predikat perawan tua, aku juga tidak ingin sembarang menikah, apalagi dengan anak ingusan seperti kamu!" Malena Rachman.
Mampukah mereka hidup bersama meskipun tanpa ada cinta diantara mereka berdua
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Drama Elsa
"Astaghfirullah Elsa, ngomong apa kamu nak?" ucap Lisa tercekat. Wanita paruh baya itu sampai menutup mulutnya saking kagetnya dengan ucapan sang putri.
"Pokoknya Marvin harus tanggung jawab mah!" sahut Elsa dengan tatapan tajam ke arah Marvin.
"Otak kamu gak geser habis kecelakaan 'kan Sa?" balas Marvin dengan wajah mengeras. Sungguh, ia sangat kesal dengan drama satu babak yang sedang dimainkan oleh gadis itu.
"Gak. Otak aku baik-baik saja. Kamu yang mau lari dari tanggung jawab setelah bikin aku hamil!" teriak Elsa histeris dan tiba-tiba langsung tak sadarkan diri. Semua orang langsung panik. Mereka takut dan juga khawatir.
Indira langsung berlari keluar dari ruangan itu untuk mencari dokter sedangkan Andrian langsung menarik tangan Marvin ke sudut ruangan dimana Malena ternyata ada di sana berdiri kaku dengan wajah pucat.
"Miss?" ucap Marvin dengan suara tercekat.
Mati aku, ucapnya dalam hati. Ia tak menyangka kalau guru sekaligus istrinya ternyata ada juga di tempat itu dan melihat sendiri secara Live apa yang baru saja terjadi.
Sebuah kebetulan yang sangat menyesakkan.
Malena hanya tersenyum tipis kemudian segera pergi dari ruangan itu. Hatinya sakit bahkan teramat sakit. Rasanya ingin ia menghilang dari tempat itu untuk mencari tempat yang sangat bagus untuk menangis.
Gambar-gambar romantis yang pernah dikirim oleh Elsa kini berputar kembali di kepalanya dan mulai membuat keputusan sendiri.
"Miss, tunggu!" teriak Marvin ingin mengejar wanita yang sangat dicintainya itu tapi tangannya langsung ditarik paksa oleh sang papa.
"Jangan kemana-mana dan jelaskan semuanya pada kami semua!" geram Andrian dengan tatapan tajamnya.
"Apa yang mau aku jelaskan pa, aku tidak pernah melakukan apapun pada Elsa. Kami hanya berteman, tidak lebih dari itu." Marvin menjawab dengan tegas.
"Kamu pikir ada pencuri yang mau ngaku heh!" timpal seorang pria yang merupakan kakak laki-laki dari Elsa, yang tanpa aba-aba langsung memberikan satu pukulan telak pada perut Marvin.
"Aaargh!" Marvin tak sadar terpekik kesakitan. Lambungnya yang belum terisi makanan sejak tadi kini harus mendapatkan satu santapan makan siang yang cukup menyakitkan.
Sungguh, ia ingin memberikan perlawanan mengingat tubuhnya lebih besar dan tinggi dari pada El Rumy, tapi ia tak ingin suasana ruangan tindakan itu jadi heboh dan kacau.
"Tanggung jawab kamu brengsek!" teriak pria itu dengan tangan masih ingin memberikan pukulan pada Marvin, tapi Andrian langsung menahannya.
"Jangan pake kekerasan disini. Kita dengarkan penjelasan Marvin terlebih dahulu baru kita putuskan apa yang seharusnya kita lakukan," ucap pria paruh baya itu berusaha menenangkan.
El Rumy, kakaknya Elsa langsung mundur. Meskipun ia sangat marah pada Marvin tapi ia juga sangat segan pada Andrian, sahabat kedua orangtuanya.
"Huaaaa..." Elsa yang baru tersadar dari pingsannya langsung menangis histeris lagi hingga membuat perhatian semua orang tertuju padanya.
"Jangan nangis sayang, katakan apa yang sebenarnya terjadi," ucap Lisa seraya memeluk tubuh sang putri.
"Apa benar dengan apa yang kamu katakan tadi Sa?" tanyanya. Elsa tidak menjawab, ia hanya menangis dan menangis saja hingga membuat semua orang jadi bingung.
"Kita tanya Marvin saja apa yang sebenarnya terjadi," ucap Indira seraya menatap wajah Marvin yang hanya menunduk. Marvin pun mengangkat wajahnya dan menatap semua orang yang juga menatapnya.
"Kamu sangat akrab dengan Elsa. Kemana-mana kalian selalu sama-sama. Coba jelaskan apa yang terjadi Marvin?!" titah Indira.
"Aku gak pernah melakukan apapun seperti yang mungkin semua orang di sini pikirkan. Aku hanya menganggap Elsa sahabat, yang tidak mungkin aku rusak."
"Lalu? Kenapa Elsa meminta kamu untuk bertanggung jawab hah?" balas Lisa dengan perasaan campur aduk.
"Aku tidak tahu tante, tapi aku yakin Elsa hanya mengada-ada di sini" ucap Marvin. Semua mata yang memandang langsung terbelalak.
"Apa maksudmu Marvin. Elsa kamu bilang mengada-ada? Jangan asal bicara kamu!" sentak El Rumy marah.
"Dia cuma ingin mencari perhatian. Semua orang yang kenal Elsa, pasti tahu bagaimana sifatnya. Ia suka membuat sensasi untuk mendapatkan perhatian semua orang." Marvin menjawab santai.
"Apa katamu Marvin. Kamu menuduh aku? Dasar brengsek kamu!" balas Elsa dengan wajah bersimbah airmata.
"Setelah kamu memberi aku harapan palsu sekarang kamu menuduh aku?!" pekik gadis itu dengan dada naik turun karena emosi.
Marvin tersenyum miring kemudian berucap," Kalau benar kamu sedang hamil, mari kita lihat hasil pemeriksaan dokter, bukankah kita sedang ada di rumah sakit sekarang ini?"
"Kalaupun kamu hamil, itu bukan urusan aku, karena aku sekalipun tak pernah menyentuh kamu!" lanjut Marvin tegas.
Wajah Elsa langsung memucat. Ia pun ingin pingsan lagi tapi Indira yang sudah mulai mengerti perkataan sang putra, langsung mencubit pinggang Elsa hingga gadis itu meringis kesakitan.
"Jangan pingsan dulu, setelah pemeriksaan lanjutan dari dokter, kamu bisa melanjutkan drama kamu Sa!" ucap Indira dengan ujung bibir terangkat.
"A-apa maksud tante?" gugup Elsa.
🌻
*Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?*
dia beli pakaian banyak untuk memperindah dirinya.. padahal dia indah saat tak berpakaian 🤣🤣🤣
sabar marvin tahan dulu anu,,😃krna km lagi di rmh mertua,yg kamarx tdk kedap suara,,,😃