Kecelakaan satu tahun yang lalu, telah mengakibatkan kaki kiri Arsy menjadi cacat, Arsy seorang ibu satu anak ini telah di selingkuhi oleh suaminya dengan wanita lain.
"Mas, apa salahku sampai kamu tega mengkhianatiku?"tanyanya sampai menangis tersedu.
"aku sudah bosan dan muak hidup dengan wanita cacat sepertimu, kau sudah tak mampu melayaniku di atas ranjang, sebaiknya kita bercerai saja!" Jawabnya tanpa memperdulikan perasaan Arsy yang masih berstatus istri sah nya.
Suatu ketika Arsy dipertemukan dengan seorang pria paruh baya dalam kondisi sekarat, Arsy menyelamatkan nyawanya, siapa sangka pria yang usianya sudah lebih dari setengah abad itu, sebut saja Tuan Handoko menjadikan Arsy sebagai putri angkatnya.
Dan putra dari Tuan Handoko, yakni Galaksi Pramudya rupanya diam-diam menaruh hati kepada Arsy, meskipun di awal pertemuan mereka, Gala begitu membencinya.
Mampukah Arsy merubah takdir hidupnya dan menerima Galaksi sebagai pendampingnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sah
Malam ini entah kenapa suasana terasa mencekam dengan suara hujan yang mereda, meninggalkan genangan air dan keheningan yang menggantung bau basah tanah memenuhi udara.
Kini dengan langkah yang pelan, Gala dan Arsy pergi menuju Balai desa, dimana di sanalah tempat yang akan menjadi saksi atas peristiwa yang tak akan pernah mereka sangka sebelumnya.
Gala menghela napas, begitu pun dengan Arsy, keduanya tampak gugup, ada sedikit keraguan yang terlintas, namun semua itu Gala coba tepis, sudah bukan saatnya memikirkan hal yang lainnya, yang terpenting saat ini dirinya dan Arsy bisa selamat dari amukan warga setempat.
Akhirnya Arsy dan Gala duduk di atas kursi kayu menghadap meja. Salah seorang warga memanggil kepala Desa yang kebetulan rumahnya berada tidak jauh dari Balai Desa, serta seorang Amil yang biasa menikahkan pasangan warga setempat.
Sebagian warga ada yang menggerutu kesal karena tidak setuju dengan keputusan yang seperti ini.
Setelah semuanya berkumpul, akhirnya prosesi ijab Kabul pun di mulai, Arsy hanya bisa menundukkan kepalanya di samping Gala, tubuhnya gemetar, ia tidak menyangka bahwa hari ini dirinya akan menyandang status sebagai seorang istri kembali setelah sebelumnya mengalami kegagalan dalam rumahtangganya, sedikitpun tak pernah terlintas di dalam benaknya akan menikah dengan cara tragis seperti ini.
Begitu juga dengan Gala, ia menghela napasnya berkali-kali, siap tidak siap dirinya harus bisa mengucapkan janji sucinya kepada Arsy.
Dan dalam keheningan malam, yang disaksikan oleh warga setempat serta tokoh masyarakat, prosesi ijab Kabul berlangsung secara lancar, Gala samasekali tidak ada kendala saat janji suci itu di ikrarkan, tangis Arsy pun pecah tak bisa ia bendung lagi, kini dirinya telah sah menjadi istri dari seorang Gala Pramudya Handoko, bosnya sendiri.
Sedangkan Gala, ia hanya bisa pasrah menerima takdir.
Arsy mencium punggung tangannya Gala, sedangkan Gala mengecup keningnya, suatu pemandangan yang indah bagi mereka yang kini sudah sah menjadi pasangan suami dan istri.
Tidak lupa selembar kertas yang di dalamnya terdapat materai serta nama pasangan mempelai yang telah tercantum, kini mereka berdua telah menandatangani kertas tersebut beserta para saksi sebagai bukti bahwa Arsy dan Gala adalah pasangan suami dan istri, meskipun mereka berdua menikah secara agama, tapi pernikahan mereka kali ini telah sah di mata Tuhan.
Kondisi Gala tiba-tiba saja kembali drop, ia ambruk saat ingin bangkit dari tempat duduknya, beruntungnya ada Arsy di sebelahnya yang segera meraih tubuhnya dan mencoba merangkulnya agar tidak terjatuh ke atas lantai.
Pak Kades dan juga Pak RT bergegas menolong Gala, mereka berdua berinisiatif untuk mempersilahkan Arsy dan juga Gala menginap di rumahnya Pak Kades, Arsy sendiri tak mungkin menolaknya mengingat kondisi Gala saat ini yang tidak baik-baik saja.
Arsy sempat bertanya kepada Pak RT dan Pak Lurah mengenai jalan menuju arah Hotel Panama, namun jawaban yang ia dapat cukup mencengangkan.
"Maaf Mba, untuk saat ini jalan menuju arah jalan raya terputus karena tadi telah terjadi longsor dimana jalan satu-satunya menuju arah perkotaan tak bisa di lalui, kampung Pandan dan kampung yang lainnya menjadi terisolasi, andaikan tadi tidak terjadi hujan yang sangat lebat, mungkin peristiwa ini tidak akan pernah terjadi!" tuturnya.
Pak RT, menjelaskan sedetail mungkin kepada Arsy agar Arsy tahu kondisi yang sebenarnya.
Arsy hanya bisa mengangguk pasrah atas kejadian ini.
Kemudian Gala di tempatkan di atas ranjang tempat tidur khusus tamu di rumah pak Kades, sebut saja Pak Jayadi. Beruntungnya Pak Jayadi dan istrinya bersikap baik kepada Arsy dan juga Gala.
Sementara itu, Pak RT undur pamit untuk pulang karena malam sudah semakin larut.
Arsy menyiapkan alat untuk mengompres, ia sendiri merasa sungkan dengan istrinya Pak Kades, tapi justru Arsy malah di berikan obat untuk menghilangkan demam oleh Pak Kades dan memintanya untuk segera diminumkan kepada Gala, sementara itu istrinya Pak Kades menyediakan makanan ala kadarnya untuk Arsy dan juga Gala.
"Maaf ya Mba, makanan nya hanya seadanya , cuma ada telor ceplok pakai kecap dan ini ada kerupuk, barang kali mba suka!" ujar Istri Pak Kades yang terlihat tidak enak, namun justru Arsy merasa banyak terimakasih karena sudah di tolong.
"Yasudah Mba, karena malam sudah semakin larut, kami tinggal tidur dulu, kalau misalkan mba butuh apa-apa nanti panggil saya saja!" ujar Pak Jayadi sembari melempar senyum ke arah Arsy, dan Arsy pun membungkuk bahwa ia paham atas perkataan dari Pak Kades.
Lalu Arsy meletakkan dua piring nasi plus ceplok telor di atas meja dekat tempat tidur, Gala yang setengah tersadar, ia bisa melihat dan merasakan Arsy sedang merawat dirinya, bahkan Arsy mulai membersihkan tubuhnya dengan handuk kecil, Gala justru malah menikmatinya, ia tak menyangka bahwa Arsy akan bersikap peduli seperti ini padanya.
"Tuan tolong maafkan saya, saya tidak bermaksud lancang menyentuh tubuhmu, hanya saja untuk menurunkan demam, tubuhnya Tuan harus di bersihkan dengan handuk ini, biar tubuhnya Tuan bisa jauh lebih relaks dan tidak lengket seperti ini!" ujarnya merasa tidak enak.
Gala hanya tersenyum tipis lalu mengangguk pelan.
"Terimakasih Arsy!" ucapnya dengan suaranya yang berat.
Beruntungnya setelah tadi meminum obat penurun demam, Gala akhirnya sedikit membaik dan Arsy meminta Tuan Gala untuk segera makan agar kondisinya bisa secepatnya pulih, kali ini Gala patuh kepada Arsy, apa yang telah Arsy perintahkan sedikitpun ia tidak protes.
'Ternyata lebih enak menghadapi Tuan di saat kondisi Tuan seperti ini, lebih jinak dan juga cukup manis!' Arsy malah memuji Gala di dalam hatinya.
Setelah semuanya selesai, Arsy menguap karena sangat mengantuk dan juga lelah, beruntungnya ranjang tempat tidur memiliki ukuran yang cukup luas, dan Arsy memilih untuk tidur di samping suaminya dan membatasinya dengan guling, ia tidak mau sampai hal-yang tidak diinginkan terjadi, meskipun saat ini statusnya sudah menikah dengan Tuan Gala.
Dan akhirnya keduanya tertidur pulas diatas ranjang tempat tidur yang sama.
Menjelang pagi, perlahan Gala mulai membuka kedua kelopak matanya, ia tersenyum tipis, dan mengingat kembali kejadian semalam, dimana telah terjadi peristiwa yang tidak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya, ditambah sikap Arsy yang semalam begitu telatennya mengurus dirinya yang sedang sakit, hingga akhirnya saat ini ia sudah merasakan kondisi tubuhnya yang sudah membaik. Gala menoleh sejenak ke arah samping, ia melihat Arsy masih tertidur pulas dengan posisi miring ke arahnya, Gala bisa melihat wajah cantik Arsy yang saat ini telah menjadi istrinya.
Kepala Gala bertumpu di atas tangan kirinya yang ia jadikan sebagai bantal, namun pandangannya hanya terfokus kan ke arah Arsy.
Perlahan ia merapikan anak rambut yang sempat menutupi wajahnya.
'Tak kusangka saat ini kau telah menjadi istriku, apakah ini yang dinamakan takdir?'
Gala bergumam dalam hati, ia masih tidak menyangka akan mengalami peristiwa seperti ini.
Tak lama, Arsy membuka kedua bola matanya, ia terperanjat karena kaget melihat Tuan Gala berada begitu dekat dengannya bahkan dirinya bisa merasakan setiap hembusan napasnya.
"T..tuan, anda sudah bangun?" Arsy terbata serta bibirnya bergetar, ia gugup dengan keadaannya saat ini
Bersambung...
aq ngersa aq yg peran dstu....
aq mulai crg sm suami ku 3 thn blkgn ni