NovelToon NovelToon
Menikahi Pria Bangkrut Dan Arogan

Menikahi Pria Bangkrut Dan Arogan

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta Terlarang / Pernikahan Kilat / Diam-Diam Cinta / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:163.8k
Nilai: 5
Nama Author: Jesi Jasinah

Patah hati saat mengetahui kenyataan kekasihnya menikahi perempuan lain yang sudah dihamilinya. Membuat Elena terpaksa menerima lamaran seorang lelaki yang jauh dari impiannya selama ini. Hal ini terpaksa dia lakukan demi menutupi rasa malu kedua orang tuanya karena undangan pernikahannya yang sudah tersebar.

Diliputi rasa sedih, akhirnya kini dia sah menjadi istri Anggara seorang lelaki yang usahanya sedang bangkrut, dan terkenal dingin juga arogan.

Menikah tanpa cinta dengan kondisi ekonominya yang sulit ditambah sikap arogan dan dingin suaminya, sungguh merupakan tantangan berat baginya. Namun tekatnya yang ingin mempertanggung jawabkan keputusan yang telah diambil dan hanya ingin menikah sekali seumur hidup membuatnya harus bertahan dan berusaha menyesuaikan diri dengan situasi ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jesi Jasinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Ketahuan

"Tentu saja aku brrfikir kamulah yang menculik Andrea, karena hanya kamulah musuhnya.   Aku tahu kamu dendam pada anakku,  karena dialah yang sudah mempengaruhi Roky untuk menghianatimu hingga kini kamu jatuh miskin.  

Andrea juga akhir-akhir ini sibuk membicarakan bagaimana menggagalkan acara pernikahanmu bersama teman-temannya.  Banyak rencana yang sedang dia lakukan untuk menghancurkan hidupmu.   Dia belum puas melihatmu jatuh miskin,  karena kamu justru merebut kekasih yang sangat dia cintai.  

Aku yakin kamu lelaki yang cerdas,  kamu pasti sudah mencium apa yang Andrea rencanakan.   Kamu pasti ingin acara pernikahanmu berjalan dengan lancar.  Kamu memang sudah tak punya uang untuk mem bayar preman.  Tapi aku tahu kamu juga bagian dari preman itu,  sehingga mereka tanpa dibayar pun mau melaksanakan keinginanku," jawab tante Wati. 

"Jadi hanya karena fikiran tante saja,  sehingga tante sedemikian tega menuduh dan memfitnahku.  Ingat tante bukan hanya aku saja yang berteman dengan preman, tapi Andrea juga.  Kalau aku berniat menculiknya tentu anak buah Andrea tidak akan tinggal diam. karena  persiapan mereka jauh lebih matang.  Andrea mempunyai keuangan yang lebih matang daripada aku tante.   

Aku katakan sekali lagi tante,  aku tidak tahu menahu soal penculikan Andrea. 

"Dasar wanita tak tahu balas budi, enyahlah dari hadapanku.  Jangan pernah mengganggu acara anakku.   Sudah cukup anak lelakimu menyakiti anak perempuanku.   Pergi kamu dari sini"

Baru saja aku berhasil meredam kemarahan suamiku.  Tiba-tiba ibuku datang menjambak rambut tante Wati dan menariknya turun dari pelaminan.  Karena terkejut, tante Wati kehilangan keseimbangan.   Kakinya terpeleset dan jatuh tersungkur saat turun dari panggung pelaminan.  Namun ibuku seperti tak peduli, beliau terus menyeretnya. 

"Aduuuh… sakit…hentikan Dinda,  sakiiiit…sakit sekali, perih ini punggungku, tolong hentikaan.  Kamu jangan main hakim sendiri Dinda,  kamu akan kena pasal penganiayaan. 

Tante Wati terus berteriak histeris.   Beberapa orang langsung menghentikan aktifitasnya.   Mereka memilih melihat apa yang ibuku lakukan, namun tak ada seorang pun yang berani melerainya. 

"Dinda berhentiiii…..berhenti atau aku telpon polisi sekarang juga"

Teriakan ayahku terdengar menggema mengalahkan suara alunan musik romantis yang sedang diputar diacara kami. 

Ibuku langsung menghentikan aktifitasnya menyeret tante Wati untuk menuju keluar dari halaman rumah.  Kesempatan ini digunakan oleh tante Wati untuk berdiri dan membersihkan pakaiannya dengan cara mengubas-ngibaskannya untuk menghilangkan debu. 

Melihat ibuku lengah.  Tante Wati langsung menggangkat tangannya hendak menampar ibuku.  Namun ayahku segera mencekal dan mencengkeram tangan wanita itu. 

"Pergilah Wati, jangan membuat onar diacara anakku,  atau aku benar-benar akan lapor polisi," ucap ayah sambil menunjuk kearah jalan,  agar tante Wati pergi meninggalkan rumah kami. 

Dengan tergopoh-gopoh tante Wati pergi meninggalkan rumah orang tuaku. Lega rasanya hatiku, karena kisruh yang terjadi diacaraku telah teratasi.   Kulihat ayah menggandeng ibu untuk masuk kedalam rumah sambil terus menasehati. 

Tak terasa bibirku tersenyum bahagia saat menyadari dari tadi tangan kak Anggara terus menggenggam dan meremas tanganku.  Rupanya lelaki itu telah menyadari kalau aku tengah memperhatikan telapak tangannya yang menggenggam tanganku.  Dia langsung melepaskan genggaman tangannya sembari tersipu.

"Maaf aku cuma sedang meredam emosiku.   Menggenggam tangan wanita yang kita cintai,  ternyata mampu menyejukkan hatiku,  aku bangga memilikimu.   Terus sadarkan aku jika aku salah dan khilaf," ujar suamiku. 

"Kalau memang menggemgam tanganku bisa menyejukkan hatimu. Kenapa kakak justru melepaskannya.  Ayo genggam lagi tanganku,  aku bahagia sekali kalau kakak bersikap romantis, elepiyu kakak," ujarku menarik tangan suamiku dan mengenggamnya dengan erat.

Setelah pesta usai,  aku dan kak Anggara masuk kedalam kamar.   Secara bergantian kami membersihkan diri. 

"Kita enggak mandi bareng aja sekalian,  kan sudah halal, " ajak suamiku.   Aku mengambil handuk untuk kak anggara dan juga untukku.  Kami segera masuk kedalam kamar mandi dikamarku.  Suamiku menatap lekat seluruh tubuhku dengan gugup. 

"Kok aku jadi grogi,  bingung apa yang pertama kali harus dilakukan saat berduaan dengan istri, " ujar suamiku terkekeh. 

Kriiing!.....kriiiing!......kriiiing! 

Sepertinya ponsel kak Anggara berdering.   Semula suamiku mengabaikan, namun karena ponselnya terus berdering tanpa henti,  akhirnya aku meminta dia mengangkatnya,  siapa tahu penting.   Dengan rasa berat kak Anggara memakai kembali kemejanya yang sempat dilepasnya.   Dia keluar untuk mengangkat ponselnya. 

Aku lanjut mandi sambil terus membayangkan suamiku memelukku dari belakang dalam kondisi polos seperti aku saat ini.  Mengatakan kalimat cinta hingga berakhir menyenangkan. 

Aku terus menyabuni tubuhku dan membilasnya perlahan saja sambil menunggu kedatangan suami terkasihku.   Takut mengigjl, akupun menyelesaikan mandiku dan mengenakan handuk keluar dari kamar mandi dan masuk kekamar pribadiku.

Suasana dikamar terasa sepi, rupanya kak Anggara tak ada disana.  Dengan cepat aku mengenakan pakaianku dan merapikan rambutku.  Dengan berjalan tergesa aku keluar dari kamar,  berusaha mencari keberadaan suamiku tercinta. 

Saat melewati ruang makan aku bertemu dengan Devan dan Dila yang sedang asyik memakan kuaci.

"Kalian lihat kak Anggara Tidak?," tanyaku pada mereka.

"Duuh….ada yang kehilangan suami… hemm..," Devan menggodaku. 

"Makanya kak,  punya suamu tuh dijaga,  kalau belum mampu jaga suami jangan nikah dulu,  kaya aku nih… tuh suamimu dihalaman, jauh banget lagi teleponan," sahut Dila. 

Aku heran kenapa kak Anggara menerima telepon menjauh dari rumah.  Siapa sih yang meneponnya, batinku. 

Aku segera mendekati kak Anggara tanpa sepengetahuannya karena posisinya yang membelakangiku. 

"Sekarang lepaskan dia ditempat yang sepi tapi aman ya,  ingat buat dia pingsan terlebih dahulu,  agar dia tak mengenali dimana lokasi markas kita dan menuju kesana.  Kalian harus bekerja dengan hati-hati jangan sampai ada yang melihat dan curiga. 

Tadi siang ibunya datang ke acaraku dan menuduh aku adalah dalang pencilik anaknya. Untung aku bisa mengelak dan mengancam akan melaporkan bu Wati ke polisi.

Deg… .aku terkejut mendengar pembicaraan kak Anggara ditelepon dengan seseorang.  Dari pembicaraan itu aku bisa menyimpulkan siapa dalang dibalik penculikan Andrea yaitu suamiku sendiri.  Sebegitu yakinnya dia mengelak tuduhan tante Wati tadi siang, ternyata suamiku pandai sekali bersandiwara.  

Aku terus menunggu dan memperhatikan suamiku,  hingga pembicaraannya dengan seseorang ditelepon selesai. Akhirnya kak Anggara membalikkan badannya.  Dia terkejut saat melihatku sudah ada dibelakangnya. 

"Elena…..ternyata kamu sudah selesai mandi sayang,  maaflah kelamaan nunggu, enggak jadi mandi bareng," ujarnya gugup.

Dia langsung mengajakku kekamar,  aku sedang tak ingin ribut dengannya.   Aku ingin tahu apa alasan suamiku hingga dia harus melakukan perbuatan kriminal yang merugikan orang lain.   Kasian tante Wati, kesana kemari mencari putra kesayangannya.  Aku memang marah pada keluarga itu,  namun aku tak tega jika harus menyakitinya. 

Saat ini hatiku sudah tak lagi marah pada keluarga Andrea.   Aku sudah berdamai dengan perasaanku. Tak ada gunanya menaruh dendam,  hanya membuat luka hatiku semakin terasa sakit. 

"Cie…akhirnya suaminya ketemu juga,  makanya punya suami tuh dijaga baik-baik,  jangan sampai hilang"

Kedua adikku terus saja menggoda saat aku melewati ruang makan.  Suamiku tersenyum ramah.   Namun aku hanya diam tak bereaksi karena hatiku masih kesal dengan kelakuan suamiku. 

*******

1
reni puspitasari
Luar biasa
Nurhayati Nia
mampir thor
Alisia Tapilatu
Kecewa
Alisia Tapilatu
Buruk
💫0m@~ga0eL🔱
mampir slm knl thor🙏
Da Kurnianto
Luar biasa
R. Kamal
haa ha NENEK BENERRR ITUUUU
auliasiamatir
awas kau leha, kalau macam macam si sumpel aja mulut leha yab elen
auliasiamatir
ise elena keren....
auliasiamatir
yam ampun buk, 🤣🤣🤣
auliasiamatir
dah lima bulan aka yah thor, koma nya.
auliasiamatir
makin keren..
auliasiamatir
semiga nina tertolong
dan andrea segera mampus
auliasiamatir
cepat bantu nina jhon
auliasiamatir
wajar sih papa nya nina, ragu
buktiin jhon kamu lelaki yang tepat 💪
auliasiamatir
semoga dapat restu dari orang tua mereka
auliasiamatir
ha....siapa dia
auliasiamatir
aku juga bahagia bacanya Anggara
auliasiamatir
semiga nanti kamu bangkit lagi yah anggara
auliasiamatir
lucu yah anggara, masa bisa ngomong gitu sama mertua 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!