Diharapkan bijak dalam memilih bacaaan
Rosaline Malorie adalah seorang wanita sederhana, tidak suka pakaian terbuka, cantik, rendah hati, tapi selalu diabaikan oleh kedua orang tuanya. Dalam hidupnya tidak sekalipun mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya dan kakak satu- satunya, bahkan dijadikan jaminan untuk mempertahankan perusahaan ayah yang tidak mengangapnya.
Tapi semua penderitaan Rosaline berubah, ketika dia secara tak sengaja bertemu dengan seorang CEO dari perusahaan terkenal di Spanyol dan termasuk jajaran orang terkaya di Eropa. Pria itu mengklaim bahwa Rosaline adalah wanitanya.
Rhadika Browns adalah seorang CEO berkedok Mafia. Jarang orang yang mengetahui wajah dari ketua Black Sky ini.
Bagaimana kisah pertemuan mereka?
Apakah Rosaline besedia menjadi milik Rhadika, dan menjalani takdir yang mempermainkannya ketika masa lalu pria itu muncul kembali?
Apa alasan Adijaya selalu mengabaikan Rosaline?
So,Yuk kita baca selanjutnya di cerita Mafia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon The Winner Purba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejadian di Mall
LIKENYA MAK, JANGAN LUPA😊👍👍👍👍
Dalam satu minggu ini Max selalu mengajari Clasy dalam bidang menembak dan bela diri. Max berharap dengan melatih Clasy, nyonya muda mereka bisa aman saat dia, tuannya dan Levi tidak berada disisi wanita kecil tuannya.
Hubungan sepasang suami-istri pemilik rumah ini juga semakin lebih baik. Terlihat diatas ranjang sang suami memeluk erat istrinya yang sudah membuka kelopak mata indahnya.
Ros menggeliat membuat orang disampingnya merasa terusik. "Morning Baby, ucap sipria sambil menunjukkan bibirnya.
CUP
"Morning juga Sayang," ucap Ros dengan senyum manis khas-nya.
"Sayang," terlihat Ros menatap lekat suaminya.
"Hmm, ada apa baby?" jawab Dika.
"Apa punggung mu sudah sembuh?" Dika memang tidak pernah ke rumah sakit, namun dokter cabul selalu datang dan memantau perkembangan kesembuhan punggungnya.
"Sudah lebih baik."
"Yey, kita bisa ke mall kan Sayang?" Ros langsung berdiri dan tersenyum senang. Dika yang melihat itu tidak tega meruntuhkan rasa bahagia istrinya. "Sesederhana itukah dia akan merasa bahagia?" monolog Dika.
"Hmm, baiklah. Tapi siang saja Baby , aku harus menyelesaikan rapat pagi ini."
"Terimakasih Sayang," seru Ros memeluk suaminya.
Sedangkan disebuah hotel mewah, tepatnya di sebuah kamar terlihat seorang pria sedang berpacu diatas seorang wanita. Terdengar des*ahan-des*ahan dari siwanita yang memenuhi ruangan tersebut. Setelah mencapai puncaknya, erangan pria dan wanita menjadi penutup percintaan mereka. Spria langsung ambruk disamping si wanita.
"Kau sangat nikmat sayang!" ucap sipria dengan napas masih tersengal-sengal.
"Aku akan siap setiap saat untuk memuaskan mu Sayang," seru si wanita. Wanita itu sangat senang, selain bisa dipuaskan dia juga mendapatkan uang untuk kehidupan glamournya.
"Tapi ingat satu hal, kau harus bisa menggali informasi dari adikmu untukku," seru si pria.
"Tenang Sayang, adik bodoh ku itu akan menuruti semua perkataanku," ucap si wanita sambil menyentuh milik sipria untuk memancing gairah si pria. Akhirnya sipria dan wanita memadu kasih kembali.
Dimansion keluarga Browns, tampak seorang wanita sedang memilih-milih baju untuk dipakainya ke mall. Wanita itu adalah Ros, dia sangat senang akhirnya bisa keluar dari sangkar emas ini untuk bersenang-senang.
"Kakak ipar, cepat! Mulai dari pagi kau sudah bersiap-siap dan belum selesai hingga sekarang," kesal Levi yang berteriak dari luar kamar Rhadika. Memang Ros mulai dari pagi terus saja hanya memilih-milih pakaian yang cocok.
Levi sudah sangat kesal, sedangkan Rhadika santai duduk memeriksa grafik keuangan perusahaan. Dia tidak seperti adiknya yang tidak memiliki kerjaan, sehingga rasa bosan tidak dirasakannya.
Sebenarnya bos mafia itu juga tidak pernah mengalami hal yang namanya menunggu. Dia adalah orang penting yang harus ditunggu. Namun, keadaan saat ini berbeda dengan situasi sebelumnya. Kebahagiaan istri kecilnya adalah prioritas nya saat ini.
Clasy juga berdiri disana. Sang nyonya rumah sudah mengeluarkan titahnya bahwa teman satunya ini harus ikut. Max juga ikut, masalah perusahaan akan di urus Odion sementara. Seluruh pengawal kepercayaan Rhadika Browns, pastinya memiliki kelebihan masing-masing.
Ros keluar dari kamarnya. Levi kesal bukan main, dress yang dipakai kakak iparnya adalah dress yang dicobanya pertama kali.
"Aish, dasar wanita memang selalu merepotkan," monolog Levi dengan wajah kesalnya. Sedangkan Ros, wajahnya tersenyum tanpa dosa.
Rombongan itu akhirnya bergegas menuju mall. Ros, Dika, Levi dan Max berada dalam satu mobil. Sedangkan Clasy bersama para pengawal mengikuti dibelakang. Levi dan Max duduk dibagian depan, tentunya Max yang mengemudi.
Sedangkan Ros dan Dika duduk dibagian belakang. Sesampainya di mall, Max menghentikan mobil tepat di depan pintu mall.
Max hendak turun membukakan pintu untuk tuannya, namun urung ketika mendengar sang nyonya buka suara.
"Max, kamu tidak lihat tanda itu? DILARANG PARKIR DIAREA INI! Kita sebagai warga negara harus mematuhi peraturan Max, kalau tidak nanti akan didenda bahkan dilaporkan pada polisi setempat." ucap Ros bersikap bijak.
Hening sebentar, akhirnya Max buka suara. "Maaf Nyonya, mall ini milik tuan," ucap Max lalu keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk tuannya. Levi menertawakan kebodohan kakak iparnya. Levi selalu merasa menang melihat tindakan memalukan kakak iparnya
Ros merasa malu dengan dirinya sendiri. Sebenarnya seberapa kaya suaminya, mall sebesar ini adalah miliknya?
Rombongan itu akhirnya masuk kedalam mall, tidak terlalu ramai. Bagaiman tidak, Max sudah membatasi pelanggan yang masuk karena sang empunya akan datang.
Meskipun tadi sang nyonya sudah mengatakan tidak boleh mengosongkan mall, tapi mereka harus tetap siaga. Ros bersama rombongannya memasuki ruang VVIP. Dika duduk dan membiarkan istrinya mencari kebutuhannya bersama pelayan pribadinya.
"Clasy, ayo kita lihat pakain wanita," ajak Ros. Clasy hanya mengangguk saja. "Nyonya, hatimu sangat baik, tapi maaf aku tidak pantas disebut sebagai teman anda," monolog Clasy dan bergegas mengikuti Ros.
Kedua wanita beda status itu bersenang-senang di tempat besar yang dipenuhi dengan barang-barang mewah.
Ditengah kesenangan itu, Clasy permisi untuk kekamar mandi. Ia meninggalkan Ros bersama pengawal. Saat berjalan Ros melihat sebuah dompet terjatuh dari saku seorang pria.
"Tuan, tuan dompet anda terjatuh," ucap Ros sambil mengejar si empunya.
Orang yang dipanggil berbalik dan mengambil dompet dari tangan Ros. "Terimakasih Nona," ucap si pria menatap lekat Ros.
"Sama-sama," ucap Ros tersenyum manis. Jiwa orang Indonesia yang ramah selalu melekat pada diri Ros.
"Bolehkah saya tau nama Nona?"
"Lin, anda boleh memanggil saya Line," ucap Ros hanya memberitahukan nama belakangnya. Kebiasaan Ros adalah hanya memberitahu nama belakang saja pada orang yang baru dikenal.
"Baik Nona Line, terimakasih," ucap sipria merasa aneh dengan nama wanita didepannya. Wanita itu meninggalkan si pria dan berkeliling melihat produk-produk mall.
"Menarik," ucap sipria melihat wanita cantik didepannya yang sudah jauh pergi. "Tuan, sepertinya dia adalah bagian dari Black Sky. Saya melihat tanda awan hitam ditengkuk pengawal tadi," ucap sang asisten.
"Sebaiknya kita tidak berhubungan dengan mereka Tuan. Bahkan Black Sky adalah salah satu mafia paling ditakuti dinegara ini."
"Aku tidak mau tau, cari info tentang wanita itu dan siapa yang melindunginya." Sipria tetap bersikeras ingin mencari identitas asli Ros.
Dikamar mandi, saat Clasy ingin keluar, seorang wanita langsung menghadangnya lalu masuk. "Apa yang kau lakukan?" tanya Clasy.
"Cih, penghianat seperti mu masih berani sombong," seru wanita berdada besar itu. "Bagaimana jika aku memberitahu nyonyamu bahwa kau sengaja menunjukkan foto mesraku bersama suaminya?"
Tanpa basa basi Clasy langsung mengeluarkan ponselnya. "Lihat dengan baik-baik foto ini!"
Wanita berdada besar itu kaget dan langsung merebut ponsel Clasy.
"Maura... Maura, tidak semudah itu. Dan ingat aku menyimpan kebusukan mu. Jika aku tidak butuh uang saat itu, cih aku tidak sudi bekerja sama denganmu." Clasy langsung bergegas meninggalkan wanita berdada besar itu.
"Sial, siapa sebenarnya wanita itu?" kesal Maura.
Selama 3 jam akhirnya wanita beda status itu akhirnya selsai berbelanja. Hanya dua paper saja ditangan Clasy dan satu ditangan Ros.
Mereka kembali keruang VVIP terbuka dimana dua pria penting dihidup Ros menunggu disana. Levi yang sedang duduk, bangkit berdiri melihat tangan kakak iparnya. Ros bergegas kearah dua pria itu dengan tersenyum manis
"Aku sudah selesai," ucap Ros dengan wajah berseri-seri. Ia sangat bahagia bisa keluar mansion dan mencuci mata ditempat besar ini.
"Hanya ini? Selama tiga jam hanya ini?" Levi mengangkat paper belanja kakak iparnya.
"Yah, benar. Tadi aku melihat dress ini lumayan murah, jadi kuambil saja. Aku heran, bagaimana sebuah dress bisa seharga 250 dollar. Bagaimana orang-orang bisa keluar dengan belanjaan sebanyak itu," ucap Ros sambil menunjuk seorang wanita yang membawa banyak paper belanjaan.
Pria tampan yang sedang memegang ponsel tersenyum tipis mendengar penjelasan panjang istrinya. "Wanita ini, kenapa begitu polos?" monolog Dika.
"Kakak ipar, bahkan seluruh dress di mall ini bisa kubeli. Dan kau hanya membeli satu saja. Oh God, tiga jam ku terbuang sia-sia," seru Levi mengusap wajahnya kasar.
Dika berdiri dan memanggil manajer mall. "Bawakan dress terbaik dan termahal di sini. Ingat dress nya harus tertutup!" perintah Rhadika.
Ros yang mendengar itu melotot tak percaya. "Sayang, untuk apa? Dirumah juga aku masih memiliki dress yang banyak. Masih ada satu lemari yang belum kupakai. Aku meminta kita datang kesini hanya untuk bersenang-senang saja."
"Aku hanya membeli satu Baby."
Manajer toko langsung membawa satu dress termahal dan terbaik di mall ini. Ros melihat desain dress itu, memang sangat bagus dan menarik. Ros mendekat dan melihat gantungan kertas kecil dileher dress itu.
Ros menutup mulutnya kaget. Ia mendekat kearah suaminya. "Sayang, itu sangat mahal. 500 juta dollar. Tidak, tidak usah. Aku akan memakai dress yang ada dirumah saja," bisik Ros agar tidak didengar si manajer.
"Masukkan kedalam paper, aku akan membelinya." Ros yang mendengar perintah suaminya hanya pasrah. Bagaiman tidak, gajinya setahun dibar saja tidak akan bisa membeli dress semahal ini.
"Huft. Baiklah. Bagaiman dengan mu bocah besar, mana belanjaan mu." Levi menunjuk dirinya sendiri. Siapa yang bocah besar. "Kakak ipar aku ini sudah dewasa dan bukan bocah," seru Levi sambil menunjukkan belanjaannya.
"What? Sebanyak ini." Ros menatap heran paper yang sangat banyak didepannya. Sekitar 20 paper.
"Levi, kurangi belanjaanmu. Meskipun kamu punya uang banyak jangan dihambur-hamburkan. Pilih 5 paper paling penting dan akan kita beli lagi yang baru bulan depan. Pakaianmu dilemari juga masih banyak bukan? Cepat!Jangan terlalu boros!"
Levi yang mendengar nasehat kakak iparnya, terpaksa memilih paper yang paling penting. Kakak iparnya juga benar, masih banyak pakaian dilemarinya yang belum pernah digunakan. Jadi, tidak apa-apa jika mengurangi jumlah belanjaanya.
Levi memang orang yang suka menghambur uang, baik untuk game, senapan termahal dan terbaik, mobil keluaran terbaru yang hanya digunakannya sekali, dan terakhir adalah ketika belanja.
Setelah Levi memilih isi paper yang paling penting, Ros dan Levi bersama dengan Clasy berjalan kearah kasir. Max yang melihat Clasy mengalami kesusahan ketika membawa beberapa paper langsung membantunya.
Max langsung mengambil paper dari tangan Clasy tanpa memberitahu Clasy. Tangan Max tidak sengaja menggengam tangan Clasy, tatapan mereka bertemu sejenak dan secara bersamaan mereka berdua juga berpaling.
Pembayaran telah diselesaikan, Ros berbalik dan melambaikan tangannya kearah suaminya. Dika disana tersenyum melihat tingkah kekanak-kanakan istrinya. Namun, senyuman itu terhenti kala melihat seorang laki-laki memeluk wanita kecilnya dengan tiba-tiba.
Rahang Dika mengeras melihat laki-laki yang seenaknya memeluk istri kecilnya. Ia bergegas dari duduknya. Levi yang baru saja menerima black card-nya dan melihat apa yang terjadi dibelakang.
"Ros, kamu disini juga. Aku sangat merindukanmu!" ucap sipria mempererat pelukannya.
"Lepas, bisa lepaskan pelukanmu? Suamiku nanti marah," ucap Ros berusaha melepaskan pelukan sipria.
Bug
Bogeman mentah melayang kewajah si pria ketika pelukannya ditarik paksa oleh seseorang. "Beraninya kau," ucap orang yang memberikan bogeman mentah.
Bukan Dika yang memberikan bogeman mentah itu, melainkan Levi. Jika Kakaknya yang melakukan itu pastinya si pria didepannya tidak akan bernyawa lagi.
Perbab ada yang baca sampe 100 an, tapi yang like cuma 30 an😭. Yok bisa yok jempolnya👍.
Xièxiè( Terimakasih 😊) China🇨🇳