Steven Permana adalah seorang CEO yang mempunyai seorang anak yang bernama Grace,.
Grace ini gadis cantik yang tidak diharapkan oleh ibu kandung nya hingga dirinya emosi dan menyebabkan Grace tidak bisa bicara dan pendengaran nya sedikit terganggu.
Kemana pun Steven pergi Grace selalu di bawa nya, hingga dalam pertemuan bisnis nya Steven bertemu dengan seorang wanita yang pandai bahasa isyarat hingga Steven menyetujui kerja sama itu.
Mau tahu kisah selanjut nya.
Kuy intip karya ku yang kesekian kali nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sedikit Panas
Sore hari Fajar ingin menemui Raya, walau bagaimana pun Fajar masih mencintai Raya, cuma Fajar ingin suasana baru dan tidak membosankan dan itu semua dia dapatkan dari Selena wanita yang baru dia temui.
Fajar melihat jam di pergelangan tangan nya, lalu memutuskan langsung ke kontrak kan nya Raya karena pasti Raya sudah pulang dari kantor.
Tidak lupa Fajar membawa bunga untuk dia berikan kepada kekasih hati nya itu, entah kenapa Fajar merasa bersalah kepada Raya, tapi kebutuhan biologis nya mengalahkan semua rasa.
Dia sangat mencintai Raya dan tidak mau sampai Raya berpisah dengan nya, tapi dirinya butuh suasana baru dalam kehidupan nya, sedangkan Raya sampai saat ini belum pernah memberikan nya.
Raya selalu beralasan akan memberikan nya dikala mereka sudah sah, tapi semua itu sulit bagi Fajar karena orang tua nya tidak akan pernah menyetujui hubungan mereka karena ayah Raya seorang petani.
Raya yang selalu pulang dan tidak pernah mampir kemana-mana kini sudah sampai didepan kontrak kan nya.
Tapi tidak lama Raya masuk ada suara kendaraan yang berhenti di depan rumah dan tidak lama suara ketukan di pintu terdengar.
Raya kembali membuka pintu dan di sana sudah berdiri orang yang selama ini selalu ada di dalam hati nya.
"Mas Fajar." ucap Raya sambil tersenyum manis.
"Maaf aku baru menemui kamu." Fajar tersenyum manis sambil memberikan bunga yang dia siapkan untuk meluluhkan hati sang pujaan hati nya.
"Ah soswit nya kamu mas, makasih sayang." ucap Raya lalu memeluk Fajar, pelukan yang menandakan dia sedang merindukan nya.
Tanpa Raya sadari ada seorang pria yang sedang menatap mereka berdua dari dalam mobil.
Terlihat Raya tersenyum bahagia berada dalam pelukan pria itu membuat hati Steven merasa sedikit gelisah.
Entah kenapa Steven merasakan hati nya sedikit agak panas melihat Raya berada di pelukan seorang pria.
Steven bisa melihat wajah bahagia Raya tapi tidak bisa melihat dengan jelas wajah pria yang memeluk nya, karena posisi Fajar membelakangi Steven.
Steven berpikir sebentar lalu memutuskan untuk pergi dari tempat itu karena dirinya tidak mau mengganggu Raya dengan pria itu.
"Kita pulang pak." ucap Steven kepada pak Rahmat.
Pak Rahmat tidak banyak bertanya lalu melajukan mobil nya kembali dan menuju kediaman Steven.
"Mas kemana saja, sekarang kok susah di hubungi." ucap Raya sambil melepaskan pelukan nya.
"Mas lagi banyak kerjaan sayang, oh iya ini mas bawakan makanan kesukaan kamu." selagi di perjalanan selain Fajar membeli bunga Fajar juga membeli makanan kesukaan Raya.
"Makasih mas." Raya mengambil dan menata makanan nya di atas meja.
"Kita makan bareng ya mas." ajak Raya sambil menyiapkan makanan nya untuk Fajar.
*
*
Sepanjang perjalan pulang Steven terus memikirkan Raya yang sedang berpelukan dengan seorang pria, dia menduga-duga nya di dalam hati kalau pria itu kalau bukan suami nya berarti pria itu kekasih nya Raya.
"Kalau bukan suami nya, pria itu pasti kekasih nya, kenapa aku ngga suka melihat dia di peluk pria lain? Dia kan bukan siapa-siapa aku, tapi kenapa dengan hatiku ini, bahkan perasaan ini tidak aku rasakan kepada Selena.
Karena Steven terus memikirkan Raya dan pria yang bersama nya, Steven sampai tidak sadar kalau dirinya sudah sampai di depan kediaman nya.
"Pak, sudah sampai." ucapan pak Rahmat membuyarkan lamunan nya.
"Oh sudah sampai ya, terima kasih ya pak." Steven keluar dari mobil nya dan langsung masuk ke dalam rumah nya dan menuju kamar Grace.
"Mah." panggil Steven dengan pelan karena melihat Grace yang sedang tidur.
Bu Maria melihat ke arah suara dan menatap dengan tatapan tajam nya kepada Steven.
"Raya nya mana?" tanya bu Maria sambil melihat ke arah pintu, Steven hanya menggeleng pelan.
"Kenapa kamu ngga membawa Raya kesini? Lihat kondisi anak kamu, dia dari tadi ingin bertemu dengan Raya." bu Maria kesal karena Steven tidak membawa Raya ke rumah nya.
Steven menghampiri Grace lalu menyentuh kening nya, terasa sangat panas yang di rasakan telapak tangan Steven dari suhu tubuh Grace.
"Grace sudah minum obat nya mah?" tanya Steven sambil menatap bu Maria.
"Sudah, tapi panas nya tidak turun-turun, dan kata dokter Grace ngga apa-apa tapi kamu lihat kan sekarang kondisi Grace, dan seharian ini Grace tidak mau makan.
Steven terdiam, dia kembali mengingat dimana di saat dia melihat Raya sedang berpelukan dengan seorang pria.
"Ya sudah karena kamu sudah pulang, mamah mau istirahat, kalau ada apa-apa kamu panggil mamah saja." bu Maria pergi meninggalkan Steven dan Grace.
Steven duduk di samping Grace, dia menatap wajah cantik Grace yang sedang tertidur.
"Maafkan papah nak, papah tidak bisa membawa Raya ke hadapan kamu." bathin Steven.
Setelah Steven membersihkan diri dan berganti pakaian dengan piyama, Steven ikut berbaring di samping Grace, dia memutuskan untuk tidur.
Steven menatap langit-langit kamar nya, terlintas kembali di pikiran nya bayangan-bayangan masa lalu nya bersama Brenda, dimana di saat dirinya menjalin hubungan nya dengan Brenda.
Bibir Steven tersenyum dikala dia mengingat hari-hari yang pernah di lalui dengan Brenda, tapi begitu mengingat dimana Brenda sedang menyiksa Grace senyuman di bibir Steven pun menghilang.
"Aku tidak akan pernah memaafkan kamu sampai kapan pun, jangan harap kamu bisa memeluk Grace " bathin Steven.
Lamunan Steven buyar ketika ada sebuah tangan menggoyangkan bahu nya.
Steven membalikan tubuh nya dan menatap Grace lalu tersenyum.
"Kenapa bangun sayang?" tanya Steven dengan bahasa isyarat nya.
"Aku mau mamah raya pah."
"Sekarang sudah malam sayang, besok saja papah ajak mamah Raya kesini ya "
"Tidak papah, aku mau nya sekarang ada mamah Raya, aku mau tidur dalam pelukan mamah Raya."
Steven terus membujuk Grace dengan berbagai cara, tapi Grace yang kangen dengan Raya dari kemarin tetap dengan pendirian nya.
Air mata Grace menetes, dia sedih karena dia ngga bisa bertemu dengan Raya.
Steven yang melihat air mata Grace membuat hati nya sedih, lalu Steven menghapus air mata Grace, panas yang pertama kali dia rasakan, bahkan panas nya melebihi ketika dirinya menyentuh kening Grace ketika datang tadi.
"Sayang, tubuh kamu panas sekali, kita pergi ke dokter " Steven kaget dan langsung bangun dari tidur nya.
Grace menggeleng tanda dia ngga mau, tapi gerakan bibir nya berucap mamah Raya
Steven terdiam dan berpikir lalu mencari no ponsel Raya yang sudah dia simpan tadi di ponsel nya.