NovelToon NovelToon
Cerita KehidupanKu

Cerita KehidupanKu

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir
Popularitas:606
Nilai: 5
Nama Author: Danti Romlah

apa yang terjadi dimasa lalu, sangat berdampak dengan perjalanan yang dilalui dimasa kini dan masa depan.
perlakuan terus menerus akan ketidakseimbangan dan pilih kasih , membentuk seseorang mempunyai karakter yang egois dan mempunyai dendam yang tidak ia sadari.
pilihan hidupnya antara mengambil segala hal yang terjadi merupakan pengalaman dan pembelajaran terbaik, ataukah justru membuat keras nya hati dalam bersikap dan menghadapi lingkungan sekitarnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danti Romlah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

keseharianku episode 11

"Ayo ayo cepetan bangun, sholat subuh" ucap ibu dengan suara keras saat berada diruang keluarga yang pasti akan terdengar disetiap kamar anak-anak nya.

Kami pun beranjak dari tempat tidur, bergantian mengambil air wudhu dan menunaikan sholat subuh di kamar kami masing-masing.

Aktivitas pagi itu berlangsung sama seperti hari-hari sebelumnya. Yaa, hari ini kulalui hari dengan rutinitas seperti biasanya tapi dengan perasaan yang dag dig dug, kuatir kalau ada tetangga yang melihatku belajar motor sendirian dan mengadukan ke ibuku.

Selama berada disekolah, aku tidak tenang, mengkuatirkan kalau ada aduan ke ibuku, hingga sahabatku Yanti di sekolah menyadari kegelisahanku, "kamu kenapa Yang? Kok kayak ga konsen gitu dari tadi pagi?" Tanya Yanti. "Eh ga ada apa-apa Yan, cuman kuatir aja" jawabku.

"Kuatir apa Yang? Masalah dirumahmu lagi?" Rasa penasaran Yanti yang ternyata bisa menebak pangkal kegelisahan ku.

Benar, Yanti, sahabat yang baru aku kenal 1 tahun ini sejak aku masuk dijenjang sekolah SMA, telah banyak mengetahui dan melihat sendiri bagaimana aktivitas ku di rumah, karena dia sering main ke rumahku sepulang dari sekolah. Diapun pernah merasa iba dengan apa yang aku alami dirumahku sendiri.

"Ya Allah Yang, kamu itu berasa anak pungut dirumahmu sendiri, apa pernah kamu menanyakan kebenaran status kamu ke orangtuamu? Maksudku, kamu itu anak kandung atau anak adopsi atau anak pungut gitu" ujarnya. Awalnya aku marah, "kamu itu, jangan ngomong sembarangan yaa... Mana ada aku anak pungut?" marahku ke Yanti. "Yaa orang lain yang baru kenal kamu dan melihat sendiri perlakuan yang kamu dapat dirumahmu sendiri juga bakal menebak hal ini untuk pertama kalinya, secara terlihat jelas banget lho" cecar Yanti. Aku marah, hingga aku langsung mendiamkan dan tidak mengindahkan Yanti seharian itu disekolah karena aku tersinggung dengan ucapan nya. Sampai sepulang sekolah saat aku tiba dirumah, omongan Yanti menjadi pikiranku. Selama perjalanan sepulang sekolah tadi, aku benar-benar kepikiran dengan apa yang d katakan Yanti. Tetiba hatiku pun sedikit membenarkan apa yang Yanti omongkan, kenapa selama ini aku ga sampai kepikiran kesana yaa .

Sampai beberapa hari, disekolah aku masih mendiamkan Yanti, padahal Yanti sudah berusaha meminta maaf padaku beberapa kali, hingga "Yang, kamu marah sama apa yang aku tanyakan tempo hari? Maafkan aku Yang, kalau aku menyinggung perasaanmu, aku ga ada maksud, hanya saja keherananku atas perlakuan yang kamu terima dari keluarga mu sendiri cukup buat aku bertanya-tanya" jelas Yanti. "Iyaa Yan, beberapa hari ini juga aku memikirkan ucapanmu tempo hari. Apa memang aku ini anak pungut yaa, secara perlakuan yang aku dapatkan hampir berbeda jauh dengan yang di dapat saudara-saudara ku" jawabku.

"Nah kan, coba deh kamu tanya langsung, kamu paling dekat kan sama ayahmu? Coba tanya ke ayahmu" saran Yanti. "Ah iyaaa, kenapa ga terlintas yaa untuk menanyakan langsung ke ayah?" Batinku...yaaa nanti malam saat ayah sudah senggang akan kutanyakan ke ayah. Saat malam tiba, kupantau keadaan disekitar dalam rumah, mas Levi belum pulang kuliah, mbak Diaz sudah dipastikan ada didalam kamarnya yang senantiasa selalu tertutup setelah adzan magrib, adekku Khana juga ada di kamarnya dan terdengar suaranya seperti sedang memainkan mobil-mobilan nya. Kucari sosok ibu, ternyata ibu pun juga sudah ada didalam kamar. Hanya terlihat ayah yang sedang menikmati menonton tv diruang keluarga.

Kuberanikan mendekati ayah sembari membawakan segelas teh hangat yang telah kubuat sebelumnya. Kutaruh gelas teh hangat itu dimeja depan ayah, ayah menoleh padaku "tumben nak, bikinkan ayah teh hangat? Kamu ga belajar?" Tanya ayah.

1
aprilla Tarigan
novel nya bagus
Marsha Danti: terimakasih banyak atas atensinya kak
total 1 replies
Marsha Danti
mohon dukungan nya
semoga kedepannya saya bisa makin berkembang dan memperbaiki segala kekurangan yang terjadi
o^┢┦apΡy
Bermain dengan emosi
Marsha Danti: terimakasih banyak atas atensinya kak 🙏🙏
total 1 replies
Yaky De la rosa
Jleb banget emosinya!
Marsha Danti: terimakasih banyak dan mohon kritik sarannya kak/Angry/
total 1 replies
Yuri Lowell
Gempar
Marsha Danti: terimakasih banyak sudah berkenan hadir dan mampir kak/Drool/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!