Terlahir dari keluarga kaya raya dan terpandang, anak bontot yang seharusnya selalu mendapat kasih sayang, namun itu tidak berlaku bagi Rangga Guitama.
Rangga Anak bungsu dari tiga bersaudara, namun tidak pernah mendapat kasih sayang dari orang tuanya, karena Rangga tidak jenius seperti kakak kakaknya, dia tak mampu menyamai akademis sang kakak, dia anggap bodoh oleh keluarganya, menurut keluarga nya Rangga hanya anak pembawa sial.
Mau tau ceritanya yukkk ikuti...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Rangga mengajak Rania ke sebuah mall, untuk mencari pakaian tertutup dan hijab untuk sang istri.
"Pilihlah pakaian yang cocok untuk mu sayang" ujar Rangga membawa Rania ke sebuah toko, walau bukanlah butiq mahal, namun di sana kualitasnya tidak kalah bagus.
"Baiklah suamiku, sekarang aku tidak akan segan segan lagi untuk menghabiskan uang suamiku" ujar Rania terkekeh.
Rangga juga ikut terkekeh, mendengar ucapan sang istri.
"Habisin saja, kan suamimu ini memang cari uang untuk kamu sayang" ujar Rangga membelai kepala sang istri.
Rania mencari pakaian dan hijab yang cocok dengannya.
Rangga dengan setia mengikuti kemanapun sang istri pergi dan melihat lihat setiap pakaian yang dia suka, tidak ada rasa malu dan bete di wajah Rangga, bahkan tidak jarang dia memberi pendat untuk sang istri.
"Sudah kak, kita ke kasir" ajak Rania, yang membeli beberapa stel pakaian dan beberapa potong hijab dengan warna berbeda.
"Yakin, cuma segini?" tanya Rangga dia tidak ingin sang istri sungkan menggunakan uangnya, lagian dia juga punya uang lumayan banyak di tabungannya, dan beberapa lukisan juga kemaren sudah laku terjual.
"Yakin. klau perempuan itu pakaiannya tiap minggu juga ada yang baru modelnya kakak" kekeh Rania, bukan itu sebenarnya di hati Rania, dia ingin berhemat, walau dia tau suaminya punya banyak uang dan dia juga punya harta peninggalan yang kata Bu Ruly, namun tidak membuat Rania silau, dia tidak tau kedepannya apa yang akan terjadi, dia tidak punya tempat mengandu dan juga bergantung selain sang suami.
"Baju tidur ngak sekalian?" tanya Rangga.
"Masih ada kok, masih bagus, nanti nanti aja beli lagi, kan aku butuhnya pakaian buat keluar rumah doang Kak" ujar Rania sambil menggandeng tangan sang suami.
"Baiklah" ujar Rangga menuruti sang istri, dia tau sifat sang istri yang tidak akan goyah walau pun di paksa seperti apa pun, dia bukan mengenal Rania bukan sebulan dua bulan, namun sudah bertahun tahun.
Dret....
Dret....
Bunyi telpon Rangga.
"Bentar sayang. Kakak mau angkat telepon dulu ya, kamu duluan aja ke kasir, nanti kakak susul" ujar Rangga sambil mengelus kepala Rania penuh cinta.
Rania menurut, dan lansung ke kasir membawa barang barang belanjaannya.
Sementara di mall tidak jauh dari toko tempat Rania membeli baju, ada seseorang yang memperhatikan setiap gerak gerik Rania.
Dia menatap kagum wanita cantik itu, yang biasanya tidak menutup kepalanya sekarang memakai hijab, membuat dia semakin jatuh hati, namun sayang wanita cantik itu susah sekali dia dekati, selalu menolak apapun yang dia berikan dan tawaran untuk makan siang pun tidak pernah wanita itu iya kan.
"Kau semakin cantik saja memakai hijab Rania, membuat aku semakin jatuh hati kepadamu, apa yang bisa membuat kau menatapku Rania, wajah tampan dan rupawan ku saja tidak pernah kau toleh, harta ku pun tidak ada minat mu, kau gadis unik Rania, aku ingin menjadikan kau istri ku" gumam laki laki itu, memandang Rania tanpa kedip.
"Bro. Apa yang kau lihat, kenapa mata kau itu tak berkedip?" ujar teman temannya memandang heran laki laki itu, dari tadi di panggil panggil tidak di dengar oleh laki laki itu.
"Diam lah, kalian, aku sedang menatap masa depan ku" ujar laki laki dingin itu tanpa sadar.
"Haaa...." ujar teman temannya menatap horor kepada laki laki itu, tidak pernah dia menatap wanita seperti itu.
"Kau lihat wanita itu. Cantikan." ujar nya yang tak melepas pandangannya kepada Rania yang sedang mengantri di kasir.
"Rania...." ujar teman temannya ikut menatap penuh kagum wanita berhijab itu.
"Cantik banget bro, semakin tertutup semakin keluar auranya" puji salah satu temannya.
Namun wajah mereka lansung berubah saat seorang laki laki mendekati Rania, dan memeluk Rania dari belakang dan mendaratkan sebuah kecupan di kepala Rania. Rania tidak menolak sedikit pun, malah memberikan senyum manisnya kepada laki laki yang memeluknya.
Rania beranjak dari toko tersebut, setelah membayar belanjaannya dan menggandeng mesra tangan Rangga.
Rangga menatap lembut sang istri dan membawa semua barang belanjaan Rania.
"Brengsekkk..."
Maki laki laki tersebut sambil mengrebrak meja, murka sudah dia, melihat wanita yang dia sukai bergandengan tangan dengan laki laki lain, sementara dengan dirinya Rania selalu menjaga jarak.
"Woowww... Sabar bro, kaget nih kita" ujar teman temannya yang terlonjak kaget, saat laki laki itu menggebrak meja.
Sementara orang yang mereka bicarakan, malah semakin mendekat melewati meja mereka, berjalan dengan mesranya, tanpa menoleh sedikit pun, itu berhasil membuat laki laki itu semakin meradang.
"Sial... Sial...." kesalnya.
"Sudah lah. ngak jodoh kau itu" ujar temanya.
"Kalian tau apa" marahnya.
Yang lain hanya mengedikan bahunya, percuma saja memperingati orang yang sedang kasmaran dan sekaligus cemburu buta itu, lagian wanita itu tidak salah, dia tidak pernah menunjukan rasa sukanya kepada sahabat mereka itu, jadi sah sah saja dia bermesraan dengan ke kasihnya itu.
Bersambung....