Tak ada yang menyangka Legiun Barat yang dipimpin oleh Pangeran Alex akan lenyap hanya dalam satu malam saja.
Apa sebenarnya yang terjadi? Bagaimana bisa Pangeran Alex yang merupakan Pendekar terkuat itu juga menghilang bak ditelan bumi setelah Legiun Barat dimusnahkan.
Ada yang mengatakan kalau Pangeran Alex sengaja dimusnahkan karena pengaruhnya terlalu kuat di Kekaisaran Hazel, sementara yang lain mengungkapkan kalau Legiun Barat disergap oleh berbagai Pendekar tingkat 10 dari berbagai Ras.
Empat tahun setelah kejadian itu, sosok yang mirip dengan Pangeran Alex muncul di Kota Perdamaian. Namun, sosok yang mirip Pangeran Alex itu bukan lagi sebagai Pendekar terkuat tingkat 10, sosok yang juga bernama Alex itu hanyalah Koki yang mengenalkan berbagai macam jenis makanan baru yang mengguncang dunia kuliner.
Apakah Pangeran Alex sudah mati? Atau Dia kini berubah profesi menjadi Koki? Yuk, langsung lanjut baca ke Bab Pertama, ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Reus Dan Cucunya Mengunjungi Restoran Sarah
Alex menutup pintu Restoran setelah Jam di dinding menunjukkan Pukul 10.01 atau Satu Jam ke depan adalah waktu istirahat Karyawan Restoran Sarah.
Hannah dan Sarah bermain di lantai Dua Restoran, sedangkan Alex tetap duduk di Kursi Kasir sembari minum Kopi dan pikirannya melayang entah ke mana-mana.
“Ayah sudah Pukul 12.00,” kata Sarah membuyarkan lamunan Alex. “Aku akan membuka pintu.”
Alex tidak menyangka dirinya melamun selama Satu Jam dan Kopinya sudah habis, hanya menyisakan ampasnya saja.
Sarah langsung tersenyum cerah karena di depan Pintu Restoran sudah berdiri seorang Pria tampan yang langsung tersenyum menatapnya.
“Silahkan masuk!” sapa Sarah. “Dia pasti orang baik karena tidak angkuh seperti Tiga Pria besar tadi,” pikirnya.
Alex menganggukkan kepala dan tersenyum tipis saat Pria itu menoleh ke arahnya. Hannah kemudian mengarahkan Pria itu ke meja terdekat, kemudian menunggu Pria itu memilih pesanannya.
Pria itu sebenarnya adalah pengawal pribadi Jack. Namun, sikapnya berbeda dengan Jack yang mudah marah, Dia selalu terlihat tenang karena dirinya adalah mantan pembunuh bayaran.
Pria bernama Faramir itu terkejut melihat harga yang tertera pada daftar menu. Walaupun ia terkejut, ekspresi wajahnya tetap tenang dan langsung meletakkan daftar menu di atas meja.
“Aku pesan Ayam Crispy dengan Sambal Pedas dan nasinya satu piring penuh,” kata Faramir tersenyum tipis menatap Hannah yang tampak gugup.
“Baik, tunggu sebentar tuan!” sahut Hannah berjalan menuju dapur.
Faramir memperhatikan setiap sudut Restoran. Dia sangat terkesan dengan dekorasinya yang sangat mewah. Yang paling membuatnya tercengang adalah Ruang Restoran dan Ruang dapur hanya dibatasi oleh dinding kaca sehingga semua aktivitas Koki terlihat jelas.
“Apa Dia tidak takut resep masakannya ditiru oleh orang lain?” gumamnya sembari menggelengkan kepala karena merasa Koki Restoran ini terlalu ceroboh.
Tatapan Faramir kemudian beralih ke meja Kasir. Gadis kecil yang dibicarakan oleh Fer sedang menatap Koin Emas dan Koin Perak dengan mata berbinar-binar.
“Mereka tidak berbohong, gadis kecil ini adalah Pendekar tingkat 4. Apakah Dia jenius atau Monster kecil,” gumam Faramir.
Sarah melompat turun dari Kursi dan berlari ke arah Pintu. Dia kemudian menoleh ke dapur dan menoleh lagi ke arah luar Restoran. “A-apa yang harus kulakukan? Kak Hannah sedang di dapur,” gumamnya terlihat panik.
Faramir tersenyum melihat tingkah Sarah dan keningnya langsung berkerut saat melihat lambang pada kereta kuda yang berhenti di halaman Restoran.
“Keluarga Reus?” gumamnya, “mungkinkah pemilik Restoran ini memiliki hubungan baik dengan Dewan Kota Reus?”
Anak Perempuan yang lebih tua dari Sarah melompat turun dari Kereta Kuda, mata anak perempuan itu berbinar-binar menatap papan nama Restoran.
“Cepatlah Kakek! Aku sudah lapar, apakah Restoran ini menjual daging Ikan Toman Emas?” Amy mendesak Reus agar segera turun dari Kereta Kuda.
“Ah, Dia Paman yang memberikan Kunci Restoran!” Sarah langsung mengenali Ferdinand, Kepala Pelayan Keluarga Reus yang menjadi Kusir Kereta Kuda saat ini.
Ferdinand tersenyum menatap Amy. “Halo gadis cantik,” sapanya. Namun, ia terkejut gadis kecil yang kurus dan kumal tersebut berubah menjadi cantik dan imut hanya dalam satu hari saja. “Oh, Pendekar tingkat 4!” gumamnya.
Ferdinand merasa keluarga yang terdiri Ayah dan Anak perempuan ini semakin misterius saja, karena kemarin Alex membawa Ikan Toman tingkat 10 dengan santai—sekarang tiba-tiba putri kecilnya sudah memancarkan aura Pendekar tingkat 4.
Reus tersenyum ke arah Sarah. “Ternyata Putri Alex sangat cantik dan imut,” kata Reus yang langsung menyadari kalau Amy cemburu mendengar ucapannya. “Ya, cucuku juga sangat cantik ha-ha-ha.”
Amy tersenyum bahagia setelah mendengar pujian dari Reus. Dia kemudian berlari ke Pintu Restoran dan Sarah segera mempersilahkan mereka masuk.
“Silahkan duduk di mana saja dan Aku akan memanggil Kak Hannah!” kata Sarah sembari berlari ke dapur.
Alex segera keluar dari dapur dan tersenyum ke arah Reus. “Selamat datang di Restoran Sarah tuan Reus,” sapanya dan tatapannya kemudian tertuju pada gadis kecil yang duduk di sebelah Reus. “Ini pasti Amy... kamu cantik sekali.”
Alex hanya menganggukkan kepala saat menoleh ke arah Ferdinand yang juga membalas anggukannya.
“Selamat tuan Alex... semoga saja Restoran Sarahmu ini menjadi Restoran Mewah nomor satu di Kota Perdamaian,” sahut Reus. Kemudian ia membuka daftar menu. “Aku memesan Rendang dan nasinya cukup setengah piring saja. Kamu memesan apa Amy?” tanyanya pada cucu kesayangannya itu.
“Aku Ayam Crispy,” sahut Amy.
Ferdinand memilih Gulai Daun Ubi Tumbuk plus Sambal Tuk-Tuk. Dia penasaran seperti apa rasanya daun singkong ditumbuk, padahal itu biasanya cuma direbus saja.
Faramir tidak mengucapkan sepatah katapun setelah Reus memasuki Restoran, bahkan setelah Hannah selesai menyajikan hidangan; Faramir hanya sedikit menganggukkan kepala.
“Rasa ini?” Faramir tercengang, ada sensasi meletup di mulutnya saat mengunyah sesuatu yang aneh yang membalut daging Ayam. “Dagingnya sangat lembut, tidak keras seperti Ayam goreng Restoran lain,” gumamnya melupakan misi yang diberikan oleh Jack padanya.
“Apakah kamu sudah membangkitkan Elemen Sihir?” Reus bertanya pada Sarah yang duduk di kursi Kasir.
“Ya,” sahut Sarah menjentikkan jari tangannya dan sengatan Listrik muncul di ujung jarinya.
Faramir sedikit terkejut walaupun Fer sudah mengatakan kalau gadis kecil ini memiliki Elemen Petir.
“Kamu hebat sekali!” Amy takjub melihat percikan Listrik di ujung jari Sarah.
“He-he-he... tadi Aku memukul Pria jahat dengan Petir ini!” Sarah berkata bangga.
Reus mengerutkan keningnya karena tidak menyangka ada Preman yang berani berbuat onar pada Penyelamat cucunya.
“Selidiki Preman itu!” kata Reus pada Ferdinand yang langsung menganggukkan kepala.
Faramir yakin Fer dan Kedua temannya akan dijebloskan ke penjara walaupun Jack membela mereka, karena seruan Dewan Kota lebih ditakuti oleh Penjaga Keamanan dari pada Jack yang cuma tuan muda saja.
Setelah menghabiskan nasinya dan membayar ke kasir. Faramir segera menuju Kediaman Jack untuk melaporkan bahwa Dewan Kota Reus ternyata melindungi Alex yang mereka usik tersebut.
Hannah menurunkan piring berisi nasi dari nampan. Alex ikut membantu membawakan hidangan lainnya agar Reus tidak menunggu terlalu lama.
“Wah, Ayam goreng ini terlihat sangat enak dan berbeda dari Restoran lain!” Mata Amy berbinar-binar menatap Ayam Crispy dan Saus Pedas di depannya.
“Inikah Rendang itu? Aku belum pernah melihatnya,” gumam Reus yang telah mengunjungi semua Kota besar di seluruh Benua Grandland saat melakukan perjalanan bisnis.
“He-he-he... hati-hati Kakek, jangan sampai menangis!” seru Sarah pada Reus yang keheranan mendengarnya dan langsung menoleh ke arah Alex.
“Entah kenapa, sejauh ini semua yang memakan Rendang buatanku akan meneteskan air mata. Aku juga tidak tahu kenapa bisa begitu karena hanya Aku satu-satunya yang tidak menangis,” sahut Alex.
“Aku tidak ingin menangis, Kakek!” Amy tidak jadi mencicipi Ayam Crispy di hadapannya.
“Tenang saja, Ayam Crispy membuat semua orang bahagia dan Gulai Daun Ubi Tumbuk membuat pipi Kakak Elf cantik memerah dan tertegun lama,” sahut Sarah yang menjadi juru bicara Restoran Sarah.
Ferdinand tersenyum mendengarnya dan membayangkan wajah tuanya memerah setelah mencicipi Gulai Daun Ubi Tumbuk ini. Dia menganggap ucapan Sarah hanya bualan saja, kemudian ia segera mengunyah nasi yang telah dicampur dengan Daun Ubi Tumbuk dan Sambal Tuk-Tuk.
“Aaaaaaaaa! Kakek itu memerah!” teriak Sarah sehingga Ferdinand yang telah hanyut dalam fantasinya segera tersentak kaget. “Apakah sayuran ini mengandung Ramuan Ajaib?”
ada aja ide nya Thor... /Hey/
salut... salut... /Determined/