"Saya tidak akan pernah memaksa kamu untuk mencintai saya. Tapi yang harus kamu ketahui, cinta datang karena terbiasa bersama. Saya harap semoga kamu bisa merasakan cinta yang telah saya rasakan sejak tiga tahun yang lalu sampai saat ini Dik"
Satu kejadian yang tak pernah terduga yang saat ini sedang dialami oleh seorang gadis yang tidak percaya yang namanya cinta, gadis itu ialah Green Abreena.
Suatu hari, Abreena dinikahkan dengan seorang ustadz yang sama sekali tidak pernah ia kenal sebelumnya. Sebuah pernikahan yang terpaksa tanpa adanya cinta yang tak bisa dihindari oleh seorang gadis cantik.
Apakah kehidupan pernikahan yang dijalani oleh Abreena dan seorang Ustadz akan berjalan dengan mulus tanpa adanya ujian dipernikahan mereka?
Dan bagaimana cara mereka melalui ujian yang datang menerpa rumah tangga mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MamaRizky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Brian Anderson
Meninggalkan pasangan lovebird yang satunya bucin dan yang satunya lagi manja.
Dibelahan benua yang lain, yaitu Benua Eropa tepatnya di Negara Jerman. Seorang pria asal Indonesia sedang sibuk didalam ruang kerjanya dengan beberapa tumpukan dokumen penting yang harus segera ia selesaikan.
Pria yang penuh penyesalan. Dia adalah Brian Anderson mantan kekasih Aurellia Abreena.
Brian adalah seorang pengusaha yang sukses sampai dikanca internasional. Ia meneruskan perusahaan Daddy nya dibagian kontraktor.
Brian lelaki tampan dan gagah itu dulunya adalaha seorang arsitek. Tetapi sudah beberapa tahun ini ia mengambil alih perusahaan Daddy nya yang di Jerman.
Setelah kejadian tiga tahun yang lalu, ketika ia ketahuan berselingkuh dengan sahabat Breena. Brian lebih memilih tinggal di Jerman. Jauh dari orang orang tersayangnya.
Kalau ditanya. Apakah Brian menyesal? Jawabannya adalah IYA. Dia sangat sangat menyesal.
Dalam sekejab Brian kehilangan cintanya. Cinta yang telah lama ia perjuangkan. Orang tuanya kecewa padanya. Bahkan sampai saat ini ia tidak mendapatkan maaf dari Breena.
Itu karena godaan dari sekretarisnya, yang menggodanya dan memberikan kenikmatan surga dunia yang tidak ia dapatkan dari Breena. Dengan tega ia mengkhianati kekasihnya.
Selama tiga tahun ini, ia selalu memantau keadaan Breena. Ia bahkan menyewa bodyguard untuk menjaga Breena dari jarak jauh.
Tok
Tok
Tok
Suara ketukan pintu mengalihkan keseriusannya membaca dokumen kontrak kerja.
"Masuk"
"Selamat siang Tuan Muda. Maaf kalau saya mengganggu waktu anda" ucap Rangga asissten pribadi sekaligus sahabat Brian.
"Tidak apa Rangga. Ada informasi apa?" tanya Brian menatap kearah Rangga serius.
"Mungkin ini kabar kurang baik untuk Tuan Muda" jeda Rangga yang masih menimbang, apakah ia harus menyampaikannya atau tidak.
"Katakan" tegas Brian.
"Maaf Tuan Muda. Bodyguard yang menjaga Noa Brena dari jauh memberikan informasi, kalau Nona Breena dua minggu yang lalu sudah menikah dengan seorang Ustadz. Namanya Dayyan Pratama. Dia anak seorang Kyai pemilik pesantren Al-Hidayah dan perusahaan Pratama.corp dibidang properti" jelas Rangga.
Huuurrfftt
"Kau boleh keluar Rangga" pinta Brian dengan wajah sedihnya.
Brian membuang nafasnya kasar. Lalu ia mengambil bingkai foto dirinya dan Breena yang sedang liburan di Kepulauan Derawan di Berau, Kalimantan Timur empat tahun lalu.
Mereka liburan kesana sekalian merayakan anniversary mereka yang kedua tahun. Itu juga liburan terakhir mereka.
Ia memandang sedih foto itu. Tak terasa air matanya menetes dan jatuh tepat diatas wajah Breena.
"Maaf kan aku Bee. Maaf karena kebodohanku yang telah menyakitimu. Kenapa kau memilih menikah dengannya Bee. Kenapa kau tak mau mendengarkan penjelasanku. Tolong beri aku kesempatan untuk kembali bersamamu Bee. Sampai saat ini aku masih belum bisa melupakanmu. Bahkan cintaku masih utuh untukmu Bee" ucap Brian disela tangisnya. Ia sungguh menyesali perbuatannya.
Brian pun memilih berdiri didekat jendela kaca besar ruangannya. Menatap keluar agar hatinya bisa tenang.
"Daddy" panggil seorang anak perempuan dengan suara riangnya ketika memasuki ruang kerja Brian.
"Hai princess nya Daddy" ia membalikkan tubuhnya lalu menggendong anak perempuan itu.
"Apa Daddy Quin habis menangis?" tanya nya sambil menghapus air mata yang masih menempel dipipi sang Daddy.
"Dad hanya kelilipan sayang. Mata Daddy kemasukan debu tadi" jelasnya.
"Ada apa anak kesangan Daddy datang kekantor Daddy hem?"
"Quin kangen Daddy" jawabnya langsung memeluk Daddy nya.
"Oohh princess, Daddy juga kangen kamu sayang. Tapi sama siapa kamu kesini?" tanya Brian bingung. Karena anaknya dirumah bersama baby sitter nya dan pelayan.
"Quin sama Oma dan Opa Daddy. Oma dan Opa baru saja sampai dan langsung Quin ajak kesini" jelasnya.
Brian pun kaget. Kenapa Mommy dan Daddy nya tidak memberitahunya kalau mereka akan datang ke Jerman.
"Baiklah kalau begitu dimana Oma dan Opa mu sayang?"
"Oma dan Opa ada diruang kerja Opa Daddy bersama Uncle Rangga. Jadi Quin duluan keruangan Daddy"
Brian pun membawa anak nya ke sofa. Dan membiarkan anaknya bermain disana.
Quinsha Anderson adalah anak Brian dan Nova. Dua bulan setelah kejadian itu mereka menikah. Karena Nova ketahuan sudah hamil tiga bulan.
Sekarang Brian adalah seorang duda beranak satu. Ia menceraikan Nova diumur Quin satu tahun tiga bulan. Karena ia memergoki Nova sedang berselingkuh bersama lelaki yang menjadi saingan bisnis mereka.
"Son" panggil Mommy Aletha.
"Mommy" ia langsung berlari dan memeluk Mommy nya.
"Mom sangat merindukanmu son" ucapnya memandang sedih kearah anaknya yang kini terlihat jauh berbeda.
Saat ini tubuh Brian jauh lebih kurus dari beberapa tahun yang lalu. Tidak ada lagi senyum diwajah tampannya. ia menjadi lebih pendiam dan dingin kepada orang lain.
"Bri juga merindukan Mommy" jawabnya mengeratkan pelukannya kepada sang Mommy.
"Kenapa Mom tidak memberitahu Bri kalau Mom mau datang?" lanjutnya.
"Kejutan sayang. Dan Mom terlalu rindu denganmu dan Quin. Jadi Mom ajak saja Pak tua itu datang kesini"
"Baiklah kalau begitu ayo kita pulang Mom. Bri merindukan masakanmu Mom. Sudah lama sekali tidak memakan makanan masakan Mommy" ajak Brian.
"Oke ayo kita pulang. Mom akan memasakkan makanan kesukaanmu dan Quin"
Kemudian Brian mengajak anaknya pulang dan mereka keluar dari ruangannya.
"Wait Mom. Dimana Daddy?" tanya Brian tiba tiba.
"Huhhh. Lelaki tua itu ada diruangannya sedang bersama asistenmu dan asistennya membahas proyek baru. Mom bosan mendengarkannya" jawab Mommy Aletha ketus.
"Dia memang lelaki tua yang payah Mom. masih saja sibuk dengan perjaannya. Padahal dia kesini kan mau lihat anak dan cucunya" ledek Brian.
"Oohh ayo lah son bilang sama Pak tua itu kalau Mommy butuh belanja dan memanjakan diri. Mom bosan menemaninya bekerja terus" rengek Mommy Aletha.
"Tenang Mom, Bri akan memarahi lelaki tua itu. Kalau begitu Bri keruangan lelaki tua itu dulu. Mommy pulanglah duluan bersama Quin" lalu ia mencium pipi Mommy Aletha dan putrinya bergantian sebelum ia pergi keruangan ayahnya.
Tok
Tok
Tok
"Masuk" ucap Daddy Martin.
"Permisi Pak tua. Apakah Anda datang ke Jerman ini untuk membuat Ibu saya yang tak lain adalah istri Anda sendiri merajuk karenaAnda masih saja sibuk dengan urusan kantor? Anda tau kalau Ibu saya itu butuh belanja dan memanjakan dirinya dan cucunya di Negara inu. Tolong Pak tua segeralah pulang sebelum istri Anda menghukum Anda nanti malam tidur diluar kamar" ucapnya dengan nada mengejek.
Daddy Martin berjalan menghampiri anaknya dengan wajah datarnya.
"Dasar anak nakal. Kau bilang aku pak tua. Hei lihatlah yang kau bilang tua ini masih terlihat gagah. Dan masih bisa memberikanmu seorang adik" jawabnya sambil memukul bahu anaknya.
"Dad merindukanmu boy. Kenapa kau tak mau kembali ke Indonesia?" lanjutnya sambil memeluk anak bungsunya. Ia begitu sedih melihat nasib anak bungsunya ini.
"Dad please jangan memintaku kembali. Itu sangat menyakitkan Dad. Sampai sekarang aku masih belum bisa memaafkan diriku sendiri atas perbuatanku. Lalu bagaimana dengan Breena Dad? Ia sangat membenciku. Aku belum sanggup untuk bertemu dengannya Dad" ucap Brian yang kembali mengeluarkan air mata setiap kali ia diminta untuk kembali ke Negara asalnya.
"Bahkan aku belum mendapatkan maaf nya. Tapi aku justru sudah mendapatkan karmanya Dad" lanjutnya.
"Kamu pasti bisa boy. Dad dengar dia sudah menikah dengan salah satu rekan bisnis kita. Ayo kembali nak. Lupakan semuanya, dan berusahalah untuk mendapatkan maafnya. Agar hidupmu bisa lebih tenang dan tak dihantui dengan rasa bersalah dan penyesalan terus" jeda Daddy Martin.
"Ingatlah ada Quin boy. Anak tak bersalah dari hubunganmu dan Mommy nya. Dia membituhkanmu nak" lanjutnya memberi semangat pada Brian.
"Ingat jadwal kita Bri. Kita ada meetting dengan para pemegang saham seminggu lagi. Dan salah satu pemegang saham kita adalah suaminya Breena. Dia memiliki 30% saham di perusahaan kita. Dan asal kamu tahu saham itu sudah dibalik nama menjadi milik Breena" jedanya
"Lalu dua hari kemudiannya kita ada acara perayaan ulang tahun perusahaan kita. Sudah pasti semua rekan bisnis kita akan hadir. Diacara itu juga ada perwakilan dari rumah sakit milik orang tua Breena sebagai rekan kerja kita dibagian kesehatan" lanjutnya.
"Nanti Bri pikirkan lagi Dad" jawabnya.
"Daddy hanya ingin hubungan persahabatan Daddy dan Papa nya Brina kembali terjalin boy. Dia sahabat Papa yang membantu Papa sampai sesukses sekarang ini. Kita banyak berhutang budi dengan mereka boy"
"Iya Dad nanti Bri pikirkan dulu iya. Brian juga ingin hubungan persahabatan Daddy dan Papa Breena membaik. Maafkan Bri Dad yang sudah menghancurkan hubungan baik persahabatan kalian. Brian telah membuat dua keluarga kecawa dengan sikap Brian" ucapnya dengan nada penyesalan.
"Tak apa boy nanti kita perbaiki semuanya. Sekarang ayo kita pulang sebelum dua wanita kesayangan kita itu marah dan merajuk" ajak Daddy Martin.
Dan akhirnya disinilah dua lelaki tampan beda usia dan beda generasi itu berada, di dalam mobil menuju ke mansion mewah milik Brian Anderson yang hanya ditinggali oleh nya dan anaknya saja.
maaf 🙏 Thor aku kritik tulisanmu banyak salah, nulisnya ngantuk ta gmn thor