NovelToon NovelToon
Gadis Munafik Milik Elang

Gadis Munafik Milik Elang

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Diam-Diam Cinta / Romansa / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:3.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: santi.santi

Arabella adalah gadis yang selalu mendapat julukan gadis apatis, gadis batu, gadis sombong, gadis angkuh dan masih banyak lagi julukan yang melekat padanya karena sikapnya yang antipati, dingin dan acuh tak acuh pada apapun disekitarnya.
Karena sikapnya itu membuat orang-orang di sekitarnya menjauh dan membencinya bahkan banyak yang mencacinya. Hal itu pula yang membuat seorang Elang Bahuwirya sangat membencinya.

Lalu apa jadinya jika Bella menjadikan sikapnya itu hanya sebagai topeng belaka. Topeng yang ia gunakan untuk menutupi segala luka di hatinya.

Dan bagaimana permainan takdir akan membawa Elang yang sangat membenci Bella malah saling terikat sebuah benang merah karena jebakan dari Bella.

"Walau di dunia ini hanya tersisa satu wanita, aku tetap tidak sudi mencintai gadis angkuh dan sombong sepertimu!!" ~Elang~


"Aku juga tidak mengharapkan itu!!" ~Arab

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

Beberapa hari setelah itu Elang benar-benar tak peduli lagi dnegan apa yang di lakukan Bella. Memang dari dulu tidak peduli tapi jika kemarin-kemarin Elang masih mendebat Bella dengan kata-kata kasarnya, sekarang tidak sama sekali. Elang diam Bella juga diam. Tidak ada interaksi sama sekali.

Hanya tinggal satu minggu lagi jadwal Bella berada di kantor Elang. Semua pekerjaannya hampir selesai, hanya tinggal menyampaikan hasil yang desain yang di buatnya agar segera di garap tim produksi.

Seperti saat ini Bella sudah ada di ruang meeting berdiri di depan dengan gayanya yang lugas dan angkuh mempresentasikan hasil kerjanya selama ini.

Bella sudah memperlihatkan beberapa sketsa dan sampel desainnya. Banyak yang terkagum dengan hasil yang Bella pamerkan, kecuali Elang.

"Tidak aku tidak setuju!! Itu terlalu retro, melenceng jauh dari image perusahaan ini!!"

"Tapi ini sudah di setujui oleh Mr. X. Pak Elang!!" Bella menatap Elang tajam.

"Dari awal sudah di tegaskan tema kali ini harus ceria dan penuh warna!! Jika terlalu retro pasti terkesan suram seperti hidupmu!!" Sinis Elang.

"Pak Elang yang terhormat, tentunya semua sudah tau jika Anda orang yang sangat profesional. Jadi sudah seharusnya Anda tidak ikut campur tentang hidup saya!!" Bella menatap Elang dengan datar dan dingin. Sama sekali tak ada luapan emosi di dalam setiap kata yang Bella ucapkan.

Suasana menjadi canggung karena Elang dan Bella saling beradu pandangan dengan mata mereka yang sama-sama tajam dan dingin.

"Begini saja Pak Elang, Bagaimana kalau kita tanya pendapat Mr. X saja. Beliau ingin merubah desain ini atau tidak. Mengingat waktunya sudah terlalu mepet untuk membuat semuanya dari awal lagi"

"Terserah!!" Elang meninggalkan ruang meeting di ikuti Marisa di belakangnya.

Bella tersenyum miring melihat Elang yang amat sangat terbakar emosi.

-

"Elang tunggu!!" Marisa mencekal lengan Elang.

"Kamu jangan emosi seperti ini Lang" Marisa mencoba menenangkan Elang.

"Wanita keras kepala!! Kapan aku terlepas dari wanita itu!!" Elang mengusap wajahnya kasar.

"Kamu sabar Lang. Semua pasti ada jalan keluarnya" Marisa mengusap-usap punggung Elang dengan lembut. Berharap luapan emosi itu segera memudar.

Elang tersenyum menatap Marisa, wanita di depannya ini yang selalu bisa menenangkan hatinya. Jika saja tidak ada kejadian malam itu, tentunya Elang sudah pasti akan bahagia bersama Marisa.

-

Setelah perdebatan itu Bella lebih memilih keluar bersama Mita. Ia butuh udara segar setelah berhadapan dengan orang yang sama-sama berhati batu seperti dirinya.

"Aku beli minum dulu ya?" Mita beranjak meninggalkan Bella duduk sendirian di taman.

"Non!!" Bella menoleh ke samping melihat seorang nenek tua menatapnya.

"Iya?"

"Nenek mau minta tolong boleh?" Nenek tua berkerudung kain jarik terlihat kumal itu menatap Bella sendu.

"Tolong? Tolong apa nek?" Tanya Bella kebingungan.

"Nenek jualan minuman, dari tadi belum laku sama sekali. Ini buatan cucu nenek, di jamin bersih kok Non. Nona cantik mau tolongin Nenek beli jualan Nenek ini kan?" Nenek tua itu berkaca-kaca menatap Bella.

"Tapi Nek saya_"

"Nenek mohon" Bella tidak tega Nenek di depannya mulai mengeluarkan air matanya.

"Baiklah Nek, berapa harganya?" Bella mencari uang yang di dalam tasnya.

"Cuma sepuluh ribu saja Nona"

"Ini Nek, kembaliannya ambil saja" Bella menyerahkan pecahan uang limapuluh ribu.

"Terimakasih Nona" Nenek itu tersenyum senang.

"Sama-sama Nek" Bella melirik Nenek penjual minuman yang masih berdiri di sampingnya.

"Ada lagi nek?" Bella mengeluarkan suaranya karena Nenek itu terus menatapnya.

"Oh itu Non, Cucu Nenek meminta agar Nenek menanyakan kepada pembeli bagaimana rasa minuman buatannya. Jadi Nenek menunggu Nona cantik untuk meminumnya" Jelas wanita tua itu.

"Oh, baiklah" Dengan sedikit ragu Bella mengambil minuman yang tadi di letakkan di sebelahnya. Berlahan Bella mulai menyeruput minuman itu, merasakannya sebentar dengan indra pengecapnya.

"Bagaimana Non?"

"Enak kok Nek" Bella meneguk dua kali minuman di tangannya.

"Kalau begitu saya permisi, terimakasih Non" Nenek tua itu berjalan cepat dengan menutup kepalanya dengan kain sehingga tidak terlihat jelas wajahnya.

"Awww" Mita bertabrakan dengan seseorang yang berjalan tergesa-gesa ke arahnya.

"Nenek tidak papa?" Mita membantu Nenek tua itu memunguti botol minuman yang tercecer karena tersenggol olehnya.

Mita melihat ke arah Nenek itu yang terlihat panik dan berusaha menutupi wajahnya.

"Nenek kena_" Mita belum menyelesaikan pertanyaannya tapi Nenek itu berlari menjauh meninggalkan minuman yang masih tercecer beberapa di depan Mita.

Perasaan Mita tidak enak. Matanya beralih mencari keberadaan Bella.

"BELLA!!" Teriak Mita dari kejauhan.

-

"Ini sudah ke dua kalinya Mit, kenapa Bella masih ceroboh!!" Ucap seorang lelaki berkacamata tebal di sebelah Mita.

"Ini juga salahku, aku meninggalkannya sendirian di taman" Sendu Mita menatap Bella yang terbaring lemah di ranjang dengan infus dan alat bantu napas melekat pada tubuhnya.

"Aku sudah mengeluarkan racunnya. Keadaannya juga sudah stabil. Biarkan dia tidur dulu, dia harus istirahat total selama dua sampai tiga hari ke depan. Aku pergi dulu, kalau ada apa-apa hubungi aku" lelaki yang berprofesi sebagai dokter itu melangkah meninggalkan Mita dan Bella yang masih terlelap.

"Iya, terimakasih Dito" Pria bernama Dito itu menoleh lalu tersenyum kepada Mita.

-

Mita menitikkan air matanya melihat Bella yang terbaring lemah di atas ranjang. Untuk kesekian kalinya wanita batu ini meregang nyawa. Dan untuk kesekian kalinya Tuhan masih menyelamatkannya.

"Bella?" Mita melihat pergerakan tangan Bella.

"Mita" Bella memanggil Mita lirih.

"Iya, aku di sini" Mita memegang tangan Bella.

"Aku haus Mit!!" Bella melepas alat bantu napasnya.

"Iya, ini minum dulu" Bella meneguk satu gelas air yang di berikan Mita.

"Hufftt aku masih pusing" Bella merebahkan dirinya lagi.

"Bella, kenapa bisa gini sih? Kamu ceroboh banget!! Ini udah ke dua kalinya. Bahaya bisa mengincar mu di mana saja!! Untung saja ini tidak separah yang pertama" Omel Mita pada Bella.

"Aku nggak papa kok Mit. Aku hanya minum tiga teguk saja" Bella memejamkan matanya karena rasa pusing yang menyerangnya.

"Kata Dito kamu harus istirahat total dulu. Jangan bekerja sama sekali. Biar cepat sembuh!!"

"Iya iya bawel banget kamu Mit" Bella mengubah posisinya membelakangi Mita.

"Ya udah kamu istirahat dulu aku keluar"

"Hemmm" Bella hanya bergumam menanggapi Mita. Sudah biasa bagi Mita mendengar jawaban dingin dari Bella. Tak ada rasa sakit hati pun di hati Mita.

***

Sudah hari ke tiga ini Bella tidak pulang ke rumah. Sementara Nadia juga sudah menghubungi gadis itu berulang kali namun tak kunjung dapat jawaban.

"Ca, kamu yakin nggak tau di mana Bella?" Elang bertanya kepada Marisa saat sekretarisnya itu masuk ke dalam ruangannya.

"Tidak Pak Elang. Mungkin di butiknya" Marisa asal menebaknya.

"Kamu kok kelihatannya khawatir banget ya sama Bella" Marisa tersenyum kecut. Tentu saja hal itu membuat Elang merasa tidak enak kepada Marisa. Elang tau Marisa pasti merasa cemburu.

"Bukan begitu Ca, kamu tau sendiri kan bagaimana Bunda kalau menyangkut Bella? Bunda terus mendesak ku mencari Bella" Elang menatap Marisa dalam.

"Iya aku tau" Jawab Marisa.

"Kalau gitu aku pergi dulu, aku udah nggak ada jadwal kan?"

"Tidak ada lagi" Marisa menggeleng. "Pergilah dan segera temukan Bella, aku juga khawatir padanya" Elang hanya mengangguk saja.

-

Elang sudah berada di depan butik Bella, tapi ia tak melihat mobil Bella terparkir di sana. Elang tetap melangkah masuk ke dalam, siapa tau memang Bella berada di dalam.

"Dimana Bella?" Tanya Elang pada salah satu pegawai Bella yang berada di depan.

"Sa saya tidak tau Tuan" Jawabnya menundukkan kepalanya.

"Jawab yang benar!! Lihat saya!!" Geram Elang.

"Benar, saya ti tidak tau Tuan" Jawabnya gugup.

PRAANGG..

"Cih beraninya kau berbohong padaku!!" Elang menerobos masuk ketika mendengar suara gaduh dari dalam.

"Rupanya kau bersembunyi di sini!!" Sinis Elang setelah masuk ke dalam sebuah ruangan yang terlihat seperti kamar. Elang juga melihat jarum infus masih tertancap pada punggung tangan Bella. Tapi itu tak membuat Elang jadi simpati.

Bella sama sekali tidak terkejut dengan kedatangan Elang di sana. Wajah Bella yang masih pucat hanya menatap Elang datar.

"Dan kau Mita, masih saja betah berada di dekatnya. Selama ini ternyata dia masih menindas mu seperti dulu?" Elang mencibir karena melihat Mita sedang berjongkok membersihkan pecahan kaca di bawah kaki Bella.

Bella masih diam tak menjawab, sementara Mita yang akan bersuara menanggapi ocehan Elang di tahan oleh Bella.

"Kenapa kau tidak pergi saja darinya Mita?? Dia selalu memperlakukanmu seperti budak!! Aku bahkan bisa memberimu uang 10 kali lipat dari gang kau dapatkan darinya, jiak kau mau meninggalkan wanita batu ini!!" Elang menatap sengit ke arah Bella.

"Bawa saja dia, aku juga tidak akan menahannya jika dia mau!!" Suara dingin Bella kembali terdengar di telinga Elang.

"Dengar Mita? Dia bahkan tidak menghargai mu!!" Elang menatap Mita yang masih membersihkan lantai yang basah.

"Lebih baik Pak Elang keluar saja jika tidak ada keperluan. Bos saya sedang sakit, dia butuh istirahat!!" Ketus Mita tak menggubris ucapan Elang.

"Dengar sendiri kan? Bahkan aku tidak menahannya sama sekali" Bella tersenyum menang di wajah pucatnya.

"Ancaman apa yang dia gunakan untuk menahan mu si sisinya Mita? Sampai kau bisa bertahan sampai sekarang?"

"Pak Elang tidak perlu tau!!" Jawaban Mita semakin membuat Elang merasa kesal.

"Dasar sama-sama keras kepala!!" Geram Elang.

"Jika tidak ingin pulang setidaknya angkat telepon dari Bunda!! Itu membuatku pusing saat Bunda memaksaku mencari mu. Dasar menyusahkan!!" Elang pergi meninggalkan ruangan yang menjadi tempat persembunyian Bella tiga hari ini.

Mita menatap cemas ke arah Bella. Sementara orang orang ia cemaskan malah terkekeh pelan.

"Jangan menatapku seperti itu Mit. Kau mau menghinaku dengan tatapan mu itu?" Mita menggeleng dengan wajahnya yang sendu.

-

-

-

-

-

Happy reading, jangan lupa tinggalkan jejakmu😘

1
Fitry Weroh
sakit thor 😭😭😭😭
Fitry Weroh
Kecewa
Fitry Weroh
Buruk
Hasbiatul Fitriyah
Luar biasa
tri kutmiati
Buruk
tri kutmiati
Kecewa
Noni Noni
👍👍👍👍
Noni Noni
tinggalkan elang saja bela...
Noni Noni
elang kamu laki paling bodoh bah..
Ipehmom Rianrafa
mksih Thor 💪💪💪
Tiasni Nellu
Luar biasa
Tiasni Nellu
semoga cepat terungkap,misteri yg bella sembunyikan.
Tiasni Nellu
yang bener aja lang....entar nyesel lo..
Tiasni Nellu
siapa sebenarnya kamu bella.
Vie Fitriani
Luar biasa
Jade Meamoure
ya ya ya cinta itu buta tapi bisa membedakan yg naik sepeda sama yg naik yamaha
Atoen Bumz Bums
gue suka gaya loe bella
Fajar Ayu Kurniawati
.
salma wati
suka banget dengan karakter yg kuat gini perempuan nya
Nabila Al Adibah
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!