NovelToon NovelToon
Genius Twins Boy

Genius Twins Boy

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Anak Genius
Popularitas:4.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: emmarisma

"Apa kamu sudah menemukan informasi tentangnya, Jackson?"

"Sudah, Kak. Aku yakin dia adalah dady kita."

Dua bocah laki-laki berusia 7 tahun itu kini menatap ke arah layar komputer mereka bersama-sama. Mereka melihat foto seorang Pria dengan tatapan datar dan dingin. Namun, dia memiliki wajah yang sangat tampan rupawan.

"Jarret, Jackson apa yang kalian lakukan?" Tiba-tiba suara seseorang membuat kedua bocah itu tersentak kaget.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Kembali Ke Rumah

Hampir 5 hari Giani ditahan dimansion mewah milih Ben dengan berbagai alasan. Namun, hari ini Ben sudah tidak bisa mencegah kepergian Giani.

"Apa aku boleh sesekali mengunjungi mereka?" tanya Ben, tatapan matanya terlihat jelas jika dia berat melepas Giani dan kedua putranya.

"Boleh, tentu saja. Kau adalah penolong mereka. Kelak aku akan mengenalkanmu pada Jarret dan Jackson."

"Terima kasih," kata Ben.

"Seharusnya aku yang berterimakasih. Berkat uang pesangon darimu aku masih bisa bertahan hidup sampai sekarang," ujar Giani sembari melemparkan senyum manisnya.

Ben ikut tersenyum meskipun senyumnya sangat tipis. Matanya sesekali melirik ke arah Jarret dan Jackson. Dia seakan benar-benar tak sanggup berpisah. Namun, Benjamin tak mau mengambil resiko dengan memasukkan Giani dan Putranya ke dalam hidupnya yang gelap. Bahaya bisa sewaktu-waktu mengancam nyawa mereka. Dan Ben tak ingin hal buruk terjadi pada mereka.

"Nanti Ramos yang akan mengantarmu. Dan ingat semua pesanku tadi. Mereka berdua sepertinya terlahir sangat istimewa. Kau harus menjaga mereka dengan baik."

"Tentu saja. Mereka adalah hartaku yang paling berharga di dunia ini, setelah papaku. Aku juga minta tolong padamu, Tuan. Aku titip papaku. Tolong jangan terlalu membuat papaku lembur setiap hari," kata Giani. Namun, Ben malah tertawa mendengar ucapan Giani.

"Bukan aku yang memintanya lembur, tapi dia yang minta padaku. Dia bilang tidak mau berada di dalam rumahnya, karena dia selalu merindukan putrinya."

Giani hanya terdiam mendengar ucapan Ben barusan. Ben menangkap raut kesedihan di wajah wanita itu.

"Aku akan berusaha memastikan jika dia tidak melupakan makan siangnya dan istirahat yang cukup," ujar Ben kemudian.

Giani akhirnya diantarkan langsung oleh Ramos serta bonus suster Elena. Ben mengusulkan Giani agar dirinya memakai jasa babysitter dan Elena adalah pilihan yang tepat menurut Ben.

Dengan sedikit paksaan akhirnya kini Giani ikut pulang ke rumah Thomas dan Martha. Sepanjang perjalanan alis Giani bertaut, dia bukan wanita bodoh yang tak mengetahui situasi. Dia curiga Ben diam-diam menyelidikinya.

"Tuan Ramos. Apa kau sudah tahu arah tempat tinggalku?" Ramos seketika tersadar akan kesalahannya. Elena memutar bola matanya malas.

"Ceroboh sekali," batin Elena.

"Ehm, aku tidak tahu, Nona."

"Lalu kenapa kau tidak tanya padaku?" cecar Giani. Dia yakin Ramos menyembunyikan sesuatu. Pria itu sempat salah tingkah saat dirinya bertanya.

"Baiklah, kau lurus saja, dari toko roti di ujung sana kau ambil jalur kiri."

"Baik, Nona." Setelah bicara dengan Ramos. Giani kini beralih menatap Elena.

"Elena, aku tidak tahu berapa gaji yang harus ku bayarkan padamu?"

"Kau bisa memberiku berapapun, Nona. Aku sudah terlanjur jatuh hati pada kedua putramu."

"Jangan begitu, pasti tuan Ben membayarmu tinggi. Aku takut gaji yang akan aku berikan di luar ekspektasimu."

"Anda jangan khawatir. Bagiku bekerja apapun dan di mana pun, selama aku menemukan kenyamanan. Aku akan bekerja dengan sepenuh hati."

"Baiklah, jika begitu dan mulai sekarang panggil aku Giani. Kau adalah partnerku menjaga Jarret dan Jackson."

"Baiklah," kata Elena dengan nada bicara yang ceria. Ramos sesaat melirik gadis itu dari spionnya.

"Ramos." Panggilan Giani membuat Ramos tersentak.

"Iya, Nona."

"Kau patut dicurigai."

Ramos menggaruk alisnya. Lagi-lagi dia berbuat kecerobohan. Belum juga Giani mengatakan dimana dia tinggal, tapi Ramos sudah memberhentikan mobilnya tepat di depan rumah Martha dan Thomas.

Giani turun dari mobil mewah itu dengan menggendong Jarret sementara Elena menggendong Jackson. Giani mengetuk pintu rumah Thomas dan tak lama kemudian, Martha muncul membukakan pintu.

"Ya Tuhan, Giani. Akhirnya kau kembali."

Giani memeluk Martha, sedang Ramos mematung di tempatnya. Tangannya masih menggenggam koper milik Jarret dan Jackson. Di dalam koper itu berisi baju-baju bayi merk ternama. Ben sengaja membelikannya untuk Giani dengan kedok hadiah.

"Kau dirawat di mana selama ini?"

Martha tampak mengedarkan pandangan, Saat mata tuanya menangkap keberadaan sosok Ramos, Martha sedikit bereaksi kaget. Namun, Ramos memberi isyarat dengan menempelkan telunjuknya di bibir.

"Ayo masuklah, Thomas dan Albern sedang pergi ke peternakan tuan Simon."

"Oh ya, Martha. Boleh aku membawa Elena tinggal di sini. Aku yang akan bayar sewanya. Soalnya aku memerlukan bantuan seseorang untuk merawat Jarret dan Jackson."

"Tidak perlu sungkan begitu. Kau sudah ku anggap sebagai cucuku sendiri. Jadi biar Elena tinggal di sini dan membantumu. Sekarang bawa Elena ke kamarmu dulu, aku akan minta Dorothy untuk membersihkan kamar di sebelahmu. Ramos mengikuti Giani masuk ke kamar. Dia meletakkan 2 koper yang sejak tadi menjadi tanggungannya.

"Nona, saya pamit dulu. Ini milik Jarret dan Jackson."

"Terima kasih, Ramos. Aku akan mengantarkanmu ke luar."

"Tidak perlu, Nona. Selamat siang."

Ramos menutup pintu kamar Giani. Namun, tak lama setelah pintunya tertutup seseorang memukul kepalanya dengan keras.

"Auh, sakit, Nek," desis Ramos pelan, agar suaranya tak terdengar Giani. Pria itu berbalik badan sembari mengusap kepala belakangnya yang terkena pukulan.

"Bagus, bertahun-tahun tidak mau kemari, tidak memberi kabar pun. Datang-datang mengantar wanita yang melahirkan dua bayi. Katakan! apa ini ada hubungannya dengan Benjamin?"

"Shh, pelankan suaramu, Nek. Iya, ini semua memang ulah cucumu. Giani adalah wanita yang tanpa sengaja dia tiduri dan kedua bayi itu adalah buyutmu. Kau beruntung berumur panjang bisa tinggal bersama cucu buyutmu. Tuan Ben ingin mereka tetap tersembunyi sama seperti kalian. Aku akan memperketat penjagaan di sini."

"Kau bilang padanya, jika dia macam-macam di luar sana dan tidak segera menyelesaikan semua masalahnya. Jangan salahkan aku membawa Giani dan anak-anaknya pergi. Gara-gara anak nakal itu, Giani harus meninggalkan papanya dan menanggung kehamilannya seorang diri," kata Martha.

"Tuan Ben juga baru tahu kehamilan Giani beberapa waktu lalu. Jangan salahkan dia."

"Lalu aku harus salahkan siapa? Dirimu? cepat pergi sebelum Thomas menembak kepalamu."

"Masih sama saja ternyata." Ramos segera keluar dari rumah Martha dan Thomas. Dia segera meninggalkan tempat itu sebelum Thomas benar-benar akan melubangi kepalanya.

Di dalam kamar Giani, Elena duduk sembari menatap Giani menyusui bayinya.

"Bagaimana perasaanmu melahirkan tanpa di dampingi seorang suami?" tanya Elena, Giani yang semula menunduk menatap bayinya kini mengangkat kepalanya.

"Perasaanku, ya? ehm, apa ya?" Giani tampan berpikir. lalu dia tersenyum lembut. "Aku hanya merasa sedih karena seharusnya kelahiran mereka juga disambut dengan suka cita oleh papaku, tapi malah dia tak pernah tahu jika aku hamil.

"Kenapa tidak mencoba jujur?"

"Aku juga ingin, tapi aku tidak mau menghancurkan hati papaku. Bagaimana perasaannya jika anak gadis yang selama ini dia jaga dengan sepenuh hati justru dinodai hingga hamil?"

Elena diam, Dia berpikir apa yang Giani katakan ada benarnya.

"Elena, sekarang giliran aku yang tanya. Apa kau sudah lama ikut tuan Ben?"

"Iya, hampir 6 tahun. Saat itu aku masuk menjadi perawat khusus dan mengikuti pelatihan yang sangat berat. Ikut tuan Ben tidak hanya harus berbekal kepintaran, tapi juga harus memiliki ketangkasan, kemampuan bela diri dan juga tekad yang kuat."

"Ku dengar dia pria yang sangat menakutkan."

"Yah, seperti itulah."

"Dia orang yang seperti apa?" tanya Giani penasaran.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Puput Regina Putri
😂😂😂emng bisa yak semudah itu
ahyuun.e
lah bukannya si pak alexander dr obgyn yah? pas lahiran si kembar kan dia yg bantu lahiran, kok mood swing ibu hamil ngak paham /Frown/
ahyuun.e
ben ini emang gak berguna, lalai dari segala hal mnyebalkan
H
😂😂😂
Nicko Putra Jelita
Luar biasa
H
😍😍😍
Kace
Biasa
Kace
Buruk
Datu Zahra
udah nanya dikasih jawab malah disalahin, Ben gila
Datu Zahra
Sesuatu yang sudah terikat pasti akan selalu terhubung tanpa sengaja.
Asnita Sari Erni Aciak
Luar biasa
Asnita Sari Erni Aciak
Lumayan
al
Luar biasa
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
Astaga jahat bgt ni orang, jelas2 istri nya lagi hamil bisa di sejahat itu bikin anak blm lahir mau jd yatim 🥲
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
Martha & Thomas
choco_mochi
semangat berkarya thorr
chim²
tks ceritanya..
Racan Ok
lanjut thort
ibeth wati
ululuh ganteng banget si jirayut eh jaret bikin hati bude berdebar ini mah
ibeth wati
g bisa bayangin binatang buas yg SDH jinak dulu saat Zoro ngajak bermain Gianni aja sampai gegar otak gimana klo kesenggol giginya ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!