System Of Sea

Ketika sampai di kamar David, Adrian langsung mengetok pintu temannya itu dan saat membuka pintu dan melihat sosok Adrian yang terlihat sangat berbeda, David hanya bisa terkejut dan tak percaya.

“Anjay, nyolong di mana tuh?”

“kampret, pakaian ini baru ku beli tau.”

“Iya iya babang tampan, sini masuk dulu aku lagi siap siap.”

David yang memang sudah tau tiap acara juga sudah membawa satu satunya jas sang ayah.

Di acara malam itu memang akan ada pesta kecil sambil mengumumkan pemenang lomba.

Kini dua pemuda tampan itu keluar dari kamar dan siap menebar pesona.

Saat ini kebanyakan orang sudah berkumpul di ballroom utama karna memang di sana akan ada pesta makan bersama dan ada beberapa game kecil untuk pelengkap serta di akhir akan ada acara jual beli hasil tangkapan.

Adrian dan David yang tiba di sana langsung menjadi sorotan, terutama Adrian yang terlihat sangat tampan dengan pakaian keren miliknya.

"Itukan anak yang tadi...ganteng banget."

"Iya, katanya dia masih sekolah." ucap beberapa wanita yag terlihat tertarik dengan pesona babang tampan.

Lalu pak Tomy yang ternyata adalah orang yang mengusulkan dan mengadakan lomba itu memulai pidato singkat.

Di sana semua orang terlihat senang dan setelah pidato singkat dari beberapa tim penyelenggara, semua orang yang sudah hadir langsung di sajikan makanan super mewah saat itu.

Sushi, Lobster, Kepiting dan semua makanan berkelas di sajikan secara banyak karna memang acara itu juga di sokong oleh salah satu perusahaan makanan terkenal di indonesia.

Setelah makan, akhirnya acara yang paling di tunggu tunggu tiba.

“Baiklah, sekarang saatnya pengumuman pemenang lomba memancing yang akan di bawakan langsung oleh ketua penyelenggara.” Ucap seorang wanita yang merupakan pembawa acara.

“Langsung saja kita umumkan ya, karna hari sudah makin larut dan sebentar lagi kita sampai ke dermaga.” Ucap pak Tomy yang terlihat juga sudah sedikit kelelahan.

“Untuk pemenang lomba ketiga jatuh pada pak Thomas dengan perolehan berat keseluruhan adalah 317 kilo.”

“Selamat untuk juara ketiga karna mendapatkan hadiah uang tunai dua puluh juta rupiah dan satu set alat pancing kelas atas.”

“Yey, selamat ya.”

“Pak Thomas, jelas sih dia kan udah pro.”

“Selamat pak.” Ucap beberapa tamu.

Setelah memberikan hadiah dan tepuk tangan dari semua tamu, pak Tomy tanpa basa basi langsung mengumumkan pemenang lomba kedua.

“Oke langsung saja kita lanjutkan, pemenang lomba kedua adalah pak Jono dengan perolehan berat keseluruhan adalah 459 kilo.”

“Selamat buat pak Jono karna mendapatkan juara dua dan berhak atas hadiah lima puluh juta rupiah di tambah sepeda motor dan satu set alat pancing kelas atas...ayo pak langsung naik ke panggung.”

Dari dua orang tadi terlihat jelas yang menang adalah para pemancing yang memang sudah pro.

Dari banyaknya orang yang ikut memang hampir semuanya adalah mereka yang hobi memancing.

Setelah memberikan hadiah, pak Tomy dan Pak Aditya langsung berdiri sejajar dan mulai berbicara kembali.

“Selamat sekali lagi untuk pak Jono.”

“Sekarang kita akan mengumumkan hasil pemenang lomba memancing dari acara kerja sama beberapa perusahaan se kota Bluesky.”

“Dengan total berat keseluruhan mencapat 877 kilo, juara pertama akan di berikan kepada...”

“Selamat, pria bernama Adrian Devano  telah menjadi juara pertama lomba memancing dan berhak atas hadiah utama berupa uang tunai seratus juta rupiah dan satu Speed Boad memancing serta satu set perlengkapan memancing kelas atas”

“Silahkan Adrian untuk naik ke atas panggung dan menerima hadiahnya.”

Adrian yang memang sudah tau kalau ia yang akan menjadi pemenang langsung naik ke atas panggung dan menerima sebuah miniatur kunci speed Boad berserta sertifikat uang sebesar Rp. 100.000.000.

“Sekali lagi selamat ya dek.”

“Iya dek Adrian, selamat ya.”

“Iya pak makasih.”

Setelah berfoto dan menerima hadiah, akhirnya acara malam itu mencapai puncaknya dan hasil tangkapan para peserta langsung di lelang dan di jual.

Walaupun banyak yang memberikan hasil tangkapannya kepada pihak penyelenggara karna mereka hanya ingin ikut sebagai hiburan, tapi ada juga yang tetap menjualnya.

Tentu saja Adrian juga akan menjual hasil tangkapannya.

Karna memang acara sudah selesai dan hanya menyisakan acara jual beli, sebagian orang sudah meninggalkan ballroom dan kembali ke kamar mereka.

Mungkin yang tinggal di sana hanya beberapa orang yang memang sedang melakukan jual beli hasil tangkapan.

Setelah bergantian, akhirnya hasil tangkapan Adrian di bawa. Pihak penyelenggara yang memang sangat ahli soal ikan bahkan sudah menyiapkan harga yang wajar bagi semua peserta lomba dan semua hasil tangkapan akan di beli oleh Wijaya Grub yang memang juga menjadi salah satu tim penyelenggara.

“Akhirnya yan, sekarang giliran tangkapanmu.” Ucap David yang berdiri di sebelah Adrian.

“Oke, kayaknya ini hasil tangkapan terakhir yang juga merupakan tangkapan utama hari ini ya.”

“Benar, sengaja yang ini di sisain buat yang terakhir karna penentuan harganya pasti alot ini.” Ucap beberapa pria pihak penyelenggara.

“Adrian Devano, hasil tangkapan satu Tuna besar dengan panjang 1,95 meter dan berat 202 kilo.”

“Lalu ada juga ikan kerapu dua ekor, kakap, baracuda dan todak...serta satu ekor Hiu putih sebesar 2,5 meter dan berat 500 kilo.”

“Jadi total berat keseluruhan 877 kilo...ayo Adrian sini naik ke atas."

Saat itu Adrian yang namanya di panggil langsung mendekat naik ke atas panggung dan saat ini hasil tangkapan miliknya yang besar dan beratnya bukan main langsung di lelang.

Pak Wijaya yang juga ada di sana langsung tersenyum ke arah Adrian dan mengambil alih acara.

“Khusus yang ini biar saya aja yang nanganin.”

“Adrian, karna bapak masih baik sama kamu, maka semua ikan ini akan bapak beli dengan harga...seratus juta rupiah.”

Saat mendengar perkataan pak Wijaya, sebagian orang langsung melirik ke arahnya.

Orang orang yang memang sangat ahli di bidang kelautan itu juga tentunya tau dengan harga ikan tangkapan Adrian yang sesungguhnya.

Tapi entah kenapa khusus di tangkapan Adrian, pak Wijaya seperti mengambil alih dan berniat mencurangi pemuda tersebut.

“Gimana mau gak?”

Sambil tersenyum tipis di hadapan pihak penyelenggara, Adrian menjawab dengan santai dan tenang.

“Saya bukan anak kecil pak, dan kita semua yang ada di sini tau dengan harga tuna besar yang ku tangkap ini...jadi berhentilah mempermalukan diri bapak sendiri.”

Saat mendengar ucapan Adrian, pak Wijaya yang awalnya tersenyum langsung cemberut.

Kini pria tua bangka itu akhirnya menunjukkan sifat aslinya di depan semua orang yang ada di sana.

“Hebat, udah berani ngomong gitu kamu sekarang ya...hebat.”

“Kamu pikir kalo bukan saya siapa lagi yang mau beli ikan kamu ini...harusnya kamu bersyukur saya masih mau beli ikan kamu ini dengan harga mahal.”

“Mahal?...ayolah, apa aku yang bodoh apa kita semua yang ada di sini sudah gila...ikan tuna sebesar ini sangat jarang bisa di tangkap dari laut dan pastinya sangat langka dan mahal...jadi berhentilah berpura pura bodoh karna aku tidak akan tertipu.”

Mendengar jawaban Adrian, semua orang hanya bisa terdiam. Mungkin di sana hanya ada beberapa orang saja yang memang bertugas dalam pelelangan dan beberapa pihak penyelenggara penting seperti pak Tomy dan lainnya sudah pergi ke kamar mereka dan beristirahat.

Karna itu juga pak Wijaya bisa berbiara seperti itu.

“Oke...kalo gak mau sana bawa ikan kamu ini pulang...kita lihat siapa orang yang mau bayar mahal ikan kamu ini selain saya.”

Belum lama pak Wijaya berkata seperti itu, seorang kakek kakek tua yang hawa keberadaannya tidak terasa langsung berbicara dari bawah panggung.

“Kalau gitu biar saya yang beli.”

Saat mendengar suara yang sudah tua itu, semua orang mencari arah sumber suara itu dan kini mata mereka bisa melihat seorang kakek yang berdiri dengan memegang tongkat serta di belakangnya ada satu orang pria dengan setelan jas berwarna hitam.

Saat mendengar suara sang kakek, Adrian yang memang ingin menjual ikan miliknya langsung bertanya pada kakek tersebut.

“Kakek mau beli berapa tangkapan saya?”

“Hemmm, kalo kamu berkenan...semuanya akan saya beli seharga dua milliar rupiah cash.”

Saat mendengar suara itu, Adrian langsung turun dan mendekat lalu menjulurkan tangannya ke arah sang kakek.

“Deal, saya jual semua tangkapan saya ini seharga dua milliar kepada kakek.”

Saat melihat dan mendengar jawaban dari Adrian, sang kakek langsung menggapai tangannya dan transaksi pun berhasil.

Semua orang yang ada di sana hanya bisa terdiam bahkan pak Wijaya langsung meninggalkan tempat tersebut.