Revenge Of Lady Aryana

Aku menatap aneh pada buku yang aku pegang saat ini. halaman pertama nya menunjukkan gambar yang sama persis dengan kalung yang saat ini aku pakai. Ketika melihat gambar tersebut aku langsung meraba kalung yang di berikan bayangan hitam tanpa wajah itu. bahkan sama persis namun warnanya sedikit berbeda warna kalung tersebut lebih cerah.

"Maya!! ambilkan aku sebuah cermin!" yah untuk melihat kalung ini aku memerlukan sebuah cermin karena kalung ini melingkar dengan tali yang pendek. Dan kalung ini sedikit demi sedikit seolah mencekik leher ku. Sambil menunggu Maya aku menatap taman bunga yang ada di balik jendela besar di depan ku ini. aku sengaja menyuruh pelayan menyuruh pelayan untuk meletakkan sebuah kursi dan meja di dekat jendela besar dengan pemandangan yang indah.

Taman bunga yang di penuhi bunga warna-warni. Dulu taman bunga ini di ubah oleh wanita iblis Isabella menjadi sebuah gazebo tempat dia untuk menikmati teh nya setiap sore. dulu Isabella mendapatkan kuasa penuh atas apa yang ada di kediaman ini. Itu lah yang membuat nya semakin merasa kuat untuk menindas ku. Dan mengingat itu aku semakin ingin menyingkirkan nya.

Mengingat wanita iblis Isabella, aku jadi ingat tadi pagi mendapatkan sebuah undangan minum teh dari kediaman baron Herzant. wanita iblis itu mengundang ku dan juga para lady bangsawan lain nya dua hari lagi, untuk minum teh di kediaman nya.

Tentu saja aku akan menerima dan memenuhi undangan tersebut. Sudah sangat lama aku tidak datang dalam perkumpulan para lady tukang gosip itu. Kira-kira lebih dari setahun aku menolak tiap undangan dan ajakan minum teh dari tiap lady.

Tak beberapa lama aku memikirkan hal-hal jahat yang akan ku lakukan pada Isabella, Maya kembali masuk ke dalam perpustakaan ini dengan sebuah cermin kecil di tangan nya. "ini nona, cermin yang anda minta". Aku mengambil cermin tersebut dan mengarah kan cermin tersebut ke arah kalung ini. Dan yang kulihat saat ini bandul kalung yang berbentuk bulan sabit ini setengah nya sudah berwarna hitam pekat.

Setelah aku lihat seperti nya kalung ini tempat menyimpan sesuatu, atau sebuah energi. Karena sebelum ini warna hitam nya hanya berada di bagian ujung saja namun sekarang kalung ini sudah setengah nya menjadi hitam.

"nona kenapa anda selalu melihat leher anda??" tanya Maya dengan wajah penasaran. Mendengar pernyataan nya tersebut aku menatap mata Maya dengan dalam dan entah kenapa aku menatap nya seperti ini. Dan seketika aku tersadar, kulihat Maya menunduk takut. aku menghela kan nafas dan menyuruh Maya untuk meninggalkan aku sendirian.

Setelah nya aku kembali membuka lembaran selanjutnya dari buku itu dan ku lihat sebuah lukisan seorang wanita dengan tanpa wajah mengenakan sebuah mahkota kecil dengan rambut pirang yang terurai dan di leher nya ku lihat kalung yang sama persis seperti yang ku pakai, hanya saja kalung yang di pakai wanita dalam lukisan ini sama seperti gambar di dalam buku ini dengan warna lebih cerah.

Dan ku baca tulisan kuno yang ada di bawah lukisan itu. Aku juga tidak tau mengapa aku bisa membaca tulisan yang mengatakan "masalalu yang di ubah dan masa depan yang di manipulasi. Melahirkan sebuah kekuatan, menghancurkan segala yang menyayangi nya! Bangkit kan kekuatan dengan darah orang yang di cintai!"

Apa maksud dari perkataan ini. Aku semakin penasaran dan aku membuka lembaran demi lembaran. Di buku ini di tulisan sebuah kisah dari seorang putri Kerajaan Altaire pada 700 tahun lalu yang menghancurkan kerajaan dan keluarga nya sendiri. Putri itu sudah buta dengan dendam yang di manipulasi, membunuh keluarga nya secara membabi buta. Aingga kerajaan Altaire hancur tak bersisa.

Putri tersebut hilang kendali dan menyambut dengan senang hati roh kegelapan yang berencana untuk menghidupkan kembali monster dark demons. Dan sepenuhnya nya putri menyerah kan jiwa dan tubuh nya untuk dewa kegelapan. Namun ternyata sebelum putri tersebut membuka segel Dark Demons, seorang Saintess pengelana menghentikan aksinya dan menyegel jiwa Putri tersebut di dalam kalung bulan yang selalu dia pakai di leher nya.

Kemudian aku membuka lembaran selanjutnya dan ku lihat lukisan wanita yang di juluki Ecthunter princess of darkness. Berdiri di atas tumpukan mayat dengan memegang sebuah pedang. Tunggu dulu.. Aku seperti nya kenal dengan pedang itu. Seperti night rose sword punya ku yang di berikan oleh Regrash.

Namun saat aku akan membuka lembaran yang lain leherku seperti tercekik sesuatu dan terasa panas. Dan dua kekuatan yang ada di dalam tubuh ku bereaksi lagi. ARRGGG!!!! Sakit sekali, dada ku kembali sakit seperti yang terjadi di hutan tempat aku bertemu dengan bayangan itu. Kekuatan ini semakin menggila. Tidak!!! Tubuh ku hampir di ambil alih oleh kekuatan ini!

ARRGGHH!!!! AKU PERINTAHKAN KEPADA MU UNTUK TETAP DIAM ARYANA!!!" seseorang menggunakan mulut ku untuk berteriak seperti itu. "INI TUBUH KU! KAU TIDAK BERHAK MEMERINTAH KU!" kini aku yang berteriak menggunakan mulut ku.

"ARGGG!!!" aku mencampakkan dan menghambur kan seluruh buku yang ada di hadapan ku.

"INI TUBUH KITA ARYANA. DAN AKU JUGA BERHAK UNTUK MEMILIKI TUBUH INI SEUTUHNYA!!" lagi-lagi aku seperti sedang berbicara dengan diri ku sendiri dan sedang berkelahi dengan diriku sendiri.

"INI TUBUH KU BRENGSEK!!! AKU KATAKAN PADA MU UNTUK BERHENTI!!" aku berteriak sekuat tenaga untuk merebut tubuh ku yang seenaknya di akui oleh makhluk brengsek ini. Dan Saat ini aku berhasil mengambil alih dan mengendalikan tubuh ku, namun teriakan ku mengundang Maya dan Nicholas masuk kedalam perpustakaan.

"Ary!! Apa yang terjadi!!" Pria kejam Nicholas masuk dan menghampiri ku dengan wajah khawatir melihat tubuh ku terduduk di lantai dengan buku-buku yang sudah berserakan dan tiap lembar nya sudah menjadi kepingan kecil.

brengsek!!! Makhluk ini menghancurkan buku yang belum sempat ku baca dan yang sudah ku baca!

Aku menatap pria kejam ini dengan lemah "maaf karena telah menghancurkan perpustakaan mu!" dan entah kenapa aku mengatakan ucapan maaf dengan nada yang lembut kepada pria kejam Nicholas. Mungkin karena energi ku sedikit terkuras karena berkelahi dengan makhluk itu tadi. Aku segera bangkit namun aku tak mampu dan aku kembali terduduk di lantai. melihat hal itu dengan sigap pria kejam Nicholas menggendong ku segera menuju kamar namun saat di lantai dua.

"aku tidak mau tidur di kamar mu!" aku mengatakan hal itu untuk mencegah pria cabul ini membawa ku kembali ke dalam kamar nya.