Ketidaksengajaan nya bertemu seorang pria di sebuah pesta danca membuat nya terpaksa mengakui pria itu sebagai pacarnya, padahal dia tidak mengenal sama sekali pria tersebut.
Hingga dia dibuat terkejut ketika mengetahui bahwa pria yang dia sewa sebagai pacar semalamnya adalah Presdir diperusahaan tempatnya bekerja........
Aluna Agung Santoso, usia 25 tahun. Cantik. Periang. Somplak. Lucu dan ceroboh dia harus terikat hubungan dengan Presdir nya sendiri.
Alvaro Radiana Putra Zein, Pria matang berusia 30 tahun. Dia Presdir diperusahaan milik keluarga nya sendiri. Dia pria dingin tak tersentuh. Tak pernah tersenyum. Terkesan cuek dan sombong. Pertemuannya dengan seorang gadis mengubah segalanya, dia menjadi pria yang bucin tingkat dewa.
Bagaimana kah kisah mereka?
Yuk simak.
Ini sekedar hiburan jadi mohon bijak dalam menanggapi bacaan.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FitrianiYuriKwon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pacarku Presdir-13
Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹
"Pak harus ya kita ke ruangan Pak Presdir. Bapak aja dehhh, saya masih banyak kerjaan". Dari tadi Aluna terus menolak untuk pergi ke ruangan Alvaro.
"Lun, ya gak bisa gitu donk. Kan kamu yang buat proposal nya". Jelas Andre sambil geleng-geleng kepala dengan gemes melihat gadis disampingnya ini.
"Iya dehhhh". Sahut Aluna pasrah.
Aluna dan Andre masuk kedalam ruangan Alvaro.
"Selamat siang Pak Presdir". Sapa Andre sambil membungkuk kan badannya memberi hormat.
"Siang Pak". Aluna juga ikut memberi hormat.
"Ehem". Hanya disahuti deheman oleh
"Silahkan duduk Pak Andre, Ibu Aluna". Ujar Sonny mempersilahkan kedua orang itu duduk.
"Terima kasih Pak".
Aluna dan Andre duduk disoffa ruang kerja Alvaro. Bukan pertama kalinya Aluna masuk kedalam ruangan Presdir. Dia sudah sering berkomunikasi langsung dengan pemilik perusahaan ini membahas tentang proposal dan kerjasama serta masalah data perusahaan.
"Lun, kamu jelasin gihhh". Andre menyenggol Aluna yang sedari tadi diam bingung.
"Ehhh, iya Pak". Aluna gerak cepat membuka iPad nya.
"Selamat siang Pak Presdir, izinkan saya menjelaskan tentang proposal 5 M yang saya tangani bersama Pak Andre".
"Tunggu sebentar". Sergah Alvaro menatap Aluna.
"Ada apa Pak?". Tanya Aluna heran.
"Gak perlu dijelasin. Saya mau kamu yang hold semuanya. Trus saya mau tiga bulan kedepan proyek ini udah harus kelar. Setelah itu kamu tangani proyek baru bareng saya". Tintah Alvaro.
"Lah, mana bisa begitu Pak. Ini kagak impossible Pak, bakal jadi tiga bulan. Ini proyek pembangunan hotel cabang baru di Pekanbaru, trus masalah pengiriman barang butuh dua bulan pak, seenggaknya ini butuh waktu enam bulan". Protes Aluna.
"Saya gak mau tahu". Ketus Alvaro.
"Tapi saya mau Bapak tahu". Tegas Aluna kesal.
"Kamu berani sama saya?". Tatap Alvaro tajam.
"Gak Pak". Aluna menggeleng dengan cepat.
Andre menatap tak percaya melihat Aluna begitu berani pada Alvaro. Bahkan dia sambil mengangga melihat kedua orang itu berdebat.
Sejujurnya Andre juga keberatan dengan permintaan Alvaro yang mustahil begitu juga dengan Sonny hanya saja mereka tidak berani berkomentar seperti Aluna. Aluna memang gadis pemberani, cekatan dan gerak cepat. Dia akan protes jika tidak sesuai prosedur.
"Ya udah kalau kamu gak berani kerjain donk". Ketus Alvaro melipat tangan didada. Padahal dalam hati dia sudah tertawa setengah mati melihat ekspresi gadis yang mengaku sebagai pacarnya itu.
Aluna memutar bola matanya malas. Selain menyebalkan Presdir itu juga membuat darahnya naik dan killer minta ampun.
"Kalau gak terkejar tiga bulan gimana Pak? Saya dan Pak Andre bukan malaikat ajaib yang bisa menggunakan sihir biar cepat kelar". Ujar Aluna asal. Bahasa tak warasnya sudah mulai keluar.
"Ya itu resiko kamu. Dan kamu harus ganti rugi uang senilai 5 M itu". Jawab Alvaro santai sambil tersenyum licik.
Ingin rasanya Aluna mencakar wajah Alvaro. Jika saja dia tidak memikirkan itu Presdir nya sudah pasti Aluna menendang kaki pria itu. Sungguh menyebalkan.
"Baik Pak". Jawab Andre mewakili. Sebagai bawahan yang baik mengiyakan saja. Bukankah perintah atasan seperti UUD 1945 yang tidak bisa diganggu gugat, pikir Andre
Sedangkan Aluna sudah jenggah menatap pria itu. Entah apa kesialan hidupnya harus bertemu pria seperti Alvaro dan sialnya lagi dia pernah menjadikan pria itu sebagai pacar pura-pura nya.
.
.
.
Wajah Aluna terus ditekuk kesal. Dia mengomel panjang lebar seperti rel kereta api.
"Udah Lun gak usah ngomel mulu. Kita bakal kerjain bareng. Kita usahain. Kalau emang gak mampu ya udah mau gimana lagi". Ujar Andre saat mereka keluar dari ruangan Alvaro.
"Pak uang senilai 5 M itu bukan dikit. Saya kerja seumur hidup aja kagak bakal dapat uang sebanyak itu". Desah Aluna "Saya heran dehhh Pak, tuhh Pak Presdir sebenarnya lahir di planet mana ya. Kok dia bisa punya pemikiran ngerjain proyek segede ini hanya dalam waktu tiga bulan. Kalau dia mau gila sendiri, gak usah ajak kita kali". Gerutu Aluna tak habis pikir.
Andre hanya menggeleng saja dengan senyuman gemes. Aluna benar-benar gadis ajaib yang slalu menemukan bahasa-bahasa aneh yang menurut Andre tidak dimiliki gadis mana pun.
"Ya trus kita gimana lagi Lun. Cara satu-satunya yaaa kerjain proyeknya". Sahut Andre.
"Bapak bener, kita harus kerjain proyek nya. Kita harus selesain tiga bulan Pak. Semangat Pak". Seru Aluna dengan antusias. Dia tidak boleh kalah oleh Supir Taksi Online itu.
"Siap Lun. Semangat". Seru Andre juga tersenyum manis.
Aluna menghempaskan tubuhnya dikursi kerjanya. Gadis itu terus mengetuk-ngetuk meja dengan ujung pena nya seakan sedang memikirkan sesuatu yang sangat berat.
"Tiga bulan". Gumam Aluna.
Kring kring kring
Intercom Aluna berdering. Secepatnya gadis cantik itu mengangkat panggilan.
"Selamat siang dengan Ibu Aluna bagian IT, Proposal dan dokumen kerja sama. Dengan siapa ada yang bisa dibantu?". Sapa Aluna ramah, tangan nya sambil mencoret-coret kertas.
"Keruangan ku".
Aluna menjauhkan intercom. Seperti nya dia kenal suara itu. Ahhh manusia yang satu itu.
"Iya Pak". Aluna langsung menutup telponnya.
"Mau ngapain lagi sihhh Supir Taksi Online itu. Ahhhh sejak kenal dia hidup guee kagak aman sama sekali". Ujar Aluna lemes sambil meletakkan kepalanya dimeja.
Gadis itu berdiri dari duduknya. Mulutnya komat-kamit seperti dukun baca mantra. Entah apa yang dirapalkan gadis itu.
"Elu kenapa Lun?". Tanya Yura yang kebetulan berpapasan dengan Aluna.
"Kagak". Jawab Aluna asal memaksakan senyum.
"Elu kayak dukun aja komat-kamit gak jelas". Sindir Yura
"Hehehe". Aluna hanya nyengir kuda saja sambil menggaruk tengguknya.
"Ibu Aluna". Panggil Sonny menghampiri dua gadis itu.
"Iya Pak Sonny?". Sahut Aluna
"Sudah ditunggu Tuan Alvaro didalam". Wajah Aluna langsung berubah
"Elu kenapa dipanggil? Mau dikasih hadiah yaaa?". Goda Yura.
"Kagak. Mau dilamar". Ketus Aluna langsung meninggalkan Yura.
Aluna masuk dengan langkah berat. Dia menghela nafas kasar. Mau apa lagi manusia yang satu itu.
"Apa kamu akan berdiri disitu terusss?". Sindir Alvaro kesal saat Aluna masuk malah diam sambil menunduk.
"Maaf Pak. Ada apa Bapak memanggil saya?". Tanya Aluna mendekat tapi dengan menunduk.
Alvaro memincingkan matanya licik. Pria itu berdiri dari duduknya sambil memasukkan kedua tangannya disaku celana. Dia berjalan mendekat Aluna.
"Kalau ngomong itu liat orangnya". Alvaro mengangkat dagu Aluna.
"Astaga, dia benar-benar menggemaskan. Bolehkan ku bawa pulang makhluk mu yang satu ini Tuhan?". Batin Alvaro yang terpesona dengan wajah cantik Aluna
"Pak lepasinnn". Aluna menepis tangan Alvaro diwajahnya "Gak usah pegang sembarangan Pak, bukan muhrim nya". Ketus Aluna mengusap dagunya.
"Mau dihalalin?". Goda Alvaro menaik turunkan alisnya.
Bersambung.......