NovelToon NovelToon
World Without End [Re: Make]

World Without End [Re: Make]

Status: sedang berlangsung
Genre:Iblis / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Mengubah sejarah / Anime / Raja Tentara/Dewa Perang / Hari Kiamat
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ady Irawan

Keyz, pemuda berusia sekitar lima belas tahun tanpa sengaja menelan dua buah kristal kehidupan milik Gabrielle dan Lucifer.

Dua kekuatan yang bertolak belakang, cahaya dan kegelapan. Air dan Es. Menyelimuti dirinya.

Dan tiga kesadaran telah bersemayam di dalam jiwanya. Siapakah yang akhirnya nanti berkuasa atas tubuh Keyz?

Gabrielle?

Keyz sendiri?

Ataukah sang laknat dari neraka jahanam, Lucifer?

Ini sedikit berbeda dengan world without end yang sudah tamat, tapi akan saya tulis kembali dengan nuansa yang lebih mendalam. lebih gelap, dan lebih sadis. dan cerita yang sedikit berbeda.

dan pastinya, Keyz yang disini, bukan Keyz yang cemen!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Rahasia Berdua

1

_______________________________________________

"Onichan...." Alice memulai. "Kenapa kamu tidak berterima kasih? Aku kan sudah menyelamatkan kamu dari jeratan mereka."

   Keyz menghela nafas panjang. "Terima kasih, Alice. Tapi, aku tidak akan membuat sebuah Tim dengan siapapun."

   "Heeee??? Kenapa begitu?"

   "Aku tidak ingin ada seseorang yang aku kenal terluka lagi." Jawab Keyz. "Terlebih, aku memaksa Tim untuk menerima Quest mencari Rose Blood."

   "Jangan kawatir, Onichan. Aku dan Suki, bukan orang-orang yang lemah." Alice berlari kecil supaya mendahului Keyz, lalu dia tersenyum manis kepadanya. Matahari sore bersinar di belakangnya. Membuatnya menjadi siluet yang mengagumkan. "Lagi pula..." Alice berbalik dan menatap matahari sore. "Suki jauh lebih kuat daripada Onichan."

   "Kenapa kamu kekanak-kanakan saat di depanku? Tapi tidak saat di hadapan yang lain?"

   "Karena Onichan adalah Onichan ku." Alice menjulurkan lidahnya, lalu berlari kecil meninggalkan Keyz dibelakangnya.

   Keyz tersenyum sedikit, saat melihat tingkah laku Alice yang kekanak-kanakan.

   "Onichan!!! Lihat!!!" Di kejauhan, Alice melambaikan tangannya. "Ada toko permen!! Kyahahhaha.."

2

_______________________________________________

Malam sudah larut saat Keyz mengantar Alice pulang ke tempat yang dia sebut sebagai rumahnya. Mereka saat ini sedang melewati jembatan tengah kota, dimana di tengah-tengah ada dua patung Gabrielle yang saling menghunuskan pedangnya.

   Di kejauhan, Keyz melihat ada wanita berbaju serba hitam dengan rambut hitam panjang terurai. Saat dia berbalik dan mereka saling bertatap muka...

   "Suki!!!" Alice berubah menjadi berwibawa. Keyz menatap tajam ke arahnya. Alice membalas dengan senyum kecut.

NB. Suki dengan penampilan barunya.

   "Kenapa kamu merubah penampilan mu?" Tanya Keyz.

   Alice menatap ke arah Keyz. "Kalian sudah pernah bertemu?"

   "Tentu saja." Suki yang menjawabnya. "Dia adalah suamiku."

   "Ugh!!" Alice langsung cemberut, namun berusaha untuk tetap dalam mode berwibawa.

   "Gimana, suamiku? Kita jadi serasi kan? Sama-sama Hitam." Dengan wajah datar, dia berpose seperti seorang model. Keyz tertawa kecil. "Ada Quest dari Pinoria untuk kita."

   "Quest?" Tanya Alice.

   "Ada monster dengan kelas mitos yang bangkit di Kuil Piramida." Jawab Suki dengan nada datar. "Minotaur."

   Angin langsung berhembus kencang menerpa mereka bertiga. Darah berdesir mengalir deras di dalam tubuh Keyz saat nama Minotaur di sebutkan. Dia tidak pernah bertemu maupun berurusan dengannya. Tapi, Keyz langsung paham, bahwa monster itu sangat berbeda dengan monster monster sebelumnya.

   "Kita berangkat besok." Lanjut Suki. "Pagi buta, aku akan menjemputmu, suamiku. Dan ada satu lagi anggota kita. Besok aku kenalkan dia kepada kalian."

3

_______________________________________________

Fajar menyapu langit Sad Town dengan semburat jingga, dan suara lonceng kecil dari bar "The Rusty Bell" berdenting lembut kala pintu kayunya terbuka. Di dalam, suasana temaram disinari lampu gantung kuno. Sebuah meja pojok dipenuhi gelas kosong dan semangkuk kacang panggang. Di sana, duduklah Keyz, sang pengelana muda, dengan segelas jus berry yang dipesan dua kali karena rasa manisnya membuatnya tersenyum.

   "Kamu meminum Jus di hari sepagi ini?" suara datar namun lembut memecah lamunan Keyz, disusul derap sepatu hak rendah dan gaun hitam gelap yang membelah lantai.

   Suki berdiri di sana, bertanduk seperti biasa namun dengan gaya elegan yang menipu usia aslinya. Di sampingnya, seorang gadis kecil berambut perak yang bersinar seperti embun malam, Alice, sang penyembuh agung berdarah Elf, melambai ke Keyz dengan wajah manis namun mata penuh ketegasan.

   "Keyz," kata Alice sambil menarik kursi, "Kami membawa seseorang yang di cerita oleh Suki."

   Langkah ketiga menyusul. Dari balik mantel panjang hitamnya, tersembunyi sebuah tubuh yang di balut baju cukup terbuka. Memamerkan tato yang tergambar di paha, dada dan tangannya, muncul sosok tinggi dengan mata tajam seperti cahaya bintang. Wajahnya anggun namun penuh misteri. Dia menunduk sedikit.

   "Namaku Selene," ucapnya tenang. "Nona Pino sudah menceritakan tentang kamu kepadaku."

   Keyz mengedip pelan, menoleh ke Suki dan Alice.

   "Kamu penyihir?"

   "Mage," jawab Suki cepat. "Dan lebih dari itu. Dia menguasai sihir lunar dan dimensional. Sangat cocok untuk misi kita."

   Keyz menunduk, menyesap jusnya. "Misi di Kuil Piramida?"

   Suki mengangguk pelan. "Pinoria Sadness mengirim Quest baru. Seperti yang aku katakan kemarin malam. Tampaknya, salah satu dari tiga Piramida di Padang Tobias menunjukkan tanda-tanda kebangkitan Monster."

   Keyz meletakkan gelasnya. Matanya menyipit. "An-kur'Ra... Dan kali ini Minotaur"

   "Itu adalah Monster legenda." potong Alice. "Dulu, dia pernah di segel oleh seorang pahlawan... Tapi, sepertinya segel itu telah lepas."

   "Kita berangkat sekarang." Kata Suki. "Perjalanan ini akan memakan waktu yang cukup lama."

   Saat berada di luar Bar. Matahari lagi sudah menampakkan diri. Selene berdiri di tengah-tengah cahaya matahari itu. Keyz sedikit terpesona dengan kecantikannya. Dia berambut sebahu, dan memiliki mata yang bercahaya dan senyum yang selalu menghiasi wajahnya.

NB. Ilustrasi Selene

4

_______________________________________________

Perjalanan dimulai pagi itu juga. Mereka berkuda melewati ladang bunga liar di pinggir kota, lalu memasuki Padang Tobias yang luas, sunyi, dan berangin kencang. Rumput bergoyang seperti gelombang laut, dan dari kejauhan, tiga puncak piramida batu berwarna coklat dengan puncaknya yang di tumbuhi tanaman liar tampak seperti bayangan taring raksasa yang mencakar langit.

   Di hadapan Kuil yang dulu menjadi tempat pertarungan antara Keyz dan An-kur'Ra, udara terasa lebih berat. Langit seakan murung. Di puncak piramida ketiga, pilar-pilar batu bergetar pelan, memancarkan aura merah samar.

   Selene turun dari kudanya. Ia mengangkat telapak tangan dan membaca mantra dalam bahasa yang bahkan Alice belum pernah dengar. Namun Keyz mengerti apa yang dia katakan.

   "Lain kali, kita ajak Aurelia." Kata Alice. "Motornya bisa membawa kita kemanapun lebih cepat daripada larinya kuda-kuda ini."

   Keyz menatap gerbang piramida yang menganga seperti mulut naga mati.

   "Aku merasakan getaran yang sama saat melawan An-kur'Ra... Tapi ini lebih buas dan mengerikan."

   Suki memanggil pedang hitamnya, dan Alice bersiap dengan tongkat sihirnya yang berkilau hijau.

   "Kalian siap?" Tanya Suki. Dan ketiganya mengangguk sebagai jawabannya.

   Mereka melangkah masuk bersama, dan di dalam, ruangan besar seperti altar mulai menggema oleh suara langkah mereka. Dinding-dindingnya masih dipenuhi ukiran kuno, tapi kini lebih gelap, bergetar seolah bernapas.

   Di tengah altar itu, jejak kaki raksasa terpampang, dan uap panas masih mengepul dari tanah yang retak.

   "Minotaur. Monster legenda, bahkan banyak yang mengatakan kalau monster itu hanya sebuah mitos belaka." Guman Selene. "Semoga kita bisa pulang dengan selamat."

5

_______________________________________________

Di Kuil pertama, mereka hanya menemukan jejak kaki saja dan bekas pertempuran antara Keyz dan pasukan Mumi yang di pimpin oleh An-kur'Ra.

   Setelah yakin tidak ada apapun, bahkan di balik pintu dimana Mumion Koros dan Amon Seret tidak ada apapun. Keyz dan yang lain pergi menuju Piramida yang kedua.

6

_______________________________________________

Kuil Piramida Kedua menyambut mereka dengan keheningan yang menyesakkan. Gerbangnya menjulang, dihiasi relief kepala banteng dan ukiran yang menggambarkan perang para dewa dan makhluk bawah tanah. Angin gurun yang hangat berhenti di ambang pintu, seolah enggan ikut masuk.

    “Auranya berbeda,” ucap Selene sambil menatap langit-langit batu.

    “Aku merasakan banyak sekali monster di dalam sana,” gumam Suki. “Tapi kita tidak boleh berhenti di sini.”

    Keyz mengangguk. Begitu melewati gerbang utama, mereka disambut oleh lorong gelap yang bercabang menjadi dua arah. Salah satu menurun dan berliku, yang lain mendaki perlahan dengan dinding yang penuh ukiran.

    “Kita pisah,” ucap Keyz. “Alice ikut aku.”

    Alice tersenyum manis, dan mengangguk cepat. “Baik,”

    Suki menoleh tajam tapi tidak berkata apa-apa. Ia hanya memberi anggukan kecil dan berjalan ke lorong kanan bersama Selene.

    Lorong yang mereka lalui bersama itu sempit, berdebu, dan sesekali bergetar lembut—seolah ada sesuatu jauh di bawah yang sedang bergerak. Cahaya obor Alice memantulkan bayangan panjang di dinding batu.

    Mereka telah berjalan selama hampir dua jam, menuruni tangga demi tangga yang tampak tak berujung. Beberapa dinding dipenuhi lukisan darah kering, beberapa lainnya menggambarkan makhluk setengah banteng, setengah manusia, sedang memenggal dewa-dewa kecil.

    Keyz menghentikan langkahnya. “Tunggu...” ujarnya pelan, tangannya meraba dinding. Di salah satu celah batu, ia merasakan tonjolan kecil berbentuk bulat.

    “Ada sebuah tombol,” gumamnya.

    Ia menekannya tanpa ragu. Sebuah suara mekanis terdengar dari balik dinding, dan perlahan, batu-batu besar bergeser, membuka jalan rahasia ke ruang yang tak tercatat dalam peta manapun.

    Ruangan itu luas. Di tengahnya, sebuah kotak besar dengan segel kuno berdiri di atas altar. Dindingnya memantulkan cahaya emas.

    Alice berseru, “Onichan! Lihat, kita menemukan Harta Karun!!”

    Ia membuka kotak itu, dan mata mereka terpaku: pedang perak berkarat, busur dengan tali cahaya, dan tumpukan koin emas yang menggunung.

    “Aku akan menyimpannya untuk kita,” kata Alice sambil memungut satu kantong penuh koin emas. “Kamu tidak keberatan kan, Onichan?”

    Keyz mengerutkan alis. “Ini terlalu banyak untuk kamu bawa sendirian.”

    “Aku tahu,” jawab Alice cepat. Ia lalu merogoh ke balik jubahnya dan mengeluarkan benda yang membuat napas Keyz tercekat: sebuah Key Of Teleport, berwarna biru keperakan, identik dengan miliknya.

    “Kamu juga mempunyai kunci teleport itu..?” gumam Keyz.

    Alice menatapnya dan mengangguk. “Aku menemukannya di reruntuhan Elmhaven, jauh sebelum kita bertemu. Kunci ini bisa menghubungkan kita ke tempat mana pun… selama kita pernah ke sana sebelumnya dengan cara kita memikirkannya saja ketika kita hendak keluar.”

    Ia mendekat, sangat dekat, hingga napasnya menyentuh leher Keyz. “Itulah alasannya kenapa aku bisa keluar dari Elmhaven secara diam-diam. Selain calone kemarin sih. Hehee.”

    Keyz hanya diam, menatap kunci itu, lalu menatap mata seseorang yang sudah terasa seperti adiknya.

    “Dan ini...” bisik Alice sambil menyentuhkan bibirnya ke telinga Keyz, “...rahasia kita, Onichan.”

    Keyz menarik napas pelan, lalu berbalik, menatap altar sekali lagi. “Kenapa kita harus merasakan tentang kunci ini?”

    Alice tersenyum manis. “Dengan begini, kita saling mengetahui rahasia satu sama lain.”

1
Kazuto
Roar bukan?
Kazuto
lagian Tobias itu dekat kota kedua. 🤣
Kazuto
di gamenya ga ada Piramida nya. 🤣
Kazuto
Pino.
Selena Gwen
gaya penulisannya ringan. enak di baca.
Selena Gwen
oh. bagus
Kazuto
woooh. sudah babnya sudah 20 an. 🤣🤣
Rima Edogawa
ceritanya seru. dan penuh kejutan. semangat berkarya Thor
Rima Edogawa
duh seleranya
Rio Kun
/Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Rio Kun
/Awkward//Awkward//Awkward//Awkward//Awkward//Awkward/
Rio Kun
gaya penulisan adegan bertarung nya ok juga
Rio Kun
wow
Green Force
gambarnya familiar banget
Rani_28
Ternyata nenek-nenek!!! 😱
Rani_28
kyaaa!!! Onican!!!!
Rani_28
Alice !!!!
Rani_28
Alice nya bocil?
Rani_28
oh...
Rani_28
Wkwkwkw ada-ada saja keyz
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!