orang gadis yang berusia 20 tahun harus terpaksa menikah dengan seorang CEO muda yang berusia 26 tahun.
Natasha bukannya bahagia dengan pernikahannya. tapi nyatanya malah selalu disiksa secara fisik serta batin oleh sang CEO karena dia merasa gadis itu adalah penghancur masa depannya dengan hubungan asmara pacarnya.
apakah Natasha bisa bertahan dengan sikap kasar CEO atau tidak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Nila purwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mendekor rumah
Beberapa saat kemudian dokter keluar dari ruangan ICU dengan raut wajah seperti seseorang yang hendak mengatakan hal yang... buruk?
Ana berusaha berpikir positif agar tidak terjadi sesuatu kepada ayahnya.
"Bagaimana keadaan suami saya, dok?", Tanya mamah Rina.
"Kami mohon maaf, nyonya. Tuan toni saat ini sedang dalam keadaan kritis, beliau membutuhkan operasi jantung secepatnya karena jantungnya mengalami kebocoran"
Ana membekap mulutnya, ayahnya kritis? jantungnya bocor?oh, ya Allah.... apa -apa ini?
"Hiks....hiks....."
"Berapa biaya yang diperlukan untuk operasi itu, dok?", tanya Mama Rina setelah menghapus air matanya.
"Sekitar 150 juta, nyonya. dan saya sangat menyarankan agar ini dilakukan secepatnya, karena saya kuatir terjadi kemungkinan terburuk pada Tuan Toni."
"Baiklah, dok. terima kasih",kata Mama Rina pelan.
Dokter itu mengangguk lalu pamit dan pergi. Mama Rina dan anak saling berpelukan untuk merendam kesedihan mereka. walaupun itupun sia-sia.
"Ma, gimana kita bisa uang sebanyak itu?", tanya Ana lirih.
Sebelum Mama Rina sempat menjawab, Ana melepaskan pelukannya dan berlari keluar dari rumah sakit.
"Ana, kamu mau ke mana?", teriak mama yang dihiraukan oleh Ana.
Ana terus berlari dan pulang ke rumahnya. tadi saat di rumah sakit tiba-tiba telinganya terngiang kalimat ibu Lina yang akan memberikan sejumlah mahar jika dia bersedia menikah dengan anaknya.
Ana pergi ke kamar orang tuanya dan mencari kartu nama ibu Lina, di sana juga terdapat nomor telepon wanita paruh baya itu.
Setelah menemukannya dia pun menelepon dan mengatakan keputusannya.
Dia tidak tahu apakah keputusannya ini benar atau tidak, karena dia bahkan tidak beritahu kepada kedua orang tuanya tentang keputusan yang mendadak untuk menikah.
Tapi jika tidak seperti ini, dia benar-benar tidak tahu harus meminta tolong pada siapa?
akhirnya anak memutuskan menikah dengan anak ibu Lina.
.
.
.
"Mom, Apa yang kau sedang kau lakukan? Kenapa momi mendekorasi rumah kita?", tanya Alvaro yang baru saja pulang dari kantornya.
"Tentu saja untuk acara yang sangat penting, sayang ?", jawab mommy Lina.
"Maksud mommy?"
"Pernikahanmu"
"Alvaro membulatkan matanya karena terkejut,"kapan aku mengatakannya jika aku mau menikah"
Momi lina mengkerutkan keningnya tidak suka atas perkataan anaknya.
"Kau pikir mau mommy peduli? kau akan menikah dengan gadis yang di cafe waktu itu", ujaran mommy Lina.
"Dad, help me please!", kata Alvaro ada ayahnya yang baru saja turun dari lantai atas.
Pak Hendra melirik istrinya yang langsung memberinya tatapan memperingatkan agar tidak membela putranya.
"l'm sorry ,son. l can 't help you", kata Pak Hendra.
"Argh! Mom,Dad, aku ini anak kalian atau bukan? Kenapa kalian memperlakukanku seperti ini", kesal Erik kepada mom dan dady.
"Tentu saja kau anak kami, apa kita perlu melakukan tes DNA ?", tanya Mommy Lina dengan muka sinis.
Mom lina tidak suka ketika Alvaro pertanyakan hal seperti itu.
"Terima saja pernikahan ini, Alvaro. kau pasti akan senang jika sudah menikah.Ada banyak hal yang yang bisa kau lakukan jika kau sudah menikah", kata Dady yang menaik turunkan alisnya sambil menarik pinggang istrinya.
" Argh! honey what are you doing?", Dady Hendra saat saat mommy Lina mencubit perutnya dengan kuat karena merasa kesakitan.
Alvaro memutar bola matanya malas melihat kemesraan kedua orang tuanya.
Alvaro berjalan acuh ke lantai atas menuju kamarnya yang ada di lantai atas.