NovelToon NovelToon
SIANIDA (Siap Nikah Sama Duda)

SIANIDA (Siap Nikah Sama Duda)

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:891.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: desih nurani

Punya tetangga tukang gosip sih sudah biasa bagi semua orang. Terus gimana ceritanya kalau punya tetangga duda ganteng mana tajir melintir lagi. Bukan cuma itu, duda yang satu ini punya seorang anak yang lucu dan gak kalah ganteng dari Bapaknya. Siapa sih yang gak merasa beruntung bisa bertetanggaan dengan duda yang satu ini?

Dan orang beruntung itu tak lain adalah Lisa. Anak kepala desa yang baru saja menyelesaikan kuliahnya di Ibu Kota. Pas pulang ke rumah, eh malah ketemu duda ganteng yang teryata tetangga barunya di desa. Tentu saja jiwa kewanitaannya meronta untuk bisa memiliki si tampan.

Penasaran gak sih apa yang bakal Lisa lakuin buat narik perhatian si duda tampan? Kalau penasaran, yuk simak ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desih nurani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mama Dinar vs Bayu

"Sakedap, maksud Ibu teh kumaha nya? Ca__calon mantu kumaha? Ibu teh siapa?" Tanya Mamah agak gugup sangking shocknya.

Mama Dinar pun berbalik, lalu tersenyum manis pada Mama Endang. "Maaf sebelumnya, Buk. Saya Mamanya Erkan. Jadi saya itu udah memutuskan kalau Lisa ini calon mantu saya."

"Lah, mana bisa gitu?" Seru Bayu langsung turu dari motornya sambil mengacak pinggang. Ia tidak terima Lisa di rebut orang lain.

"Kenapa tidak boleh? Anak saya tampan, mapan, baik lagi. Ya... walaupun dia duda anak satu. Tapi di jamin deh bisa jadi mantu yang baik. Memangnya kamu siapa? Pacarnya Lisa? Bukan kan?" Cerocos Mama Dinar.

"Memangnya kalau saya pacar Lisa, Ibu mau apa?"

Mama Dinar tertawa hambar. "Saya gak percaya. Potongan kayak kamu mana cocok sama Lisa yang cantiknya kayak super model. Kamu terlalu cungkring, jelek, dekil lagi. Huh, mana cocok sama Lisa."

Lisa seraya melambung mendengar pujian itu dan tanpa sadar tersenyum bangga.

"Lah si Ibu malah hina saya. Pencemaran nama baik ini. Ibu melanggar pasal 315 KUHP ini mah. Bisa saya laporin."

"Lapor aja, memangnya saya takut? Orang anak saya yang pertama pengacara terkenal."

Mendengar itu Bayu mati kutu.

Lisa dan Mamahnya yang melihat itu menahan tawa geli.

"Aduh... kenapa jadi ribut gini sih?" Lisa mencoba menengahi. Pasalnya saat ini rumahnya menjadi tontonan para tetangga yang kepo.

Sontak kedua tersangka itu pun langsung menatap Lisa. Gadis itu pun mengacak pinggang.

"Kamu juga Bay, masak orang tua di lawan atuh. Udah pergi aja sendiri, aku lagi gak mood buat kondangan."

"Loh, kok jadi aku yang diusir sih?"

"Terus? Mana mungkin aku usir orang tua."

Bayu memasang wajah kusut. "Ih si Eneng mah teu adil. Orang saya yang datang duluan, saya juga yang diusir." Omelnya.

Mama Dinar yang merasa dapat pembelaan pun tersenyum penuh kemenangan. "Udah sana pergi, jangan ganggu mantu saya terus."

Dengan kesal Bayu naik ke motornya lagi. "Sebelum janur kuning melengkung dan bendera kuning berkibar, saya mah gak akan nyerah."

Bendera kuning? Mati dong aku.

"Bay, udah sana pergi. Malu diliat tetangga."

"Iya sayang, Aa pergi dulu buat cari nafkah."

"Dih... anak alay." Ledek Mama Dinar. Sedangkan Bayu sempat menjulurkan lidah sebelum motor metiknya itu melesat pergi.

Lisa pun cuma bisa menggeleng.

Setelah kepergian Bayu, kini Lisa dan Mamah Endang tinggal menghadapi Mama Dinar yang super aktif.

"Masuk dulu, Buk." Tawar Mamah. Dan tanpa rasa malu lagi Mama Dinar pun masuk. Lisa dan Mamah yang tidak menyangka tawarannya akan diterima pun saling senggol-senggolan. Dan setelah itu mereka menyusul Mama Dinar.

"Rapi ya rumahnya. Pasti Lisa yang beres-beres."

Mamah yang mendengar itu langsung mengerling anaknya. Boro-boro dia bantu beres-beres, ngerusuhin iya.

Lisa tersenyum geli. "Bukan saya yang beres-beres, Buk. Tapi Mamah. Kerjaan saya mah cuma makan tidur. Saya juga gak bisa masak, nyuci atau sebagainya."

Bukannya kaget, justru Mama Dinar tersenyum lebar. "Wah... cocok ini jadi mantu saya. Saya juga gak bisa masak, beberes atau apalah itu. Takut tangan kasar soalnya. Lagian kalau jadi istri Erkan gak perlu pinter urusan dapur. Udah ada yang urus semua itu. Ya ampun, gak sabar nunggu kamu jadi mantu. Kan jadi ada temen shopping, ngespa, nyalon...."

Lisa dan Mamah yang mendengar itu saling melempar pandangan. Baru kali ini mereka lihat ada calon mertua yang kesenengan menantunya gak bisa apa-apa.

Ini Mamanya Pak Erkan tadi perasaan judes banget, kenapa sekarang jadi berisik gini sih? Punya kepribadian ganda ini mah.

Mamah tersenyum kikuk. "Duh... dari tadi Ibu bilang kalau Lisa ini calon mantu. Emangnya Nak Erkan udah setuju?"

"Oh setuju dong, justru...."

"Assalamualaikum." Ucap Erkan memotong ucapan Mamanya, sengaja. Karena sejak tadi Erkan menguping pembicaraan mereka di luar. Sebenarnya Erkan datang buat jemput Mamanya karena tadi sempat membuat keributan.

"Waalaikumsalam." Jawab ketiganya kompak.

"Maaf, saya mau jemput Mama. Papa nyariin dari tadi."

"Duh... ganggu aja sih. Mama itu lagi ngobrol sama calon besan. Bilang sama Papa tunggu sebentar lagi." Protes Mama Dinar memasang wajah masam.

"Gak bisa Ma, Papa udah rindu berat. Ayok pulang." Bisa bahaya kalau Mama di sini terus. Kebongkar aibku.

"Dih, Papa kamu itu kesambet kayaknya. Udah tua juga masih ganjen."

Papa Erkan yang tidak tahu apa-apa pun tersedak saat minum karena dibicarakan. "Siapa nih yang ngomongin saya? Ganggu kesenangan aja."

****

Di kamar Asep. Rayden terlihat serius bermain game dengan mulut yang terus mengunyah cemilan.

"Cil, mau punya Mama baru ya?"

"Iya." Jawab anak itu sekenanya.

"Siapa Mamanya?"

"Gak tahu."

"Lah, kok gak tahu sih?"

"Papa gak kasih tahu. Ray sih maunya Kakak cantik jadi Mama baru Ray."

Asep tersenyum penuh arti. "Kalau gitu kenapa gak minta aja sama Papa buat nikahin Kakak cantik."

Rayden menoleh sekilas. "Ray takut Papa marah. Soalnya dulu pernah Ray minta Mama baru, terus Papa marah dan gak mau ngomong."

Asep mengerut bingung. "Aneh amat Papa kamu, Cil. Di suruh enak-enak kok gak mau sih? Mau dibilang impotent, udah ada kamu bukti kejantanan dia."

Asep jadi bingung sendiri.

"Tapi Papa ada simpan foto Kakak cantik di hpnya."

Mendengar itu, Asep langsung menggadap ke arah si bocil. "Serius?"

Rayden mengangguk.

"Kapan kamu lihat?"

"Tadi malam, Papa terus liatin foto Kakak cantik sambil senyum-senyum." Jawab anak itu dengan polos.

Asep pun tersenyum penuh arti. "Hebat juga si centil bisa nyuri hati Pak Erkan. Gak masalah sih kalau mereka jadi nikah, aku bisa minta mahar langkahnya pake mobil pajero." Gumamnya. Tanpa sadar Adep tertawa sendiri. Membuat Rayden kebingungan.

"Om jelek kenapa ketawa?"

Nyes!

Apa katanya, Om jelek?

"Cobak ulang lagi." Asep memicingkan matanya.

"Om jelek kenapa ketawa sendiri tadi?"

Ya Allah anak ini, enak aja ngatain aku Om jelek. Umur masih muda di katain Om, ditambah embel-embel jelek lagi. Emangnya aku tuh jelek banget ya? Asep menangis dalam hati.

"Om jelek ini ketawa soalnya mau makan kamu. Aaauummm." Asep melotot seperti ingin melahap Rayden beneran. Sontak saja anak itu teriak ketakutan dan langsung berlari keluar.

"Nenek!"

Karena takut kena pukulan maut Mamah, Asep pun langsung mengunci pintu kamarnya. Bukan cuma sekali Asep kena lemparan centong karena selalu mengerjai Rayden. Asep merasa di anak tirikan sejak Rayden datang ke desa dan sering menghabiskan waktu di rumah ini.

Huh, belum aja jadi cucu udah di manja. Gimana kalau jadi cucu beneran? Kayaknya aku harus siap-siap di tendang. Tidak mau ambil pusing, Asep pun kembali bermain game.

"Duh... kenapa lari-lari sih, Ray?" Panik Lisa saat melihat Rayden menuruni anak tangga sambil berlari kecil. Dengan sigap ia menggendongnya. Dan membawa si kecil ke sofa.

"Kakak, Om jelek mau makan Ray tadi."

"Hah? Gimana cerintanya Om jelek mau makan kamu? Emangnya kamu teh pisang goreng apa?"

"Om jelek matanya melotot kayak setan."

Lisa tertawa renyah. "Pasti jeleknya makin nambah kan?"

"Iya, hehehe."

Keduanya pun tertawa bersama. Dan sesekali Lisa menggelitik perut Rayden.

"Makan dulu yuk, kamu dari pagi belum makan kan?"

Rayden mengangguk. "Ray mau makan sosis pake saos tomat, Kakak."

"Okeh, tunggu di sini. Kakak gorengin dulu sosisnya."

Rayden pun mengangguk patuh. Meski Lisa tidak bisa masak, setidaknya ia bisa jika sekadar menggoreng dan nyeduh mie instan. Ya... gak bodoh-bodoh amat deh pokoknya mah.

Saat sedang asik menggoreng sosis di dapur sambil bersenandung, tiba-tiba saja ada sesuatu yang jatuh ke atas pundak Lisa. Sontak gadis itu pun berteriak histeris sangking kagetnya.

"Mamah!"

1
Julia Juliawati
adek ipar kynya. mgkn dia suka sm erkan tp erkan g suka sm dia
Julia Juliawati
eh paduda nanya dtg bln? 🤣🤣
Julia Juliawati
dasar paduda haha
Julia Juliawati
mending setengah jam. ada yg mandi smpe dua jam. ntah apa aj yg di gosok
Julia Juliawati
peda na peda beureum tabah peuteuy jeung jengkol muda muatap.mantan lewat di belakang aj g tau🤣🤣
Julia Juliawati
mantap kesukaan akoh itu
Julia Juliawati
hadiah semua🤣🤣
Luh Nanik
di bikin rendang aja Thor...😁😁😁😁
Saeni Bae
Kecewa
Nur Adam
smgt untuk krya mu thoor
ahmad irwan
bagus
iecha fathir
lanjut ah..seru banget liat neng lisa n kang erkan ...🥰🥰🥰😍😍
iecha fathir
🤣🤣🤣
iecha fathir
🤣🤣🤣😂😂...polos banget rey
iecha fathir
🤣🤣🤣
iecha fathir
seru banget...😂😂🤣🤣🤣
Witri Yanti
mantap Thor Suko Wak carito nyo
Lisa Virgiyanti
👍👍👍
Rizki Surya
seru ceritanya aku suka
Wid
bagus banget ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!