NovelToon NovelToon
License To Fight

License To Fight

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:76
Nilai: 5
Nama Author: Khara-Chikara

LF: License to Fight

Dia memang seorang pria biasa, dia juga hanyalah pria yang ingin bebas dari pekerjaan penting nya. Apapun segala hal yang dia lakukan adalah hal yang nyata. Tanpa tugas, tanpa izin, dia bisa menjadi apapun.

Sepenuhnya menceritakan seorang Samuel yang bernama asli Ah-Duken. Dia hanyalah Pria yang harus menangani berbagai kasus yang tidak masuk akal, jika kasus nya tidak masuk akal, maka pekerjaan nya semakin tidak masuk akal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 10 Polisi Sewaan

Hari selanjutnya, Samuel tampak menatap ponselnya di sofa. Wajahnya tampak seperti orang yang baru saja begadang semalaman.

Dia bahkan juga menguap. "Hoaaamm.... Semalaman menonton film Marvel, aku tidak tahu ada film yang lain selain spiderman itu.... Akhirnya aku bisa menonton sampai jam 2 malam.... Sebaiknya aku tidur saja sekarang...." dia tampak lelah. Lalu meletakan ponselnya dan berjalan ke kamar, dia langsung menjatuhkan dirinya di ranjang.

Tapi di ponselnya yang ada di meja di dekat televisi, itu berbunyi, tidak mungkin dia mendengarnya dan bangun. Tetapi siapa sangka, tangan nya meraih ponsel itu dan dia sudah terlihat berdiri mengambil.

Sepertinya dia bangun dan mengambil ponsel itu lalu mengangkatnya. "Hm... Halo....?"

"Tuan Samuel, kami menunggu anda di kantor polisi untuk melakukan rapat penugasan," kata suara itu.

Seketika Samuel terdiam dan menghela napas panjang. "Ha....?! Baiklah...." ia menutup panggilan. Setelah itu berjalan ke kamar mandi, terpaksa tidak tidur dan akan berangkat ke kantor polisi sesuai yang diminta tadi.

Sesampainya di kantor polisi, dia bingung harus kemana. Hingga ia bertanya pada seseorang di sana. "Hei...." panggilnya membuat orang itu menoleh.

"Dimana--

"Tuan Samuel!" tiba tiba ada yang memanggil dari belakang membuat nya tak jadi bertanya pada orang tadi dan menoleh pada yang memanggil.

"Tuan Samuel, ada keributan di bagian toko kelontong dekat lampu merah di jalan kuno!!" kata orang itu.

"Ha?! Memang nya aku harus apa?" Samuel menatap kesal.

"Apa anda tak membaca pesan untuk tugas anda?"

Samuel terdiam mendengar itu, dia lalu menoleh ke ponselnya dan rupanya ada pesan belum terbaca, dia terkaku karena pesan itu sudah beberapa menit yang lalu, pesan itu memintanya untuk ke tempat diminta.

"Haiz.... Baiklah, aku akan ke sana...." Samuel akhirnya berjalan ke sana karena tempatnya agak dekat.

Ketika sudah hampir sampai, entah kenapa banyak sekali orang berkerumun, mungkin dari mereka bisa dikatakan jurnalis karena mereka membawa kamera dan ingin memotret apa yang terjadi, tapi pihak polisi membangun pagar dari tubuh mereka melarang satu pun tak boleh masuk.

"Ada apa ini?" Samuel berjalan mendekat.

Lalu beberapa polisi yang tengah berdebat menjadi menoleh padanya. "Tuan Samuel," mereka menundukan badan.

"Kenapa kau terlambat?" salah satu polisi menatap kesal.

Samuel terdiam sebentar menggaruk kepalanya. "Ekh... Sial, aku banyak begadang tadi."

"Kenapa kau melakukan itu?" polisi tadi masih kesal.

"Dia sudah lama tidak dapat wanita," salah satu bercanda membuat Samuel kesal dan langsung bertanya intinya. "Apa yang terjadi di sana?"

"Di dalam sana, ada pria gila membawa pisau.... Lihat itu, dia mabuk," kata salah satu dari mereka membuat Samuel menoleh ke sana dan rupanya benar.

Ada pria dengan baju pasien rumah sakit jiwa dan pisau di tangan kanan dan botol bir yang ia minum terus di tangan kirinya sambil menantang mereka dari dalam. "Apa lihat lihat, pergilah sana!!" dia dengan berani melakukan itu.

"Memang meresahkan," Samuel hanya menggeleng.

"Apa yang harus kita lakukan, dia berbahaya dan melawan," tatap salah satu dari mereka.

Samuel menghela napas panjang. "Hadang dia dari depan," kata dia yang berjalan ke bagian belakang toko itu.

"Apa lihat lihat!??" pria gila itu menatap menantang pada dua polisi yang mencoba menenangkan nya dari depan. Tapi dia terus mengayunkan pisau nya dengan keadaan bahaya.

Sementara Samuel sudah terlihat dari pintu belakang, dengan perlahan melihat sekitar, rupanya ada dua wanita di meja kasir yang ketakutan, dalam hal ini, mereka berdua di sebut saksi dan tak boleh terluka.

"Benar benar gila...." Samuel menatap datar, tapi ketika dia akan perlahan keluar dari pintu itu. Ia tak sengaja menyenggol suatu barang yang bisa saja membuat suara jika jatuh.

Alhasil dia menangkap dengan tangan nya, tapi siapa sangka, bahunya mengenai rak besi yang rapuh di samping nya membuat nya terkejut panik, tapi tak ada yang bisa dia lakukan selain membuat rencana yang kacau, dia menimbulkan suara.

BRAK!!

"Hah, apa itu?! Siapa?!!" pria gila itu menoleh.

"Akh.... Sial..." Samuel melempar barang yang ia tahan agar tak jatuh tadi yang rupanya percuma.

"Hei... Hei.... Turunkan senjatamu," akhirnya Samuel dengan berani mendekat.

"Huh mau apa?!! Siapa kau!! Kau mau mati huh?!!!" pria itu terus menantang. Padahal Samuel terus mendekat dan menghindari pisau yang terus ia todong kan maupun ayunkan.

"Sialan.... Pergilah ke tempat mu!" Samuel kesal dan langsung menangkap tangan pria gila itu yang akan menodongkan pisau, dengan cepat dia memutar nya hingga pria gila itu terpental jatuh ke belakang, tak hanya itu, Samuel juga menekuk tangan pria itu yang pastinya patah.

"Akhh!!!"

"Huh, apa huh.... Kau pikir tidak sakit jika kau menyerang orang dengan ini huh..." Samuel menusuk nusuk ujung pisau di pantat pria itu yang kesakitan. "Akh... Sakit!!"

Lalu kedua saksi tadi sudah bisa keluar karena pelaku juga sudah di lumpuhkan.

Polisi segera mengamankan pelaku dan Samuel melemaskan tubuhnya.

"Tuan Samuel, kau kacau," tatap salah satu polisi membuat Samuel terdiam.

"Sekarang kau akan di cap buruk karena salah satu anggota polisi seperti mu melakukan kekerasan, apa kau tak tahu undang undang di sini?"

"Haiz... Aku tahu itu, aku tak peduli dengan hal semacam itu, ngomong ngomong, data dari rumah sakit jiwanya, bisa aku minta.... Aku harus konsultasi, karena pria ini membuat ku curiga... Soal Pengonsumsian obat overdosis itu..." kata Samuel membuat polisi itu terdiam bingung.

Tak lama kemudian terlihat Samuel merokok sambil bersender di sebuah lorong seperti rumah sakit yang gelap membawa papan dokumen data milik seseorang.

Sepertinya dia tidak ada di rumah sakit biasa, dia di rumah sakit jiwa dan data seseorang yang ia pegang adalah data milik pria gila tadi.

"Aku sudah duga... Dia juga mengkonsumsi overdosis itu...." pikirnya. Lalu ada orang datang dengan pakaian perawat, tepatnya seorang pria perawat.

"Tuan Samuel, anda ingin bertemu dengan nya, dia ada di ruangan nya," kata pria itu.

Tapi Samuel menghela napas panjang. "Tak perlu.... Buat apa bicara dengan orang gila yang tak akan nyambung, ini sudah cukup untuk ku, terima kasih," kata Samuel memberikan dokumen itu lalu berjalan pergi dari sana sambil masih merokok.

Dia berjalan keluar dari tempat itu sambil menatap ponselnya dan berpikir sesuatu. "Kenapa rata rata yang aku temukan, yang mengkonsumsi obat overdosis itu, orang nya random sekali.... Tetapi.... Ada yang aneh... Pria gila itu bukan berasal dari Amerika ini, melainkan dia orang vietnam, lalu aku masih ingat orang yang berkasus di gedung bunuh diri itu. Ada yang kulit hitam, china bahkan orang selain Amerika Serikat ini.... Apa itu artinya, yang mengkonsumsi obat ini bukan warna negara Amerika ini, melainkan turis maupun orang asing dari luar Amerika..." pikirnya dengan bingung. Pemikiran nya memang tepat dan sangat detail.

Kebetulan ketika dia menatap ponselnya, ada yang menghubunginya, siapa sangka, di kontak itu bertuliskan nama "Gadis Nakal."

Hal itu membuat Samuel tersenyum kecil dan mengangkatnya dan menghisap rokok terakhir lalu membuang nya sambil berjalan pergi.

"Halo sayang, bagaimana kabar mu di sana?" dia sedang senang di hubungi gadis nya.

Lalu di sisi Seo Jin, dia sedang berada di perpustakaan membuka buku nya, sepertinya dia sedang belajar.

Dia tampak melihat sekitar memastikan tak ada orang, padahal di perpustakaan tak boleh memegang ponsel, lalu dia menurunkan kepalanya perahan.

"Kapan kamu akan pulang?" tanya nya pada Samuel yang menjawab.

"Pulang kemana, aku sudah pulang di sini, seharusnya kau merubah pertanyaan mu itu..."

"Haiz... Baiklah, kapan kamu akan menjemput ku untuk ikut dengan mu?" tanya Seo Jin.

"Hahaha.... Aku janji, tunggulah saja, aku akan kembali untuk menemui mu..." kata Samuel.

Sementara itu, di sisi lain, tepatnya rekan kenalan dari Samuel, yakni Erick, dia tampak berjalan keluar dari ruangan kantor polisi sambil membawa dokumen.

"Ck... Apa sih ini.... Kenapa banyak kasus kayak gini....?" ia kesal. Bahkan sampai melemparkan dokumen laporan itu di meja membuat memperlihatkan bahwa di foto dokumen itu adalah obat overdosis yang sedang di cari tahu Samuel.

"Hm.... Kira kira apakah Samuel tahu hal ini.... Semoga saja dia tahu," pikirnya lalu menghubungi Samuel, tapi ia tak bisa menghubunginya karena panggilan Samuel ada di panggilan lain membuat Erick terdiam.

"Tidak biasanya begini, sudahlah, mungkin nanti saja," ia memikirkan nya nanti.

Hingga ketika sudah sampai di rumahnya, ia sudah selesai bekerja dan meletakan barang barang dengan lelah. Bibinya tampak datang. "Erick, tidak biasanya lemas begitu," tatap nya dengan wajah yang begitu imut, mungkin memang dari lahir.

"Ha.... Dari tadi Samuel tidak bisa di hubungi, selalu saja berada di panggilan lain, sebenarnya berapa jam dia bicara pada orang lain...." Erick rupanya sudah beberapa kali menghubungi Samuel, tapi tidak bisa karena Samuel masih menghubungi Seo Jin.

"Kenapa tidak ke tempatnya langsung saja?" tatap bibinya.

"Besok saja lah.... Aku capek..." Erick langsung ke kamar.

"Hei Erick, kamu bukan anak kecil, sebelum tidur mandilah dulu!!"

--

"He em.... Baiklah, sampai jumpa," kata Samuel yang mengakhiri panggilan lalu meletakan ponselnya di bangku samping supir dan ia menghela napas panjang memegang kemudi.

"Ha... Aku benar benar lelah... Kupikir selama ini, aku terlalu banyak membuang waktu ku untuk bersantai dan hanya peduli pada tubuh ku sendiri... Lain kali, aku harus lebih menjadi seseorang yang di kenal.... " gumam nya, lalu menyalakan mobilnya dan berjalan pergi dari tempat itu.

Ini masih soal rahasia obat overdosis yang belum di ketahui asalnya, harusnya Samuel bisa mencari lebih lanjut soal informasi obat itu, siapa Produsen nya maupun Distributor nya karena selama ini yang dia temukan hanyalah Konsumen saja. Dia harus bisa melakukan segala cara untuk menguak informasi dari kasus ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!