Dania terpaksa menggantikan posisi kakak tirinya, Adelia sebagai seorang mempelai wanita dari seorang lelaki yang bernama Daniel Dirgantara.
Tanpa sepengetahuan Dania, ternyata Daniel memiliki kelainan mental. Ia mengalami Intermittent Explosive Disorder, di mana ia tidak bisa mengontrol kemarahannya. Ia bisa membanting dan menghancurkan apa saja, bahkan ia bisa melukai siapapun yang berada di dekatnya.
Hal itu pula lah yang membuat Adelia memilih kabur dan meninggalkan Daniel, beberapa hari sebelum hari pernikahan mereka.
Bagaimana nasib Dania yang akhirnya berada di bawah kungkungan Daniel?
#Cerita ini hanya lah fiktif belaka, jika ada yang tidak masuk akal, mohon sekiranya dimaklumi. ❤❤❤
💗Terima kasih 💗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan Daniel
"Ini kamar Anda untuk sementara, Nona. Dan setelah menikah, Anda akan pindah ke kamar utama, kamarnya Tuan Daniel," tutur Roy sembari membuka pintu kamar yang sudah disediakan oleh Tuan Daniel untuk Dania.
Dania memperhatikan ruangan dan barang-barang yang ada di dalam ruangan itu. Benar-benar tidak sebanding dengan kamar lamanya yang sempit dan juga pengap. Belum lagi kasur yang seharusnya sudah tidak layak untuk digunakan lagi.
"Kamar yang sangat bagus dan juga nyaman. Kenapa tidak sekalian saja saya tidur di sini untuk selamanya," celetuk Dania sembari menjatuhkan diri di tepian tempat tidur.
Roy memasang wajah masam setelah mendengar ucapan Dania saat itu. Beruntung Dania menyadarinya dan segera meminta maaf kepada orang kepercayaan lelaki menyebalkan itu
"Ehm, maaf." Dania mengelus tengkuknya sambil tersenyum kecut.
"Nona Dania, nanti malam Anda akan makan malam bersama Tuan Daniel dan jangan lupa berpakaian yang baik dan sopan," tutur Roy.
"Baik dan sopan? Bagaimana dengan penampilan saya sekarang? Apakah menurut Anda ini tidak cukup baik dan sopan? Saya tidak tahu bagaimana selera lelaki itu, Tuan Roy. Saya takut penampilan saya akan dihina lagi olehnya," sahut Dania.
Roy memperhatikan penampilan Dania untuk beberapa saat dan menurutnya penampilan gadis itu memang sangat sederhana jika dibandingkan dengan sosok Adelia. Namun, itulah ciri khas seorang Dania dan sebenarnya Roy lebih menyukai Dania dengan penampilan sederhananya tersebut.
"Tetaplah menjadi diri Anda sendiri, Nona. Aku rasa Tuan Daniel pun tidak serius mengatakan hal itu," jawab Roy sembari melangkahkan kakinya keluar dari kamar itu.
"Tidak serius apanya? Wajahnya saja begitu serius ketika menghinaku," gumam Dania sambil menekuk wajahnya.
Baru saja Roy ingin melangkah pergi dari tempat itu, tiba-tiba ia kembali lagi dan menyampaikan sesuatu kepada gadis itu. "Oh ya, Nona. Jika Nona butuh sesuatu, panggil saja pelayan," ucap Roy.
"Baik, Tuan Roy. Terima kasih," jawab Dania.
Sementara itu di ruang kerja Daniel.
Daniel bersandar di sandaran kursinya sambil menatap sesuatu yang sedang ia pegang dengan tatapan sendu. Beberapa kali terdengar lelaki itu menarik napas panjang kemudian menghembuskan nya kembali.
"Melupakan dirimu dan kenangan indah kita, tidak semudah membalikkan telapak tangan, Adelia. Butuh waktu lama untuk bisa melupakanmu. Bahkan mungkin aku tidak akan pernah bisa melupakanmu, walaupun aku sudah berusaha keras," ucap Daniel sembari menatap lekat foto cantik Adelia yang sedang ia pegang.
Sebenarnya bisa saja Daniel meminta Roy mencari keberadaan Adelia saat ini. Dan mungkin hanya butuh beberapa hari, mereka pasti bisa menemukan di mana wanita cantik itu berada. Namun, Daniel memang sengaja tidak ingin mencarinya.
Daniel ingin tahu bagaimana perasaan wanita itu sebenarnya. Jika Adelia memang benar-benar mencintai dirinya, Adelia pasti kembali, begitulah menurutnya. Namun, hingga saat ini wanita itu tetap tidak ingin menampakkan batang hidungnya sama sekali.
Tok ... tok ... tok ...! Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari luar.
"Tuan, boleh saya masuk?"
Suara ketukan serta panggilan dari Roy membuyarkan lamunan Daniel. Lelaki itu bergegas menyembunyikan foto Adelia ke dalam laci meja kerjanya kemudian membenarkan posisinya, seolah-olah dia baik-baik saja dan tidak terjadi apa-apa.
"Ehm, masuklah, Roy," jawab Daniel.
Perlahan pintu terbuka dan Roy muncul dari balik pintu sambil tersenyum ke arahnya. Lelaki itu kini berjalan masuk kemudian berdiri tepat di hadapan Daniel.
"Bagaimana gadis itu? Apa dia menyukai kamarnya?" tanya Daniel masih dengan ekspresi dinginnya.
"Ya, Tuan. Nona Dania sangat menyukainya," jawab Roy.
Daniel terdiam sejenak sambil berpikir. "Entah kenapa, aku rasa gadis itu sangat menyebalkan. Semoga saja dia tidak akan memancing kemarahanku nantinya," ucap Daniel kemudian.
Tak terasa makan malam pun tiba. Daniel sudah bersiap dengan penampilan terbaiknya, sama seperti biasa. Ada acara spesial atau pun tidak, penampilan adalah hal yang paling utama menurut lelaki itu.
Sementara Dania, gadis itu masih bingung harus mengenakan pakaian yang seperti apa. Ia tidak ingin lelaki bermulut pedas itu menghina penampilannya lagi.
"Apakah aku harus tampil seperti Kak Adel, biar lelaki itu tidak menghinaku lagi? Eh, jangan! Ingat kata Tuan Roy, jadilah diri sendiri," gumamnya.
Akhirnya Dania memutuskan untuk menjadi dirinya sendiri. Ia mengenakan pakaian yang menurutnya sudah cukup baik dan juga sopan. Tidak lupa, ia pun berdandan dengan caranya sendiri dan dengan peralatan make up yang juga seadanya.
"Ah, sudahlah, persetan dengan pendapat lelaki itu. Toh, dia memang tidak pernah menyukaiku, 'kan?" gumamnya sembari memperhatikan penampilannya di balik cermin.
"Oke, Dania! Jika lelaki itu kembali menghinamu, cukup dengarkan dan anggap saja angin lalu."
Dania melangkahkan kakinya keluar kamar dan ternyata di depan kamarnya sudah ada seorang pelayan yang siap mengantarkannya ke ruang makan. Di mana Daniel sudah menunggunya di sana.
"Mari, Nona."
"Terima kasih," jawab Dania yang kemudian berjalan di belakang pelayan itu.
...***...
"suamiku"
dania munafik kalau kau sadar punya suami apa pantas kau pergi dengan lelaki lain, berinteraksi kayak sepasang kekasih lagi kencan
dania munafik kalau kau benarkan kelakuan menjijikan mu dengan erick berarti suami juga boleh dong punya teman wanita lain dan berinteraksi sepertimu
untuk para author, belajar lagi mana benar mana salah, buka pikiran mu apakah seorang istri bebas berteman dan pergi berduaan dengan lelaki lain kayak sepanjang kekasih itu itu kalian anggap sesuatu yang benar, klo kalian benarkan perbuatan dania berarti boleh donk suami kalian punya teman wanita dan pergi berduaan dengan wanita lain
walau uji hanya novel tapi pakai juga pikiran dan hatimu biar bisa membedakan mana salah mana benar
Aku pasti,Sam punya yg lain diluar sana selain Adelia...👏👏👏