Garis hidup Jossy Jeanette berubah seratus delapan puluh derajat ketika dia bertemu dengan Joshua, CEO tampan yang mendadak menjadi kekasihnya, akan tetapi hubungan mereka berdua harus disembunyikan dari siapapun sesuai permintaan sang CEO itu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Kembali Diselamatkan
BRAK... !
Jossy Jeanette terjatuh tersungkur saat dirinya hendak melindungi Zieya dari amukan para penagih hutang yang dikirim kembali oleh Alfa.
"Jossy !" teriak Zieya tegang.
Zieya terlihat ketakutan, namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa terdiam, tak berdaya ditempat dia meringkuk gemetaran.
Para penagih hutang terus menendangi tubuh Jossy Jeanette yang telungkup di lantai teras kedai mie, tempat Zieya bekerja saat ini.
"Buk ! Bak ! Buk !"
"Dasar gadis tidak tahu diri !" bentak seorang pria dengan anting-anting di hidungnya.
"Bawa saja dia ke markas bos besar, lagipula wajah gadis ini lumayan menarik, pasti bos tidak akan menolaknya", kata laki-laki brewok dengan perut buncit.
"Boleh juga idemu itu, baiklah kita bawa saja dia sebagai tawanan sampai wanita payah itu mampu melunasi hutang-hutangnya", sahut pria memakai anting-anting di hidungnya.
Pria brewok tertawa puas lalu mengajak kawannya untuk membawa Maria pergi dari kedai mie itu.
Ditariknya lengan Jossy dari atas lantai teras kedai mie lalu memaksanya berdiri tegak.
Jossy Jeanette hanya terdiam saat pria brewok menjambak rambutnya dengan kasarnya, wajahnya dingin tanpa ekspresi.
"Dengar gadis kurang ajar ! Kami akan membawamu ke bos besar agar kau melayani dirinya sebagai balasan atas keterlambatan kalian membayar hutang !" kata pria brewok emosi.
"Uhk ?!" Jossy hanya bergumam pelan tanpa bersuara.
"Sekali lagi kau berbuat onar dihadapan bos besar maka kami tidak akan segan-segan menghajarmu dan membakar kedai mie ini", ancam pria brewok.
"Bawa saja dia ! Tidak usah banyak bicara dengannya lagi !" sahut pria bermata sipit.
"Kau dengar itu ?!" kata pria brewok.
Jossy Jeanette hanya melengos kesal saat pria brewok meraih wajahnya yang berusaha mendekatkan wajahnya ke wajah pria brewok.
"Lihat aku !" paksa pria brewok sembari menarik wajah Jossy agar menoleh ke arah dirinya.
Jossy Jeanette bersikeras agar wajahnya tidak berpaling ke arah wajah pria brewok, dia terus memalingkan mukanya ke arah lain.
"Hai, gadis sialan ! Sudah kukatakan kalau kau membangkang maka kami akan membakar kedai mie ini dan kami juga akan memaksa bibimu itu, untuk melayani kami semua !" sahut pria brewok.
Jossy Jeanette tertekan, terpaksa membiarkan pria brewok meraih wajahnya ke arah pria itu.
Pria brewok tertawa keras karena senang, akhirnya Jossy mau menoleh kepadanya.
"Cuih !!!" tiba-tiba Jossy meludah ke arah wajah pria brewok.
Ulahnya itu menyulut api amarah dari pria brewok yang berdiri menghadap padanya.
Sorot matanya berubah memerah, menahan amarah dalam hatinya.
Pria brewok itu segera melayangkan pukulannya kepada Jossy Jeanette tapi seseorang langsung menghadang pria itu.
Terdengar suara teriakan keras dari arah orang itu.
"Enyah kau dari hadapan Jossy !" teriak suara seorang laki-laki seraya mendorong kuat tangan pria brewok agar menjauh dari Jossy Jeanette.
Bruk !
Pria brewok segera jatuh ke bawah dengan meringis kesakitan.
Sejumlah orang berseragam jas hitam lengkap langsung berdatangan serentak, mendekati kerumunan orang-orang penagih hutang yang mengepung ketat Jossy Jeanette.
Terjadi perkelahian antara dua kelompok orang di depan teras kedai mie dimana Jossy Jeanette berada saat ini.
"Kau tidak apa-apa, Jossy ?" tanya Josua Maxim saat dia menarik tangan Jossy agar menjauh dari kerumunan orang-orang penagih hutang.
Jossy termenung diam seraya menatap nanar ke arah Josua Maxim yang menyelamatkan dirinya lagi.
Tampak sorot mata Jossy berkaca-kaca sedih ketika dia melihat kembali kehadiran Josua Maxim di hadapannya.
Kenapa dia datang lagi ?
Kenapa harus Josua Maxim yang lagi-lagi menyelamatkan dirinya dari kejaran penagih hutang itu ?
Kenapa bukan orang lain yang akan membantu dirinya saat ini ?
Kenapa harus Josua Maxim ?
Kenapa harus dia lagi yang datang ?
Jossy menatap sedih ke arah Josua Maxim lalu muncul sejumput pertanyaan kembali hadir dalam benaknya.
Kenapa ?
Kenapa ?
Kenapa ?
Kenapa ?
Kenapa ?
Berbagai pertanyaan terus melintas dipikiran Jossy Jeanette saat dia melihat Josua Maxim berada di hadapannya lagi seraya menatap dirinya.
Tiba-tiba saja air matanya keluar mengalir dari kedua mata Jossy Jeanette.
Tanpa dia sadari, Jossy berteriak menangis lalu memeluk tubuh Josua Maxim dengan eratnya.
Jossy menangis menjadi-jadi didalam pelukan Josua Maxim, CEO serta pemilik Mall Maxx terbesar dinegara ini.
"Tenangkan dirimu, Jossy !" ucap Josua seraya menenangkan Jossy Jeanette yang menangis meraung-raung di dekapannya.
Sejumlah orang penagih hutang berhasil diringkus oleh orang-orang Josua, sebagian dari penagih hutang melarikan diri termasuk pria brewok yang tadi mengasari Jossy beserta Zieya, tantenya.
Josua memberi isyarat perintah kepada anak buahnya itu supaya mereka segera pergi.
Anak buah Josua Maxim segera tanggap dengan tatapan isyarat dari bosnya itu lalu mereka semua pergi dari depan kedai mie seraya membawa serta orang-orang penagih hutang suruhan Alfa.
Jossy masih menangis dalam pelukan Josua Maxim.
Terlihat seulas senyuman langsung menghiasi sudut bibir Josua saat dia melihat reaksi dari Jossy Jeanette saat ini.
Ditepuknya lembut punggung Jossy Jeanette yang berguncang pelan itu ketika dia menangis sedih.
Seseorang berjalan menghampiri Josua Maxim.
"Apa kita bawa juga Zieya bersama kami, tuan Josua ?" tanya seorang pria berkaca mata hitam kepada Josua yang masih memeluk tubuh Jossy Jeanette.
"Iya, sebaiknya demikian", sahut Josua.
"Apa anda akan ikut serta bersama kami pergi dari kedai mie ini, bos ?" tanya pria itu lagi.
"Nanti saja, aku akan menyusul kalian setelah semua keadaan menjadi tenang, dia masih menangis sedih", sahut Josua seraya melirik ke arah Jossy di dalam dekapannya.
"Baik, saya mengerti, tuan Josua", kata pria berkacamata hitam itu seraya menganggukkan kepalanya.
"Tolong bawa Zieya bersamamu ke tempat aman !" lanjut Josua.
"Siap, bos", sahut pria berkacamata hitam itu dengan tanggapan cepat.
Dua orang pria berseragam jas hitam menghampiri Zieya lalu membantunya supaya wanita itu dapat beranjak berdiri dari posisinya meringkuk ketakutan di bawah meja kedai mie.
Zieya terus memperhatikan ke arah Jossy Jeanette yang berada dipelukan seorang pria tampan sembari melangkah pergi dari kedai mie, tempat dia bekerja.
Masih terdengar suara isakan tangis Jossy Jeanette di dalam pelukan Josua Maxim yang berusaha menenangkan dirinya sejak tadi.
"Tenanglah, Jossy ! Semua sudah pergi sekarang, jangan takut lagi, Jossy !" hibur Josua Maxim.
Jossy terlihat sesenggukkan, tidak memperhatikan ucapan Josua pada dirinya.
"Kita pergi sekarang dari kedai mie ini karena banyak orang yang mulai datang kesini, Jossy", ucap Josua.
Jossy tidak berkata apa-apa, hanya terdiam saja seraya mengikuti ajakan Josua Maxim, untuk pergi dari kedai mie ini.
Keduanya berjalan beriringan meninggalkan kedai mie dengan Josua memeluk Jossy Jeanette, saat mereka melangkah pergi.
Kondisi kedai mie terlihat berantakan sekali setelah terjadinya perkelahian sengit antar dua pihak yang saling berseteru tadi.
Dimana pihak Josua Maxim berhasil menang dari pihak orang-orang penagih hutang yang berhasil dipukul mundur.
Orang-orang di sekitar kedai mie yang tadi menjauh ketakutan karena adanya perkelahian tadi langsung mengerumuni kedai tersebut, seusai kejadian hiruk pikuk selesai.
Sebagian dari mereka mengambil gambar foto kedai mie yang hancur berantakan sebagai bahan berita hari ini.
Dikejauhan sana, tampak Jossy Jeanette dibawa pergi oleh Josua Maxim dengan mengendarai sebuah mobil sedan hitam yang bergerak meninggalkan area lokasi kejadian di kedai mie.