NovelToon NovelToon
KAKAK TIRIKU JODOHKU

KAKAK TIRIKU JODOHKU

Status: tamat
Genre:Teen / Action / Romantis / Tamat
Popularitas:714.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Lusica Jung 2

Aster Jung adalah gadis cantik dan satu-satunya putri dalam keluarga Jung. Aster memiliki teman masa kecil bernama Zian Rey. Awalnya semua baik-baik saja tapi persahabatan mereka perlahan merenggang saat keduanya beranjak remaja hingga Rey dan Aster menjadi musuh bebuyutan.

"Zian Rey, aku tidak akan pernah kalah darimu. Akan ku buktikan pada dunia jika aku lebih baik darimu."

Banyak yang menyayangkan renggangnya persahabatan mereka termasuk keluarga besar Rey dan Aster. Mereka ingin mereka bisa bersatu. Hingga sebuah keputusan besar pun diambil, Aster dan Rey menjadi saudara tiri.

Dan seiring berjalannya waktu benih-benih cinta tumbuh di hati mereka berdua. Rey dan Aster saling mencintai namun sama-sama tidak ada yang menyadari perasaan masing-masing. Dan Rey baru menyadari betapa besar arti kehadiran Aster setelah wanita itu pergi dari hidupnya.

Enam tahun kemudian Aster kembali dengan seorang gadis kecil bernama Hanyeon.

"Sebenarnya dia adalah Putri kandungmu. Benih yang malam itu kau tanam di dalam rahimku."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13 "Peristiwa Mengerikan"

Gemercik air terdengar seiring langkah kakinya yang terayun menyusuri jalanan yang penuh genangan. Hujan lebat baru saja mengguyur kota Seoul dan melumpuhkan seluruh akses nafas kehidupan di sana. Tak banyak kendaraan yang berlalu lalang dijalanan maupun para pejalan kaki yang biasanya memadati trotoar.

Di cuaca seperti ini, kebanyakkan orang akan lebih memilih menghabiskan waktunya untuk bermalas-malasan di rumah dari pada harus basah-basahan dibawah guyuran air hujan ditengah cuaca tak bersahabat seperti ini.

Namun tidak dengan gadis berparas barbie ini. Ditemani dengan payung hitam trasparan , Ia berjalan menyusuri jalanan yang tampak sepi seorang diri. Meskipun belum terlalu malam, tapi suasana terlihat begitu sepi.

Banyak toko dan kedai yang tutup lebih awal membuat suasana malam yang suram kian mencekam "Dingin." Lirih gadis itu sambil mengeratkan matel hangatnya yang melekat pas mengikuti lekuk tubuh rampingnya.

Asap putih tipis terlihat seiring helaan nafas yang dia hembuskan dari sela-sela bibir ranumnya yang tipis '

Tapp!!

Seketika langkahnya terhenti ketika iris hazelnya tanpa sengaja melihat suatu peristiwa yang begitu mengerikan. Seorang laki-laki setengah baya berkepala botak yang sudah berlumur darah terlihat menggerang kesakitan ketika beberapa pria yang lebih muda darinya menyiksa tubuhnya secara brutal.

Salah satu dari ke lima pria itu menusuk perut pria yang sudah tidak berdaya itu secara berulang-ulang, sementara pria lain menembaki tubuh dan kepalanya dengan brutal. Tak cukup sampai di situ saja, ketika pria itu telah meregang nyawa, tubuhnya di mutilasi kemudian dimasukkan kedalam tong sampah. Dan tanpa sengaja, gadis itu baru saja menjadi saksi bisu sebuah pembunuhan.

Brakkk..!!

Ketika hendak berbalik dan meninggalkan tempat tersebut, kakinya malah tidak sengaja menabrak tumpukan kayu hingga menimbulkan suara yang cukup keras. Gadis itu pun mendadak panik terlebih lagi ketika tiga diantaranya berdiri dari posisinya

"Siapa di sana?" Seru salah satu dari ketiga orang itu.

'Glukk!!'

Susah payah gadis itu menelan saliva , ia semakin panik melihat ketiga pria itu berlari kearahnya. "Tamatlah sudah riwayatmu, Aster Jung." Gumam gadis itu pada dirinya sendiri. Tanpa membuang waktu Aster bergegas meninggalkan tempat tersebut dan semakin mempercepat langkahnya.

"BERHENTI DAN JANGAN LARI KAU GADIS SIALAN."

Sesekali Aster menoleh kebelakang dan pria-pria itu masih mengejarnya. Jarak mereka semakin dekat dan hal itu membuatnya semakin panik. "Ya Tuhan, selamatkan aku." Mohon Aster ditengah langkahnya.

'Grepp!!'

Di saat bersamaan seorang pemuda tiba-tiba menarik lengannya dan membawanya bersembunyi di balik tumpukkan kayu. Baru saja Aster akan berteriak tapi suara dingin itu membuatnya bungkam. "Jangan berteriak jika kau tidak ingin orang-orang itu menemukanmu, jangan panik ini aku." Bisik orang tersebut sambil mengeratkan pelukkannya pada perut Aster. Aster mengenali suara itu, ragu-ragu dia menyebut nama orang tersebut.

"Rey?"

"Hn."

Kini Aster bisa bernafas lega, karna Rey datang di waktu yang tepat. "Teteplah di sini, aku akan mengatasi mereka. Dan jangan coba-coba keluar." pinta Rey kemudian beranjak dari hadapan Aster namun gadis itu menahan lengan Rey kemudian menggeleng. "Jangan cemas, aku akan baik-baik saja. Kau percaya padaku bukan?" Aster mengangguk, ia pun membiarkan Rey pergi.

Rey menghampiri ketiga pria itu yang terlihat celinggukan mencari keberadaan Aster. "Kalian mencari seorang gadis?" Tegur Rey membuat ketiganya menoleh.

"Hei siapa kau anak muda? Memangnya ada urusan apa kau sampai bertanya pada kami? Jika kau melihat gadis yang kami cari sebaiknya tunjukkan saja jika kau ingin aman."

Rey tersenyum miring. "Bagaimana jika aku menolak memberi tau kalian? Kalian ingin menghabisiku? Atau membiarkanku pergi? Aku akan memberi kalian dua pilihan." Ucap Rey sambil menatap ketiganya satu persatu. Dan terlihat jelas jika mereka merasa geram mendengar ucapan Rey.

Salah satu dari mereka memberi intrupsi agar menyerang Rey secara bersamaan, dan perkelahian pun tak dapat teralihkan. Rey yang hanya seorang diri dikeroyok oleh tiga orang sekaligus.

Brugg..!!

Rey menangkis setiap pukulan yang mengarah pada wajah dan tubuhnya. Dan tak satu pukulan pun yang berhasil menyentuh tubuh apalagi wajah Rey. Rey menghindarinya dengan sangat baik. Rey berhasil melumpuhkan satu diantaranya dan hanya tersisa dua lagi. Dan tentu tidak akan sulit bagi Rey untuk mengatasi mereka sampai akhirnya

"Menyerah atau gadis ini akan mati." Seru seseorang dari belakang. Sontak Rey menoleh dan mendapati Aster berada dalam cengkraman seorang pria yang merupakan bagian dari pembunuh-pembunuh itu.

"Rey, tolong aku." Mohon Aster sambil berurai air mata.

Gyuttt!

Rey menggepalkan tangannya, tatapannya semakin menggelap melihat apa yang lali-laki itu lakukan pada Aster. "Lepaskan dia bren*sek." Pinta Rey dengan nada rendah namun terdengar begitu berbahaya. "Hahahahha!" Pria itu tertawa tergelak. "Lepaskan kau bilang, lepaskan sendiri jika kau bisa. Anak-anak habisi pemuda sombong ini."

"Baik Boss."

Brugg..!!

Brugg..!!

Perkelahian pun semakin brutal. Rey menghajar keempat pria itu tanpa ampun, bahkan ia tidak segan-segan melukai lawannya dengan sebuah belati lipat yang tersembunyi di saku rompinya. Sesekali pandangan Rey beralih pada Aster yang berurai air mata. Darah juga terlihat mengalir dari leher jenjangnya yang sedikit tergores.

Bruggg..!!

Tubuh pria yang menyandera Aster terhempas ke samping karna tendangan Aria. Laki-laki jangkung tersebut datang bersama Rio, Ren dan Jimin yang kemudian melibatkan perkelahian dan membantu Rey. "Segera hubungi polisi dan katakan ada pembunuhan di sini." Jimin mengangguk.

Dan tak sampai lima belas menit kelima pembunuh itu pun berhasil di atasi, Aria dan Rio mengikat tubuh mereka tak jauh dari tong sampah tempat mereka menyimpan potongan tubuh korbannya.

"Rey."

Tubuh Rey terhuyung kebelakang karna pelukkan Aster. Gadis itu berlari dan langsung menubruk tubuhnya, tubuhnya gemetar dan terlihat jelas bila Aster sangatlah ketakutan. "Tenanglah, kau sudah aman sekarang." Ucap Rey sambil mengusap punggung Aster dengan gerakkan naik turun, mencoba memberikan ketenangan pada gadis bermarga Jung tersebut

"Ayo pulang, aku lapar." Aster mengangkat wajahnya dan menatap Rey dengan tatapan memohon. Beginilah Aster jika sedang panik dan ketakutan pasti dia akan merasa kelaparan. Rey mendengus geli, dengan gemas dijitaknya kepala coklat Aster. "Dasar kau ini. Baiklah, kaja."

.

.

.

Rey membawa Aster ketempat biasa dirinya nongkrong bersama teman-temannya dan gadis itu tidak menolak. Rey terlalu malas untuk pulang kerumah karna di sana terlalu sepi. Tempat itu adalah sebuah bangunan yang berada di belakang sebuah lapangan basket yang sudah tidak terpakai lagi dan terbengkalai.

Tempat itu mereka jadikan sebagai markas atau rumah kedua jika mereka malas untuk pulang karna sebuah alasan.

Tempat itu hanya memiliki tiga kamar, terpaksa Aria dan Rio saling berbagi kamar. Mereka tidak sudi jika harus satu kamar dengan Jimin maupun Rey mereka tidak ingin mengalami mimpi buruk karna mereka berdua. Jimin yang memiliki sifat mesum akut selalu melakukan permainan solo setiap malammya.

Pemuda itu tak jarang mengeluarkan suara-suara desahan yang begitu mengerikan. Sementara Rey terlalu dingin dan mereka tidak ingin membeku jika terlalu lama berada didekat pemuda itu. Sedangkan Ren pulang karna tidak ingin di marahi ibunya jika tidak pulang.

Di sini mereka sekarang, Rey dan Aster berada di kamar pribadi milik pemuda bermarga Zian tersebut. Berbeda jauh dengan kamar Jimin, kamar Rey begitu rapi dan bersih. Tak ada satu pakaian pun yang berserakan di lantai apalagi bungkus makanan. Dan Rey selalu membuat Aster takjub.

"Mao, kemarilah. Kita obati dulu luka di lehermu." seru Rey yang kemudian di balas anggukan oleh Aster. Maomao adalah panggilan Rey pada Aster sejak mereka masih anak-anak sedangkan Aster memanggil Rey dengan panggilan Rusa.

Aster meninggalkan ambang jendela dan menghampiri Rey yang tengah sibuk berkutat dengan kapas dan alkohol. Rey memang tidak terluka sama sekali, tapi tidak dengan dirinya. Leher Aster sedikit tergores belati milik pria yang menyanderanya

"Aaahh..! Rey sakit." Teriak Aster histeris. Tukk..! "Aaahh..!" Dan sebuah jitakkan keras malah mendarat mulus pada kepalanya

"Bahkan aku belum menyentuhnya." Cibir Rey membuat mata Aster terbuka seketika.

"Benarkah? Hahahah! Maaf, aku terlalu panik sendiri." Rey mendengus geli. Rasanya dia ingin sekali menjitak kepala coklat gadis didepannya ini.

Sejenak , hening menyelimuti kebersamaan mereka berdua. Tak sepatah kata pun keluar dari bibir Aster maupun Rey. Rey tetap sibuk pada pekerjaannya, sementara Aster menatap langit yang tetap terlihat gelap. "Apa kau masih merasa syok?" Tanya Rey mengakhiri keheningan yang tercipta.

Kemudian Aster menurunkan pandangannya dan membuat dua pasang mutiara berbeda warna itu saling bertemu. "Sama sekali tidak, bahkan aku sudah melupakannya. Apa paling tidak mau menyimpan sebuah kenangan buruk yang membuatku terus-terusan dihantui ketahutan. Bukankah lebih baik menyimpan kenangan yang manis saja." Tutur Aster.

"Menurutmu begitu?" Aster mengangguk. "Nah selesai. Kau masih ingin di sini atau pulang?" Tanya Rey memastikan.

"Pulang. Tiba-tiba aku mengantuk dan merindukan kasur super nyamanku. Dan bisakah kita pulang sekarang?" Rey mengangguk.

Melihat mereka bisa akur seperti ini adalah sebuah hal yang sangat langkah. Bagaimana tidak, karna biasanya mereka selalu bertengkar layaknya kucing dan anjing setiap harinya. Tiada hari-hari tanpa pertengkaran dan perdebatan. Dan mungkin saja itu akan menjadi awal yang baik bagi mereka berdua.

🌹🌹🌹

Berada di rumah secara terus menerus tanpa melakukan apapun lama-lama membuat Kris merasa bosan. Sudah lebih dari dua minggu dirinya terkurung di rumah Kahi tanpa sebuah kepastian.

Malam ini contohnya, lagi-lagi Kris harus terjebak di rumah itu tanpa bisa melakukan apapun. Ia sudah sangat merindukan udara luar dan para wanita molek dan sexy yang selama ini selalu menemaninya bersenang-senang. Sudah 14 hari lebih mentimunnya dianggurkan dia itu rasanya membuatnya sangat tersiksa.

Lee yang belum bisa tidur menghampiri putra sulungnya tersebut kemudian duduk bersebelahan dengannya. "Ada apa, Kris? Kenapa wajahmu kusut seperti pakaian belum disetrika begitu?" Tanya Lee penasaran.

Kris mendesah berat. "Pa, memangnya sampai kapan kita akan berada di sini? Aku sudah tidak tahan dan ingin segera pulang." Keluh Kris setengah merenggek

"Berhentilah merenggek seperti bayi, Kris, kita tidak akan pulang sebelum mendapatkan hasil yang bagus. Setidaknya sampai mereka semakin dekat, jadi bersabarlah." Pinta Lee sambil menepuk bahu Kris

"Kenapa tidak langsung kita nikahkan saja, Pa. Itukan akan memberi mereka peluang untuk semakin dekat." Usul Kris asal.

"Nenek setuju dengan usulmu itu, Kris." Sahut nenek Zian yang tiba-tiba muncul di sana.

"OMO?" Dan nyaris saja mereka berdua terkena serangan jantung dadakan. Nenek Zian muncul dengan wajah putih seperti hantu. "Nenek, sebenarnya apa yang kau pakai itu? Kau membuatku hampir jantungan." Amuk Kris sambil mengusap dadanya.

"Dasar cucu ketinggalan zaman, jelas-jelas ini adalah masker wajah. Kenapa masih saja bertanya." Dengan gemas nenek dua cucu itu menjitak kepala cucu sulungnya.

"Iya aku paham itu masker, maksudku untuk apa nenek masih pakai masker. Sampai satu meter juga percuma, kalau sudah keriput yang keriput saja." Cibir Kris yang langsung mendapatkan hadiah jitakan dari nenek Zian. "Aduh! Nenek sakit." Teriak Kris sambil mengusap kepalanya.

"Dasar cucu durhaka. Siapa suruh kau mencibir, Nenekmu, yang super sexy dan bahenol ini. Dibandingkan semua wanita-wanitamu itu jelas lebih kuat, Nenek. Nenek masih cantik dan kuat seperti kuda, bahkan Nenek masih kuat bergulat diatas ranjang selama lima ronde berturut-turut. Kurang apa coba!" Kris merinding sendiri mendengar ucapan neneknya. Beranjak dari duduknya dan pergi begitu saja.

"Nenek mengerikan." Teriak Kris ditengah-tengah langkahnya.

"Zian Kris, sudah bosan hidup kau rupanya. Kembali dan ayo berkelahi dengan nenek jika berani." Tatang nenek Zian api dihiraukan begitu saja oleh Kris. Sedangkan Kahi dan Lee hanya bisa mendengus seraya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Ibu dan putranya.

Kris dan Nenek Zian memang tidak pernah akur. Tak jarang pula mereka berdua terlibat perdebatan yang begitu menggelikan, namun di samping semua itu, mereka saling menyayngi sebagaimana keluarga yang sesungguhnya.

.

.

BERSAMBUNG.

1
Rohimatul Amanah
Luar biasa
EndRu
ada Luhan dan Jessika di sini .. hemmm
EndRu
Aster kok bermarga Xi
Dan typo lain . ada Jian juga. haduh
EndRu
Tiba tiba ada Jia. Jesica
typo Thor 🙏
EndRu
visual Rry pakai eyepact seperti apa ya
EndRu
Drakor nya keren banget
EndRu
sering banget typo Jessika.. terus siapa lagi.itu
EndRu
Rey kayak Ketua mafia ya
EndRu
dijadikan berkedel mereka nanti. beraninya mengusik Rey
EndRu
misal pakai pengawal mungkin lebih aman Rey
EndRu
mbayangin cantik dan nggemesinjya Hanyeon
EndRu
perjuangan Aster luar biasa.
Rey akan selalu merasa bersalah mengingat beratnya perjuangan Aster. berbahagialah sekarang
EndRu
haru begini...
rengekan sang putri akhirnya membuat Naluri seorang Ibu luluh..
keputusan yang tepat Aster.
putrimu berhak tahu siapa ayahnya
EndRu
Nyesek yak
EndRu
mewek aku Kak 😭😭😭
EndRu
baru NGEH..
Choa ternyata laki laki
Ellnara: Choa itu cewek kakak
total 1 replies
EndRu
ini kayaknya nih sengaja deh. ditinggal berdua di rumah biar akur gitu..
EndRu
aria6 mana tahu klo kamu sebenarnya memendam rasa kepada adik tiri mu sendiri Rey
EndRu
Rey ga ambil fotonya Aster nih. kan cakep tuh
EndRu
ini di negeri mana ya?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!