Kayesa terjebak dalam pernikahan semalam demi menyelamatkan nyawa ibu yang sedang terbaring di rumah sakit. Pernikahan dengan laki-laki kaya yang sama sekali tak dikenal Kayesa itu merupakan awal dari penderitaan Kayesa.
Pernikahan semalam membuat Kayesa hamil dan diusir ibu, Kayesa pergi jauh dari kota kelahirannya. Lima tahun kemudian dia bertemu dengan laki-laki ayah anaknya, hanya saja Kayesa tidak mengenalinya. sementara laki-laki itu mengetahui kalau Kayesa wanita yang dinikahinya lima tahun yang lalu.
Bagaimana kehidupan Kayesa selanjutnya, saat laki-laki bernama Zafran mengetahui kalau Kiano merupakan darah dagingnya dan Zafran menginginkan anak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Darmaiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diam-Diam
Part 8 baru
Begitu selesai membersihkan ruangan Zafran. Kayesa ke luar mengantar alat termpurnya ke gudang.
Brak.. Tanpa sengaja Kayesa menabrak seseorang.
"Eh.. Kamu lagi! Kenapa ya setiap kali ketemu kamu. ketiban sial."
Kayesa bertemu lagi dengan wanita yang tadi pagi sempat membulynya. Kayesa tidak membalas makian wanita itu, dia hanya menatap wanita yang sedang berdiri di hadapannya dengan mata melotot.
"Woy! Status kita di sini sama. Sama-sama clearning service, jadi sekarang kita sudah selevelkan," ucap Kayesa mengibaskan tanganya ke wajah wanita itu.
Melihat wanita itu memakai seragam yang sama dengannya. Kayesa merasa punya nyali untuk membela harga dirinya. Sebagai sesama clearning service dia tak akan mau dibuly.
"Ihss! Apa kamu bilang. Selevel." Tiba-tiba teman wanita itu muncul, lengkaplah sudah dua wanita itu bersatu.
"Ayok. Mir! Pergi dari sini. Aku mau muntah lihat wajah kampungannya."
"Yuk La! Cus."
Dua wanita yang bernama Lala dan Mira itu pun pergi meninggalkan Kayesa. Sepeninggalan wanita virus itu, membuat Kayesa bernapas lega.
"Kok ada ya. Manusia-manusia seperti meraka," batin Kayesa seraya kembali melangkah menuju gudang.
"Sudah selesai kerjaanmu?"
Wanita yang tadi memanggil Kayesa untuk menemui Ruhi adalah kepala gudang dan dia juga merangkap menjadi clearning service yang bertanggung jawab dengan kebersihan aula meting, ruang Ruhi dan Rayzad.
"Sudah," jawab Kayesa meletakkan alat kebersihannya di tempat semula.
"Jika kamu butuh sesuatu. Kamu tinggal cari aku ya. Aku bertanggung jawab pada semua clearning service di sini."
"Terima kasih kak Malika," ujar Kayesa, dia menyebut nama wanita itu saat membaca id card yang tergantung dilehernya.
"Nama kamu siapa?" Tanya Malika karena dari tadi ngobrol, dia belum tahu nama lawan bicaranya.
"Kayesa kak! Panggil saja Esa."
"Tak usah panggil aku kakak, panggil nama saja, biar akrab dan kita kayak juga seumuran."
"Baiklah. Aku senang bisa berkenalan dan berteman denganmu," ujar Kayesa menyodorkan tangannya menyalami Malika.
"Kak Malika. Pekerjaan kami sudah selesai." Tiba-tiba Mira dan Lala datang bersamaan membawa alat-alat kebersihan.
"Sekarang tugas kalian membersihkan gudang. Susun rapi alat kebersihan kita." Titah Malika.
Spontan wajah Lala dan Mira berubah mendung. Sementara Kayesa hanya tersenyum sambil melirik keduanya. Tangan Mira terkepal geram saat melihat Kayesa tersenyum penuh kemenangan.
"Awas saja kamu," batin Mira.
"Sebelum gudang ini rapi. Kalian berdua tidak boleh pulang." Ancam Malika.
"Hah! Gudang sebesar ini. Hanya kami berdua." Lala mulai protes.
"Iya! Bukannya tadi saat wawancara, kalian berdua bilang sanggup mengerjakan apa saja. Masa cuman membersihkan gudang, kalian keberatan. Ingat kalian berdua masih dalam masa percobaan. Jika kerjaan kalian mengecewakan. Maka kalian gagal diterima di sini." Panjang kali lebar Malika menjelaskan.
"Tapi dia juga kan. Kak!" Mira menunjuk ke arah Kayesa.
Mira punya rencana jahat pada Kayesa. Dia dan Lala akan membuat Kayesa mengerjakan semuanya. Itu yang ada dipikiran Mira.
Kayesa sedikit kaget saat Mira menunjuknya. Kayesa sebenarnya sudah membaca apa yang ada dipikiran Mira.
"Ini bukan tugas Kayesa. Jadi kalian berdua tidak bisa melibatkannya," ujar Ruhi.
"Tapi dia juga anak baru. Kak." Lala mencoba menjelaskan.
"Sudah! Jangan banyak protes atau tugas kalian saya tambah."
"Ayok! Sa! Kita pergi dari sini."
"Hay! Selamat bekerja," ujar Kayesa tersenyum ke arah Mira dan Lalu, lalu melambaikan tangan dan menjauh mengikuti langkah Malika. Tentu saja Mira dan Lala geram dan kesal.
****
Di ruang briefing.
"Aku sudah menerima wanita itu bekerja di perusahaan kita."
"Bagus. Aku ingin tahu. Apa tujuan dia mau bekerja di sini," ujar Zafran seraya memasukkan laptopnya ke dalam tas.
"Apa tuan masih menginginkannya?"
"Apa menurutmu aku seperti itu?" Zafran balik bertanya.
Ray menarik nafas sejenak. Lima tahun setelah Zafran menikah dengan wanita bernama Kayesa itu. Zafran sudah menghentikan pertualangannya, dia tak pernah terlihat lagi berburu wanita-wanita muda yang dinikahi kemudian diceraikan. Ray tak tahu pasti berapa wanita yang telah dibayar dan dinikahi Zafran hanya untuk satu malam.
"Entahlah," jawab Ray datar.
"Apa kamu pernah lihat. Aku jatuh cinta dan diperbudak wanita. Tidakkan," ujar Zafran terkekeh.
"Apa tuan tidak ingin hidup normal. Punya istri dan anak seperti pasangan layaknya suami istri?"
Pertanyaan Ray menohok ke dada Zafran, lima tahun terakhir ini, dia sudah mati-matian untuk membelenggu nafsu birahi, agar bisa dikontrol dan dia berhasil membuang semua bayangan tentang wanita. Bukan hal gampang bagi Zafran bisa melalui semua itu.
Dari usia dua puluh empat tahun, dia menjadi pemburu wanita, untung saja dia tidak jajan ditempat lokalisasi. Hingga dia terhindar dari yang nama zina. Dengan uang dan kekuasaannya dia bisa memilih wanita muda uang mau dinikahinya, setelah hasratnya tersalurkan wanita itu pun dilepaskan.
Kini usia Zafran sudah mencapai tiga puluh delapan tahun. Kedua orang tuanya tinggal di Jerman, dan tidak pernah tahu sepak terjanng Zafran di tanah air. Zafran tidak tahu apa yang akan dilakukan ayahnya, jika tahu kelakuan bejatnya.
"Itu yang sedang kupikirkan sekarang. Ray! Ayah dan ibu sudah memberi lampu kuning. Jika aku tak menemukan wanita yang cocok dalam tahun ini. Mereka akan menjodohkan ku dengan anak rekan bisnisnya," ujar Zafran seraya meraup habis wajah dengan kedua tangannya.
"Coba saja Tuan dekati Kayesa."
"Apa! Maksudmu clearning service itu?" Zafran menatap Ray intens.
Kalau boleh jujur, ada sesuatu yang beda dengan Kayesa. Delapan wanita yang dinikahi dan dicaraikannya. Hanya Kayesa yang membekas di hati Zafran, sejak malam itu, dia tak bisa melupakan malam pengantin yang lakukannya dengan Kayesa. Zafran sendiri tidak tahu, rasa apa yang sebenarnya melanda hatinya.
Tahun pertama Zafran belum bisa melupakan Kayesa. Bahkan dia sempat menemui Rizwan untuk mencari Kayesa. Pada saat itu Rizwan mengira Kayesa menghilang karena mencuri sesuatu dari Zafran dan kabur. Setelah mendapat kabar dari Rizwad kalau Kayesa pergi entah ke mana, Zafran pun memutuskan untuk melupakan wanita itu.
"Maaf tuan. Jika menurut tuan usulan saya salah," ujar Rayzad.
"Tidak apa-apa. Akan ku pikirkan usulanmu." Zafran menepuk bahu Ray lalu keluar dari ruang meting.
"Mimpi apa aku semalam," batin Ray seraya memegang kepalanya bodoh. Tak pernah Ray melihat Zafran setenang ini menanggapi sesuatu yang menurutnya tidak benar.
"Semoga saja tuan Zafran bisa berubah lebih baik dan lembut." Doa Rayzad dia pun keluar dari ruang rapat.
Sejak perbincangan itu, diam-diam Zafran selalu memperhatikan Kayesa dari layar ponsel yang terhubung ke CCTV di ruangannya, setakat ini, dia belum punya niat bertemu dan bertatap muka dengan wanita yang pernah jadi istri satu malamnya itu.
"Dia terlihat sangat kampungan," gumam Zafran memperhatikan body Kayesa yang sedang mengganti bunga mawar. Zafran tidak bisa jelas melihat wajah Kayesa, karena Kayesa selalu membelakangi kamera cctv.
Zafran menghela nafas panjang. Setelah ditiliknya lama-lama, wanita bernama Kayesa tak ada manarik-menariknya. Biasa saja. Tapi kenapa sekarang jadi pikiran Zafran.
"Apa yang sebenar yang terjadi padaku. Kenapa wanita itu terus saja menghantuiku," batin Zafran berusaha mengibas bayangan Kayesa.
Semakin Zafran ingin melenyapkan bayangan wanita itu, semakin melekat dalam ingatannya. Bahkan kejadian lima tahun lalu, masih jelas dalam ingatan Zafran.
"Aku harus menemukan sosok wanita yang selevel denganku, menikah dan melupakan Kayesa," gumam Zafran lagi.
😅😅😅
Di anggap Adek aja kenapa?
Maeka kan juga baik,kalo gini rasanya kayak ada jarak yang jauh, antara majikan dan pengasuh.