Novel ini di penuhi konflik..
Caroline Betrigh, seorang gadis yatim piatu. Anak satu-satunya Baron Betrigh dan Baroness Berlia. Kedua bangsawan itu telah meninggal saat Caroline umur 5 tahun. Caroline pun yang tumbuh dewasa bersama sang paman. Saat hatinya perlahan mulai terbuka. Caroline menyatakan perasaanya.
Duke Elios pun menolak mentah-mentah perasaan Caroline karna dirinya telah memiliki kekasih. Pada saat Duke Elios mengadakan pertunangan. Caroline yang ingin mencegah sang paman untuk bertunangan akhirnya mengalami sebuah kecelakaan.
Disaat tersadar dari komanya Caroline gadis pendiam, kini berubah menjadi Caroline gadis bar-bar.
Pada saat Caroline mulai menjauh, justru sang Paman mencintainya. Namun hal yang tak di sangka. Caroline justru memilih suaminya dari pada sang Paman.
Caroline.
"Walaupun aku mencintainya, aku memiliki suami. Biarkan aku menjalankan kewajiban ku sebagai seorang istri."
Duke Elios.
"Aku akan menunggu mu, hingga aku tak l
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mati satu tumbuh seribu
"Caroline." teriak seorang laki-laki membuat Caroline terkejut. Kedua pelayan menoleh, mereka saling menatap wajah lesu. Mereka yakin kali ini pasti hukumannya bertambah.
"Nona, Duke Elios." ucap Mia.
Sesangkan Duke Elios lari kecil, ia langsung menarik lengan Caroline dengan kasar. "Apa yang kamu lakukan, hah !" Caroline hanya diam saja, ia menatap lesu ke arah Duke Elios.
"Bisakah Paman tidak ikut campur urusan ku. Bukankah Paman yang menghukum mereka, tapi Paman tidak menjelaskan kesalahan mereka. Kenapa Paman masih kembali, tadi Paman bilang ingin menemui tunangan Paman." ucap Caroline.
"Mia, Kenan aku bebaskan hukuman kalian dan bantu Caroline untuk membersihkan tubuhnya." ucap Duke Elios dengan tegas, lagi pula dirinya juga bingung apa yang terjadi dengan dirinya. Tiba-tiba ia mengkhawatirkan Caroline, ingin mencubit pipinya. Semua itu bukanlah dirinya.
Mia dan Kenan membungkuk, "Terimakasih Yang Mulia." ucap mereka serempak.
"Mari Nona." seru Kenan.
"Tunggu ! percantik dirinya. Aku akan membawanya ke Kota."
Caroline mencolos melongo, "Aku tidak mau, aku hanya ingin di rumah." ujarnya, ia tidak percaya dengan perkataan Duke Elios yang tiba-tiba mengajaknya shoping. Sedangkan kedua pelayan sibuk dalam pikiran masing-masing. Mereka juga tidak percaya, biasanya Caroline lah yang selalu bergelanyut manja dan meminta di temani keluar.
"Baiklah, jika kamu tidak mau. Tunggu saja dirimu sampai bosan di sini." ujar Duke Elios berlalu pergi. "Aku akan menunggu mu, tiga puluh menit." sambungnya lagi seraya melanjutkan langkahnya.
"Ayo nona, ini kesempatan baik untuk nona keluar."
"Tapi kalian harus ikut, kita buat Duke bangkrut." ucap Caroline dengan antusiasnya.
"Nona, mau belanja setengah Ibu Kota pun tidak akan membuat Yang Mulia miskin. Nona kan tau, kekayaan Yang Mulia Duke separuh dari Kekayaan Baginda Kaisar." ucap Kenan.
Sejenak Caroline berfikir, jika Duke Kaya ia bisa belanja sepuasnya. Meminta ini dan meminta itu, pastilah Duke akan menurutinya. Apa lagi tubuh yang ia tempati, memudahkan dirinya menguras semua kekayaan Duke.
Caroline tertawa lepas membuat kedua pelayan di sampingnya bergidik ngeri.
"Ayo," ucap Caroline sambil menggandeng kedua lengan pelayan itu.
20 menit kemudian.
Caroline telah selesai mandi dan berias, hanya rambutnya yang belum tertata rapi. Dengan cepat Caroline menyisir rambutnya secara kasar. Kenan dan Mia pun langsung menghentikan tingkah Caroline, bisa-bisa rambut Caroline yang dulu di urus sedemikian rupa langsung rusak hanya sekali sisir.
"Nona jangan seperti ini. Rambut nona bisa rusak."
"Huh, kalian ingin tau. Aku tidak suka rambut ini. Terlalu panjang, bahkan aku ingin memotongnya." ucap Caroline, ia merampas kembali sisir di tangan Mia.
Caroline kembali menyisir rambutnya, setelah di rasa sudah cukup. Ia menarik kedua tangan Kenan dan Mia.
"Paman." teriak Caroline melihat kanan kiri. "Apa Paman sudah pergi ya?" Caroline menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia ingin kembali masuk tapi di hentikan oleh suara datar.
"Siapa yang meninggalkan mu? ayo." ucap Duke Elios dengan langkah santai menaiki keretanya.
"Kenapa hanya ada satu kereta? kereta untu ku dimana?" tanya Caroline.
"Kereta mu rusak, mau ikut tidak. Ya sudah., Kusir.."
"Tunggu Paman," Akhirnya Caroline pasrah, mau tidak mau ia menaiki kereta itu. Caroline duduk berhadapan, ia membuang mukanya melihat ke arah luar jendela.
Duke Elios tidak memperdulikan itu, ia hanya menggelengkan kepalanya. Caroline yang ia kenal dulu sangat menjaga kelembutan dan kebangsawanannya, tapi setelah melihat Caroline hari ini. Ia sedikit takut, Caroline berubah menjadi gadis bar-bar. Sifat gadis yang tidak pernah ia sukai, tapi setelah melihat Caroline hari ini. Ada rasa senang di hatinya. Sifat Caroline yang suka memberontak membuatnya sedikit terhibur.
Ada apa dengan dia, kenap senyam senyum sendiri. Ih, jangan-jangan kereta ini ada penghuninya.
"Caroline, nanti malam ada pesta di istana. Apa kamu bisa hadir?"
"Entahlah," jawab Caroline acuh. Ia tidak ingin seperti yang ada di novel-novel. Harus berpura-pura baik, menjaga sopan santun dan segala macam. Bagaimana jika ada tubuhnya yang gatal, kan tidak mungkin ia bertahan.
"Apa Caroline ingin berangkat dengan Paman?"
"Tidak, semua bangsawan pasti menyangka. Caroline masih mencintai Paman. Lagi pula mati satu tumbuh seribu."
"Apa maksud mu mati satu tumbuh seribu?" tanya Duke Elios, ia tidak pernah mendengarkan kata-kata seperti itu.
Caroline memutar bola matanya, ia mengabaikan perkataan Duke Elios.
jujur saja, terlalu berputar2 alurnya semakin kesini. menjadi kerumitan dan MC ceweknya lebih ke lemah karakternya jadinya.
yg tadinya baca novel jadi berasa nonton sinetron.
tpi aku masih mau baca, tergimana dong.
tanggung jawab nich yg bikin cerita.
sukses terus Thor ♥️🔥
kenapaa harus pergi/Sob//Sob//Sob//Sob/