NovelToon NovelToon
Tangisan Istri Muda

Tangisan Istri Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Lari Saat Hamil / Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Erna BM

Pernikahan Arya dan Ranti adalah sebuah ikatan yang dingin tanpa cinta. Sejak awal, Arya terpaksa menikahi Ranti karena keadaan, tetapi hatinya tak pernah bisa mencintai Ranti yang keras kepala dan arogan. Dia selalu ingin mengendalikan Arya, menuntut perhatian, dan tak segan-segan bersikap kasar jika keinginannya tak dipenuhi.

Segalanya berubah ketika Arya bertemu Alice, Gadis belasan tahun yang polos penuh kelembutan. Alice membawa kehangatan yang selama ini tidak pernah Arya rasakan dalam pernikahannya dengan Ranti. Tanpa ragu, Arya menikahi Alice sebagai istri kedua.

Ranti marah besar. Harga dirinya hancur karena Arya lebih memilih gadis muda daripada dirinya. Dengan segala cara, Ranti berusaha menghancurkan hubungan Arya dan Alice. Dia terus menebar fitnah, mempermalukan Alice di depan banyak orang, bahkan berusaha membuat Arya membenci Alice. Akankah Arya dan Alice bisa hidup bahagia? Atau justru Ranti berhasil menghancurkan hubungan Arya dan Alice?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erna BM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 𝟏𝟑

Beberapa bulan setelah kejadian itu, hidup Arya berubah drastis. Perusahaan yang ia bangun dengan susah payah selama bertahun-tahun kini ambruk. Teman yang ia percayai sepenuhnya menipunya, membawa lari investasi besar yang seharusnya menjadi penopang utama perusahaannya.

Bahkan rumah yang ditinggali Ranti dan anaknya tak luput dari penyitaan. Kini, Arya benar-benar tak memiliki apa-apa.

Di sebuah kontrakan kecil di pinggiran kota, Arya duduk termenung di ruang tamu bersama Alice. Kontrakan itu sederhana, hanya memiliki dua kamar dengan perabotan seadanya. Alice, yang biasanya ceria, kini terlihat murung. Gadis itu duduk di samping Arya, mencoba menyembunyikan kekhawatirannya.

“Mas, kita akan baik-baik saja, kan?” tanya Alice pelan, meskipun ia tahu jawabannya tidak sesederhana itu.

"Alice, aku mau tanya sesuatu sama kamu," ucap Arya. "Kita sekarang sudah terpuruk. Perusahaan hancur. Bagaimana denganmu. Kalau kamu ingin mencari yang dapat membuatmu bahagia, aku pasrah. Karena sekarang aku mau melamar kerja menjadi kuli atau pun supir. Aku takut kamu menderita karena hidupmu kekurangan"

Arya menatap Alice, mencoba tersenyum walau hatinya hancur.

Alice menghela nafas dalam. Pikirannya melayang ke pria yang sudah menjadikannya pengantin. Pria paru baya dengan satu gigi emasnya. Kekayaannya memang melimpah. Memiliki tanah berhektar-hektar. Namun hati kecil Alice tersiksa karena tidak mencintai pria itu 

Tapi sosok pria seperti Arya, entah kenapa hatinya dapat tertaut ke hati Arya. "Mas... Seterpuruk apa pun kamu, aku tetap ikut kamu. susah senang kita hadapi bersama. Karena aku mencintaimu Mas... "

 “Kita pasti bisa melewati semua ini Alice. Aku janji, aku akan bangkit lagi.”

Namun, dalam hati Arya, ia tahu janji itu sulit untuk ditepati. Utang masih membayanginya, dan peluang untuk kembali ke dunia bisnis sangat kecil. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pun terasa berat.

Sementara itu, di tempat lain, Ranti menghadapi kenyataan yang tidak kalah pahit. Ia dan anaknya kini tinggal di rumah kos sederhana, jauh dari kenyamanan yang dulu mereka miliki. Ranti, yang selama ini hidup bergelimang kemewahan, harus berjuang mencari pekerjaan untuk menghidupi dirinya dan kedua anaknya. .

Ranti merasa marah dan kecewa, bukan hanya kepada Arya, tetapi juga pada dirinya sendiri. Hidupnya terasa hancur, dan ia tidak tahu harus mulai dari mana.

Suatu hari, Ranti memutuskan untuk menemui Arya. Ia datang ke kontrakan kecil itu, membawa anak mereka. Shela dan Dela yang tampak bingung melihat kondisi ayahnya.

"Arya," kata Ranti saat Arya membuka pintu. Wajahnya terlihat lelah, tapi amarah yang dulu memenuhi hatinya sudah mereda. "Aku ingin bicara."

Arya mengangguk, mempersilakan Ranti masuk. Alice, yang sedang berada di dapur, langsung keluar saat melihat mereka. Ia hanya menatap Ranti dan kedua anaknya dengan canggung, lalu kembali masuk ke dalam kamar. 

Ranti duduk di kursi kayu yang sudah mulai reyot, sementara Arya duduk di depannya. Suasana canggung melingkupi mereka, sampai akhirnya Ranti membuka suara.

"Kita sudah kehilangan segalanya, Arya," kata Ranti pelan, suaranya penuh kepahitan. "Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana kamu bisa membiarkan ini terjadi?"

Arya menunduk, mengusap wajahnya yang lelah. "Aku tidak tahu, Ranti. Aku terlalu percaya pada orang yang salah. Aku pikir aku bisa menjaga semuanya, tapi aku gagal."

Ranti terdiam. Matanya mulai berkaca-kaca. "Dan sekarang? Apa rencana kamu? Apa kamu akan terus seperti ini?"

Arya menghela napas. "Aku sedang mencari pekerjaan. Aku tahu ini tidak mudah, tapi aku tidak akan menyerah. Aku harus bangkit, bukan hanya untuk diriku sendiri, tapi untuk Alice yang sedang hamil, dan juga Dela dan shela, dan juga kamu."

Ranti terkejut mendengar kata-kata itu. Ia menatap Arya, mencoba mencari kebohongan di wajahnya, tapi tidak menemukannya. Untuk pertama kalinya dalam pernikahannya, ia melihat ketulusan di mata Arya.

"Bisakah kamu meninggalkan Alice? demi kita, demi rumah tangga kita, Anak-anak kita. Supaya kamu bisa menerima suntikan dana dari Mike" Suara Ranti berbisik. 

"Aku tidak bisa meninggalkan Alice, terlebih ia sekarang sedang hamil tua. Rasanya tidak manusiawi untuk aku tinggalkan," jawab Arya menunduk. 

"Kalau itu kemauan ku, aku tidak bisa apa-apa. Tapi, apa kamu tidak kasihan sama anak-anakmu? Hidup menderita, tinggal di kamar kos yang kecil"

Suasana hening beberapa saat sebelum Shela tiba-tiba berbicara. "Papa, aku kangen rumah kita yang dulu," katanya polos.

Arya menatap anaknya, hatinya terasa perih. Ia mengusap kepala Shela dengan lembut. "Papa juga Nak. Tapi sekarang, kita harus belajar menerima keadaan. Kita akan bangkit bersama-sama. Kamu bersabar yah... "

Meskipun masih ada rasa pahit di hati Ranti, ia tahu hanya ada satu jalan ke depan, yaitu memaksakan dirinya berdamai dengan keadaan dan bekerja sama dengan Arya untuk membangun kembali hidup mereka. Meskipun itu berarti harus menerima kehadiran Alice dalam kehidupan Arya Walau pun itu sulit. 

"Arya, aku dan anak-anak tidak ada tempat tinggal untuk besok. Aku tidak ada uang untuk membayar kos. Kamu pun tidak ada uang. Seandainya kami boleh tinggal disini"

Arya tidak langsung menjawab. Ia diam sesaat. "Tapi kamu tidak buat keributan dengan Alice kan?"

"Yah, aku tidak akan buat keributan, kalau begitu aku pulang kos dulu. ambil barang-barangku. Sebentar lagi aku balik," ucap Ranti.

Sepeninggal Ranti, maka Arya termenung. Lalu ia berdiri melangkah pergi ke rumah Mike kakaknya. Siapa tahu Mike bisa bantu, pikirnya. Ia harus bicara langsung dengan Mike. 

Arya duduk di ruang tamu rumah mewah Mike, kakaknya. Sebuah dokumen laporan keuangan perusahaan tergeletak di meja, menjadi saksi bisu betapa berat beban yang Arya pikul. Perusahaan yang ia bangun dengan susah payah berada di ambang kehancuran. Satu-satunya harapannya kini adalah Mike, yang terkenal sukses di dunia bisnis.

"Jadi, kamu ingin aku bantu menyuntikkan modal?" Mike bertanya dengan nada dingin, menyesap kopinya perlahan.

"Iya, Mike. Perusahaan ini satu-satunya warisan yang tersisa dari perjuanganku selama ini. Aku hanya butuh waktu untuk bangkit," Arya menjelaskan dengan nada penuh harap.

Mike tersenyum tipis, tatapannya menusuk. "Aku bisa bantu. Tapi ada syarat."

Arya menegakkan tubuhnya, siap mendengar. "Apa pun syaratnya, aku akan lakukan."

Mike meletakkan cangkir kopinya dengan hati-hati, lalu berkata, "Aku ingin kamu meninggalkan Alice."

Kata-kata itu seperti petir di siang bolong. Arya membelalakkan mata, sulit mempercayai apa yang baru saja ia dengar. "Apa maksudmu, Mike?"

"Kamu tahu aku nggak pernah setuju dengan pernikahanmu dengan gadis itu. Alice nggak pantas buatmu. Dia hanya membebani hidupmu. Kalau kamu mau bantuanku, ceraikan dia," jawab Mike dengan nada tegas, tanpa sedikit pun keraguan.

Arya terdiam, mencoba mencerna permintaan itu. Tentu saja permintaan itu sangat berat untuk Arya Terima. Ia tahu, sejak awal Mike tidak menyukai Alice, istri keduanya yang jauh lebih muda. Namun, Arya tidak pernah menyangka bahwa kebencian Mike akan sampai sejauh ini. Pikirannya berputar sejenak, jawaban apa yang harus ia lontarkan ke Mike. Mungkinkah aku akan tinggalkan Alice untuk masa depanku, yang sebenarnya aku tidak mau terpuruk hanya karena perempuan

1
Vhieendriee Qubil
ceritanya bikin penasaran ,,, btw kasian bgt si Alice disangka pelakor padahal dia tidak tau laki2 yang menikah dngannya sudah beristri
Soraya
bukannya Alice dh pergi ya, trus Arya juga bodoh masih percaya aja sm Helena mike juga kakak nya kok diem aja adiknya dijahatin
Ina Karlina
ya Alice pergilah jangan memaksa kan diri hidup dengan orang yg berhati jahat..dan s Arya juga ga jelas
Ina Karlina
Alice kenapa kamu tidak pergi saja
Soraya
gak masuk akal thor masa langsung hamil lagi
Ina Karlina
huh dasar laki laki oon
Soraya
Helena menjerumuskan Arya pdhal Arya adlah adiknya walaupun cuma adik ipar
Soraya
knpa Alice gak nelpon suaminya sih
Ina Karlina
Duh kasian sekali nasibnya Alice di bohongin laki laki yang dia anggap pahlawan..ini yang salah siapa coba
Soraya
ku mampir thor
Bayangan Cinta: Terima kk sudah mampir/Pray/
total 1 replies
Khusnul Fatonah
baru kali ini Nemu cerita yg masih ori belum ada yang baca/Smile/
Bayangan Cinta: iya kak, baru hari ini update/Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!