NovelToon NovelToon
Paman, Aku Mencintaimu

Paman, Aku Mencintaimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Office Romance / Enemy to Lovers
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: khayalancha

Tari Sukma Dara (24 Tahun) tidak tahu kalau sebuah kunjungan dari seseorang akan merubah nasibnya. Kehidupannya di Bandung sangat tenang dan damai, Ia tinggal di rumah tua dan membuka “Toko Bunga Dara”. Namun hari itu semua berubah, seorang perempuan bernama Tirtamarta Kertanegara mengatakan bahwa Ia adalah cucu kandungnya. Ia harus ikut ke Jakarta dan belajar dengan pamannya untuk menjadi penerusnya.
Gilang Adiyaksa (30 Tahun) tentu saja marah saat Tirtamarta yang Ia anggap seperti Ibunya sendiri mengatakan telah menemukan darah dagingnya. Tapi Ia tak bisa melakukan apapun, Ia hanya seorang anak angkat dan sekarang Gilang membimbing Tari agar menjadi cukup pantas dan apabila Tari tak cukup pantas maka Gilang akan menjadi penerus Kertanegara Beauty. Gilang membuat rencana membuat Tari percaya padanya lalu membuatnya hancur.

Hanya satu yang Gilang tidak rencanakan, bahwa Ia jatuh cinta pada keponakannya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khayalancha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 - Meninggalkan Rumah dan Cinta

Langit Bandung berwarna kelabu. Awan tebal menggantung rendah di atas rumah tua yang berdiri kokoh di Jalan Buah Batu, seolah tahu bahwa hari ini adalah hari perpisahan.

Tari berdiri di depan lemari tuanya, memeriksa kembali isi koper kecil yang akan ia bawa ke Jakarta. Pakaian yang ia pilih sederhana, seperlunya saja. Sisanya akan menyusul nanti jika ia memang benar-benar menetap di sana. Satu rak di atas lemari berisi kotak kecil penuh surat-surat, kartu ucapan dari pelanggan, dan kenangan lama yang tak bisa ia bawa namun berat untuk ditinggalkan.

Di luar kamar, terdengar suara celoteh bayi.

“Tariii… atuh, ini Bima nyariin!” suara Aline menggema lembut di lorong rumah.

Tari keluar dari kamar, dan menemukan sahabatnya berdiri di ruang tamu dengan menggendong Bima—bayi mungilnya yang pipinya selalu merah muda seperti apel segar.

“Bima nyariin Tanye Tari terus,” ujar Aline sambil menggoyang tubuh bayinya.

Tari tersenyum, menyambut dan mengelus kepala Bima. “Kangen ya sama Tante Tari?”

Bima tertawa kecil sambil mencengkeram jari Tari dengan tangan mungilnya. Kehangatan mengalir pelan dalam dada Tari, seperti pelukan yang diam-diam ia butuhkan.

Tak lama, terdengar suara ketukan lembut di pintu kayu depan.

Tari membukanya dan menemukan Rayhan berdiri di sana, mengenakan jaket parasut dan ransel kecil di punggungnya. Senyumnya hangat, seperti biasa, namun ada gurat letih di sudut matanya yang belum sempat hilang.

“Boleh masuk?” tanyanya.

Tari mengangguk. “Masuklah, Han. Aline di dalam.”

Rayhan melangkah masuk dan langsung disambut oleh Aline yang meletakkan Bima di atas karpet bersama mainan plastik warna-warni. “Akhirnya muncul juga, Pak Ahli Tanaman. Dari Medan bawa oleh-oleh nggak?” canda Aline sambil menepuk pundaknya.

“Cuma bawa kabar dan capek,” Rayhan tertawa pelan, lalu matanya melirik ke arah Tari sebentar. Hanya sebentar.

Tari dan Rayhan sudah berteman sejak SMA, tapi sekarang… ada sesuatu yang menggantung di antara mereka. Sesuatu yang tidak diucapkan, namun sangat nyata.

Mereka duduk di ruang tamu Tari, yang penuh dengan aroma khas bunga segar dari toko. Sofa lama berlapis kain krem, meja kayu bulat dengan taplak renda, dan rak buku tua menciptakan suasana yang akrab dan hangat.

Aline menyeduh teh dan membawa camilan ke ruang tamu, lalu duduk sambil memangku Bima. “Jadi, kenapa ini kayak orang asing. Butuh nyanyi lagu juicy luicy gak aku?” godanya sambil tersenyum. “Dahulu ku mengenalmu paling”

Tari tertawa canggung berusaha bersikap baik-baik saja. “Mau nyanyi berapa album?”

Rayhan menatap Tari sesaat. “Aku baru tahu soal kamu dan Jakarta. Dari Aline tadi pagi.”

Tari mengangguk pelan. “Iya. Semua kejadian ini… terlalu cepat.”

“Gila ya. Dari toko bunga langsung ke perusahaan kosmetik raksasa.” Rayhan mencoba bercanda, tapi nada suaranya tak bisa menyembunyikan guncangan. “Benar juga kata Aline, kok jadi Asing.”

Tari menatap mereka berdua bergantian, “Jangan duet nyanyi kalian. Udah cukup ya kejutan minggu ini.”

Aline mencubit kaki Rayhan ringan. “Lagian Han, kamu tuh harus belajar mengapresiasi keberuntungan orang.”

Rayhan mengangkat tangan. “Aku bukannya nggak dukung. Aku cuma… kaget. Tari dan toko bunganya itu… seperti satu kesatuan. Nggak kebayang aja kalau dia pindah.”

Tari menatap cangkir tehnya. “Aku juga nggak kebayang. Tapi ini satu-satunya cara untuk nyelametin toko. Aku nggak bisa biarin tempat ini tenggelam begitu aja.”

Rayhan diam beberapa saat. Lalu ia berkata pelan, “Toko ini penting. Tapi kamu juga penting, Tar. Kamu yakin di sana kamu bakal jadi… kamu yang sekarang?”

Tari mengangkat wajahnya dan menatap Rayhan dalam. Tatapan mereka bertemu—bukan tatapan biasa. Ada perasaan yang tak mereka ucapkan sejak lama.

“Aku nggak tahu, Han. Tapi aku harus coba. Setidaknya… untuk tahu aku nggak menyerah.”

”Kamu tahu, aku bisa bantu.”

“Dengan menjual tanah untuk bisnis hidroponikmu? Enggak. Dan jangan dibahas lagi.”

Mereka saling diam. Aline memeluk Bima lebih erat, merasa seperti tamu dalam pertemuan dua hati yang pernah saling dekat namun tak pernah benar-benar bersatu.

“Siapa yang bertanggung jawab atas toko bunga ini selama kamu gak ada?” Tanya Rayhan.

“Santi, dan aku minta tolong Aline untuk mengecek seminggu sekali.”

Tari bangkit, berjalan ke rak di samping jendela, lalu menarik sebuah foto dari bingkai kecil—foto mereka bertiga saat SMA, masih berseragam, tertawa di pinggir danau saat study tour.

“Dulu kita pikir kita bakal selalu bareng. Tapi ternyata hidup punya arah masing-masing,” gumam Tari.

Aline tersenyum kecil. “Mungkin nggak selalu bareng, tapi kita tetap saling dukung.”

Rayhan menatap foto itu. “Kita pernah janji buat buka tempat usaha bareng. Kafe dan toko bunga. Kamu yang dekorasi, aku yang bikin kebun hidroponik di atapnya. Aline yang bagian promosi.”

Mereka tertawa pelan. Impian lama itu begitu nyata dalam ingatan mereka, namun kini terasa jauh.

Rayhan menoleh pada Tari. “Kalau kamu berangkat, janji ya… jangan lupa pulang.”

Tari mengangguk, air matanya mulai mengambang. “Aku nggak akan lupa. Bandung… selalu rumah.”

Mata mereka bertemu sekali lagi. Kali ini lebih lama. Dalam keheningan itu, ada tatapan yang mengatakan lebih banyak dari kata-kata. Tatapan penuh penghargaan, penyesalan, harapan… dan cinta yang terlalu lama disimpan.

Tari tahu, Rayhan adalah bagian dari hidupnya yang tidak bisa ia bawa ke Jakarta. Dan mungkin memang begitu seharusnya. Ada cinta yang tidak harus dimiliki, cukup dikenang sebagai sesuatu yang indah dan tulus.

Menjelang sore, mobil hitam dari Jakarta tiba. Sopir mengetuk pagar dan menurunkan bagasi kosong untuk menjemput koper Tari. Waktu benar-benar tiba.

Tari berdiri di depan pintu rumahnya, menatap bangunan yang selama ini menjadi pelindungnya. Ia memeluk Aline lebih lama kali ini. “Jaga diri, jaga Bima. Dan kalau aku stres di Jakarta, kamu tahu harus ngirim apa.”

Aline tertawa kecil, suaranya parau. “Pisang molen dan video Bima joget.”

Tari beralih ke Rayhan. Mereka hanya berdiri diam beberapa detik.

“Aku nggak pernah berani bilang ini,” ucap Rayhan pelan. “Tapi kamu tahu kan… aku peduli sama kamu.”

Tari mengangguk. “Aku tahu. Aku juga.”

Tak ada pelukan. Hanya genggaman tangan yang lama dan erat. Genggaman dua orang yang terlalu saling mengerti untuk sekadar diucapkan.

Tari melangkah masuk ke dalam mobil. Sopir menutup pintu, dan kendaraan perlahan menjauh.

Dari jendela belakang, Tari menoleh. Aline berdiri mengangkat Bima tinggi-tinggi, melambaikan tangan kecilnya. Rayhan berdiri di samping, tak bergerak, hanya menatap.

Mata mereka bertemu sekali lagi—dan untuk terakhir kalinya hari itu, Tari tersenyum.

Bandung tertinggal di belakang. Dan Tari mulai melangkah ke dunia yang sama sekali baru.

1
Rendi Best
lanjutkan thor🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!