Nama: Alethea Novira
Usia saat meninggal: 21 tahun
Kepribadian: Cerdas, sinis, tapi diam-diam berhati lembut
Alethea adalah seorang mahasiswi sastra yang memiliki obsesi aneh pada novel-novel tragis, alethea meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil yang di kendarai supir nya , bukan nya ke alam baka ia malah justru bertransmigrasi ke novel the love yang ia baca dalam perjalanan sebelum kecelakaan, ia bertransmigrasi ke dalam buku novel menjadi alethea alegria
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agya Faeyza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sepertinya aku lapar
Malam merayap pelan, membawa hawa dingin dan kekhawatiran yang makin pekat. Di kediaman keluarga Alegria, lampu masih menyala terang. Tidak ada satu pun anggota keluarga yang bisa memejamkan mata. Para pelayan lalu lalang, suara telepon tak henti-henti berdengung, dan kabar baik belum juga datang.
Kini, bukan hanya keluarga inti yang panik. Seluruh keluarga besar Alegria—paman, bibi, bahkan sepupu dari luar kota—mulai berdatangan. Kecemasan mereka bukan tanpa alasan: Princess Algeria belum juga ditemukan. Hilangnya sang putri membuat keluarga Alegria benar-benar di ambang keputusasaan.
Ares duduk di sudut ruang tamu, wajahnya tertutup kedua tangan. Aryan mondar-mandir di lorong, sesekali menendang kursi dengan frustasi. Arvel, yang biasanya tenang, kini duduk memandangi layar ponsel kosong, menunggu kabar yang tak kunjung datang.
Namun mereka semua tidak tahu—di tempat lain, Alethea tertidur pulas di ranjang Bryan, teman kakak nya yang menolong nya di saat ia tersesat.
***
Sementara itu, Papa Bram mulai kehilangan kesabaran.
Papa Bram: (membanting menggebrak meja)
“Kalian bilang putri ku aman! Kalian bilang ada yang mengawasinya! Mana tanggung jawab kalian sekarang?!” menjaga satu orang saja kalian tak bisa , apa saja kerja kalian selama ini hah ??....
seno (orang kepercayaan papa bram): (menunduk, gugup)
“Maaf, tuan… Kami tidak menduga nona Alethea bisa keluar tanpa sepengetahuan kami…”
Papa Bram:
“Dia hilang ingatan! Mustahil dia bisa pulang sendiri! Kalau sesuatu terjadi padanya, kalian semua tanggung akibatnya!”
Ares: (mengangkat kepala, matanya merah)
“Kalau sesuatu terjadi padanya… aku akan mencari siapapun orang yang ada di balik ini semua terjadi , sampai ke lubang semut pun , tak akan ku biar kan dia lolos begitu saja.”
Aryan: (berdiri mendekati Papa Bram)
“Kita harus berpikir jernih pa. Mungkin… dia baik-baik saja saat ini , kita harus percaya kalau princes Alegria kita tak selemah yang kita bayangkan selama ini , meski kita menganggapnya seperti anak kecil , tapi aku percaya Alethea bisa menjaga dirinya sendiri pa "....
Arvel: (pelan)
“Atau… mungkin dia tengah bersembunyi sekarang .”
papa Bram (mengacak rambut nya) : bagaimana papa bisa berpikir jernih sedangkan adik kalian berada di luar dan tak ada satu pun yang tau dimana keberadaan nya ," ....
***
Di tengah malam yang sunyi, Bryan berdiri di depan jendela apartemennya, menatap lampu-lampu kota. Di baliknya, Alethea masih tertidur, wajahnya damai meski ingatannya hilang. Bryan memandang wajah damai Alethea yang sedang tidur ,
Ia tahu, ada kisah besar di balik musibah yang menimpa nya saat ini .
setelah setengah jam tertidur Alethea pun bangun karna merasa badan nya lengket , dengan setengah mata terpejam dia pergi ke kamar mandi yang berada di kamar Bryan , setelah selesai mandi ia baru sadar jika itu bukan kamar mandi nya ,
Alethea (mengetuk kepala nya pelan) ; dasar bodoh , kenapa tak melihat sekeliling dulu tadi sebelum masuk kamar mandi , sekarang aku pakai apa ?? Apa aku pakai handuk yang ada di kamar mandi ini saja ?? huh dasar alethea bodoh ga di dunia nyata ga didunia fiksi masih aja ceroboh, dari pada tidak sama sekali bodo amat lah pakai ini aja ",
Usai mandi, Alethea melilitkan handuk di tubuhnya, uap dari kamar mandi masih menggantung di udara. Ia membuka pintu kamar perlahan, menengok keluar dengan hati-hati. Sunyi. Tidak ada seorangpun disana , Hanya suara detak jam dinding dan gemerisik AC yang pelan.
Matanya menelusuri setiap sudut kamar yang asing namun terasa hangat. Interiornya elegan dan tertata rapi—terlalu rapi untuk sebuah tempat yang bukan miliknya. Ia tak tahu kenapa Bryan membawa nya ke apartemen bryan , Tapi entah kenapa… ia merasa aman.
Perlahan, Alethea berjalan menuju walk-in closet yang pintunya sedikit terbuka. Ia mendorongnya, dan seketika matanya membesar. Deretan pakaian tergantung rapi, pakaian dengan berbagai kemeja dan kaos oblong ,
Alethea pun mengambil satu kemeja yang tergantung di atas dengan perlahan ia memakai nya dan ia hanya mengenakan hots pant yang dia pakai sebelum nya untuk dalaman rok sekolah nya .
Alethea ( merentangkan tangan nya) ; kemeja ini terlalu besar untuk badan ku yang mungil ini , tapi tak apalah dari pada ngga sama sekali, ntar kalau udah di mansion Alegria tinggal aku cuci dan pulangin deh kepemilikannya lagi ," .
Alethea: (pelan memegang perutnya yang keroncong ) : perut ku mulai terasa lapar , sepertinya aku harus mencari makanan , sebelum pulang aku harus mengisi perut ku dengan sesuatu yang bisa mengenyangkan untuk saat ini .
setelah bersiap dengan pakaian nya , ia pun mencari bedak dan liptint nya yang selalu ia bawa di dalam tas nya , kebiasaan di dunia nyata yang selalu membawa bedak dan liptint kemanapun tak hilang sampai saat ia berada di dunia fiksi .
Setelah terlihat lebih fresh dia pun segera keluar dari kamar dan turun mencari dimana Bryan , setelah sampai di ruang tamu ia menemukan Bryan yang tengah bersandar di sofa sembari memegang ponsel nya ,
setelah mendengar langkah kaki menuju ke arah nya ,
Bryan pun menoleh ke arah alethea mengernyit alis nya keatas ; "bukan kah dia terlalu imut untuk gadis kecil sepertinya" pikir Bryan dalam hati .
bryan (menaruh ponsel nya di atas meja sambil memandangi alethea dari atas ke bawah ): "kau sudah bangun ??" ...
Alethea (menggaruk kepala nya yang tak gatal); " ia aku baru bangun, aku sepertinya lapar hehe"
bryan( tersenyum tipis sekali dan segera bangkit ); "ayo ke dapur aku sudah menyiapkan makanan untuk mu".
Alethea( mengikuti Bryan dari belakang) ; aku akan mengikuti mu dari belakang ".
Langkah Alethea pelan saat menyusuri lorong menuju dapur. Begitu memasuki ruangan itu, aroma masakan yang hangat langsung menyambutnya. Matanya membulat, bibirnya sedikit terbuka, dan—tanpa sadar—air liurnya hampir menetes. Di meja sudah tersaji nasi hangat, ayam teriyaki, cah kangkung dan dua mangkuk sup bening.
Bryan melihat ekspresi Alethea lalu tertawa pelan.
Bryan:
“Haha… kamu lucu sekali. Belum makan dari kemarin, ya?”
Alethea tersipu malu, tapi tak bisa menyembunyikan tatapan menginginkannya pada makanan itu.
Bryan: (sambil menarik kursi)
“Duduk aja. Makan dulu, baru mikir soal yang lain.”
Alethea duduk perlahan, masih merasa sungkan. Tapi begitu Bryan duduk di seberangnya dan tersenyum hangat, rasa canggungnya mulai luntur. Ia mengambil piring dan nasi di atas nya dengan lauk di atas meja , ia makan dengan lahap seolah baru mendapatkan makanan setelah lama tak makan , Sesekali ia mencuri pandang ke arah Bryan, seolah berterima kasih lewat tatapannya. Mereka duduk berhadapan, dalam diam yang nyaman. Tidak ada yang memaksa mereka bicara, tapi kehadiran satu sama lain cukup untuk mengisi ruangan itu.
Bryan (menatap alethea yang tengah makan dengan lahap);“Kamu pasti kelaparan ya ? Aku nggak pandai masak , jadi aku memesan makanan dari luar, aku tak tau seleramu seperti apa , jadi aku hanya memesan ini?”
Alethea: (tersenyum, suaranya pelan)
“ tak apa-apa , Ini enak… Terima kasih, Bryan.”
Bryan: (mengangguk ) ; "sama-sama , setelah ini aku akan mengantarkan mu pulang , semua keluarga mu sudah menghawatirkan mu di kediaman Alegria , oh ya ini ponsel mu sudah aku isi daya baterai nya jadi bisa di pakai sekarang".
Alethea (mengambil ponsel nya di tangan bryan); " sekali lagi terima kasih Bryan atas kebaikan mu , aku akan menelpon keluarga ku setelah makan agar mereka tak menghawatirkan ku "...
setelah beberapa saat mereka pun selesai makan , Alethea pun memberes meja dan menaruh piring di tempat cucian piring , ia mencepol rambut nya keatas dan memakai celemek , ia pun mulai mencuci piring bekas makan nya dan bryan , sedangkan Bryan mengelap meja , Bryan melirik ke dapur melihat Alethea yang sedang mencuci piring , ia tersenyum tipis ,
" ternyata dia bisa juga mencuci piring , aku pikir dia hanya gadis manja yang hanya bisa merengek ".... Pikir bryan
Tpi saya mw sedikit berkomentar, saya membaca novel kk karna tertarik membaca sinopsisnya.
Tapi menurut saya, percakapan ringannya terlalu banyak, membuat pembaca cepat bosan. Coba kakak kurangi percakapan2nya, tpi lebih menggambarkannya aja dan alur konfliknya buat lebih dalam kata2nya.
Terus penggambaran tokohnya agak kurang menjalankan perannya. seperti papa bram( kaya, hebat, punya banyak pengawal) tpi knapa anaknya kurang terjaga, gk ada pengawal yg memantauan dari dekat/jauh.
Arvel ( berjanji mau jaga adeknya di sekolah) tpi gk tw adek tersesat, pergi menyelatkan Aliando.
Gitu aja sih thor, semoga kedepannya lebih bagus, dan mohon jangan tersinggung dengan komentar saya.😊