NovelToon NovelToon
9 Pintu Perunggu

9 Pintu Perunggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Time Travel / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:713
Nilai: 5
Nama Author: Herwanti

Anila mencoba meraba disekitarnya hingga dia merasakan ada dinding di sebelah kirinya. Dia berjalan melangkah ke depan.

Tapi dia tersandung oleh sesuatu membuat dia jatuh ke tanah.”Ini dimana sih kenapa semua gelap. Seharusnya ini masih siang. Kenapa gelap sekali,”ucap Anila dengan wajah binggung. Tapi dimana saat itu Anila berada akan dia bisa keluar dari kegelapan itu dan kembali ke tempat asalnya. Anila akan bisa menemukan teka-teki yang dia dapatkan?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Di kamar Harits merasakan tubuhnya panas dan gerah. Segera Harits pergi ke kamar mandi untuk mendinginkan tubuhnya. Apa lagi Harits membayangan kejadia tadi saat dia mencium Anila saat dia tertidur.”Kenapa denganku. Aku harus bisa tenang untuk saat ini,”ucap Harits mencoba menenangkan dirinya. Tapi tubuhnya tidak berpikir sama membuat Harits kembali membayangkan Anila membuat dia merasa semuanya cepat selesai.

“Sial aku ini pria sejati. Kenapa aku bisa seperti pria tidak memiliki otak,”ucap Harits merasa frustasi dengan wajah kesal dengan tangan mengepal hendak menghantam tembok didepannya. Setelah dirinya mereda dia kelua dan pergi dari kamarnya untuk melepaskan perasaan yang tidak enak pada dirinya.

Anila sempat sadar sedikit mendengar suara pintu.”Apa kak Harits pergi lagi malam ini,”guman Anila kembali tertidur. Tepat di pagi hari Harits kembali dengan wajah yang tenang duduk bersama dengan Baki.

“Ada apa dengan kamu Harits,”ucap Baki melihat ada yang aneh.

“Tidak ada,”ucap Harits.

“Mungkin dia lapar Baki. Ayo makan. Dimana Anila kenapa dia belum keluar,”ucap Bani. Tepat Bani berkata seperti itu Anila turun dengan wajah semangat.

“Maaf sudah menuggu lama,”ucap Anila segera duduk di kursinya. Mereka makan bersama. Setelah selesai Anila hendak ingin pergi tapi dihalangi oleh Harits.

“Ada apa kak Harits. Aku hanya ingin pergi ke perpustakaan dan pergi ke tempat penjualan senjata saja kok, tidak ada yang lain,”ucap Anila dengan jujur. Harits yang sudah mendapatkan jawaban dari Anila segera melepaskan dia.

“Ada apa dengan Harits?,”ucap Bani melihat ada yang salah.

“Aku juga tidak tahu,”ucap Baki. Karena keduanya penasaran mereka berjalan mendekat dan berkata,”Apa kamu dan Anila ada masalah?.”

“Tidak ada,”ucap Harits segera masuk ke dalam kamarnya. Tapi Baki dan Bani melihat Harits yang seperti menghindar merasa ada hal yang sudah terjadi dengan keduanya.

“Kalian sebaiknya jangan berpikir yang aneh,”ucap Harits menoleh dengan wajah tajam ke arah Baki dan Bani sebelum dia ke atas. Baki dan Bani merasakan wajah dan aura dari tatapan Harits hanya bisa tutup mulut.

Di tempat lain Anila yang pergi ke toko senjata sedang melihat barang didepanya.”Ada yang bisa saya bantu nona?,”ucap pelayan toko.

“Aku mencari senjata?,”ucap Anila sambil melihat di sekitarnya.

“Ohhh iya apa disini bisa membuatkan senjata dengan waktu dua hari,”kata Anila kepada pelayan toko.

“Itu tergantung dengan kesulitan dalam pembuatannya. Kalau boleh tahu senjata seperti apa yang anda inginkan,”ucap pelayan toko.

“Aku sudah membuat desain senjatanya. Apa aku bisa bicara dengan pembuat senjatanya sekarang,”ucap Anila dengan wajah tersenyum ramah.

“Baik, tunggu dulu ya nona. Saya akan panggilkan tuan saya dulu,”ucap pelayan masuk ke dalam ruangan. Anila sambil menuggu melihat senjata yang di pajang di toko ada pistol, belati, pedang, tongkat, sabit dan senjata yang sama persis tapi dengan desain berbeda.

“Apa anda nona yang ingin membuat senjata,”ucap pemilik toko. Anila menoleh dan tersenyum dengan kepala mengangguk sekali.

“Jadi desain seperti apa yang ada minta saya buatkan?,”ucap pemilik toko dengan wajah biasa saja. Anila segera mengeluarkan desain yang dia buat ada dua senjata yang dia ingin buat. Pemilik toko melihat desain yang dibuat oleh Anila. Kemudian dia menatap ke arah Anila dengan wajah serius tidak percaya. Matanya kembali menatap ke arah kertas yang dia pegang.

“Apa benar anda yang membuat ini?,”ucap Pemilik toko.

“Itu benar apa anda masalah,”ucap Anila. Pemili toko menggelengkan kepalanya kepada Anila karena merasa senang dan kagum.

“Kalau begitu apa bisa dibuat dalam dua hari untuk salah satu senjata itu?,”ucap Anila.

“Tentu saja hanya saja. Uang untuk membeli materinya cukup besar. Apa anda tidak masalah,”ucap Pemilik toko.

“Kalau boleh tahu berapa ya?,”ucap Anila.

“Melihat jenis senjata ini memang agak rumit dan fleksibel. Apa lagi banyak hal kecil yang harus di buat untuk desain ini membutuhkan sekitar 100 juta. Untuk pedang yang ringan dengan ukuran tidak panjang dan tidak pendek dengan diberika sedikit tali seperti senar ini sekitar 50 juta. Jadi bagaimana nona apa anda jadi membuatnya?,”ucap pemilik toko.

“Baiklah kalau bisa buatkan salah satu dari desain itu ya untuk dua hari. Jika tidak bisa jadi keduanya,”ucap Anila.

“Tentu saja akan saya usahakan untuk membuat keduanya,”ucap Pemilik toko.

“Aku akan membayar dimuka sebesar 100 juta dulu, bisakan,”kata Anila. Pemilik mengangguk dan menyerahkan kepala pelayan disampingnya. Sementara pemilik toko segera masuk dan mulai berkerja dengan desain yang sangat unik dan bagus itu.

“Aku tidak sangka akan bisa membuat senjata ini,”batin pemilik toko.

Anila segera membayar sebesar 100 juta kepada pelayan toko. Sebelum dia pergi dari toko. Di perjalanan Anila juga sempat pergi ke pasar jajanan di pusat kota.

Di tempat lain Harits yang turun melihat Baki dan Bani sedang duduk bersantai.”Apa Anila belum kembali?,”ucap Harits dengan santai.

“Belum bukan dia ingin membuat senjata,”kata Bani.

“Itu benar, tapi senjata apa yang dia ingin buat?,”ucap Baki. Karena mereka juga tidak tahu hanya bisa menebak saja.

Tapi disaat mereka sedang membicarakan senjata yang dibuat oleh Anila datang Hanan.”Kalian semua ada di rumah tidak seperti biasanya,”kata Hanan yang tiba-tiba masuk dan duduk disamping Baki.

“Hanan kenapa kamu datang ke sini?,”ucap Baki.

“Aku datang karena permintaan kamu. Lihat ini hewan yang kamu kiriamkan itu ada di buku catatan milik kakak saya,”ucap Hanan memberitahukan kepada Baki dengan wajah berseri-seri.

“Jadi kamu sudah tahu belum hewan apa itu?,”kata Baki.

“Tentu saja itu bernama hewan pemakan darah dan daging. Bisaya mereka tinggal di tempat yang dingin dan basah,”ucap Hanan.

“Apa kamu tahu cara mengusir hewan itu?,”ucap Bani masuk ke dalam pembicaraan.

“Aku sudah tahu kalau kamu akan bertanya seperti itu. Lihat aku sudah membuat beberapa serbuk bubuk serangga hewan itu. Jadi kalian akan aman,”kata Hanan penuh percaya diri. Baki mengambil dengan wajah senang.

“Terima kasih Hanan untuk serbuk ini. Tapi kamu membuat dengan jumlah banyakkan. Aku ingin membelinya dari kamu sekarang,”kata Baki.

Hanan tersenyum dan mengeluarkan tas berisi serbuk bubuk serangga yang dia buat.”Tapi kamu tidak lupa untuk membayarnya bukan, Baki,”kata Hanan dengan wajah manja.

“Tenang saja aku akan membayar kamu,”ucap Baki. Setelah transaksi Baki dan Hanan selesai mereka berbincang dengan topik lain. Tapi masih seputar serangga dan hewan langkah.

Sementara disisi Anila yang melihat keramaian orang membeli barang dagangan mereka. Apa lagi banyak juga makanan yang dijual. Anila segera  melihat makanan apa yang akan dia beli untuk dia bawa pulang. Melihat ada kue Anila ingin membeli beberapa ada juga udang yang sangat besar membuat Anila merasa ingin memakannya. Karena sudah lama di pasar jajan Anila segera kembali dengan makanan di tangannya. Tapi akan Hanan dan Anila bertemu nantinya?.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!