Sarena Almaira adalah seorang wanita muda cantik yang hidup dalam penderitaan. Sejak usia 5 tahun, ia mengalami broken home setelah ayahnya menghilang entah ke mana. Kehidupannya pun menjadi sangat sulit dan penuh kesedihan. Setelah lulus SMA, Sarena memutuskan untuk bekerja sebagai pelayan restoran demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
Namun, hidupnya berubah drastis ketika sebuah kejadian tak terduga membuatnya terikat dalam pernikahan rahasia dengan seorang pengusaha muda yang kaya dan tampan.
Apakah Sarena akan menemukan kebahagiaan setelah bertemu dengan pria itu?
Baca yu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meywh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab23
'Jauh di dalam hatiku, aku ingin menjadi pasangan yang normal dengannya. Namun, aku sadar diri. Siapa aku ini? Aku hanya akan membuatnya malu jika publik tahu bahwa kami telah menikah diam-diam. Sudah jelas namanya akan menjadi buruk,’ gumam Sarena dalam hati.
"Ibu," panggil Sarena.
"Sayang," jawab Nia.
"Nak, ternyata kamu benar-benar datang," sambung Biyan.
"Tentu saja, Paman. Bagaimanapun, Tasya juga adalah saudara sepupuku," ucap Sarena.
"Baguslah, Nak. Kamu memang anak yang baik," ucap Biyan.
"Sayang, salim sama Kakek dan Nenek," ujar Sarena kepada Albiru.
Albiru pun mencium tangan Biyan dan Nia.
"Oh, iya, ternyata kita sudah menjadi kakek dan nenek ya, Mah," ucap Biyan sambil tersenyum melihat Albiru yang terlihat gugup.
"Iya, namanya siapa, Nak?" tanya Nia.
"Albiru Putra," jawab Sarena.
"Hmm, nama itu sedikit mirip dengan nama calon kakak iparmu," sambung Biyan.
"Aku hanya menemukan nama itu di Google, Paman, Ibu," ucap Sarena.
"Ah, iya, nama seperti itu memang banyak digunakan orang," ucap Nia.
"Iya, benar juga," balas Biyan.
Sarena kemudian berniat untuk menemui Tasya dan Aldevaro.
"Tasya, selamat atas pertunanganmu," ucap Sarena sambil berjabat tangan dengan Tasya.
"Ya, terima kasih. Oh iya, di mana suamimu?" tanya Tasya.
Aldevaro yang mendengar pertanyaan itu langsung tersedak.
‘Uhuk, uhuk!’
"Sayang, kamu kenapa?" tanya Tasya.
"Tidak apa-apa," jawab Aldevaro.
"Oh, syukurlah. Oh ya, Sarena, kau belum menjawab pertanyaanku," ujar Tasya.
"Suamiku sibuk bekerja," jawab Sarena.
"Huh, suamimu pasti sudah tua dan mesum, sangat membosankan, bukan? Siapa suamimu itu, Sarena?" tanya Tasya.
"Ya, dia memang sudah tua dan sangat membosankan," jawab Sarena.
Jleb.
Hati Aldevaro terasa tertusuk ketika mendengar perkataan tersebut.
'Tasya, bagaimana jika kau tahu suamiku adalah orang yang saat ini sedang kau gandeng dan banggakan di depan semua orang? Suamiku, yang membuatku harus menutupi identitas anakku. Dia pria yang selama dua tahun menemaniku,' gumam Sarena.
"Tasya, kalau begitu, aku pamit dulu ya. Kasihan anakku terlalu lama di sini," ujar Sarena.
"Oh, baiklah."
Ketika meninggalkan tempat itu, Albiru sedikit memperlihatkan tatapan kecewa terhadap Aldevaro.
'Maafkan Papa, sayang. Kamu pasti sedikit mengerti, bukan?' gumam Aldevaro.
Di jalan menuju pintu keluar, Albiru tanpa sengaja menabrak seseorang.
Bruk!
"Aww!" ucap seorang wanita paruh baya.
"maaf nek acu Ndak aja(Maaf,nek!Aku tidak sengaja)," ucap Albiru sambil meminta maaf.
"Ah, Nak, kamu tak perlu minta maaf. nenek yakin kamu tidak sengaja," jawab wanita itu sambil membersihkan bajunya.
Betapa kagetnya wanita tersebut ketika melihat wajah Albiru.
'Ya Tuhan, apakah aku salah lihat? Mengapa anak ini sangat mirip dengan putraku, Aldevaro, saat kecil?' gumam wanita itu, Yunita, dalam hati.
"Tante, maafkan anak saya ya, dia tadi meleng," jelas Sarena.
"Tidak apa-apa, Nak. Namanya juga anak kecil," balas Yunita.
"Terima kasih, Tante, sudah memaafkan kami," ucap Sarena.
"Oh, iya, Nak, boleh saya bertanya?" ucap Yunita.
"Tanya apa ya, Tante?" balas Sarena.
"Emm, siapa nama ayah anakmu?" tanya Yunita.
Sarena tampak gugup.
"Nama suami saya..." ucap Sarena. Namun sebelum ia bisa melanjutkan, Yunita memotongnya.
"Ah, maaf, Nak. Tante jadi kepo. Soalnya wajah anakmu mirip sekali dengan anak Tante waktu kecil," jelas Yunita.
"Ah, iya, tidak apa-apa, Tante," balas Sarena.
'Jadi ini ibu Aldevaro,' gumam Sarena dalam hati.
---