"Kau tidak punya pilihan lain selain menikah dengan ku Embun."ucap Alfaro.
Sementara gadis yang kini tengah menundukkan kepalanya itu tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Hanya karena satu peristiwa yang terjadi di malam kelahirannya gadis itu harus terjebak bersama seorang pria yang tidak pernah ia kenal sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Alfaro tak mampu menatap wajah Embun saat wanita cantik yang sedang hamil besar itu mendandani calon istrinya yang kini terlihat sangat sempurna dengan balutan gaun pengantin dan bukan gaun kaleng-kaleng hingga ibunya Alfaro bertanya dimana Embun kuliah dulu, dan berasal dari keluarga mana hingga bisa menciptakan gaun seindah itu.
Tapi Embun hanya menjawab bahwa ia kuliah di kampus yang biasa dengan beasiswa yang ia dapatkan, sehingga raut wajah wanita itu tiba-tiba berubah datar namun senyum yang terpancar di bibir Vanya membuat ketidak sukanya teralihkan.
Wanita paruh baya itu lebih suka kesempurnaan hingga akhirnya ia bilang pada Embun gaun pengantin itu akan diadopsi oleh perusahan nya dan diberi label perusahan karena dia tidak ingin jika orang lain tau bahwa mereka dibuatkan gaun pengantin dari desainer rendahan seperti Embun.
Alfaro sempat tak setuju dan menentang itu karena dia tidak ingin Embun tersakiti karena itu, tapi kemudian Embun berkata."Anda boleh melakukan hal itu, anggap saja itu adalah hadiah pernikahan mereka dari saya dan anda tidak perlu membayar nya."ucap Embun yang kini terlihat menahan kepedihan.
"Apa kau meremehkan kami, aku bahkan bisa membeli ratusan gaun pengantin dari desainer terkenal dunia jika aku mau katakan berapa harga semua ini."ucap nyonya Desiree.
"Lima miliar nyonya."ucap Embun yang membuat mereka terkaget-kaget.
"Apa?! Kau pikir sebagus apa pekerjaan mu ini."ucap nyonya Desiree dan nyonya Wijaya.
"Itu adalah harga termurah untuk gaun pengantin yang saya datangkan langsung bahannya dari Paris, dan juga harga bahan yang saya gunakan anda bisa cek sendiri."ucap Embun yang membuat mereka semakin kaget.
"Kau yakin ini bukan plagiat?"ucap nyonya Desiree.
"Nyonya bisa cek semua, daei mulai pengerjaan hingga bahan dan waktu saya bekerja jika saya meniru hasil karya orang lain maka anda bisa kumpulkan ribuan desainer terkenal dunia yang anda tau dan silahkan cek hasil karya siapa yang telah saya jiplak saat ini."ucap Embun yang mulai terpancing emosi.
"Sudah cukup, mom jangan bertingkah seperti orang susah dengan meragukan hasil karya orang lain, biar aku saja yang bayar."ucap Alfaro yang hendak mentransfer uang tersebut. Tapi nyonya Wijaya menghentikan nya dan dia lah yang membayar hasil kerja keras Embun tersebut dengan harga yang Embun sebutkan.
"Kami akan bawa sekarang silahkan di packing rapi sekarang juga jangan sampai ada yang rusak."ucap nyonya Desiree.
Embun pun mengangguk pelan, sambil mengusap keringat di wajah nya dia pun melakukan hal yang diminta oleh wanita angkuh tersebut dibantu oleh tiga asisten pribadinya yang kini terlihat sangat tidak suka dengan orang-orang yang sedari tadi melihat mereka.
Embun sendiri memastikan bahwa semua aman sambil sesekali mengusap perut buncitnya yang kini menginjak usia tujuh bulan.
"Kau sedang hamil tua tapi masih bekerja apa suami mu tak mampu menghidupi mu?"ucap nyonya Wijaya.
"Tidak nyonya suami saya sudah pergi bersama wanita lain, jadi sudah seharusnya saya bekerja keras untuk hidup saya dan anak-anak."ucap Embun.
"Kau hamil baby twins, oh my God itu sungguh tidak mudah seharusnya kau memohon pada suamimu itu agar dia tidak meninggalkan mu meskipun kau tidak akan pernah bisa berharga dimatanya."ucap nyonya Wijaya yang begitu merendahkan Embun.
"Saya tidak perlu memohon pada laki-laki manapun untuk mendapatkan kehidupan yang layak, selama masih diberikan kesehatan dan umur panjang saya bisa berdiri tegak di kaki saya sendiri."ucap Embun yang membuat Alfaro terus menatap kearah nya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
"Nona tiket perjalanan anda ke Paris sudah siap sore ini anda sudah bisa berangkat."ucap sang asisten yang membuat mereka tercengang, karena wanita seperti Embun bisa pergi ke eropa.
"Terimakasih Na, kamu bisa istirahat dan untuk satu minggu kedepan kalian bisa berlibur."ucap Embun.
"Baik nona terimakasih."ucap sang asisten dan yang lainnya yang sudah selesai mengurus setelah baju pengantin pria dan wanita yang sudah diantar ke mobil mewah milik mereka.
"Baiklah nyonya nyonya dan tuan muda juga nona jika tidak ada keperluan lain lagi saya pamit undur diri."ucap Embun yang kini tersenyum sambil mengatupkan kedua tangan nya sebagai salam terakhir dan berbalik pergi menuju ruangan nya.
"Sombong amat baru juga memiliki tempat pengap seperti ini."ucap nyonya Desiree dengan angkuhnya.
Embun tidak menjawab meskipun ucapan wanita itu terdengar jelas di telinganya, dia terus melangkah pergi meninggalkan mereka semua terutama Alfaro yang kini sedang bertanya-tanya mau apa Embun pergi ke eropa.
Sementara Embun kini hanya bisa menitikkan air mata sambil bersandar di pintu ruangan nya yang ia kunci itu.
"Selamat tinggal semuanya semoga ini adalah yang terakhir kalinya aku direndahkan oleh orang lain."ucap Embun.
Embun sudah memutuskan untuk kembali kuliah di Paris saat ini meskipun tetap menggunakan jalur beasiswa, tapi setidaknya dia mampu menunjukkan pada dunia bahwa ia mampu menjadi yang terbaik.
Lagi-lagi dia mengusap lembut perut buncitnya itu lalu kemudian berkata."Na semoga kalian selalu menjadi anak yang baik, tolong bantu mama untuk terus berjuang demi hidup kita agar jauh lebih baik meskipun tanpa dia di sisi kita."ucap Embun yang kemudian meraih barang-barang pribadi nya dan membereskan semua itu sendirian tanpa bantuan orang lain ataupun asisten pribadinya yang kini tengah beristirahat.
Sementara Alfaro sendiri kini sudah berada di perjalanan menuju kantor, dia kembali ke kantor setelah memastikan para wanita itu pulang dengan selamat.
Embun pun pulang dengan membawa beberapa barang pribadi nya dibantu oleh asisten rumah nya membawakan semua itu masuk kedalam rumah miliknya.
Disana beberapa koper pakai dan barang pribadi untuk dirinya dan anak-anak nya kelak sudah siap sejak kemarin.
Embun pun membersihkan diri terlebih dahulu sebelum dia benar-benar pergi meninggalkan rumah rumah yang entah kapan akan ia tempati lagi, yang jelas rumah itu akan terus dijaga hingga ia dan anak-anak nya kembali dari negara tersebut.
Waktu terus berlalu Embun sudah berangkat diantar oleh asisten pribadinya dan beberapa karyawan lain nya.
Alfaro yang mengetahui jadwal keberangkatan Embun pun langsung bergegas menyusul Embun ke bandara.
Pria itu tidak akan pernah membiarkan Embun pergi sendiri dalam keadaan hamil besar, dan dia juga harus memastikan tempat tinggal Embun di negara tersebut.
Alfaro pun memberitahu keluarga nya bahwa saat ini dia harus melakukan pekerjaan bisnis ke luar negeri.
Alfaro dengan terburu-buru menemui Embun di ruang tunggu karena penerbangan nya masih satu jam lagi.
...🪵🪵🪵...
Satu jam telah berlalu Embun dan Alfaro kini sudah berada di dalam pesawat yang sama dan ruangan yang hanya ditempati oleh mereka.
Embun tidak bisa menolak saat Alfaro mengubah semuanya dengan alasan keselamatan dia dan buah hati mereka.
Embun juga tidak tau kenapa Alfaro nekad pergi bersamanya dengan alasan ingin memastikan tujuan Embun pergi dan ingin memastikan tempat tinggal nya meskipun Embun bilang bahwa itu bukan urusan Alfaro lagi karena mereka sudah putuskan untuk berpisah saat Alfaro menikah nantinya.
Tapi pria itu bilang masih ada dua bulan lagi dari kontrak yang mereka sepakati jadi Alfaro berhak untuk mengatur Embun selama kontrak itu belum berakhir.
"Babe kamu tidur."ucap Alfaro yang kini melihat Embun sudah memejamkan matanya di samping nya.
Alfaro pun langsung membetulkan selimut yang digunakan oleh Embun dan memastikan bahwa Embun berada di posisi ternyaman nya dengan bantuan pramugari yang membetulkan posisi bed yang digunakan oleh Embun.
Wanita cantik itu benar-benar tidak terusik dengan pergerakan yang dilakukan oleh dua orang yang membantu dia untuk membetulkan posisi tidur nya.
Alfaro pun mengecup puncak kepala Embun dan mengusap-usap lembut puncak kepala istrinya dengan penuh kelembutan tersebut.
Hingga perjalanan panjang itu berakhir mereka sudah menempati sebuah rumah yang terbilang sederhana dengan desain kuno model perumahan kas penduduk desa di negara tersebut.
"Babe siapa yang merekomendasikan mu untuk tinggal di sini?"ucap Alfaro yang sebenarnya khawatir dengan Embun jika dia tinggal nanti, apalagi daerah tersebut masih rawan kejahatan.
Alfaro pun hendak mencari hunian lain, tapi Embun bilang bahwa mulai besok dia tidak tinggal sendiri karena akan ada asisten rumah yang akan tinggal di sana menemani dia, meskipun itu seperti sebuah kebohongan yang terlihat jelas tapi Embun melakukan hal itu agar Alfaro bisa pulang dengan tenang apalagi satu minggu lagi pernikahan itu akan digelar.
Alfaro pun membawa Embun untuk istirahat sebelum mereka besok berbelanja kebutuhan Embun untuk satu bulan kedepan.
Pria itu nyatanya tidak bisa berhenti peduli terhadap istri kontrak yang sangat ia cintai itu, bahkan semakin kesini rasa cinta itu semakin bertambah besar dia juga tidak tau apa dia masih akan mengingat Embun setelah pernikahan nya nanti, seperti saat dia dalam keadaan kritis hingga akhirnya ia koma nama Embun adalah hal yang tidak pernah Alfaro lupa dan dokter yang merawat nya merasa terbantu dengan keadaan itu karena nama yang Alfaro sebuah adalah obat penyembuh yang paling ampuh untuk mempercepat proses penyembuhan nya.
Dan benar saja setelah melewati koma dan masa kritis Alfaro terjaga dengan memanggil nama yang mereka kira adalah uap air di pagi hari yang ada di dedaunan yang mereka kumpulkan untuk di usapkan di wajah tampan nya itu hingga Alfaro benar-benar membuka mata.
Mereka tak pernah tau bahwa Embun yang Alfaro sebut adalah wanita yang sangat ia cintai, yang tidak pernah ia lupakan seperti orang lain di sekitar nya yang selama ini mengekang kebebasan nya dalam menentukan pilihan hidup.
Meskipun pada akhirnya dia juga kembali mengingat semuanya dan Alfaro kembali ke kehidupan nya yang selama ini ia jalani.
Jangan tanyakan sedang apa dua sejoli yang kini tengah beristirahat di dalam kamar dengan ranjang berukuran Queen size yang kini mereka tempati.
Alfaro yang begitu merindukan istri nya itu kini tidak berhenti menggerakkan pinggulnya saat percintaan itu terjadi akibat rindu yang menggebu, dan Embun menganggap semua itu sebagai salam perpisahan karena sekembalinya Alfaro ke negaranya pernikahan itu akan secepatnya digelar.
Percintaan yang dilakukan berulang kali meskipun berulang kali di jeda itu karena kondisi kehamilan Embun yang terkadang membuat Alfaro tidak tega di sela gairah yang membuncah teruss.
Alfaro pun membawa Embun kedalam dekapannya, disana tidak harus menggunakan bantuan AC untuk mendinginkan ruangan karena mereka menggunakan penghangat ruangan saja masih terasa sangat dingin.
Di luar sedang turun hujan salju yang mengiringi kebahagiaan dua insan kini terlelap dalam tidurnya sambil berpelukan.
Hingga pagi hari tiba, Alfaro masih memejamkan mata dan Embun membersihkan diri terlebih dahulu sebelum ia bersiap untuk mencari sarapan pagi di restaurant di luar sana.
Alfaro baru terjaga saat Embun menatap lekat wajah tampan nya itu, dia tidak memberikan kesempatan pada Embun untuk mengelak dari serangan ciuman yang memabukkan itu.
Dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan sebelum nantinya mereka benar-benar terpisah jauh meskipun bukan untuk berpisah untuk selamanya karena nyatanya Alfaro sudah memutuskan untuk meresmikan pernikahan nya dengan Embun sebelum putranya lahir nanti.
Alfaro pun yakin bahwa Embun akan diterima oleh keluarga nya sebagai istri pertamanya setelah kedua anak mereka lahir nanti.
Alfaro memiliki harapan besar untuk pernikahan mereka nanti, dia tidak ingin menyia-nyiakan wanita yang sangat ia cintai itu ditambah lagi ada buah cinta mereka.
"Babe, bukankah kamu ingin kita menikah secara resmi?"ucap Alfaro.
"Tidak Al, aku ingin semuanya segera berakhir karena aku tidak ingin terus berada dalam ketidak pastian. Aku ingin fokus pada mereka dan karier ku nantinya jadi kamu bisa hidup dengan tenang bersama istri sah mu dan anak-anak kalian kelak."ucap Embun yang kini bangkit dan menatap kearah luar.
"Babe aku tidak akan pernah melepaskan mu, kita akan menikah secara resmi. Persetan dengan mereka yang akan menentang hubungan kita, aku tidak ingin anak-anak ku hidup tanpa aku."ucap Alfaro.
"Tidak Al, jangan goyah kan lagi keputusan yang telah aku ambil, aku sudah putuskan untuk membesarkan mereka sendirian."ucap Embun.
"Tidak babe aku daddy mereka aku punya hak untuk menentukan semua yang berkaitan dengan mereka dan aku tidak ingin kehilangan wanita yang sangat aku cintai."ucap Alfaro.
"Bisakah kamu melepaskan salah satunya? Bisakah kamu melupakan keluarga mu dan seluruh harta yang kamu miliki dan hidup dalam kesederhanaan bersama dengan kami disini?"ucap Embun yang membuat Alfaro menatap lekat wajah cantik yang ada di hadapannya.
"Aku rasa tidak."ucap Embun yang kembali berkata tanpa menunggu jawaban dari pria yang masih terdiam tanpa kata.
"Babe, semua yang aku perjuangkan saat ini adalah untuk masa depan kita dan anak-anak kita please jangan pernah berfikir bahwa aku tidak akan memilih mu, tunggu sampai aku bisa meyakinkan kedua orang tua ku bahwa kamu adalah yang terbaik bagiku."ucap Alfaro.
"Terlambat Al."
ajaran dari mana itu ????????