leni yang ditinggalkan oleh kekasihnya itu dan bahkan tidak bertanggung jawab atas bayi yang ada didalam kandungan nya, hal itu membuat leni diusir dari desanya karena dianggap aib oleh warga setempat
leni akhirnya berjuang sendirian untuk menghadirkan bayi itu kebumi namun dirinya terpaksa harus meninggalkan bayi itu dipanti asuhan karena tak punya uang untuk merawat nya
dendam yang terselimuti nasya karena ulah Vanes yang membully nya itu membuatnya dioperasi dan merubah penampilan nya untuk membalaskan dendam nya dan juga mencari ayah kandungnya untuk menghacurkan pria itu sama seperti pria itu yang sudah menghacurkan ibu Leni ibu kandungnya itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jell linaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Pengorbanan'
" tutup lagi tuh pintunya, lelet banget sih lo " Kesal Bianca, nasya hanya menurut kemudian langsung menutup pintu mobil setelah masuk
" Mereka mau apain aku sih?' masah iya ngajakin berangkat sekolah bareng?' tumben banget satu sekolah bisa heboh kalau mereka turun dari mobil bareng aku " batin nasya
Mobil tersebut terus berjalan kemudian berhenti disebuah rumah kosong, tempat yang sama, anasya sudah tidak asing lagi dengan tempat itu, pasti mereka akan menyiksa nya lagi
" Mau mereka apa sih?' nggak ada berhenti nya, pasti mau nyiksa aku lagi " batin anasya
" Lo pasti tau kan cupu, apa alasan gue bawa lo kesini?' Hem lagian salah lo sih, siapa suruh nggak mau minggat dari sekolah, lo nggak capek yaa, kita gangguin hidup lo muluh ?" Tanya vanes, nasya hanya diam tak menjawab apapun pertanyaannya
Bianca langsung menutup mulutnya dengan menggunakan kain, lalu keduanya itu memegang tangan nasya dengan erat membawanya masuk kedalam rumah kosong itu lalu mengikat kedua tangan dan kakinya dengan sebuah tali
Disitu ada banyak penjaga masing-masing dari mereka adalah pria bertubuh kekar dan jago bela diri, vanes sepertinya sudah mengerti bahwa ardan akan menolong gadis itu, itu sebabnya dia membayar banyak penjaga agar nasya tidak lolos lagi kali ini
" Hem Lo lihat, banyak banget kan orang suruhan gue?' kalau ardan coba nolongin lo, gue yakin dia nggak akan sanggup buat ngelawan mereka semua. Bakalan mati " Ucap vanes dengan senyum menyeringai
" Ups satu tembakan, kayaknya udah cukup deh " Ucap Bianca, nasya kemudian memperhatikan mereka semua dengan intens, teryata masing-masing dari mereka memegang sebuah senjata
" Ya Allah, moga-moga hari ini ardan dan felicia nggak mencoba untuk nolongin aku, aku nggak mau lihat mereka celaka lagi, dan aku pasrah kalau emang takdir mengatakan aku tiada hari ini " batin anasya
" Hahaha, yah udah yuk guys, cabut sekolahan aja, biarin nih cewek mati hari ini " Ucap vanes, mereka bertiga pun akhirnya langsung pergi dari situ meninggalkan nasya yang sepertinya terlihat sedikit takut karena banyaknya penjaga yang berada disitu dengan memegang senjata
\*----\*----\*
Felicia dan ardan kini terlihat sedang ingin berangkat sekolah, ardan sudah memasuki mobil dan bersiap untuk menyalahkan mesinnya, sedangkan felicia sudah membuka pintu mobil itu hendak masuk
" Tunggu " Ucap leni yang membuat felicia menoleh, wanita itu kini sudah bersiap dengan rapi dan berjalan mengikuti mereka
" Tante ngapain ?"
" Tante mau ngikutin kalian sekolah, untuk berbicara dengan nasya secara langsung "
" Nggak usah deh tant, ehm tapi tante tenang aja nanti feli bakalan coba buat bujuk nasya kok, buat mampir kerumah biar tante bisa ngobrol sama dia "
" Nggak bisa feli, perasaan tante nggak enak, tante takut terjadi sesuatu sama nasya, pliss izinin tante buat ikut yaa, tante cuma pengen mastiin kalau anasya baik-baik aja "
" Gue nggak bakalan enak, kalau tante leni sampai mohon-mohon gini buat ikut, tapi mau gimana?' gue cuma nggak tega lihat tante leni sedih nantinya, kalau ngeliat nasya dibully lagi sama vanes " batin felicia
" Fel buruan naik, nggak usah bengong, nanti telat lagi " perintah ardan
" Iya, ayo tante " jawab felicia kemudian mengajak tante leni untuk masuk mobil
Ardan hanya diam tampah bertanya sedikit pun, bahkan pria itu terlihat tidak peduli apa alasan leni untuk ikut dengan mereka, dia hanya fokus menyetir mobilnya setelah mereka masuk
Tak ada percakapan selama perjalanan, felicia sibuk bermain ponselnya, sedangkan leni sibuk dengan pikirannya sendiri yang begitu khawatir pada nasya, entah mengapa firasat nya sepertinya tak enak dan seolah mengerti apa yang akan terjadi pada gadis itu
" Bang ardan, barusan vanes ngechet gue nih, katanya nasya hari ini bakalan masuk, soalnya udah dikurung dirumah kosong, dan kalau nggak salah bakalan mati dibunuh sama preman " tentu saja ucapan felicia berusan yang baru selesai membuka ponselnya membuat semua mata terkejut
Perundungan itu tidak ada henti-hentinya dirasakan nasya, dan sekarang bila mereka tidak cepat, gadis itu mungkin akan merenggang nyawa disana
" Apa?' ardan cepat priksa goggle maps, atau coba deh kamu lacak keberadaan nasya " Ucap leni dengan khawatir
" Aku tau tempatnya tante, pasti dirumah kosong yang sama " Ucap ardan kemudian mulai menyetir dengan ngebut karena desakan leni dan juga felicia
Sementara itu vanes dan teman-temannya kini tertawa puas didalam mobil, setelah melihat bahwa felicia telah membaca pesan dari vanes
" Aduu gue nggak kebayang deh, kasihan banget sih mereka, harus mati hari ini semuanya " Ucap vanes dengan senyum liciknya, eliza ikut tertawa puas mendengar ucapannya itu begitu juga dengan bianca yang sambil fokus menyetir
" Gimana?' oh jadi dia udah baca pesan lo, gue yakin ardan yang sok pahlawan itu pasti bakalan mati juga hari ini, hahaha " Ucap Bianca dengan tawanya
" Itu dia, mana sanggup dia hadapin semua preman itu sendirian, emang sekuat apa sih ?"Sambung Eliza
" Apalagi pegang senjata " Ujar vanes, mereka semua langsung tertawa puas mendengarnya, berharap bahwa nasya dan teman-temannya itu akan mati hari ini juga
\*----\*----\*
Setelah sampai ditempat tersebut ardan kemudian memberhentikan mobilnya ditempat yang cukup berjarak sehingga para preman itu belum sempat melihat mereka
" Felicia sama tante leni tunggu disini, saya bakalan coba keluar hadapin preman-preman itu buat nolongin nasya "
" Bang ardan yakin?'nggak, pokonya tante leni disini, bang ardan turun bareng feli yaa, itu premannya banyak banget loh "
" Feli dengerin gue, bakalan bahaya buat lo, kalau turun, gue nggak mau lo kenapa-napa kayak sanggup aja lo ngadepin mereka semua "
" Tapi gue juga nggak mau bang ardan kenapa-kenapa " protes feli yang juga ikut khawatir pada abangnya itu
" Lo disini jagain tante leni " singkat ardan kemudian langsung turun dari mobil
Ardan kemudian turun dan langsung mencoba melawan preman-preman itu satu-satu persatu
Beberapa preman akhirnya bisa dia kalahkan, namun sepertinya dia sudah mulai kualahan karena jumlah mereka yang sangatlah banyak
" Kayaknya bang ardan lelah deh, tante aku nggak bisa diam aja tante, aku harus nolongin ardan "
" Iya felicia tante ngerti, tapi pikirin dulu keselamatan kamu " Ucap leni, namun sepertinya felicia yang keras kepala itu tak mendengar ucapannya dan memilih untuk langsung turun dari mobil untuk menolong ardan
" Felicia, astaghfirullah, aku nggak mungkin membiarkan anak itu menolong ardan sendirian, tapi sepertinya nasya membutuhkan aku sekarang, aku harus nolongin dia "
\*""""\*""""\*
Anasya kini masih dengan posisi yang terikat, pertengkaran yang terjadi didepan terdengar sampai kedalam rumah kosong itu, sedangkan pukulan ardan yang mendarat pada seorang preman tak segajah membuatnya terjatuh dan pintu rumah itu pun menjadi terbuka
Nasya akhirnya melihat dengan jelas bahwa ardan yang sedang terluka dan sepertinya sangatlah kualahan melawan seorang preman yang begitu banyak
" Astaga, teryata dugaan aku benar, itu ardan, dia dalam bahaya, demi keselamatan aku, aku nggak mungkin diam aja sekarang " Batin anasya, dia memperhatikan sekeliling, dirinya ingin berbuat sesuatu namun para preman yang berjaga cukup banyak bahkan ada yang memegang sebuah senjata tajam
Felicia yang kini hendak menolong ardan akhirnya memukul belakang salah seorang preman dengan sebuah kayu, namun dirinya malah ditangkap oleh preman yang lainnya
" Huuum tolong " Ucap nya, ardan yang sedang berkelahi itu pun tak sengaja menoleh dan menjadi tidak fokus
" Lepasin adik gua " Ucapnya, seorang preman dari belakang, langsung memukuli ardan
Bugh
Satu pukulan itu pun membuat ardan langsung jatuh pingsan, apalagi dengan kondisi tubuhnya yang sudah lelah dan kualahan
" Bang ardan " teriak felicia, dia ingin menolong ardan namun tangannya dipegang cukup keras oleh salah seorang preman itu
Mereka kemudian membawa felicia masuk dan juga mengikatnya, sedangkan ardan yang pingsan dan tak sadarkan diri itu dibiarkan begitu saja
Leni kini sudah keluar dari dalam mobil dia bersembunyi dibalik pohon dan melihat kondisi ardan, dia pun langsung mengeluarkan ponselnya dan langsung menghubungi polisi
Leni kemudian mulai berjalan dan mencari jalan lain untuk memasuki rumah kosong itu yaitu melalui area belakang rumah, dia akhirnya menemukan sebuah jendela yang terbuka
Saat masuk jendela itu menembus pada sebuah kamar kosong yang ada didalam rumah, sedangkan para preman hanya berjaga di area luar kamar itu jadi mungkin masih sangatlah sulit bagi leni untuk menolong nasya yang kini dengan kondisi terikat
Felicia tak segajah melihat leni, leni memberikan kode pada felicia agar tetap diam dan dirinya akan mencari cara untuk menolong mereka
" Kalau aja tadi aku dengerin tante leni dan gak gegabah bang ardan nggak mungkin celaka sekarang " batin felicia
Bersambung....