Cinta Datang Sekali Lagi
Sudah satu Minggu menjelang pernikahan, lelaki yang seharusnya menjadi suaminya itu seakan lenyap begitu saja. Menghilangkan diri tanpa menyisakan jejak , ini sangat menyedihkan . Harga diri sebagai seorang wanita seperti sedang di permainkan dengan mudahnya .
Dan esok seharusnya menjadi hari paling bahagia. Semua orang pasti menanti hari pernikahan yang menjadi babak baru dalam kehidupan. Tapi lain hal untuk Ziva, ia bahkan tak ingin memejamkan mata untuk menyambut hari esok yang akan menjadi mimpi buruk baginya . Membayangkannya saja dia sudah tidak sanggup.
Ziva meraih sebuah kotak besar yang berisi barang barang pemberian sang kekasih termasuk baju pengantin mereka . Ia tidak ingin menyisakan satupun kenangan yang akan mengingatkan dirinya dengan lelaki brengsek itu.
" Terimakasih untuk untuk semua rasa kecewa ini " memasukkan undangan pernikahan yang masih tersisa ke dalam api yang masih menyala nyala . Ia menghapus air matanya , berjanji bahwa ini akan menjadi tangisan terakhir untuk seseorang yang tidak seharusnya di tangisi . Lelaki semacam itu tak pantas untuk mendapatkan ketulusan darinya .
Ziva melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah , meninggalkan semua kenangan itu di halaman rumahnya dengan api yang masih setia menghapus jejak kepedihannya.
***
Ziva masih berkutit dengan desainnya , sesekali menggaruk tengkuknya yang tak gatal . Mencari inspirasi ketika otak sudah lelah itu sangat menyulitkan , ia bahkan tidak mendapatkan ide apa apa sejak duduk di kursi kerjanya. Tangannya hanya bergerak kekanan dan kiri tanpa menyentuh pensil di atas kertas putih itu .
Setelah keterpurukannya saat pernikahan itu gagal , ziva kini menjadi seorang desainer muda . Ia membangun sebuah butik yang kini cukup terkenal hingga ke macan negara . Wanita itu mulai bangkit kembali membangun mimpinya . Berpikir bahwa hidup harus terus berlanjut karena menyesali masalalu tidak ada gunanya .
Ziva kini memfokuskan dirinya untuk Mendesain dress mewah termasuk gaun pengantin dan berbagai macam busana untuk pesta . Ia ingin setiap wanita menjadi istimewa di hari bahagianya , meski ia tidak sempat merasakan itu . Mungkin nanti , moment yang sebenarnya sudah tak terlalu di percaya lagi dalam hidupnya.
" Ziv.. " seseorang membuka pintu ruangan kerja ziva . Langkah kakinya mendekati meja , melihat ziva yang masih fokus dengan gambarnya.
"Hemm... " Ziva melirik kearah suara tanpa menggerakkan tubuhnya .
Dia Linka- sahabat sekaligus partner nya . Orang Yang membantunya merintis karier dari nol hingga menjadi seperti saat ini . Wanita itu yang membantu ziva menjadi koordinatornya sekaligus yang memberikan masukan dan ide untuk butik ini . mengurus karyawan dan juga pemasaran agar butik ini semakin di kenal luas .
" Gue liat Lo akhir akhir ini jarang istirahat deh ziv .. " ia duduk di sofa menghadap ziva . Melihat gadis itu terlalu bekerja keras hingga melupakan diri sendiri .
" Gue sengaja " ucapnya melepaskan pensil , ia beranjak dari duduknya . Melihat ke jendela ruang kantornya yang berada di lantai dua butiknya . Ia bisa melihat ibukota dengan jelas.
" Ini udah hampir 3 tahun ziv, harusnya Lo harus bisa mulai hubungan baru . Jangan sibuk sama karier terus ." Ucap linka , ini sudah kesekian kalinya ia berbicara seperti itu .
Ziva menoleh kearah linka , ia menatap tajam kedua bola mata itu.
" Semua cowok itu sama aja , brengsek . Gue udah mati rasa " ucapnya tersenyum hambar . Ia menyeka air matanya yang hampir saja keluar . Gadis itu sudah berjanji tidak akan menangis karena lelaki itu .
" ziv , gak semua cowok kaya apa yang Lo pikirin . Buktinya selama Lo ngurusin orang orang yang mau menikah , mereka baik baik aja kan hubungan nya ? "
" Sayangnya gue gak seberuntung itu"
" Nah berarti Lo cuma belum ketemu aja sama cowok yang baik buat Lo " linka memandang kearah ziva . Ia sudah beberapa kali memperkenalkan lelaki untuk sahabatnya ini namun tak satupun di terimanya .
" udah dari pada Lo ngurusin gue , mending sekarang fokus sama pernikahan Lo dan Rama. Udah sejauh mana prosesnya? "
linka bernafas sejenak , gadis ini mengalihkan pembicaraan seperti biasanya .
" Udah hampir 80 % " jawabnya , ia meraih majalah di meja .
" Lo kalau mau cuti gpp , nanti gue minta Airin yang bantu gue ngurus butik " ucap ziva memandang kearah linka . Gadis itu hanya tersenyum kearah ziva dan mengangguk pelan .
" Oh iya gue lupa " ziva menepuk pelan keningnya . Meraih tasnya yang ada di meja .
" Lah mau kemana ? " Tanya linka
" Gue ada janji sama nyokap gue " ucap ziva dengan terburu buru membuka pintu ruangan dan berjalan cepat . Gadis berlari ke arah parkiran menaiki mobil , ia buru-buru menjalankannya .
Handphone gadis itu terus saja berbunyi di saat ia tengah menyetir , tangannya berusaha meraih benda itu yang berada di dalam tas . Arah pandangannya tidak terlalu fokus menyetir hingga ia menabrak mobil di depannya dengan cepat mengerem mobil. Untung saja tidak terlalu kuat namun hantaman itu mampu membuat goresan di mobil yang ia tabrak.
" mampus ! " Ia menepuk jidatnya . Ini akan menjadi hari sial untuknya.
" Tuk..tukk.. " seorang lelaki mengetuk jendela mobilnya , ziva menurunkan kacanya tersenyum nyengir kearah cowok itu.
" Turun .. " ucap lelaki itu , ziva menghela nafasnya . Ia turun dari mobil , membenarkan sedikit anak rambutnya . Lelaki itu menatap mata ziva lama , entah apa yang sedang di pikirkannya.
" Maaf , gue gak sengaja .. gue ganti deh , tapi jangan sampe ke jalur hukum . Please " ziva memohon di hadapannya . Lelaki itu tetap diam di tempat .
" Hallo.. " ziva melambaikan tangan di depan muka lelaki itu . Ia sebenarnya sudah tidak punya banyak waktu untuk meladeni tingkah aneh lelaki di hadapannya.
" Emm.. oke , gue maafin. Asal ada syaratnya " ucap lelaki itu menaikkan satu alisnya . Ziva mengerutkan keningnya , lelaki ini baru pertama kali bertemu dengannya sudah berani meminta syarat kepadanya.
" Apa? " Tanya ziva .lelaki itu membisikkan sesuatu .
" Hah Lo gila ya? " Ia mempertajam matanya .
" Lo gak mau ? Oke gampang .. " ia mencatat pelat mobil ziva dan juga memofoto mobilnya yang di tabrak gadis itu .
" Tunggu di pengadilan atau kalau Lo berubah pikiran , ini kartu nama gue . Gue kasih waktu 24 jam untuk berpikir " memberikan kartu namanya pada ziva . ia tersenyum menang kearah gadis itu dan meninggalkannya .
" Dasar cowok anehh . Gilaaa " teriaknya ketika cowok itu melajukan mobilnya . Ziva menghentak kesal , lelaki itu membuat dunianya semakin suram .
" Gabriel " nama yang tertera, Gadis itu terpaksa menyimpannya .
.
.
Ia berjalan masuk ke dalam rumah dengan wajah yang sedikit di tekuknya . Ia sedang berpikir tentang tawaran lelaki itu , tapi itu begitu gila untuk nya .
" Itu cowok ada masalah apa sih sama hidupnya . Kenapa gue harus ketemu dia " gerutu ziva .
Cindy , mama ziva berdiri menghalangi jalan ziva .
" Hemm , kemana? Temen mama udah pulang karena kamu lama. Kamu sengaja ya gak mau di jodohin " wajah Cindy terlihat kesal kearah anaknya . Karena gadis itu sering kali menghindari lelaki anak dari temannya ketika hendak di kenalkan. Wajar saja , gadis itu semenjak tragedi beberapa tahun lalu tidak pernah mau membuka hati. Ziva mendongak melihat Cindy yang wajahnya sudah memerah . Mamanya ini begitu seram ketika sedang marah .
" Ziva tadi nabrak orang mama " ucapnya lesu.
" Hah nabrak siapa ? Kamu gpp , ada yang luka. Kita ke rumah sakit sekarang .. " Cindy berkata tanpa jeda .memegang kedua bahu ziva . Ia memeriksa kondisi anak tunggalnya itu . Menarik tangan ziva .
" Ziva baik baik aja , udah ya mau ke kamar dulu. Dah maa " ziva melambaikan tangannya kearah Cindy , berjalan masuk ke dalam kamarnya . Ia mengunci pintu , melempar tasnya ke sembarang tempat . langsung merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur .
" Huft " ia memejamkan matanya , memikirkan permintaan lelaki itu yang tidak masuk akal untuk nya .
Tiba tiba saja ia teringat dengan mantan tunangannya , lelaki yang telah meninggalkan dirinya tanpa sebab yang jelas . Lelaki yang membuat ia mengenal cinta dengan begitu indah hingga mematahkannya dengan begitu hebat .
Namun menepis pikirannya , ia tidak ingin mengingat luka lama . Semua sudah tersimpan di dalam masalalu yang tak seharusnya di buka lagi .
Ia kembali memikirkan Gabriel, lelaki super menyebalkan yang telah merepotkan pikirannya saat ini .
Gadis itu bangkit dari tempat tidur berjalan maju dan mundur , ia tidak banyak waktu memikirkan perihal ini. Lelaki itu hanya memberinya 1 hari untuk berpikir.
" Kenapa gue bisa ketemu sama cowok gila dan aneh itu , masa iya baru pertama kali ketemu dia udah berani ngajak gue jadi pacar boongannya . Gila ya tu cowok " kesalnya mengingat apa yang tadi di bisikkan lelaki itu padanya.
" Tapi buat apa dia minta gue jadi pacarnya? Dia ganteng , gue liat juga anak orang kaya . Gak mungkin dia gak ada yang naksir . Apa jangan jangan dia gak doyan perempuan " terusnya lagi . Melipat tangan ke dadanya .
" Kalau dia ternyata gay gimana " ziva bergedik ngeri . Ia langsung berjalan kekamar mandi membasuh Wajahnya disana .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments