Sebuah masa di mana kekuatan dan ilmu Kanuragan menjadi tolak ukur , di mana lahir seorang anak yang tidak mempunyai bakat sama sekali , bahkan ia tidak bisa mempelajari ilmu Kanuragan seumur hidup nya .
Namun takdir berkata lain saat tanpa sengaja ia menemukan sebuah kitab kuno , hingga kejadian tragis yang menimpa keluarga nya hingga pertemuan nya dengan guru nya , yang membantu nya menguak kalau ia adalah penerus dari sang naga api
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bryan Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bima VS Rangga
" Agar kau tidak mati penasaran ,kenal kan namaku pendekar tanpa nama " bima menutup mulut nya menahan tawa ia merasa nama nya sangat tidak keren sekali .
" Kalian mau tahu kenapa aku mencampuri urusan kalian , karena kalian sudah mengganggu tidur ku ,dan juga kalian sudah melakukan pengeroyokan. Masa aliran putih main nya keroyokan , ,,bikin malu aja " cibir Bima .
" Hei bocah tengik berani nya kau ,,sebutkan kau dari aliran apa ?"
" pertanyaan konyol macam apa lagi ini , mau bertarung aja pakai nanya aliran , tapi gak apa apa aku akan menjawab nya , aku pendekar tanpa nama dari aliran air mengalir sampai jauh !" seloroh bima .
" Kurang ajar ,,serang dia !"
Bima mengangkat tangan nya
" Sebentar!" dia lalu berjalan menuju Baga ya g sedang duduk bersila .
" Paman aku pinjam tombak paman sebentar "
Baga menyerah kan tombak kembar nya pada Bima " hati hati pendekar "
" iya paman terimakasih" ucap bima kemudian ia membalik kan badan nya dan kembali berjalan mendekati rangga dan anak buah nya .
" Ayo kita bertarung sekarang , jika kalian tidak punya malu kalian bisa mengeroyok ku "
" Serang dan robek mulut nya !"
Tiga orang murid rangga langsung menyerang bima dengan kombinasi serangan yang sama pada saat mereka menyerang baga tadi . Bima yang sudah mempelajari kombinasi serangan mereka bisa dengan mudah menghindari serangan yang mereka lancar kan .
Tongkat kembar Baga yang berada di tangan nya ia gunakan untuk menangkis serangan ,bima sesekali menyerang balik cepat yang membuat serangan mereka jadi berantakan .
" Begini rasa nya jika di keroyok para pendekar " gumam bima .
" cari celah serangan mereka bima !" tiba tiba Geni bersuara.
Tanpa menjawab ia mengikuti saran Geni , tak terasa pertarungan yang terjadi begitu cepat sudah memasuki kurang lebih seratus kali jual beli serangan dan bima terlihat cukup terdesak.
" ah di situ ternyata " batin bima ,dia melihat ada jeda satu detik saat terjadi serangan dan bertahan yang dilakukan ketiga lawan nya
"Sekarang bima " ucap geni .
Bima menambah kecepatan nya dan melakukan satu tusukkan kepada satu orang lawan nya yang hendak bertahan dan melesak kan satu tombak nya lagi pada lawan yang akan menyerang nya .
Teriak kematian terdengar setelah tombak yang dilesat kan bima mengenai perut lawan yang akan menyerang nya
Bima tersenyum sinis setelah berhasil menumbangkan salah satu murid rangga . Bima masih terus melakukan serangan sambil mencari kesempatan untuk mengambil tombak yang menancap di perut lawan yang sudah tewas .
Melihat salah satu murid nya tewas , Rangga langsung ikut terjun kedalam pertempuran. Rangga menyerang dengan sangat cepat membuat bima terdesak hampir saja perut nya jebol andai ia tidak reflek menarik tubuh nya kebelakang setelah menghindari serangan yang mengincar kepala nya .
Bima melompat jauh kebelakang dan mencap kan tombak yang di pegang nya ke tanah ,lalu ia mencabut pedang naga Geni milik nya yang tergantung di pundak nya .
Bima menatap tajam ketiga lawan nya .
" Baik lah aku tidak akan main main lagi " ucap bima .
Rangga sedikit terkejut melihat bima men cabut pedang pendek ,ia bisa merasakan jika pedang yang di pegang bima bukan lah pedang biasa .
Bima langsung menyerang dengan tenaga dalam angin nya , kecepatan nya jauh lebih cepat dari yang tadi .
" Kecepatan nya berubah drastis " gumam Rangga .
Bima melompat tinggi dan menebas pedang nya ke tempat kosong .
" Pedang tanpa wujud !" teriak bima .
Satu murid rangga kembali tewas dengan luka di punggung nya yang menghitam seperti habis terbakar.
Tanpa menunggu Lama karena ia mengingat Dewi yang sedang sendirian bima kembali menyerang , kali ini sasaran serangan nya adalah rangga .
Rangga terkejut karena bima mengincar nya , ia langsung berkelit menghindar dan melakukan serangan balik .
" Trang " pedang mereka saling beradu .
Tubuh Rangga dan bima terpental ke belakang , rangga mendelik saat ia melihat ada retakan pada pedang kesayangan nya .meski ia tahu pedang yang di gunakan bima adakah pedang pusaka ,namun membuat pedang nya retak itu adalah hal yang mustahil menurut nya . Itu berarti
Rangga tidak terima ,ia langsung mengalir kan tenaga dalam pada pedang nya ,secara ajaib retakan pada pedang nya langsung menghilang .
Rangga menatap bima ia mencoba mengukur tenaga dalam yang di miliki nya namun ia di buat bingung karena ia tidak bisa merasakan tenaga dalam bima sama sekali . Dia berfikir bima bisa menyembunyikan tenaga dalam bima lebih tinggi dari nya .
Dia kemudian melirik ke kanan dan kekiri mencari kesempatan untuk melarikan diri
" Ayo kita serang lagi dia !" perintah rangga pada murid nya .
Murid rangga langsung menyerang bima ,di saat para murid nya sedang sibuk dengan bima itu di manfaat kan Rangga untuk melarikan diri .
" Lihat lah guru kalian sudah melarikan diri , kalian tidak ingin melarikan diri juga ?"
Murid rangga tersebut langsung menoleh dan melihat guru nya berlari sangat cepat .
" Pergilah dan carilah guru yang baik ,jangan seperti itu lagi "
" Terimakasih pendekar ,aku tidak akan melupakan Budi baik mu " murid rangga itu menunduk kan kepala nya ,lalu ia pergi ke arah yang berlawanan yang di tuju rangga .
Setelah murid rangga itu pergi ,bima langsung mendekati Baga yang masih duduk bersila sambil memejam kan mata nya
" Bagaimana kondisi paman ?" tanya bima .
" Aku sudah baik kan , terimakasih atas bantuan nya pendekar " ucap Baga .
" Kalau begitu aku pergi dulu ya paman ,soal nya aku meninggal kan adik ku sendirian di sana " ucap bima sambil menunjuk satu arah .
Baga mengangguk kan kepala nya ,tak mau menunggu lama lagi bima langsung melesat pergi ,saat ia sampai di sana ia melihat Dewi masih tertidur pulas
Sambil menunggu Dewi bangun dari tidur nya ,bima mematikan bara api yang masih menyala ,dan tak lama kemudian Dewi bangun dan langsung tersenyum pada bima .
" Baru kali ini ia tersenyum " batin bima ,ada perasaan bahagia melihat Dewi tersenyum.
" Kamu lapar ?" tanya bima sambil tangan Nya mempraktekkan orang yang sedang makan .
Dewi mengangguk pelan senyuman masih menghiasi bibir nya .
" Kita jalan dulu aja biar sehat , udara pagi sangat segar dan cahaya matahari pagi sangat baik untuk tubuh " ucap bima yang di sambut dengan dua jempol Dewi .
Bima dan Dewi pun berjalan dengan riang di pagi itu , mereka seperti Kakak dan adik ,bima terus mengandeng Dewi agar Dewi tidak tertinggal.
********
Dua Minggu sudah berlalu setelah pertarungan melawan Rangga ,tidak ada masalah apa pun yang. di hadapi bima dan dewi . perjalanan mereka kini telah sampai di kota raja yang besar , kota raja suropati .
Bima dan Dewi baru kali ini melihat kota raja ataupun ibu kota sebuah kerajaan ,mereka terkesima dengan situasi yang sangat ramai . banyak sekali bangunan megah berdiri di sepanjang jalan kota Raja tersebut.