Sebuah masa di mana kekuatan dan ilmu Kanuragan menjadi tolak ukur , di mana lahir seorang anak yang tidak mempunyai bakat sama sekali , bahkan ia tidak bisa mempelajari ilmu Kanuragan seumur hidup nya .
Namun takdir berkata lain saat tanpa sengaja ia menemukan sebuah kitab kuno , hingga kejadian tragis yang menimpa keluarga nya hingga pertemuan nya dengan guru nya , yang membantu nya menguak kalau ia adalah penerus dari sang naga api
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bryan Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bima Vs Doyo
Rini masih merasa di atas angin ,ia yakin bisa menghajar bima .
" ia punya banyak celah saat menyerang " batin bima sambil tersenyum.
Rini masih terus menyerang membabi buta, status nya sebagai pendekar mumpuni aliran hitam memang bukan kaleng kaleng ,semua serangan nya mengandung racun berbahaya ,itu terbukti saat cakar nya mengenai pohon ,pohon itu langsung gosong di bagian yang tercakar .
Bima bergidik ngeri saat melihat pohon itu ,ia tidak bisa membayangkan jika ia yang terkena cakar Rini ,ia pasti bakal mati mengering.
" Tidak aku gak mau mati dulu ,aku belum kawin " batin bima .
Bima semakin waspada pada serangan Rini ,terutama cakar nya , bima kembali berkelit menghindari serangan Rini yang menyasar kepala nya lalu memberikan pukulan ke pundak kiri Rini yang terbuka .
Rini meringis kesakitan saat pukulan Bima mengenai pundak kiri nya .
" Akhh "
Rini merasa sendi pundaknya hampir copot terkena pukulan tersebut .
" Kau tidak akan ku maaf kan " mata Rini melotot menatap bima yang sedang memonyongkan bibir nya ,seolah olah ikut merasakan sakit pukulan yang di rasa kan .
" Dua kosong " ejek Bima .
Rini lalu menarik pedang yang tergantung di pundak nya ,ia tidak terima bima mengejek nya ,Tanpa menunggu lama rini langsung memberikan serangan yang mengarah ke perut bima , bima langsung meloncat mundur ,lalu mencoba meraih gagang pedang yang biasa tergantung di punggung nya
Tangan bima terus berusaha meraih gagang pedang nya , namun ia merasa aneh tidak bisa meraih nya ,ia lalu menengok sekilas ke belakang punggung nya
" Kakek ,,Mati aku ,aku lupa membawa pedang ku " teriak bima dalam hati nya .
Bima kembali menghindari serangan pedang Rini yang semakin cepat , berkali kali sabetan pedang Rini hampir mengenai tubuh nya ,akhir nya bima menggunakan tenaga dalam angin nya untuk mengimbangi kecepatan serangan Rini , sekaligus memberi serangan balik .
Kecepatan bima yang jauh meningkat membuat Rini tidak percaya ," kecepatan nya semakin meningkat,bahkan sekarang ia sudah berada di atas ku , siapa sebenarnya nya dia "
Keterkejutan Rini tidak hanya sampai di situ, bahkan gerak dan langkah nya sekarang sudah dapat di baca oleh bima
" pukulan tanpa wujud !"
Bima meloncat tinggi lalu memberikan pukulan yang mengarah ke dada Rini ,Rini memasang pertahan nya dengan menyilangkan pedang nya di depan nya .
" Ahhhhh"
Tubuh Rini terjungkal kedepan dan membuat nya muntah darah " Tidak mungkin sudah jelas ia menyerang dada ku ,tapi kenapa punggung ku yang terkena serangan "
" Ayo bi berdiri, kita olah raga lagi " ejek Bima .
" Kurang ajar , aku pasti akan membunuh mu " rini melotot memandang bima yang terus bertingkah seperti lari kecil di tempat
Rini mengumpulkan sisa sisa tenaga dalam nya untuk mengeluarkan jurus pamungkas nya , di tarik nya perlahan pedang nya lalu ia tancap kan di tanah sambil mengalirkan tenaga dalam.
Sesaat kemudian pedang itu langsung memancar kan aura hijau , yang keluar dari bilah pedang nya .
" Kau harus merasakan kekuatan sepasang ular beracun, sedikit sayatan saja akan membuat mu langsung mati "
Rini mencabut pedang nya ,dan kembali menyerang bima ,bima kembali berkelit dengan lincah nya sambil mengamati serangan lawan nya ,kali ini bima di buat kesulitan, ia merasa takut juga bilah pedang itu mengenai tubuh nya .
" Mati kau !" teriak Rini , ia melihat celah yang terbuka dan kembali menyerang cepat ke titik buta bima , Ranu terlambat menghindar dan sebuah goresan menyayat pinggang kiri nya .
Meskipun hanya sayatan Kecil , namun darah sudah merembes keluar dan membasahi baju bima di area pinggang nya .
Rini tampak senang serangan nya membuah kan hasil , meskipun tidak telak namun ia yakin jika racun ular itu sudah menyebar dan arti nya ia tinggal menunggu kematian dari bima .
" Hahahaha,sebentar lagi kau akan mati bocah edan , kau sudah terkena racun , semakin banyak kau bergerak semakin cepat kematian mu "
" glekk "
Bima menelan ludah nya kasar
" Ayah ,ibu seperti nya aku akan menyusul kalian di surga ,jika aku sampai di sana tolong siap kan Makanan ya g enak enak ,karena aku belum makan " batin bima .
Jika ada Geni saat ini pasti mahluk itu akan memarahi nya habis habisan , bima memegangi luka nya dengan tangan nya , dan terjadi keanehan ,telapak tangan kanan nya mengeluarkan cahaya merah terang dan kemudian meresap ke dalam luka yang sedikit terbuka pada pinggang nya itu .
Seketika asap merah yang bercampur warna hijau keunguan menyeruak keluar dari pinggang kiri bima dan aneh nya luka itu menutup dan kembali seperti sedia kala .
Terang saja itu membuat bima merasa heran , segera ia membuka baju yang menutupi Pinggang kiri nya ,mata nya mendelik dan mulut nya menganga jika luka nya tidak ada lagi
Tak hanya bima , Rini yang melihat hal ini takjub dan tak percaya , racun terkuat nya tidak berarti apa apa pada pemuda yang saat ini berada di hadapan nya , Kepercayaan diri Rini berangsur turun melihat sesuatu yang di luar nalar nya ,semangat nya langsung kendor seperti kulit wajah nya ya g tertutupi makeup tebal .
" Ayo kita lanjutkan pertarungan kita " kata bima serius ,bima langsung bergerak dengan cepat memberikan serangan ke setiap bagian tubuh Rini ya g terbuka .
Rasa percaya diri bima langsung meningkat pesat saat melihat racun lawan nya tidak bisa melukai diri nya , Bima langsung mengalir kan tenaga dalam yang cukup besar ke tangan nya untuk segera mengakhiri pertarungan nya .
" Pukulan tanpa wujud..!!"
Rini yang mengira bima melakukan jurus yang sama langsung membalik kan badan nya untuk menahan serangan dari belakang ,namun ia kembali tertipu ternyata bima tidak merubah arah serangan nya seperti tadi .
" Bugh"
" Aaaah " teriak Rani
Ia langsung terlempar jauh kedepan dan membentur pohon besar, tubuh nya jatuh lunglai ke tanah dengan kepala nya pecah
" Rani ,,!"
Terdengar suara Doyo memangil nama pasangan nya ,ia berlari mendekat jasad Rini yang sudah tidak bernyawa ,di angkat nya tubuh pasangan nya itu dan di lihat nya untuk terakhir kali nya , kesedihan dan kemarahan jelas terlihat di sorot mata nya .
Do Yo perlahan menurunkan tubuh Rini , lalu ia menoleh ke arah bima yang sedang berdiri,
" Kau harus membayar atas kematian Rini !"
"Kenapa aku yang kau salah kan ,dia yang lebih dulu menyerang ku ? apa aku tidak boleh membela diri ?" kata Bima tanpa rasa bersalah sedikitpun.
" Diam kau ! jika kau menyerah kan gadis itu baik baik ,tentu tidak akan ada kejadian seperti ini , sekarang nyawa harus di bayar dengan nyawa "
Bima tidak berkata apa apa malah ia berjalan dengan santai .
" Berhenti, jangan kau coba lari dari ku "
Bima langsung berhenti dan membalik kan badan nya , dilihat nya Do Yo berlari kearah nya dengan tatapan tajam ,di tangan nya sebuah pedang bergagang kepala. ular , bagi orang lain tatapan do Yo mungkin sangat menakutkan tapi tidak bagi Bima dengan gaya tengil nya ia malah menatap tajam do Yo juga seperti sedang memastikan sesuatu.
" Seperti nya kau harus ke tabib untuk memeriksa mata mu sudah jelas aku sedang berjalan malah kau bilang lari "
" Dasar bocah sialan akan aku habisi kau !" teriak do Yo sambil mengarah kan ujung pedang nya kearah bima .
Do yo langsung melakukan serangan cepat ,dengan gesit dan lincah bima menghindari serangan tersebut ia meloncat dan berlari menuju jasad Rini yang terbaring di bawah pohon , do Yo langsung mengejar nya hendak melakukan serangan berikut nya .
Dalam sekali lompatan bima mengambil pedang hijau yang tergeletak di samping jasad Rini dan melakukan tangkisan untuk menahan serangan pedang do Yo yang mengingat leher nya .
" Bedebah kembalikan pedang itu "
" enak aja ! Kau bertarung dengan Pedang sedangkan aku tangan kosong , itu tidak adil nama nya , pendekar macam apa kau ini !" kata Bima
" Cepat kembalikan !" perintah do Yo .
" Ambil saja sendiri kalau bisa " jawab Bima .
Tak mau lama lama lagi Do yo menyerang dengan frontal namun serangan nya begitu rapi , berbeda dengan serangan Rini yang terlihat banyak celah .
Meski kalah dalam pengalaman, namun dengan kecepatan nya Bima bisa menahan serangan do Yo , sesekali ia juga melakukan serangan balik cepat mengincar pertahanan do Yo yang terbuka
Bima melakukan serangan menggunakan pedang Rini mengincar leher Do Yo , namun do Yo berhasil menangkis nya ,tapi bima langsung menerjang perut Doyo dengan kaki kanan nya ,namun ia langsung menarik kaki kanan nya dan melompat mundur karena pedang do Yo bergerak mengayun mengincar paha nya