NovelToon NovelToon
Pasutri Bobrok

Pasutri Bobrok

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik / Tunangan Sejak Bayi / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Rrnsnti

Cegil? itulah sebutan yang pantas untuk Chilla yang sering mengejar-ngejar Raja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rrnsnti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

obsesi

Chilla sedang duduk di sofa ruang TV dengan santai, tangan penuh cemilan yang terus ia masukkan ke mulutnya sambil menonton acara favoritnya. Suasana santai itu begitu nyaman, di tengah tawa dari layar televisi yang memantul di ruangan tersebut. Namun, ketenangan itu segera pecah ketika Raja muncul di pintu dengan ekspresi wajah yang menunjukkan amarah. Tanpa berkata apa-apa, pria itu berjalan cepat menuju Chilla dan langsung menarik tangan Chilla, membuatnya terpaksa berdiri.

"Apa? Lo kangen sama gue?" tanya Chilla dengan santai, meskipun ia tahu ada yang salah. Dengan senyum menggoda, Chilla bahkan mengalungkan tangannya di leher Raja, mencoba mengubah suasana menjadi lebih ringan, seperti biasa.

Namun, Raja tidak terlihat terhibur. Tanpa banyak bicara, dia langsung menghempaskan tangan Chilla dari lehernya dengan gerakan kasar. Wajahnya yang penuh ketegangan menunjukkan betapa tidak sabarnya dia. "Hapus gak foto tadi?" desis Raja dengan nada rendah, namun tegas. "Lo bener-bener gila, Chilla. Gue gak suka dipaksa-paksa kayak gini."

Chilla menatap Raja dengan tatapan kosong, mencoba mengerti maksudnya. Namun, senyum manis yang selalu ia pertahankan tetap terpasang di wajahnya. "Apa hubungannya sama foto? Itu cuma kenangan indah kita, Raja," jawabnya dengan nada manis, berusaha menyarankan bahwa itu hanya masalah sepele bagi mereka berdua. Tapi jelas saja, itu hanya membuat Raja semakin kesal.

"Hapus foto itu!" teriak Raja, kali ini suara kerasnya menggema di ruangan. "Gue nggak suka sama lo! Lo tau? Gue tertekan selama ini karena ulah lo. Gue gak mau nikah sama lo, tapi orang tua gue maksa gue buat terima semua ini."

Kata-kata Raja yang penuh kemarahan bagaikan pukulan telak bagi Chilla. Hatinya terasa sakit, namun ia tidak menunjukkan kelemahan sedikit pun. Chilla hanya tersenyum sinis, seolah tidak peduli dengan kemarahan Raja. Ia melipat tangannya di depan dada dan berdiri tegak tanpa menunjukkan rasa takut sedikit pun. "Lo seharusnya belajar menerima, Ren," ujarnya dengan nada dingin, mengingatkan Raja bahwa dunia ini tidak selalu berjalan sesuai keinginan siapa pun. "Gak semua yang lo mau bisa lo dapetin. Dunia ini gak selalu berjalan sesuai keinginan lo."

Raja membekap mulutnya dengan perasaan frustasi yang begitu dalam. Dia ingin berteriak, ingin mengungkapkan kebenciannya yang semakin membuncah, tapi setiap kata yang keluar justru terdengar semakin lemah. Chilla melanjutkan, "Dengerin gue baik-baik. Kalau lo belajar nerima, lo bakal dapetin enaknya sendiri. Dan satu hal lagi, gue gak akan mundur gitu aja. Lo udah masuk perangkap gue, dan lo gak akan bisa keluar sama sekali."

Raja memejamkan matanya, mencoba menahan amarahnya yang memuncak. Tetapi dia tahu, Chilla adalah tipe perempuan yang terlalu keras kepala untuk dihadapi dengan logika biasa. Dia tidak bisa melawannya dengan alasan-alasan rasional, karena Chilla sudah terlanjur mengunci dirinya dalam perasaan yang tak bisa diterima oleh Raja.

Chilla semakin mendekat. Tatapannya begitu tajam, seolah ia ingin menembus pikiran Raja. "Lo tau gak?" Chilla melanjutkan dengan nada yang sedikit lebih lembut, namun penuh keyakinan. "Selama setahun ini, gue disebut cewek gila sama orang-orang karena terus ngejar-ngejar lo. Lo tau betapa sakitnya itu? Tapi gue gak peduli. Omongan lo yang selalu kasar sama gue, sikap lo yang dingin, itu malah bikin gue tambah suka sama lo. Gue gak pernah bohong soal perasaan gue, Raja. Gue bener-bener cinta sama lo."

Raja terdiam. Untuk sesaat, ia tidak tahu harus berkata apa. Ia tak pernah membayangkan bahwa obsesi Chilla terhadapnya begitu dalam, begitu kuat. Dulu, ketika mereka bertemu, Chilla mungkin hanya tampak seperti gadis yang ceria dan sedikit usil. Namun, kini ia menyadari bahwa ada sisi lain dari Chilla yang jauh lebih berbahaya—keteguhan hati yang bisa menghancurkan siapa saja yang ada di jalannya.

Tapi Chilla tidak berhenti sampai di situ. Ia terus melanjutkan dengan keyakinan yang semakin menebal. "Tapi lo harus tau satu hal lagi," lanjut Chilla, mempersempit jarak di antara mereka. "Gue, Chilla Naysila, selalu mendapatkan apa yang gue mau. Termasuk lo, Raja. Lo boleh membenci gue sekarang, tapi gue janji, gue bakal bikin lo selalu ingat gue sampai kapanpun. Lo gak akan pernah bisa lari dari gue."

Raja mundur selangkah, mencoba menjaga jarak dari Chilla yang semakin agresif. "Lo sakit, Chilla. Apa lo gak sadar betapa gilanya apa yang lo lakuin? Gue gak punya perasaan sama lo. Gue gak akan pernah cinta sama lo," katanya, dengan suara serak yang menggambarkan betapa putus asa dirinya.

Chilla tertawa kecil, namun tawanya terdengar sinis. "Lo pikir gue peduli? Cinta itu bisa tumbuh, Ren. Gue cuma perlu waktu buat ngebuktiin ke lo kalau gue adalah satu-satunya orang yang pantas ada di hidup lo."

Raja merasa darahnya mendidih, tetapi ia tahu bahwa melawan Chilla sekarang hanya akan membuat semuanya semakin buruk. Hatinya dipenuhi dengan kebencian dan perasaan tidak berdaya. Ia ingin pergi dari sana, jauh dari Chilla, namun ia tahu dia terjebak. Tanpa berkata apa-apa lagi, Raja berbalik hendak meninggalkan ruang TV, namun langkahnya terhenti oleh suara Chilla yang terdengar begitu menantang.

"Lo pikir lo bisa kabur dari gue?" tanya Chilla dengan nada penuh tantangan, suaranya semakin mengancam. "Gue punya bukti, Ja. Bukti kalau lo pernah deket sama gue. Lo inget foto itu, kan? Satu foto aja cukup buat ngehancurin reputasi lo di sekolah ini, bahkan di depan keluarga lo."

Raja membeku di tempat. Rasa takut mulai merayap dalam dirinya. Ia tahu betul apa yang dimaksud oleh Chilla. Foto yang diambil Chilla itu bisa menghancurkan segalanya, dari reputasinya di sekolah sampai statusnya di depan keluarganya. Ia merasa terjebak, dan itu membuatnya semakin bingung.

"Lo licik," gumam Raja akhirnya, suaranya bergetar karena kemarahan yang tak terbendung. "Lo nggak tahu malu."

Chilla tersenyum lebar, kali ini dengan penuh kemenangan. "Gue nggak peduli apa yang lo pikirin soal gue. Yang penting, gue punya lo, dan itu cukup buat gue. Lo boleh benci gue sekarang, tapi percayalah, suatu hari nanti lo bakal ngerti kenapa gue ngelakuin ini semua."

Raja menatap Chilla sekali lagi, kali ini dengan tatapan penuh kebencian. Namun di dalam hatinya, ada sedikit rasa takut—takut bahwa Chilla benar-benar akan mengendalikan seluruh hidupnya.

Tanpa berkata apa-apa lagi, Raja pergi meninggalkan Chilla yang masih berdiri di sana, senyumnya tidak pernah hilang. Baginya, ini hanyalah awal dari perjuangan panjang untuk memastikan bahwa Raja benar-benar menjadi miliknya, sepenuhnya.

Chilla tahu, meskipun Raja membenci dan menghindarinya, dia akan selalu kembali. Dan saat itu terjadi, Chilla akan siap untuk menguasai setiap inci hidup Raja.

1
Kelinciiiii
bersyukur ja
Ciaa
ayo lanjut seru juga ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!