Vanessa Althea Christy Walker atau kerap di sapa Vanessa adalah seorang dokter spesialis bedah termuda berusia 22 tahun,ia terkenal dengan parasnya yang begitu cantik dan sikapnya yang ramah.
namun tidak ada satu pun lelaki yang dekat dengan mampu memenangkan hatinya.entah mengapa Vanessa begitu tertutup tentang perasaannya.
suatu hari ia bertemu dengan seorang pasien kecil yang tersesat di taman.
ia menolong anak itu dan bertemu dengan sang ayah yang di sebutkan oleh anak itu.
parahnya pria yang di sebut ayah oleh anak itu adalah mantan kekasihnya.
langit bagaikan runtuh saat tau pria yang dulu meninggalkannya tanpa kabar kini muncul di depannya dan parahnya ia malah menolong anak pria itu.
tanpa ia ketahui akar permasalahannya bukan dari sudut pandangnya tetapi dari kebenaran di masa lalu yang membuat kesalahpahaman terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R3C2YMYFMYME, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 4
setelah mendengar penjelasan dari dokter Faris dan memeriksa keadaan Rafa Vanessa mengangguk.
"siapkan ruang operasi sekarang,bilik kanan jantungnya tidak berfungsi dengan baik,panggil dokter Cindy untuk menjadi asisten saya,kalau belum datang dokter Faris saya minta menjadi asisten saya"ucap Vanessa dalam mode serius nya.
"baik dok"ucap dokter Faris.
"yang lain tolong pindahkan pasien ke ruang operasi dan pastikan semua persyaratan sebelum operasi di lakukan dengan baik"ucap Vanessa.
Setelah semua orang berkerja melakukan apa yang di perintahkan oleh Vanessa,Vanessa menghampiri Alaric lalu memberikan papan yang dimana ada surat persetujuan operasi.
"mohon tandatangani surat ini tuan"ucap Vanessa.
dengan tangan yang bergemetar Alaric mengambil pulpen dan surat itu dan menandatangani nya.
"tolong selamatkan anak ku"ucap Alaric dengan suara bergemetar.
"itu sudah tugas kami"ucap Vanessa seolah-olah mereka orang asing yang tidak pernah bertemu dan hubungan antara keluarga pasien dan dokter.
Vanessa ingin keluar dari ruangan itu namun tiba-tiba.
Grepp
Jantung Vanessa berdetak kencang saat merasakan pelukan hangat dari belakang itu.
Vanessa memejamkan matanya antara menikmati dan menguasai dirinya.
setelah menguasai dirinya Vanessa langsung mendorong Alaric sehingga terduduk di lantai.
"jangan keterlaluan Tuan"ucap Vanessa tegas,ia tidak ingin terlarut dalam cinta yang telah usai itu.
Setelah itu Vanessa pergi meninggalkan Alaric.
"Vanessa maafkan aku"cicit Alaric.
-
-
-
Sesampainya nya di ruang operasi di sana sudah ada Cindy.
"dokter Vanessa,semuanya sudah siap"ucap Cindy.
Vanessa terdiam sebentar untuk mengatur pikiran dan hatinya yang kacau gara-gara Alaric.
"lakukan"ucap Vanessa.
operasi pun di mulai dengan Vanessa sebagai pemimpinnya, Vanessa menghela napas lalu memfokuskan diri untuk menyelamatkan Rafa.
Setelah 3 jam berada di ruang operasi akhirnya Vanessa berhasil menyelamatkan Rafa.
"pindahan pasien ke ruangannya"ucap Vanessa lalu berjalan menuju tempat Menganti seragam operasi.
Vanessa sedang mencuci tangannya dan di hampir oleh Cindy.
"van,kamu ada masalah apa??kamu hampir gak fokus tadi.biasanya kamu menyelesaikan operasi sekitar 2 jam tapi hari ini kamu memakan waktu 3 jam"ucap Cindy.
"huff,anak itu"ucap Vanessa.
"ada apa dengan pasien itu??"ucap Cindy.
"dia anak Alaric"ucap Vanessa.
"apa??!tapi,dia tidak mirip dengan Alaric loh"ucap Cindy.
"mungkin saja dia mirip ibunya,huff aku merasa bodoh sekali cin,pernah mencintai dia,tapi cinta ku tampaknya hanya bertepuk sebelah tangan saja"ucap Vanessa.
"yang sabar yah van,kamu mau ku Carikan pacar baru biar kamu move on"ucap Cindy.
"tidak perlu,mulai saat ini cita-cita ku menjadi dokter bujang peyot"ucap Vanessa.
Lalu Vanessa keluar dari ruang operasi dan menghampiri Alaric.
"anak mu baik-baik saja,jangan cuman menikmati waktu bersama istri mu,jagalah perasaan dan keadaan anak mu, permisi"ucap Vanessa lalu meninggalkan Alaric.
Sedangkan Alaric hanya bisa tersenyum kecut saat mendengar penuturan Vanessa tadi.
-
-
Saat waktu makan siang.
Vanessa keluar dari ruangannya dan kebetulan dokter Ezra juga menemuinya.
"dokter Vanessa,mau makan siang bersama?"ucap dokter Ezra.
"eehhhh tunggu,aduh maaf sekali dok, Vanessa nya udah kami booking duluan"ucap Ivana.
"lain kali yah dok,soalnya ini penting genting super super gawat"ucap ivana lalu menarik Vanessa pergi dari sana menuju kantin.
-
-
BRAK
"Lo serius van??"ucap ivana berteriak terkejut yang membuat semua orang di kantin menatap ke arah mereka.
"ishhh amit-amit aku punya sahabat seperti kamu,sukanya malu-maluin"ucap Amelia.
"gk apa,udah jadi kebiasaan ku"ucap Ivana.
"tapi kenapa Lo tahan sih van,coba aja Lo cabut aja jantung tu anak biar dia kapok"ucap ivana.
Pletak.
"kamu ini dokter atau bukan sih"ucap Vanessa jitak dahi ivana.
"hehe maklum aku titisan separuh iblis separuh malaikat"ucap ivana cengengesan.
"huff serah lah kau,tapi aku tetap akan menjalani kewajiban ki sebagai dokter.anak itu tidak bersalah di dalam hubungan kami"ucap Vanessa.
"ckck abadi aku cowo van,udah ku nikah kamu van.udah tajir tapi masih aja rendah hati,udah di khianati tapi masih aja baik hati"ucap Ivana.
"amit-amit aku nikah sama kamu"ucap Vanessa.
*******
setelah jam makan siang Vanessa melakukan pemeriksaan kepada Rafa bersama dengan suster Selin.
Tok
Tok
"permisi"ucap Vanessa lalu membuka pintu itu.
Saat ia membukanya dia sana bukan hanya Alaric namun kedua orang tua-nya,dan sepasang suami istri yang tidak Vanessa kenali,namun Vanessa berasumsi bahwa mereka adalah mertua Alaric.
"Vanessa sayang"ucap mommy Gianna yang menghampiri Vanessa dan ingin memegang tangan Vanessa tapi Vanessa malah menghindar.
"maaf nyonya,saya mau memeriksa keadaan pasien terlebih dahulu,permisi"ucap Vanessa sopan sambil tersenyum ramah.
"ahh si-silakan"ucap mommy Gianna.
Lalu Vanessa memeriksa keadaan Rafa sedangkan suster Selin mencatat perkembangan yang di ucapkan oleh Vanessa,setelah selesai Vanessa membelai lembut kepala Rafa lalu setelah itu ia ingin beranjak menjauh namun tiba-tiba tangannya di pegang oleh Rafa.
"mommy"ucap Rafa.
"Rafa!!"ucap mereka lain terkejut.
"mommy hiks jangan tinggalin Rafa"cicit Rafa sambil terisak kecil.
Vanessa Marasa bingung sekaligus kasihan dengan situasi ini,ia menghela napas lalu mendekat pada Rafa dan mengelus lembut pipi Rafa.
"iya sayang,tidurlah.mommy tidak akan pergi"ucap Vanessa lalu mengecup lembut dahi Rafa.
"janji"ucap Vanessa sambil tersenyum.
"sekarang tidurlah,Rafa pasti masih ngantuk kan"ucap Vanessa lembut sambil menoel-noel lembut pipi Rafa.
"hum,hari ini Rafa sangat senang sekali"gumam Rafa lalu menutup matanya.
Setelah rafa tertidur lelap Vanessa perlahan melepaskan tangannya dari tangan Rafa.
Vanessa menatap ke arah keluarga itu.
"bagaimana dok keadaan cucu kami??"ucap wanita parubaya yang tidak di kenal oleh Vanessa.
"pasien membutuhkan istirahat yang cukup untuk pemulihan,sementara waktu jangan biarkan pasien banyak bergerak,luka bekas operasi nya bisa saja terbuka dan sakit.selain itu,jangan tekan dia.ahh satu lagi,sebaiknya kalian meminta ibunya untuk kembali, sepertinya Pasien merindukan ibunya"ucap Vanessa.
raut wajah mereka terlihat sedih saat Vanessa mengatakan itu.
"mommy Rafa sudah tiada"ucap Alaric yang angkat bicara.
Vanessa yang mendengar itu cukup terkejut,pantas saja mereka terlihat sedih saat Vanessa menyinggung tentang ibu dari Rafa.
"maafkan aku"ucap Vanessa yang merasa bersalah.
"tidak apa-apa dok"ucap wanita parubaya itu tersenyum kepada Vanessa.
"kalau begitu aku permisi dulu,ada banyak pasien yang harus di periksa.permisi"ucap Vanessa.
Mommy Gianna menatap kepergian Vanessa lalu kemudian mengalihkan tatapannya kepada Alaric putranya.
"apa yang terjadi??"ucap mommy Gianna.
TBC
ternyata komunikasi & mengerti itu
no 1 ya...
untuk menyelesaikan permasalahan...
mereka jadi bahagia
dan 2 " nya
jadi bucin
dong ke Vanesa
biar gak ada kegundahan hati lagi...
si vanessa keras kepala gak mau denger penjelasan alaric..