Dante, pria kejam yang hidup di dunia kelam, tak pernah mengenal rasa iba. Namun segalanya berubah saat ia bertemu Lea, gadis lugu yang tanpa sengaja menjadi saksi pembunuhannya. Lea, seorang guru TK polos, kini menjadi obsesi terbesarnya—dan Dante bersumpah, ia tidak akan melepaskannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
matahari pagi menyinari wajah gadis yang sedang terkapar di atas rerumputan yang lebat,gadis itu mengeliat ,dia bangun dengan mata yang menyipit akibat silau terkena sinar matahari langsung.
ENGH...
dia berdiri dengan tertatih,semua badan nya terasa pegal,apalagi bagian tengkuk nya,kepalanya sangat pusing,dia mengiris merasakan seluruh badan nya remuk.
matanya membulat,dia mengingat kejadian semalam,"lea!"lirih nya pelan hampir seperti bisikan,dia langsung berlari kedalam rumah,melupakan rasa sakit nya,"LEA....DIMANA KAMU LEA!"Teriak nya dengan suara yang begitu nyaring,dia berlari ke arah kamar,toilet dan dapur,namun tidak menemukan adik nya.
Lia terengah-engah,jantung nya berdetak lebih cepat,lutut nya terasa lemas,"apa...lea berhasil di tangkap?"lirih nya pelan.
"ya ampun lea..maafkan aku,aku gagal menjagamu,keluargaku satu satu nya...hiks..."ucap nya dengan menenggelamkan kepalanya di antara kedua lutut nya.
Dia menangis sendirian di kontrakan usang nya,tidak ada siapapun di sana,cuaca pagi yang cerah,sama sekali tidak membuat perasaan lia tenang.
Saat dia sedang menangis sendirian,iris matanya melihat ponsel mahal adik nya tergeletak di atas meja,dengan gerakan cepat dia langsung mengambil nya,siapa tahu ada pentunjuk atau seseorang yang bisa di mintai bantuan.
Tangan nya bergetar ,dia baru pertama kali nya memegang ponsel seharga puluhan juta itu,dia menekan ponsel tersebut beruntung baterai nya masih penuh,lia menghela nafas lega.
Saat dia mengutak-atik ponsel tersebut,dia langsung membuka aplikasi hijau,matanya menyipit saat melihat di sana hanya ada satu kontak tersimpan."bahkan nomor kakak nya sendiri dia tidak menyimpan nya"gumam nya sambil memencet nama kontak di sana yang bernama DION
"apa ini akan membantu?"lirih nya ,dia mulai ragu,namun dia sekarang sangat khawatir dengan keadaan adik nya.
Dengan tangan gemetar dia memencet nya.
Tut..tut....tut...
"hallo?kau menelponku?setelah sekian lama nya?"suara lembut itu sukses membuat lia terpana.
"halo..."jawab lia dengan suara yang gemetar.
"siapa ini?kemana ponsel nya ada di tangan mu?"berbagai pertanyaan di lontarkan oleh dion di sebrang sana,yang sukses membuat lia tergagap,dia sekarang ragu apa ini ponsel adik nya atau bukan,lia terdiam sesaat,dia bingung harus mengatakan apa,hanya deru nafas yang terdengar di dalam ponsel sana,membuat dion mengerutkan dahi nya.
"tolong jawab ini siapa dan kemana pemilik ponsel nya?"suara dion yang cukup berat sukses membuat lia kaget,dia terperanjat ,reflek menjauhkan ponsel nya dari telinganya.
"Lea… Lea… dia… dia…" Lia terisak, suaranya bergetar, seakan sulit mengucapkan kalimat berikutnya.
"cepatlah katakan!lea kenapa?"sela dion yang mulai geram.
Lia menelan ludah nya dengan susah payah,kerongkongan nya terasa kering,"lea adik ku...dia di bawa seseorang,dia di jual oleh ayah kami."ucap nya terbata bata.
"apa maksud mu?ayah kalian menjual lea?lea adikmu?"tanya dion di sebrang sana,dia merasa panik,khawatir,namun dia juga kaget saat mendengar seorang ayah rela menjual anak nya kepada orang lain.
Sementara lia masih terisak ,tergugu di sana,dia bingung harus minta pertolongan kepada siapa,karena memang lia tidak punya teman dekat. Semua rekan kerja nya menjauh karena tahu latar belakang lia,sebagai anak seorang pemabuk dan penjudi.
Lia menelan ludah nya dengan susah payah,kerongkongan nya terasa kering,"lea adik ku...dia di bawa seseorang,dia di jual oleh ayah kami."ucap nya terbata bata.
"apa maksud mu?ayah kalian menjual lea?lea adikmu?"tanya dion di sebrang sana,dia merasa panik,khawatir,namun dia juga kaget saat mendengar seorang ayah rela menjual anak nya kepada orang lain.
Sementara lia masih terisak ,tergugu di sana,dia bingung harus minta pertolongan kepada siapa,karena memang lia tidak punya teman dekat. Semua rekan kerja nya menjauh karena tahu latar belakang lia,sebagai anak seorang pemabuk dan penjudi.
Sementara itu di perumahan yang mewah,lea terbangun di atas ranjang yang empuk,bahkan selimut nya pun memakai benang sutra.
lea mengeliat,dia menyandarkan pandangan ke segala arah,beberapa detik kemudian matanya terbelalak,dia baru mengingat kejadian semalam.
Dengan spontan lea langsung berdiri,dia berlari ke arah balkon,betapa kaget nya ternyata dia berada di perumahan berlantai tiga,dan dirinya ada di lantai tiga.
"mati aku...."lirih nya pelan dengan tangan yang gemetar dan tatapan memandang ke arah bawah,dia mendongakan kepalanya berbalik arah,menyandar kepada tiang balkon,tubuh nya merosot,dia meringkuk memeluk kedua lutut nya.
Sekarang dia hanya memikirkan nasib kakak nya,"kak lia...bagaimana keadaan nya sekarang?"lirih nya pelan ,di sertai dengan air mata yang sudah jatuh membasahi pipi nya.