Rebirth Of Queen

Saat di jalan Aurelie merasa haus, ia lupa minum sebelum pulang dari tempat latihan tadi. Dia mencari mineral yang biasanya wajib tersedia di dalam mobilnya, namun nihil.

"Hais, lupa belum stok minuman di mobil. Mana haus lagi, ke minimarket aja deh" ucap Aurelie.

Ia kemudian memarkirkan Mobilnya di depan minimarket. Aurelie memarkirkan Mobilnya di samping sedan mewah yang juga terparkir di sana.

Aurelie langsung bergegas keluar dan masuk ke dalam minimarket dan mengambil keranjang lalu menuju ke stand minuman.

Ia langsung mengambil beberapa minuman, hanya dua jenis, yaitu air mineral dan juga minuman teh susu kesukaannya.

"Aurelie? Gadis itu, dia di sini?" ucap seseorang di dalam mobil, yang terparkir di samping mobil Aurelie berada.

Terlihat sudut bibirnya sedikit melengkung tanpa di sadarinya, ia terus menatap Aurelie dari kejauhan.

Deg! Deg! Deg!

Ia memegang dadanya, Jantungnya berdetak begitu kencang saat ia melihat wajah Aurelie dari jauh. Ingin rasanya mendengar suara Aurelie lagi, yang hampir tiap saat terngiang di telinga dan pikirannya.

Pria itu tak lain adalah Sean, ia tengah menunggu William yang tengah membeli camilan untuk ia bawa pulang ke rumah, dan juga kopi agar tidak mengantuk saat menyetir.

Karena mereka berdua baru pulang dari kota sebelah, untuk meninjau pembangunan objek wisata baru.

Yang tak lain adalah proyek kerja sama dengan Perusahaan Q.A Group, yang mulai melebarkan bisnisnya di bidang pariwisata. Jadi rasa kantuk menyerang Wiliam, setelah beberapa jam menyetir.

"Dia bukan gadis sederhana ternyata" monolog Sean saat ia keluar dari mobil dan menyender di samping mobil miliknya. Dia melihat mobil milik Aurelie, yang ternyata satu tipe dengan mobil miliknya.

"Jadi dia pembeli misterius itu?" Gumam Sean

...

Aurelie tengah membayar pesanannya, William yang di sampingnya terkejut saat melihat Aurelie.

"N-nona Aurelie" gumam William terkejut

Pendengaran Aurelie sangat tajam, meskipun suara Wiliam sangat pelan saat bergumam. Namun ia masih mendengarnya dengan jelas, dan ia menoleh ke sumber suara.

Setelah melihat siapa yang berbicara, Aurelie mengabaikannya dan membayar barang yang sudah di hitung. Lalu setelahnya ia beranjak keluar.

Aurelie terkejut melihat Sean saat ini berdiri di samping mobilnya. Mata tajamnya yang kini bertemu netra jernih milik Aurelie.

"...."

Ingin sekali Sean menyapa gadis di depannya itu, namun entah mengapa lidahnya terasa kelu. Ia hanya menatap Aurelie yang berjalan semakin mendekatinya. Ah bukan, lebih tepatnya mendekati mobilnya sendiri.

Melihat Sean menatapnya, Aurelie cuek aja berjalan. Tanpa mengetahui saat ini jantung Sean berdetak sangat cepat.

Dalam hati Sean menunggu Aurelie menyapanya atau mengucapkan sesuatu, seperti wanita pada umumnya yang sangat berisik dan mencoba menempel padanya.

Berbeda dengan perasaan jijik saat di dekati perempuan yang mengejarnya, Sean justru sangat ingin Aurelie mendekat padanya.

Namun yang di pikiran Sean tidak mungkin terjadi. Aurelie masih diam dan mengabaikannya, hingga ia sudah sampai di depannya dan hendak membuka pintu mobilnya. Sean tidak tahan lagi untuk mengangkat suara.

"Nona Aurelie..." Suara yang Deep itu menyapanya.

Aurelie yang hendak masuk mobil tidak jadi dan berbalik menatap Sean. Sean membuang pandangannya, karena detak jantungnya sudah tidak bisa di kendalikan.

"Ya" balas Aurelie

Mendengar balasan singkat itu, Sean bingung sendiri. Dia diam dan menoleh ke Aurelie tanpa ada ketajaman sama sekali di matanya.

Aurelie mengangkat alisnya, laki-laki di depannya sama sekali hanya diam. Aurelie berbalik dan hendak masuk, namun tidak jadi karena sebuah suara yang dalam dan se*si itu.

"Maaf dan terimakasih" ucap Sean lagi saat melihat Aurelie berbalik.

"Hmm, lupakan saja" ucap Aurelie dengan datar, ia tahu apa yang di maksud maaf dan terimakasih oleh Sean.

Yang pastinya Aurelie tahu itu merujuk pada kejadian di restoran waktu itu.

Sean menatap pasrah saat Aurelie saat ini sudah masuk ke dalam mobilnya. Ia adalah pria kaku yang memiliki gengsi yang tinggi.

Terbiasa di kejar perempuan, namun saat ini menghadapi Aurelie yang dingin dan cuek padanya, membuatnya ketar ketir sendiri.

Pasalnya ia tidak memiliki pengalaman mendekati seorang gadis, jadi ia tidak tahu bagaimana caranya bisa mengobrol dengan Aurelie lebih lama.

Ia melihat mobil Aurelie sudah menjauh dan menghilang dari pandangannya, hatinya merasa kehilangan.

"Tuan muda, kenapa anda di luar?" tanya William dengan sengaja.

Tentu William tahu alasan tuan mudanya berada di luar, tidak seperti biasanya yang menunggu dirinya di dalam mobil. Pasti karena Aurelie, pikirannya.

"Pasti karena nona Aurelie. Sepertinya aku harus benar-benar melaporkan hal ini pada nyonya. Ah tapi waktu ku tersisa begitu banyak di kantor, hingga aku lupa untuk melaporkan hal ini pada nyonya" ucap William dalam hati.

"Aku hanya bosan. Kau sudah tidak mengantuk lagi?" ucap Sean

"Sudah cukup segar Tuan muda, apa kita lanjut pulang, sekarang?" ucap William.

"Hmm" ucap Sean yang langsung masuk ke dalam mobil.

"Kau sudah menyelidikinya lagi? Apa yang kau temukan?" tanya Sean

"Belum, datanya benar-benar tidak bisa di bobol sama sekali. saya pikir, nona Aurelie memiliki latar belakang yang kuat" ucap William cepat tanggap.

"Aku ingin bertanya sesuatu" ucap Sean

"Silahkan tuan muda" ucap Wiliam fokus menyetir.

"Aku memiliki teman, ia menanyakan sesuatu padaku yang tidak bisa aku jawab. Ia bilang jika akhir-akhir ini jantungnya selalu berdebar kencang saat mengingat seseorang. Apalagi saat bertemu muka, jantungnya tidak bisa di kendalikan. Ada perasaan ingin selalu dekat dan menyentuh orang itu, bahkan ia selalu terngiang ucapan orang itu. Menurutmu temanku itu kenapa?" tanya Sean

"Dasar gengsian, tidak mau banget dia mengakui kalau itu yang sedang ia rasakan saat ini. Malah ngeles, mengarang cerita jika itu adalah temannya. Teman yang mana? Tuan muda Reno dan Tuan muda Albert? Semuanya memiliki pengalaman cinta yang luas. Tidak mungkin mereka tidak tahu apa artinya ini" Gumam William dalam hati.

"Kemungkinan besar itu karena anda sedang jatuh cinta saat ini, tuan muda" ucap William

"Itu cerita temanku bukan aku" sanggah Sean cepat

"Ah, kalau begitu. Kemungkinan besar teman dari tuan muda, saat ini sedang jatuh cinta" ucap Wiliam dengan memutar matanya.

"Hmm" ucap Sean mengangguk.

Keheningan kembali melanda keduanya di dalam mobil. Pikiran Sean tertuju pada bayangan wajah dan suara magnetis yang di miliki Aurelie.

Sedangkan William fokus pada jalanan, agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan.

...

Aurelie saat ini sudah sampai di mansion Adhisti, ia langsung masuk begitu turun dari mobilnya. Di liatnya Daddy, Mommy dan juga kedua kakaknya, berada di ruang keluarga.

"El, dari mana kok baru pulang?" tanya Stella melihat anak bungsunya baru pulang.

"Malam Mom, Dad, kak... Elie abis ketemu teman tadi" ucap Aurelie

"Malam juga" ucap kompak semuanya menjawab Aurelie.

"Makan malam dulu, kamu pasti belum makan malam kan? Mommy panaskan lagi makannya untuk kamu" tanya Stella lagi.

"Hmm, tapi El mandi dulu ya mom" ucap Aurelie

"Ya, sana mandi dulu" ucap Stella.

Aurelie beranjak ke kamarnya. Tubuhnya sudah lengket dan ingin cepat-cepat berendam agar segar.

"Laki-laki arogan itu, tadi bilang maaf dan terimakasih? Hmm, Tidak seburuk yang aku bayangkan" Gumam Aurelie sambil mengangkat bahunya cuek dan beranjak masuk ke kamar mandi.

...