Anne tak pernah menyangka jika suaminya kembali berkhianat. Ia pikir permintaan maafnya lima bulan lalu tulus dari hati, akan tetapi semua hanya dusta belaka.
Anne sangat hancur ketika melihat suaminya berduaan di kamar hotel bersama sahabatnya — sahabat yang selama ini ia anggap sebagai adik ternyata tega menusuknya dari belakang.
Hatinya sangat hancur, Anne merasa percuma hidup di dunia hingga ia memutuskan mengakhiri hidupnya. Namun, disaat Anne akan mengakhiri hidupnya, tiba-tiba seorang lelaki datang dan mengagalkan semua.
"Lepaskan lelaki brengsek itu dan jadilah penyembuh pemuas hasratku, maka aku akan membantumu balas dendam."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emak Gemoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Pengajuan Perceraian
Hari demi hari pun berlalu begitu cepat, kini hasil Visum Anne sudah keluar dan hasilnya menunjukkan jika memang Anne mengalami kekerasan seksuall hingga juga beberapa pukulan di area perutnya.
Asloka yang mendengar semua hanya bisa menggeram marah, tapi itu tak berlangsung lama, karena Anne sudah berangsur-angsur pulih. Selama dua puluh hari ini, Asloka selalu merawat Anne dengan baik. Bahkan, Asloka sengaja menyewa seorang suster khusus hanya untuk menangani Anne sampai sembuh total.
"An, aku mau tanya sekali lagi dan kau harus menjawab dengan jujur, apa bisa?" tanya Asloka sambil menatap Anne lekat.
"Iya, silakan. Kalau pertanyaan gampang akan ku jawab langsung, tapi kalau sulit aku tidak bisa menjamin," balas Anne lembut, setelah itu kembali memasukkan nasi kedalam mulutnya.
"Selama dua puluh hari ini, kamu nyaman tidak tinggal disisiku?"
Anne pun langsung menatap bingung pada Asloka, kenapa juga harus pertanyaan seperti ini yang diajukan lelaki itu. Padahal, Anne mengira Asloka akan menanyakan tentang perceraiannya bersama Geo.
"Tentu saja nyaman. Ada apa ya, kok tanya seperti ini," jawabnya sangat hati-hati takut jika salah bicara.
"Nyaman saja atau nyaman banget, please aku butuh kepastian soalnya."
Anne semakin di buat bingung dengan tingkah laku Asloka. Kenapa makin kesini pertanyaan semakin aneh dan Anne semakin takut untuk menjawab. Tinggal bersama Asloka beberapa hari, membuatnya paham sifat-sifat lelaki di depannya ini.
Walaupun terlihat sangat dingin, garang, tapi hatinya sangat lembut dan mudah terluka akan ucapan-ucapan seseorang. Karena pernah saat itu Anne mendengar hinaan kecil dari beberapa orang, mengatakan jika Asloka bukanlah lelaki normal.
Ya, walaupun Anne sudah tau Asloka seorang Gay. Tapi, Anne merasa mereka tidak sepatu mencela Asloka, jika ujung-ujungnya juga memuji kehebatannya dalam dunia bisnis.
"Pertanyaan kok aneh ya, Pak? Tidak ada pertanyaan lain kah selain itu, aku rasa yang ini agak sulit dimengerti," ucap Anne.
Terdengar helaan nafas gusar dari Asloka yang membuat Anne merasa bersalah. Tak ada perkataan lagi dari bibir lelaki itu, hingga Anne memutuskan untuk menjawab saja, itung-itung menyenangkan hati Asloka kan tidak apa-apa.
"Aku nyaman banget kok, Pak Gay. Aku juga mau mengucapkan terima kasih, sudah mau merawat orang asing sepertiku," jawabnya, tapi ternyata tak membuat Asloka merasa senang.
Lelaki itu malah semakin terlihat sedih, Anne menjadi semakin bingung, bingung harus memperlakukan Asloka seperti apa dan mengucapkan terima kasih dengan apa.
"Sudahlah, lupakan saja. Oh ya, masalah rencanamu untuk bercerai apakah masih ingin dilanjutkan? Mumpung hasil visum sudah keluar, jika iya biar Aron yang mengurus semua," kata Asloka memilih mengalihkan pembicaraan.
Dari jawaban Anne, ia yakin jika wanita itu belum memiliki rasa padanya. Beda dengan dirinya, yang mulai mencintai Anne dan melupakan Icha. Baginya melupakan seorang pengkhianatan itu mudah, daripada harus berlarut-larut dalam kesedihan.
"Aku tetap pada pendirianku, kalau bisa secepatnya, aku sudah tidak ingin bersama orang seperti Geo," lirih Anne menunduk sedih.
"Baiklah, aku akan menyuruh Aron mengurus semua dengan cepat. Kau hanya tinggal menunggu, tidak perlu datang ke pengadilan. Karena aku yakin, jika suamimu akan datang dan menolak perceraian itu."
Anne mengangguk paham. Memang lebih baik seperti ini, Anne takut bertemu dengan Geo. Mengingat kegilaan lelaki itu beberapa hari lalu, membuatnya trauma mendalam.
***
Tepat pukul lima sore, Anne dipertemukan dengan seorang pengacara wanita bernama Asyila, dialah yang akan membantu Anne dalam proses perceraian. Setelah selesai menjelaskan semua, barulah Anne menandatangani surat gugatan perceraian itu.
"Apa Bu Anne tidak ingin menuntut kompensasi dan harta gono gini? Kalau menurut yang saya lihat, pak Geo bisa dijatuhi denda beberapa M sekaligus penjara beberapa tahun," kata Asyila berharap agar Anne mau memenjarakan suaminya.
"Tidak, aku hanya ingin bebas dari dia. Jangan semakin membuat keadaan sulit, jelas dia akan dendam padaku," ucap Anne tapi dapat penolakan dari Asloka.
"Mana bisa begitu, sama saja kau membiarkan penjahat berkeliaran di luar sana. Cukup kau yang jadi korbannya," ujar Asloka menolak permintaan Anne.
Mungkin masalah gono gini, ia setuju kalau Anne menolak, toh nantinya ia sendiri yang akan menafkahi Anne, tapi untuk memenjarakan Geo serta uang kompensasi itu perlu. Geo harus mendapat hukuman setimpal, kalau tidak lelaki brengsek itu akan semakin semena-mena.
"Pak Gay, please mengertilah sedikit perasaanku. Aku hanya ingin bebas dari dia tanpa ada dendam sedikitpun, kalau aku mengajukan hal seperti itu, yang ada Mas Geo semakin marah," ucapnya menatap serius Asloka. Disini murni, Anne hanya ingin ketenangan. Kalau bisa, Anne ingin kembali ke desa setelah bercerai.
'Kalau aku paksa yang ada semakin berontak ini anak, lebih baik aku main cantik saja. Anne tidak mau membalas, maka akulah yang akan membalas semua. Tinggal tunggu tanggal mainnya saja,' gumam Asloka memilih untuk diam dan menuruti semua permintaan Anne.
"Tapi, Bu. Apa gunanya visum kalau ujung-ujungnya Ibu tidak ingin pak Geo di penjara, saya yakin ibu akan baik-baik saja, apalagi sekarang bu Anne dalam perlindungan pak Asloka," sahut Asyila tapi sedetik kemudian ia melihat tatapan tajam dari Asloka.
Tatapan itu seolah-olah Asyila harus menuruti semua permintaan Anne. Jadi, ia hanya bisa terdiam tak berani melanjutkan perkataannya.
"Turuti semua permintaan Anne, urus semua secepatnya. Aku rasa kamu tau bagaimana cara main ku kan, Asyila?"
Asyila mendadak gelagapan. Jika sudah seperti ini, maka Asyila hanya bisa memakai cara diam-diam untuk memenjarakan Geo tanpa sepengetahuan Anne.
"I-iya, Tuan. Maaf jika saya terlalu banyak bicara," lirihnya langsung membereskan semua berkas-berkas dan segera pergi dari hadapan mereka.
Setelah kepergian Asyila, Anne bisa bernafas lega. Akhirnya ia bisa lolos dari jerat suaminya dengan mudah, dan Anne memiliki banyak hutan balas budi pada Asloka.
"Terima kasih," ucap Anne.
"Untuk apa?" tanya Asloka.
"Untuk semua. Kau selalu membantuku, entah itu dari rencana bunuh diri, sampai mengurus perceraianku. Sungguh, aku bingung harus membalas semua dengan apa," kata Anne sambil menunduk.
Anne terlalu gugup untuk menatap Asloka, ia lebih memilih mengalihkan pandangannya agar tidak terlalu jauh jatuh dalam pesona Asloka. Tapi, Anne langsung sedih, ketika mengingat Asloka seorang Gay.
"Kau tidak perlu bingung, Anne. Cukup tetap di sisiku dan menerima perjanjian kontrak pernikahan itu, maka semua aku anggap lunas," ujar Asloka terlihat sangat enteng, padahal dalam hatinya takut ditolak lagi.
Sedangkan Anne tertegun mendengar jawaban Asloka, ternyata tawaran dua puluh hari lalu masih berlaku. Ia masih berpikir keras, apakah Asloka lakukan ini hanya untuk menutupi hubungannya dengan dokter Angga.
"Kenapa kau memilihku? Apa ini semua ada hubungannya dengan dokter Angga, jika ia ini sangat keterlaluan, kau hanya ingin pernikahan kita terjadi hanya karena ingin menutupi hubunganmu dengan dokter Angga," jelas Anne tersenyum kecut.
"Tunggu, apa maksud dari perkataanmu itu? Menutupi hubunganku dengan Angga, memang hubungan apa yang kau maksud!" Asloka merasa geram mendengar jawaban Anne. Bisa-bisanya dia memiliki pemikiran seperti itu.
"Kalian kan ada hubungan, hubungan begini." Kedua tangan Anne memperagakan seperti orang berciuman.
Jelas, mata Asloka langsung terbelalak. Ternyata di otak Anne dia adalah seorang Gay sungguhan, padahal ia berkali-kali menyangkal pernyataan itu.
"Kau gila, ha? Sudah ku bilang aku normal, hanya saja batang pisangku mengalami mati suri selama beberapa tahun ini. Berkali-kali juga aku melakukan terapi agar benda ini bangun, tapi semua sia-sia." Asloka menjeda ceritanya sejenak.
"Namun, semua beruba saat aku melihatmu waktu itu. Batang pisangku tiba-tiba sadar dari koma saat memandangmu, sebab itu Angga mengeceknya sendiri, takut jika aku berbohong. Tapi, semua buyar ketika kau menuduh kami pasangan Gay," jelasnya tanpa terlewat sedikitpun.
Anne yang mendengar semua langsung menutup mulutnya, ia tak menyangka jika lelaki segagah Asloka mengambil impotenn. Sungguh sangat mengejutkan, tapi semua menjadi jelas ketika Asloka menjelaskan kenapa dia bisa seperti itu.
Kecelakaan beberapa tahun lalu lah yang membuatnya impotenn. Awalnya lelaki itu merasa sangat hancur, hingga sang kekasih tiba-tiba menghilang dan baru muncul beberapa minggu lalu dengan kabar pernikahannya.
Anne semakin merasa bersalah karena selama ini ia berburuk sangka pada Asloka. Andaikan saja ia bertanya, mungkin kesalahpahaman ini tidak akan pernah terjadi.
"Maaf, sungguh aku tidak bermaksud menuduhmu Gay." Anne sangat menyesal telah menjuluki Asloka sebagai pak Gay.
"Tidak masalah, semua orang pernah melakukan salah. Tapi, karena kau sudah tahu semua, untuk kedepannya panggil saja Laka, jangan pak Gay lagi. Malu tau," ujarnya sedikit merajuk. Anne pun tertawa, ia hanya mengangguk dan tak akan mengulangi kesalahannya lagi.
...🍃🍃🍃...
Rekomendasi cerita sangat bagus, ayo mampir di jamin seru nggak kalah dengan ini. Pokoknya jangan lupa mampir ya, ini aku kasih tau judulnya. LEGENDA SANG DEWI author Lidiawati06
sungguh mantap sekali ✌️🌹🌹
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘