“15 menit, lakukan semuanya untuk membuatmu hamil dalam kurun waktu itu! Saya tidak menerima waktu lebih dari itu” Suara dingin dari seorang pria berhasil membuat wanita yang tengah berdiri gugup dengan pakaian renda tipis itu mematung.
Bau alkohol yang sangat keras menyeruak di indra penciumannya. Tidak pernah Layla sangka hidupnya akan berakhir seperti ini.
Menikahi siri dengan suami orang hanya untuk menyewakan rahimnya karena pasangan ini tidak bisa memiliki keturunan.
Tapi, apa katanya tadi? 15 menit untuk melakukan semuanya? Bagaimana bisa?
Melihat tak ada sahutan sama sekali dari wanita ini membuat pria itu menghela napas panjang dan hendak berbalik pergi, namun Layla, wanita itu menahan tangan pria itu.
“P-pak Saka…saya akan berusaha melakukannya dalam waktu 15 menit, asalkan Pak Saka bisa memberikan saya 300 juta setelah ini,” ujar Layla dengan suara yang bergetar, bahkan matanya tak berani menatap mata tajam nan dingin milik pria berkuasa yang ada di depannya ini.
Adisaka Tahta Hirawan, mendengar namanya saja sudah membuat Layla tertohok. Bagaimana tidak? Pria ini adalah salah satu pebisnis paling sukses yang diberkati dengan wajah tampan bak malaikat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon serena fawke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 23
Layla berjalan sambil membawa menarik kopernya di lorong sebuah hotel mewah di pusat kota. Hotel ini begitu mewah hingga mengingatkannya dulu ayahnya sering mengajaknya liburan ketika ada waktu senggang dan kini semua itu tinggal kenangan.
”Eh....Pak Saka kenapa anda berhenti?” tanya Layla dengan wajah polosnya.
Saka melipat kedua lengannya di dadanya. ”Kamu lihat belokan lorong itu? Saya sudah sampai sana tapi kame tertinggal,” kesalnya.
Layla tersenyum kikuk dan langsung berjalan cepat mengekor di belakang Saka setelahnya. Layla akan menemani bosnya ini untuk dinas selama 7 hari yang dia saja bahkan belum tahu ada agenda apa sebenarnya Saka hanya mengatakan negosiasi untuk proyek baru.
Layla hanya mempercayainya saja mengingat Saka akan memberikannya bonys setelah ini yang bisa dia gunakan untuk membayar SPP Farrel yang tidak kecil itu, setidaknya dia bisa membayar hutangnya secara pelan pelan kepada Jena walau sahabatnya itu tidak menagihnya tetapi uang tetaplah uang.
”Masuk!” titah Saka singkat sebelum akhirnya Layla mengangguk dan hendak menutup pintunya tetapi tangan kekar Saka menahannya dan kepalanya menyembul dari balik pintu.
Layla menatapnya kebingungan. Hari sudah mulai gelap dan Saka mengatakan besok Layla baru mulai bekerja untuk menemani Saka dan membantunya menyiapkan urusannya lalu apa lagi yang harus dia lakukan sekarang?
”Apa ada yang bisa saya bantu lagi, Pak?” tanya Layla dengan wajah kebingungan.
Saka menatapnya dengan wajah datarnya lalu mendorong pintu itu hingga terbuka lebar lebar. ”Saya juga tidur di sini.” Saka berucap dengan seenaknya membuat Layla sontak membulatkan matanya ketika pria itu berjalan masuk menerobos.
Layla mengejarnya. ”T-tidur disini? Apa maksudnya?” Layla bertanya dengan nada menuntut dia sungguh tak habis pikir dengan tingkah Saka yang tidak ada habisnya ini.
Saka membalikkan tubuh tingginya. Melihat Layla yang kesal seakan harga dirinya benar benar terinjak injak. Apa seburuk itukah tidur dengannya? Bahkan semua wanita mengantre untuk bisa menggoda Saka karena tau Meira tidak bisa memberikan keturunan tapi kali ini Saka yang secara sukarela mau tidur bersama Layla tapi malah dia yang tidak mau.
Saka menghela napasnya pelan. ”Seluruh kamar hotel ini sudah penuh dan hanya tersisa satu ini saja, jangan banyak bicara saya tidak tertarik dengan wanita sepertimu!” sinis Saka semakin membuat Layla ber api api.
”Tunggu!” Layla menahan pergerakan tangan Saka yang hendak melepas jam tangan dan menanggalkan jasnya. ”Apa ini masuk akal? Hotel sebesar ini kamarnya penuh?” teriak Layla, dia sudah bisa mengontrol kemarahannya.
Dia sudah berusaha sabar saat Saka seenaknya mengajaknya dinas selama seminggu tanpa pemberitahuan awal dan sekarang apa lagi ini? Bagaimana bisa Layla tenang dan tidak merasa aneh sama sekali?
”Kau bisa tanya ke resepsionis jika tidak percaya pada saya.” Saka menjawab sangat santai seolah tidur satu kamar seperti ini sudah biasa dia lakukan dengan orang asing membuat Laya makin tak habis pikir lagi.
”Oke, hanya tersisa satu kamar di hotel inu, kenapa tidak mencari hotel lain saja?” tanya Layla sambil berkacak pinggang.
Saka menatapnya balik setelah berhasil melepas jam dan menruhnya diatas nakas. ”Saya hanya bisa tidur di hotel bintang 5,” jawabnya singkat.
”Bukankah ada banyak sekali hotel disini? Kenapa tidak mencari yang lain saja?”
”Hotel ini satu satunya hotel bintang 5 di kota ini.”
Layla benar benar dibuat frustasi. Ini benar benar tidak masuk akal. ”Kalau begitu Pak Saka saja yang tidur di sini saya akan mencari hotel lain di dekat sini,” ucap Layla hendak kembali mengambil kopernya membuat Saka benar benar tersulut emosinya.
”Apa kau sebencin itu dengan saya?”
Layla menghentikan langkahnya. Suara berat Saka membuatnya kebingungan. Apa hubungannya ini dengan rasa bencinya?
Layla membalikkan tubuhnya untuk menatap Saka namun apa yang dia lihat membuat seluruh tubuhnya mematung. ”PAK SAKA! APA YANG ANDA LAKUKAN!” pekiknya sambil membalikkan badannya lagi.
Saka sudah melepas kemejanya dan hanya memperlihatkan perutnya yang penuh dengan otot itu. Pipinya memerah tanpa ia sadari kenapa Saka terus mengujinya seperti ini? Bukankah dia membencinya?
”Saya bertanya, jangan membuat saya mengulang pertanyaannya dua kali,” suaranya berat. Dan Layla dapat mendengar suara langkah kakinya mendekat.
”Berhenti! Jangan bergerak.” Layla berucap berharap pria itu tidak mendekat. ”Apa yang anda mau sebenarnya Pak Saka? Katakan saja hotel penuh hanya trik saja apa yang sebenarnya anda inginkan dari saya?”
Napas Layla semakin memburu saat dia merasakan Saka sudah berhenti tepat di belakangnya dan menundukkan wajahnya hingga napasnya bisa ia rasakan di ceruk lehernya. ”Kamu mau saya jawab jujur atau tidak.”
Layla merutuki dirinya sendiri. Pertanyaan macam apa itu? Memangnya apa yang pria ini inginkan? ”J-jawab dengan jujur,” lirih Layla, terkadang dia benci dengan dirinya sendiri karena sangat cepat merasa terindimitadasi oleh Saka.
Layla hendak berjalan menjauh tapi Saka memegang pinggang rampingnya dan menariknya hingga tubuhnya membentur tubuh bagian depan milik pria itu. Layla benar benar sudah kehilangan akal sehatnya di momen ini.
Ini tidak benar.
”Saya ingin tidur denganmu.”
Deg!
Suara serak Saka membuat Layla mematung. Dia dapat merasakan tubuh hangat Saka dengan posisi ini. Walau dia ketakuta setengah mati tapi Layla berusaha melawan ini terkait harga dirinya apa pria ini pikir bisa melakukan itu seenaknya? Apa dia pikir Layla wanita murahan?
Layla membalikkan badannya dengan cepat dia tidak peduli dengan pemandanga menakjubkan Saka di depannya. Dia sudah cukup menerima penghinaan ini. ”Apa anda pikir bisa seenaknya tidur dengan sembarang wanita hanya karena anda punya uang? Saya bisa melaporkan ini sebagai kasus pelecehan!” gertak Layla walau hatinya seketika menciut ketika melihat mata elang Saka.
Namun sedetik kemudian pria itu malah terkekeh pelan. ”Kamu istri saya, Anabella, istri sah saya, apa kita pernah bercerai?” tanya Saka dengan suara rendahnya.
Layla menelan ludahnya susah payah. Lagi lagi Saka menggunakan ini untuk mengancamnya. ”A-apa ini sebenarnya yang anda inginkan? Tubuh saya? Saya pikir anda pria terhormat Pak Saka tapi sepertinya saya salah.”
”Saya tidak perlu menjadi pria terhomat untuk tidur dengan istri saya sendiri. Atau kau perlu uang? Saya bisa membayarmu banyak untuk tidur dengan saya selama 7 hari ini.”
Plak!
Layla meloloskan tamparannya pada wajah tampan Saka membuat pria itu mematung. Seumur hidupnya tidak ada yang berani macam macam dengannya tapa apa? Kali ini bahkan ada wanita yang berani menamparnya?
”Cari saja pelacur!” Layla membentak Saka kemudian langsung pergi dari ruangan itu secepat kilat. Saka menghiraukan tamparannya dan memilih mengejar Layla dengan cepat.
Namun wanita itu sudah hilang secepat kilat. Saka menelpon anak buahnya untuk meminta bantuan sementara dia mengejar Layla yang sudah hilang entah kemana.
”Ah sial!” Saka mengumpat frustasi saat dia sampai di lobi di lantai 1 dan melihat Layla berjalan cepat keluar hotel.
”Anabella!” Suara Saka membuat Layla semakin panik dan dia malah berlari cepat dan menyebrang jalan tanpa melihat lihat.
Hingga, sebuah mobil dengan laju cepat menghadang di tengah jalan. ”AKHH!”
”Anabel—
Brak!
Layla berteriak kencang ketika dirinya didorong oleh seseorang dan Saka terlentang dengan darah di kepalanya. ”SAKA!”