NovelToon NovelToon
Suami Pilihan Ayah

Suami Pilihan Ayah

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta setelah menikah / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Masrifah

zayn malik seorang mahasiswa di salah satu universitas ternama di kota bandung . lelaki yg kerap di panggil malik itu harus menikahi seorang gadis SMA yg masih suka main-main dan sulit di atur.
kalau bukan karena permintaan terakhir Sang ayah , gadis yg bernama zahartunnissa tidak akan menerima perjodohan dengan seorang lelaki yg tidak ia sukai.
akan kah keduanya sama-sama bertahan atas pernikahan ini?
gimana cerita selanjutnya? yuk baca kisah nya di novel ku ini ya, selamat membaca 🤗🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Masrifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 13

Mereka semua terkejut dengan kedatangan zaidan yang secara tiba-tiba, tidak ada satu pun teman SMA malik mengajak zaidan, karena mereka tahu bagaimana rusaknya hubungan malik dan zaidan karena maya.

Mahendra seketika menatap malik, melihat raut wajah malik yang menatap tajam zaidan. Mahendra pun menyikut andi yang duduk di samping nya, memberi kode dengan matanya agar andi melihat tatapan malik yang tidak ramah

Karena kedatangan zaidan.

" Lo tau dari mana kita mau ke gunung? " Tanya andi pada zaidan.

" Gue yang ngasih tau" Ucap perempuan yang datang ke warung bi ijah, membuat semua orang melebarkan matanya. Karena zaidan tidak hanya sendiri, tapi bersama maya.

Bagaimana mereka tidak terkejut, tatapan penuh kebencian malik terlihat jelas di wajahnya setelah kehadiran mereka.

" Boleh kan gue sama zaidan ikut? " Ucap maya.

Maya sengaja memberitahu zaidan Ia ingin berbicara bertiga bersama malik, berharap bisa diskusi dengan baik agar hubungan mereka bisa kembali seperti dulu.

Dari dulu sangat sulit untuk mereka duduk bersama bertiga menyelesaikan masalah ini, malik selalu menolak.

Mereka semua saling menatap, tidak ada yang berani membolehkan atau melarang zaidan dan maya. Semua keputusan ada pada malik.

Bi ijah saja yang tidak tahu apa-apa, ikut merasakan ketegangan di antara mereka semua. Seakan bi ijah tau ada yang ingin marah tapi di tahan.

"Kalau engga boleh, gue sama maya pulang aja" Ucap zaidan.

Suasana masih hening, mereka masih menunggu jawaban dari malik. Karena zaidan merasa mereka semua tidak suka dengan kehadiran nya, ia pun mengajak maya untuk pulang tapi ketika hendak pergi malik bersuara.

" Ikut aja kalau mau! "

Sontak zaidan dan maya saling menatap lalu tersenyum. Mereka sangat menunggu moment di mana bisa bertemu bertiga bersama malik.

Zaidan dan maya pun akhirnya Duduk bergabung bersama mereka.

"Tuh si maya boleh ikut, masa pacar gue engga boleh" Bisik andi pada mahendra.

" Ini mah beda, mau sidang di gunung, sidang putus cinta sama putus sahabat" Sahut mahendra seraya terkekeh pelan.

Setelah di rasa cukup berbincang dan juga sarapan di warung bi ijah, mereka semua pun kini mulai berangkat. Sebelum berangkat sudah pasti berpamitan dulu dan mencium punggung tangan bi ijah terlebih dahulu sambil meminta di doakan ,

Agar tujuan mereka selamat sampai akhir.

"Sok, sama bibi di do'ain, cing selamet, cing teu aya gangguan di jalanna.kadenya." (Semoga selamat, semoga tidak ada gangguan di jalan, Hati-hati ya)

" Iya bi assalamu'alaikum " Rata-rata itu jawaban mereka semua.

Mereka semua pergi ke stasiun bandung menggunakan kreta api.

Di dalam kereta mereka duduk sambil bercanda

Awalnya tempat duduk malik bersama agam , zaki, ali dan mahendra. Tapi mereka semua malah pindah tempat duduk dan meninggalkan malik sendirian.

Malik terus memegang ponselnya, ia khawatir zahra yang sendirian di rumah, tapi entah kenapa ada perasaan mengganjal di hatinya ketika ingin mengirim pesan pada gadis itu. Mungkin karena kejadian di bioskop masih membuat malik muak sebab zahra membela rival.

Malik menoleh ketika melihat zaidan dan bella tiba-tiba duduk bersamanya. Hal itu menjadi tontonan teman-teman yang lain, mereka saling berbisik dan menunggu tontonan yang menyenangkan di antara mereka bertiga. Sebab setelah perang dingin beberapa tahun lalu, baru sekarang mereka bisa duduk bertiga.

"Lik, ini udah lama banget, dari kelas tiga SMA loh, lik. Sekarang kita semua udah mau lulus kuliah" Ucap zaidan.

"Mau sampai kapan kita berantem? "

Malik tidak menjawab selain melempar tatapan keluar jendela.

"Iya, lik. Gue mau kita sama-sama kaya dulu lagi, gue sama zaidan mengaku salah."sambung nya.

Malik akhirnya menatap mereja bertiga setelah berusaha meredam akhirnya.

" Lo berdua selalu ngaku salah dan salah! Bukan berarti merasa bersalah bisa balikin sesuatu yang lo ancurin! "

"Kenapa jadi tegang kaya gini ya? " Bisik agam pada dion.

"Sssttt... Diem lo, nanti si malik makin marah! "Sahut dion

" Gue tau lik. Gue harus lakuin apa biar lo maafin gue? Apapun itu, akan gu lakuin asal lo maafin gue! " sahut zaidan.

"Menjauh dari gue! Jangan ganggu gue lagi! " Hardik malik.

"Lik"

"Malik".

Ucapan zaidan bersama maya bersamaan.

Mahendra tiba-tiba menghampiri mereka bertiga setelah di rasa wajah malik sudah sangat marah dan malah terjadi pertengkaran.

" Udah-udah, nanti lagi bahas kaya gitunya. Ini kita mau senang-senang ke gunung" Ucap mahendra sambil duduk di samping malik.

"Nah, betul tuh. Tolong siapapun jangan ancurin moment ini" Sindir ali kepada zaidan dan maya. Ali yakin seandainya tidak ada mereka pasti mood malik tidak akan sehancur ini.

Zaidan dan maya pun akhirnya terdiam. Bukan hanya di musuhi oleh malik, semenjak kejadian itu zaidan menjadi tidak akrab dengan teman SMA yang lainnya. Mereka menjauhi zaidan.

Akhirnya zaidan dan maya tidak bersuara lagi dan mahendra tetap duduk di samping malik berjaga-jaga agar mereka tidak bertengkar

* **

Saat mereka hendak sampai , agam yang duduk di belakang terlihat panik selepas melihat ponselnya, ia berdiri dan berseru.

"Oy, bandung gempa! " Teriaknya

Semua orang terkejut menoleh ke belakang.

" Jangan bercanda gam! " Seru ali yang langsung mengingat keluarga nya.

Semua orang langsung menghubungi keluarganya masing-masing.

Hal pertama yang malik ingat bukan kedua orang tuanya, Melainkan zahra. Gadis itu di rumah sendirian. Ia segera menghubungi zahra tapi ponselnya tiba-tiba tidak aktif, lelaki itu seketika panik dan gelisah. Ia mencoba menghubungi zahra berkali-kali tapi ponselnya masih tidak aktif.

Tak lama kemudian, elsa menghubungi malik, masalahnya elsa tidak tahu jika malik hendak pergi ke gunung dan meninggal kan zahra sendirian di rumah. Lelaki itu pergi ke belakang untuk mengangkat telepon dari mertuanya, takut salah satu dari temannya mendengar obrolan dirinya dan elsa soal zahra.

" Assalamu'alaikum ibu"

"Waalaikumsalam , malik. Malik kerasa engga, ada gempa ya? malik sama zahra enga apa-apa kan? "

" Gempanya besar engga bu? " Tanya malik membuat elsa mengerutkan dahi, sama-sama di bandung, tidak mungkin malik tidak merasakan gempa tersebut.

" Loh, gempanya engga kerasa sampe situ ya? "

Malik bergeming sejenak, mengusap wajahnya kasar, mungkin karena marah sama zahra ia lupa tidak izin pergi ke orang tua dan mertuanya.

"M-malik... Malik lagi di jalan, bu. Malik mau ke gunung, bentar lagi sampai"

Mata Elsa melebar seketika, itu artinya putri semata wayangnya sendirian di rumah.

"Malik... " Teriak Elsa tak percaya.

" Kamu ninggalin zahra sendirian di rumah? ! "

" Bu, malik minta maaf, tapi ibu dia ada di rumah rumah, tolong cek keadaan zahra, HP zahra engga aktif soalnya"malik terlihat panik, begitu pula dengan elsa yang langsung mematikan panggilan telponnya dan segera pergi ke rumah malik.

"Gempanya lumayan gede, enam koma dua skala richter" Ucap rizki membuat keadaan semakin memburuk, mereka menangis tertunduk, sebagian tidak bisa di hubungi keluarganya dan sebagian mendapatkan informasi bahwa rumah mereka rusak dan beberapa anggota keluarga di larikan ke rumah sakit.

Ali salah satunya, yang mendapat kabar dari kakaknya bahwa sang ayah terkena reruntuhan rumah. Ia menangis tersedu-sedu di tenangkan oleh zaky.

Malik melihat ke sekeliling, wajah-wajah sedih mereka membuatnya merasa bersalah, andai saja ia tidak menyetujui keberangkatan ini, mungkin mereka masih di bandung, walaupun merasakan adanya gempa setidaknya mereka bersama keluarga dan dirinya juga bersama zahra.

Wajah mereka yang tadinya sangat bahagia akan melihat indah nya gunung berubah dalam sekejap mendengar kabar tersebut.

1
Diana
Menghidupkan imajinasi
Sagara Sanosuke
Sekali baca, rasanya nggak cukup! Update dong, thor! 👀
Siti Masrifah: nanti malam ya kak setiap jam 8 , makasih udah mampir 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!